du-a pu-luh {last}
Hari demi hari mulai berlalu. Yang tadinya lusa sekarang berubah menjadi hari ini. Ya, hari ini June dan Yeri akan berangkat ke Amerika.
Rose masih bergelayut dibalik selimutnya yang bergambar spongebob itu. Ia berusaha melawan rasa kantuknya berkali-kali namun gagal.
"Eungh.."
Rose akhirnya berhasil bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk cuci muka.
Saat ia menatap wajah muramnya di cermin, ia teringat sesuatu. Hari ini June akan pergi. Dan bodohnya, Rose lupa bahwa jadwal keberangkatan June adalah pagi tadi.
"Shit!" umpatnya saat mengetahui kalau ini sudah jam 10 dan ia takut tidak bisa bertemu dengan June untuk yang terakhir kalinya karena terlambat.
Ia dengan cepat keluar dari rumah dan berlari menuju ke bandara. Rose mendecak frustasi saat mengetahui pesawat yang seharusnya dinaiki oleh June ternyata sudah take off dua jam yang lalu.
Rose akhirnya kembali dengan perasaan campur aduk. Kali ini ia tidak kembali ke rumah melainkan ke pantai, tempat ia bersama dengan June yang terakhir kalinya.
Sesampainya disana, keadaan pantai benar-benar sepi. Tidak ada orang selain Rose disini. Rose melamun untuk beberapa saat, membayangkan hari kemarin saat ia dan June bersama-sama.
Rasanya baru kemarin ia melewatinya, tapi kenapa waktu berjalan begitu cepat?
Beberapa saat kemudian, Rose merasa ada tangan yang menutup matanya. Tubuhnya bergetar seketika saat ia merasa mengenali wangi tubuh ini.
Lalu tangan yang tadinya menutupinya itu menghilang dan Rose membalikkan badannya untuk melihat siapa yang melakukan itu padanya.
Tapi nihil, Rose tidak menemukan siapapun di belakangnya.
"Lo udah pergi, tapi wangi badan lo masih aja tetep ada disini. Jangan - jangan wanginya lo buat mode permanen ya, Jun?" tanya Rose pada June yang jelas - jelas tidak ada disana sekarang.
Rose lalu melirik ke arah bebatuan yang disusun rapi hingga membentuk tulisan "J U N R O S".
Rose tahu persis siapa yang membuat ini. Berbeda dengan pasangan lainnya, yang membuat tulisan melalui pasir, June membuatnya menjadi lebih sempurna dimata Rose.
"Gue sengaja pake batu ngukirnya. Soalnya biar gak ilang walau udah diterjang ombak. Paling juga pada pindah tempat tapi gak sampe ilang. Dan gue harap hubungan kita juga kaya gitu,"
Rose jadi tersenyum mengingat perkataan June kemarin - kemarin. Pikiran Rose kini memaksa Rose untuk pergi dari pantai ini karena kenangan di pantai ini akan melukainya, tapi hatinya menyuruhnya untuk tetap disini selama beberapa saat lagi.
Tapi, Rose harus mengikuti jalan pikirannya untuk kali ini karena ia tidak mau terluka.
Rose akhirnya pulang ke rumahnya dengan senyum getir. Ia merasa kelelahan saat ini karena itu ia memutuskan untuk tidur.
Tapi ada yang aneh saat ia membuka kamarnya. Kamarnya tiba-tiba menjadi gelap. Rose mendecak sebal. Bisa-bisanya dia lupa membuka tirai jendela sesudah bangun.
Rose berjalan mendekati jendela lalu membuka tirainya hingga sekarang suasana di kamarnya tidak gelap lagi. Lalu ia menatap ke arah luar rumahnya, ia jadi teringat saat ia dan Jaehyun bertemu dengan June di depan situ.
Saat ia ingin berbalik tiba-tiba....
"Surprise!"
Sosok itu ada disana. Sosok orang yang ia tangisi hari hari kemarin.
June. Kini. Berdiri. Di. Hadapannya. Sambil. Membawa. Kue. Ulang. Tahun.
June meletakkan kuenya di atas meja lalu memeluk Rose erat.
"Sorry udah bikin lo nangis. Gue bener-bener gak ada maksud buat nyakitin lo sama sekali," ucapnya di sela-sela pelukannya.
"Lo itu jahat Jun. Lo itu tega banget. Tapi kenapa gue bisa sayang sama orang kejam kaya lo?" tanya Rose tanpa menjawab ucapan June.
"Karna cinta itu buta, Ros. Dan soal gue sama Yeri pindah itu cuma bagian dari skenario semata." kata June menjelaskan.
"Termasuk masalah orang tuanya Kak Yeri?" tanya Rose. June menggerakkan kepalanya, Rose bisa merasakan kalau June saat ini sedang menggeleng. June lalu melepaskan pelukannya.
"Sebenernya, Yeri doang yang pindah. Awalnya emang bener gue diajak, tapi setelah itu gue tolak. Yeri ngajak gue udah lama sebelum lo tau kenyataan tentang Jaehyun."
"Pas lo tanya masalah pindah ke Amerika ke Yeri, wajahnya jadi bingung. Sebelumnya gue udah nolak ikut tapi kenapa lo bisa tanya pertanyaan kaya gitu dan lo tau? Perlu waktu yang banyak buat jelasin semuanya ke Yeri."
"HEHEHEHE Sorry Jun." ucap Rose sambil menunjukkan cengirannya.
Tidak lama kemudian, June mencium pipi kiri Rose.
"Jangan imut-imut nanti aku nafsu." ucap June setelah mencium pipi kiri Rose.
"IH, JUNE MESUM! UDAH JELEK, BERISIK, TUKANG BOONG, TERUS MESUM PULA?! KOK GUE BISA SUKA SAMA DIA SIH?!" teriak Rose. June hanya menyunggingkan senyumnya.
"Yang penting romantis." bisiknya di telinga Rose lalu mulai menggelitiki tubuh Rose. Rose mulai menggeliat karena geli.
Lalu June mulai memeluknya dari belakang. Mereka berdua mencoba menghentikan tawanya.
"Ros, itu di bibir lo ada ap--"
"Gak usah modus ya, Jun." potong Rose sambil menjauhkan kepala June dari hadapannya.
"Yahh padahal dikit lagi kena."
"Dasar sinting,"
"Sinting sinting gini lo juga sayang kan? Kurang keren apa gue? Yakan?"
"Apaan sih Jun? Iya iya gue sayang sama lo termasuk sikap lo yang bikin orang gerah pengen gigit."
"Gigit aja. Terus bikin anak bareng," ucap June santai dengan cengirannya.
"Tuh kan, mesumnya kumat. Belajar darimana sih lo? Bobby?"
"Bukan Bobby tapi HPnya Bobby."
"Yha itu sama aja June ogeb!"
END
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro