Natalia
Satu hal yang ingin dipertanyakan Natalia pada orang tuanya saat ini: "Apa arti Natalia bagi mereka berdua?"
Eksistensi Natalia serasa samar. Padahal raganya berada dekat dengan kedua orang tuanya. Namun apalah arti kebersamaan itu jika tidak ada lagi kehangatan yang Natalia rasakan di dalamnya.
Percakapan di antara mereka pun sungguh menambah luka di retakan hati Natalia. Keputusan egois kedua orang tuanya yang diambil tanpa mempertimbangkan pendapat Natalia. Namun sekarang, keduanya bertingkah seolah-olah jawaban Natalia adalah putusan hakim dalam sidang internal keluarga mereka.
"Tidak bisakah aku tinggal dengan kalian berdua?" tanya Natalia. "Apa aku tidak boleh memilih untuk tetap tinggal dengan Mama dan Papa?"
Sang mama hanya menunduk. Seolah kehabisan kata-kata. Begitu pula dengan sang papa.
"Kenapa Mama dan Papa hanya diam? Padahal tadi Mama dan Papa bersikeras menuntutku untuk memberikan jawaban," ucap Natalia.
Hanya getir yang terdengar dari nada suara Natalia. Namun tidak ada yang bisa diperbuat. Semua tidak akan mengubah apa pun. Hanya keputusan Natalia yang saat ini mama dan papanya ingin dengar. Namun Natalia tahu, tidak akan pernah adil baginya jika harus menjawab di antara dua opsi yang diberikan kedua orang tuanya.
"Jika harus memilih, aku ingin tinggal dengan kalian berdua, Ma, Pa. Apa tidak bis akita tetap hidup seperti ini? Kenapa Mama dan Papa tega menyuruhku memilih di antara kalian berdua. Kenapa kalian begitu egois?"
Semua kalimat protes akan Natalia layangkan, demi mengubah pemikiran kedua orang tuanya. Namun keheningan yang ada, juga ekspresi keras di wajah kedua orang tuanya, sudah cukup memberikan jawaban pada Natalia bahwa memang sudah tidak ada lagi yang bisa ia perbuat untuk mengubah jalan cerita.
Natalia tersedak ludahnya sendiri. Merasa miris dengan nasib yang tengah ia jalani. Sebegitu tidak berhargakah Natalia di mata kedua orang tuanya? Apakah eksistensi Natalia tidak ubahnya trofi yang diperebutkan satu sama lain?
Sebuah benda kebanggaan yang apabila dimiliki akan membuat si pemilik merasa menang? Apakah nilai seorang Natalia tidak lebih daripada itu? Apa memang pilihan yang harus Natalia ambil adalah di antara tinggal dengan mamanya atau tinggal dengan papanya?
"Kenapa aku harus ada kalau akhirnya kalian tidak berada di dekatku secara utuh? Kenapa aku dilahirkan jika pada akhirnya aku harus tinggal dengan salah satu di antara kalian?" pekik Natalia pada akhirnya.
"Lia, kami tidak bermaksud seperti itu," ucap Mama. Berusaha meraih Natalia yang sudah mengalirkan air mata.
Namun sebelum tangan sang mama meraih tubuh Natalia, gadis itu sudah melangkah mundur terlebih dahulu. Menatap kedua orang tuanya dari balik air mata. Terasa samar, tetapi di saat yang bersamaan juga tersadar bahwa semua ini adalah kenyataan.
"Kalian berdua yang memutuskan bersama. Kalian juga yang menginginkan kehadiranku di dunia ini. Namun sekarang, kalian juga yang membuatku menjadi seorang anak yang harus memilih salah satu di antara kedua orang tuanya. Apa Mama dan Papa tidak sadar betapa kejam dan egois hal tersebut?"
"Natalia! Dengarkan Papa dan Mama dulu!" bentak papa, tiba-tiba.
Sorot mata tajam itu belum pernah sama sekali Natalia lihat. Namun hari ini, sang papa malah menatap Natalia sedemikian rupa. Ditambah dengan tatapan tajam yang seolah kapan saja bisa menguliti Natalia hingga ke tulang.
***
Halo! Aku kembali lagi.
Sebentar lagi Pause sudah mau menuju episode akhir. Siapa nih yang ngikutin cerita ini?
Judulnya sih, flashfiction, tapi aku merasa kayak cerita bersambung. Hehe.
Jangan lupa like dan komen, ya. Itu sangat berarti banget buat aku.
Xoxo
Winda Zizty
30 September 2023
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro