bab 1
Ini cerita reques dari retvianputri
Ma'af yaa... Baru bisa buatnya sekarang.... Hehe
Di cap pertama yunjaenya belum keluar ya say... Di tunggu cap selanjutnya aja...
So happy reading...
*
*
" apa yang sedang kau lakukan, sayang? "
Suara bariton itu membuat seorang gadis berambut pirang yang tengah sibuk menjahit mendongak.
" menjahit baju untukmu "
Gadis dengan rambut di kepang satu itu tersenyum. Ia mendongak dengan tangan memperlihatkan sebuah kimono berwarna biru dongker ke arah pria itu.
" ya tuhan, lihat apa yang kau lakukan.... Jarimu terluka "
Pria itu langsung berlari mendekat, dan duduk bersimpuh di samping gadis itu. Dengan wajah khawatir, tangan besar itu meraih tangan tan lentik yang tidak memegang jarum.
Jari-jari lentik itu tertutupi oleh beberapa plester. Gadis itu hanya tersenyum dan balas menggenggam tangan putih pria itu. Uh... Dia senang sekali akan kekhawatiran yang ditunjukkan oleh pria di depannya itu.
" aku belajar menjahit sejak seminggu yang lalu, dan lihat - "
Tangannya meraih kimono pria yang ada di pangkuannya, memperlihatkannya kedepan pria itu.
" - aku berhasil.... Lihat, bagus tidak "
Sang pria tersentuh, ia tersenyum dan meraih kimono itu ke atas meja.
" ini bagus.... Tapi akan lebih bagus jika tangan lentik ini tidak terluka "
" namanya juga pemula "
" iya aku mengeri, tapi aku tak ingin kau terluka sayang "
Chup
Ciuman hangat mendarat di jari-jari sang gadis yang tertutup plester. Sang pria memberi pengertian pada gadis keras kepalanya itu.
" tapi aku ingin bisa menjahit... Kau tau sendiri alasannya "
Pria itu tergelak, tangan kekarnya meraih tubuh gadis pirang itu ke atas pangkuannya. Lengannya merengkuh pinggang ramping sang gadis, dan bibirnya melayangkan butterflay kiss di bibir mungil itu. Ha'ah... Dia sungguh gemas dengan wajah cemberut gadis kesayangannya itu.
Eh tunggu..... Gadisnya kan bukan gadis lagi#hahaha
" itu karena kau yang terlalu liar di atas ranjang lov "
Gadis itu mendengus, ia mengalungkan lengannya di leher sang pria.
" oh.... Lalu siapa yang memulai, huh? "
" jangan salahkan aku, jika kau yang sedari awal menggodaku dengan tubuh indah ini "
Pria itu merunduk menciun pundak mutus gadisnya dan menarik tali spageti dress yang digunakan gadis itu kebawah, hingga memperlihatkan sebagian dada sintal itu.
" uhh... Kau mulai lagi "
" aku benar-benar tak tahan sayang "
Streett
" kau merasakannya ?"
Lengan pria itu meraih pinggang ramping itu mendekat, hingga sang gadis bisa merasakan sesuatu yang mulai mengeras dibawah.
" tapi jangan tinggalkan jejak di leher, karena nanti aku akan menggelung rambutku "
Sang pria menyeringai dan beranjak berdiri dengan sang gadis yang ada di dalam gendongannya.
" kita lihat saja nanti "
" dan matikan ponselmu.... Aku tak ingin ada gangguan jika kita sedang berdua "
" as your wish baby,,,,, jadi bisa kita mulai "
" apapun untukmu tampan "
Kerlingan mata dilayangkan sang gadis untuk menggoda pria itu. Terbukti dengan sang pria yang langsung bergegas masuk kedalam Salah satu pintu kamar di apartemen mewah itu. Meninggalkan kimono pria, yang dijahit sang gadis di ruang tamu.
*
*
Gadis itu menggeram kesal, saat ini dia tengah berdiri tepat di depan meja rias dengan hanya melilitkan handuk di dada hingga paha atas.
Setelah menyelesaikan kegiatan panas mereka yang berlangsung 2 jam itu, mereka langsung mandi. Karena mereka akan pergi ke perayaan musim panas. Tapi sepertinya sang kekasih tak mendengarkan apa yang dikatakannya tadi.
Lihat saja pundak dan lehernya penuh bercak merah, bahkan ada yang keunguan.
Chup
" kenapa sayang ?"
Pria bersurai gelap itu melingkarkan lengannya di pinggang berbalut handuk itu. Bibirnya terus mengecupi bahu terbuka milik sang gadis.
" ini semua ulahmu "
Gadis itu menyikut perut yang tak tertutupi apapun, karena sang empu hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Sang priapun melepas rengkuhannya.
" Indah bukan ?! "
Pria itu tertawa dengan sebelah tangan mengelus perut berototnya yang sakit karena sikutan sayang sang kekasih. Ia memandang wajah garang kekasihnya, yang malah terlihat manis baginya itu geli.
Ah.... Sepertinya rubah nakalnya kembali. Dia lebih suka jika mode Kitsune itu keluar saat mereka bergumul diatas ranjang, karena dia suka sifat liar rubahnya.
" kau bisa menutupinya sayang, dengan make up atau rambutmu mungkin "
Gadis itu berdecak dan berbalik menuju pintu putih di samping pintu kamar mandi.
" sayang~ "
Ok... Dia yang salah, dan dia akan minta ma'af. Kakinya melangkah mengikuti sang gadis. Ah... Ternyata yang di masuki sang gadis adalah ruangan yang berfungsi sebagai lemari pakaian.
Di ruangan itu banyak sekali baju pria dan wanita. Dari jas dan dress formal maupun non formal, hingga baju santai, sepatu, jam tangan hingga perhiasan, semua ada disana.
Pria itu kemudian meraih pinggang ramping sang gadis yang tengah memilih pakaian, kedalam rengkuhannya.
" ok.... Aku minta ma'af sayang "
Tak ada jawaban. Ia menunduk melihat wajah tertekuk sang kekasih. Ternyata kekasihnya masih nggondok padanya.
" bagaimana jika untuk permintaan ma'af, aku akan mengabulkan apapun yang kau mau ?! "
Gadis itu mendongak.
" apapun ?"
" hn, apapun "
Tawa renyah keluar dari bibir mungil gadis bersurai pirang itu.
" aku ingin liburan "
" kemana ?"
" Paris "
" bulan lalu kau sudah kesana sayang "
Pria itu menggigit gemas hidung mbangir gadis pirang itu.
" dan itu tanpamu.... Kau sibuk sendiri "
Gadis pirang itu merengut kesal. Sang pria hanya bisa menghela nafas berat, ia kembali meraih tubuh itu kepelukannya.
Dalam hati ia meringis. Dia ingat sebulan yang lalu pernah berjanji, mereka akan liburan ke Paris untuk merayakan ulang tahun sang gadis.
Hari itu saat mereka akan terbang ke Paris, sang ibu menelfonnya untuk menginap di rumah utama.
Ia bertekat kali ini tak akan ada yang mengganggu mereka. Ia tak mau lagi sang kekasih marah padanya. Sang kekasih itu jarang sekali marah, dia hanya akan diam dan akan menganggapnya kasap mata walau akan selalu mengurus apapun yang ia butuhkan.
Ia lebih memilih kekasihnya itu meledakkan amarahnya kepadanya, dari pada diam dan bersikap dingin padanya.
Setelah ia mengatakan ma'af karena tak bisa ikut, kekasihnya itu hanya diam dan menatapnya datar dan tanpa kata menarik kopernya ke arah keberangkatan tanpa menoleh lagi padanya. Lalu hari-hari yang memuakkan-pun ia alami.
Selama ada di kediaman utama, pikirannya tak bisa tenang. Bagaimana dengan kekasihnya? Apakah dia baik-baik saja? Semua pertanyaan itu berputar di kepalanya. Hingga ia menyuruh Jugo a.k.a tangan kanannya mengawasi sang pujaan hati yang ada di Paris sendirian.
Bahkan keluarganya pun heran, dengan tingkahnya yang terlihat gelisah dan khawatir entah karena apa.
" ma'afkan aku sayang... Kali ini aku janji, kita akan pergi ke sana "
" ku pegang janjimu "
Mereka kembali berpelukan, menyalurkan rasa hangat kepada tubuh masing-masing.
*
*
Di sebuah mansion besar terdapat seorang gadis yang tengah berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Gadis itu kembali menatap jam tangan yang melingkar di tangannya. Sudah pukul 2 dini hari, tapi suaminya tak kunjung pulang.
" istirahatlah Sakura, ini sudah malam. Biar ibu yang menunggunya "
Gadis bersurai merah muda sebahu itu menoleh ke belakang, dimana sang ibu mertua tengah duduk dengan ayah mertuanya.
" tidak ibu, lebih baik ibu saja yang tidur... Kasihan ayah, bukankah besok ayah harus bekerja "
Sang ibu mertua menghela nafas dan beranjak menggandeng tangan sang suami yang nyawanya hampir melayang.
" jika dia sudah pulang, suruh dia menemuiku setelah sarapan "
" baik ayah "
Gadis itu kembali mondar-mandir. Sejak sabtu pagi suaminya itu tak pulang, hingga seharang hari sudah berganti seninsuaminya itu tak ada kabar.
Sang suami memang sudah tak sekantor dengan ayah mertuanya lagi, karena suaminya itu sudah memiliki perusahaan sendiri. Dan perusahaan itu bahkan lebih maju hari perusahaan inti.
" sebenarka kau ada dimana Sasuke "
*
*
*
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Di tunggu like, konent dan kritiknya ya...
Bay... Bay... Bow
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro