Panas
"Thank you Jiro, you called me if Ichiro sick."ucap Rora ketika ia sudah berada di Rumah Yamada Bersaudara.
Jiro mengangguk,"Baiklah. Kalau begitu aku akan segera berangkat,"
Rora mengangguk,"Okay. Bye, Jiro. Have a nice day!" Jiro segera melangkahkan kaki nya keluar dari rumah.
Pagi tadi Jiro tiba-tiba mengabari Rora bahwa Ichiro sakit. Setelah mendengar itu, Rora cepat-cepat menuju kesana. Saburo yang sudah berangkat sekolah terlebih dahulu, sedangkan Jiro yang harus menunggu Rora tiba.
Ketika dua bersaudara itu telah berangkat sekolah, benar-benar rumah itu merasa sepi. Tanpa Babibu lagi, Rora beranjak pergi dari sana. Menuju kamar Ichiro tentunya.
"Ichiro?"
Rora masuk perlahan ke kamar Ichiro. Gadis itu juga melihat Ichiro yang masih tertidur di kasur nya.
Rora mendekatinya, ingin memastikan bahwa sebenarnya kekasih nya itu sakit seperti apa.
"Ichi--astaga! Kenapa panas sekali?"Rora sedikit terkejut ketika memegang dahi Ichiro. Panas.
Pemuda yang satu ini benar-benar sedang demam. Pikir Rora begitu.
Di pegang nya lagi kedua pipi nya--panas pun masih terasa. Entah apa yang membuat Ichiro bisa sakit begini.
Rora menghela nafas pelan, lalu ia segera menuju dapur untuk mengambil se-mangkuk berisikan air juga tidak lupa mengambil handuk kecil untuk mengompres nanti.
Setelah usai, Rora kembali lagi ke kamar Ichiro.
"Rora? B-bagaimana bisa kesini?"tanya nya ketika Rora masuk ke kamar milik-nya. Ichiro yang sudah bangun dari tidur nya, lalu ia memilih untuk duduk di tepian kasur.
Rora menghampiri nya, lalu berdiri di hadapannya sambil membawa barang yang ia bawa dari dapur,"Aku diberi tahu Jiro kalau kamu sakit, Ichiro."
"Jiro menelepon mu?" Rora mengangguk sebagai jawabannya.
"Kamu harus istirahat, Ichiro... Sebaiknya kamu harus kembali tidur. Sudah sarapan--kan?"tanya Rora lalu meletakkan mangkuk berisikan air itu disalah satu meja milik Ichiro.
"Tadi sudah, bersama Jiro dan Saburo. Tapi, hari ini aku haru--"perkataan Ichiro terpotong ketika Rora sudah meletakan jari telunjuk nya di depan mulut nya. Menyuruh Ichiro untuk diam.
"Kamu harus istirahat. Aku akan menemani mu hingga kamu benar-benar sembuh, Ichiro."
"Lalu, bagaimana dengan pekerjaan mu?"
"Itu masalah gampang, yang penting Ichiro harus istirahat,"kata Rora.
Pada akhirnya Ichiro menurut. Ia kembali merebahkan dirinya di kasur. Lalu, Rora yang sudah memegang handuk (dengan keadaan basah), meletakkan nya di atas dahi Ichiro.
"Kalau begitu, tidurlah Ichiro. Kau bisa beristirahat hari ini. Aku akan menemani mu,"ujar Rora pada Ichiro.
"Temani ya?"
"Iya, aku tidak akan kemana-mana."
"Bukan itu maksudku--temani aku disini ya?"
"Temani di rum--"sebelum Rora menyelesaikan perkataan-nya, Ichiro langsung menarik salah satu tangan Rora. Membawa nya untuk tidur di samping nya--walau memang kasur milik Ichiro berukuran single bed.
Lalu, memeluk Rora yang berada di sampingnya. Sekilas mencium Puncak kepala gadis tersebut.
"Bukan itu maksud ku, Bodoh. Temani aku tidur disini hingga bangun nanti,"
"Apa--"
"Jangan protes. Tenang, aku tidak akan ngapa-ngapain kok,"itulah yang dikatakan Ichiro sebelum ia pergi ke alam mimpi.
Rora yang berada di pelukan Ichiro (dengan keadaan tidur di kasur) terdiam.
'KALAU BEGINI BAGAIMANA AKU BISA TIDUR, SIALAN!'teriak Rora, dalam hati.
Akhirnya pun Rora hanya bisa pasrah.
•••
"Kami pulang,"ucap Saburo, Ren, dan Jiro ketika mereka masuk ke dalam rumah.
Mereka bertiga yang baru saja pulang sekolah bersama, dan Ren memutuskan untuk ikut bersama Jiro dan Saburo.
"Eh, kenapa sepi ya?"tanya Jiro.
Saburo hanya mengangkat pundaknya. Tidak tahu. Apalagi Ren, ia malah tidak tahu sama sekali.
Akhirnya, Jiro memutuskan untuk mengecek ke kamar Ichiro. Sedangkan, Saburo dan Ren menunggu di ruang televisi.
Ketika Jiro tiba di kamar Ichiro, tentu sudah membuka pintu kamar nya,"Nii-chan--"ia kembali diam. Tidak jadi memanggil.
Tentu saja, Jiro tidak jadi memanggil kakak nya yang sedang tidur begitu. Ditambah Rora yang berada di peluk-kannya.
Dengan perlahan, Jiro menutup pintu nya kembali.
"Oh, ternyata rumah sepi kare a itu. Oke,"batin Jiro dalam hati.
Akhirnya, Jiro kembali ke ruang televisi.
A/N: I NEED HOLIDEEEEEEEE
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro