Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

vier || 04

Ternyata...memang selama ini aku terlalu berharap ya, (name)

🥀

"Halo (Name)? Bisa bertemu sekarang?" Tanya pemuda hiu dengan ponsel tertempel di telinga kanannya. Sudah sekitar tiga minggu semenjak dirinya dan (name) bertemu pada malam itu. Semuanya menjadi seperti yang Rin inginkan, kembali dekat dengan gadis pujaannya itu. Tapi satu hal yang belum Rin lakukan. Apalagi?

Menyatakan perasaannya pada (name).

Rin tau, ia begitu pengecut. Harusnya sebagai lelaki ia bisa hanya untuk sekedar "menembak" (name), dan menjadikannya kekasih. Tapi, entahlah, Rin merasa belum yakin. Mungkin nanti.

"Sekarang? Dimana?"

"Kafe dekat kantormu, aku ingin makan siang denganmu"

"Hmm, baiklah, tunggu aku sepuluh menit" kata (name) sebelum memutus sambungan telepon.

Iris merah Rin menyapu jalanan lewat jendela besar kafe. Sembari menunggu (name), ia memutuskan untuk memesan makanan ringan sekedar untuk pembuka. Diesapnya ice americano yang masih utuh.

Sudah tiga minggu. Dan ini bukan kali pertama Rin mengajak (name) untuk sekedar keluar atau makan berdua. Segala cara pun sudah Rin lakukan agar membuat sang wanita peka terhadapnya.

Mengajaknya merayakan ulang tahun ibunya bersama, bermain di taman bermain berdua, makan malam romantis di kapal, menjemput (name) pulang kerja, membantunya beres beres apartemen, memasak bersama, dan masih banyak lagi. Mungkin setelah ini akan terbit buku 1001 cara PDKT by Matsuoka Rin?

Tapi memang pada dasarnya (name) ini kurang peka atau...dia memang tidak menyukai Rin dari awal?!

Memang apa yang kurang darinya? Wajahnya kurang tampan? Perhatiannya untuk (name) kurang? Terlalu agresif? Atau karna giginya? Jujur giginya memang agak antimainstream sih...tapi jika hanya karna gigi tidak mungkin ibu Rin bisa menikah dengan mendiang ayahnya yang juga sama-sama memiliki-

"Rin? Ooooi, kenapa melamun? Kau sakit?" Sentuhan telapak tangan (name) di jidat Rin sukses membuat semburat merah muncul di pipi pria 20 tahun itu. Astaga! Kenapa wanita ini dengan mudah bisa membuat jantung Rin berdetak tidak karuan sih?

(Name) yang kebingunan melihat temannya membeku dengan wajah memerah buru-buru menarik lengan kekar Rin, "Rin, wajahmu memerah! Sepertinya kau demam! Ayo kita kerumah sakit!"

Mungkin jika ada nominasi wanita paling tidak peka, Rin pasti akan langsung memilih (name). Hm bahkan semua lelaki mungkin akan memilihnya.

"(Name)?! A -aku tidak sakit! Kapan kau sampai?" Rin melepaskan genggaman tangan (name). Tidak baik jika ia terlalu lama melakukan kontak fisik. Iya, tidak baik untuk jantungnya. "Baru saja. Lagian kenapa kau melamun begitu? Memikirkan seseorang?" (Name) memposisikan duduk di bangku depan Rin.

"Iya aku sedang memikirkanmu"


"B-bercanda!!! Tidak mungkin aku memikirkan mu, baaaka...!"


Hooo, nampaknya Rin sudah mulai agresif?

"Pft...kau ini suka bercanda ya, Rin" (name) tersenyum manis di akhir kalimatnya.

.....Rin sebaiknya kau menyerah.

Haaah, mau bagaimanapun kau tidak berubah ya, (name). Sampai kapan kau menggantungkan perasaanku seperti ini...?

"Maaa...lupakan saja. Hari ini seperti biasa kan? Spagetti carbonara, greentea latte, pudding, mau yang lain?"

"Sasuga Rin-sama! Kau mengingat menu favoritku ya, hehe"

Bahkan tanggal lahir dan nama orangtua mu aku juga hafal, (name). Dasar

Butuh waktu 20 menit hingga pesanan mereka siap. Biasanya Rin dan (name) akan mengisi 20 menit itu untuk mengobrol ringan. Tapi...apa hanya perasaan Rin saja, atau memang hari ini (name) terlihat sedikit berbeda? Bukan apa-apa, tapi hari ini (name) lebih memperhatikan smartphonenya dibanding dirinya. Huh, tidak mungkin kan Rin cemburu hanya karna sebuah ponsel?

Sepertinya dia sedang chat dengan seseorang...demo, dare? Koibito? Nai nai nai! Mana mungkin kan gadis sebodoh dan se tidak peka (name) punya pacar? Lagipula...yang harusnya jadi pacarnya kan aku! Hm, ore da!

"Rin? Doushite? Aaah, kenapa akhir akhir ini kau sering melamun? Awas kesurupan loh!" Tepukan pelan di pipi Rin berhasil membuat lamunan sulung Matsuoka itu buyar. "N-nandemo! Aku tidak sedang melamun, (name)!" sanggahnya.

Setelah itu hanya terdengar suara dentingan sendok garpu yang beradu dengan piring diantara mereka.

🥀

"Gochisosama desu! Puaahhh! Pudding hari ini pun enak! Ne, Rin-kun?"

"Mm, gochisosama" Rin meletakkan alat makannya, setelah itu dia ijin ke kasir untuk membayar makanan mereka. Walaupun (name) memaksa untuk membayar sendiri makanannya, tapi jika Rin sudah berkata tidak usah, maka tidak bisa dibantah.

Sekembalinya Rin dari kasir, (name) sudah bersiap untuk kembali ke kantornya, "Balik sekarang?" ajaknya. Rin mengangguk pelan seraya mengambil tas dan kunci mobilnya di meja.

Demo, matte. Lagi-lagi rasa ingin tahu Rin kembali muncul. Yah walau dia sudah bersusah payah agar tidak ingin tau...

Ma...sudah lah, tanyakan saja

"Ano, (name..."

"Hng?"

"Itu...aku hanya ingin bertanya sesuatu"

"Nani o?"

"Itu..."

Ayolah rin, kau hanya harus bertanya!

"A-apa kau benar benar tidak punya p-pacar?"

Aaaaaakh, mo! Terserahlaaah! Rasanya aku ingin mati T^T

"Pft, kenapa wajahmu memerah seperti itu!" (Name) tersenyum, "Aku kan sudah bilang, aku tidak punya, kau ini..."

Rin menghela napas lega. Untunglah, walaupun sulit setidaknya dia masih punya kesempatan untuk bersama (name) kan?

"Baiklah baiklah...ja, ayo pu-"



"(Name)-chan! Ternyata kau disini. Aku sudah mencarimu di seluruh kan-Rin? E? (Name)-chan kau kenal Rin?"

Eh?

"Heee?! Kalian sudah saling kenal? Maa, Rin adalah teman sd yang pernah kuceritakan waktu itu! Oboeteru? Ah, sou. Rin, perkenalkan, ini tunanganku, hehe"



Eh?

🥀

To be continued-
14 Agustus 2020






YAHHO💜
KAGET KAH? KAGET KAH?

Dou? Kepo kah siapa tunagan kalian KUSUKA BUAT KALIAN MENDERITA KARNA KEPO WKWKWK
//diseret gaku

Maa, sampai bertemu di last chapter~

Ciao:)♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro