Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 | The Tragedy

Hai hai... Yaampon aku udah lama gak nongol ke permukaan😭 kelamaan nyelem di laut jadi agak kikuk buat jalan lagi di daratan
Tapi yaa, yaudahlahya, sekarang aku mulai lagi sama cerita marriage life,
Awalnya cerita ini bukan fanfic, lalu tiba-tiba aku kesandung, dan punya pikiran buat nambahin face claim idol. Maafkan saya🥹🙏🏻

Ini adalah fiksi, semua karakter face claim tidak ada hubungannya dengan karakter dalam kehidupan asli.
Cerita ini terdapat unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan.
~~~

"Kami akan tanggung jawab kok, tapi tenang dulu."

"Lo nenangin gue saat kakak gue sekarat begitu?! Lo gila ya?!" sergah seorang lelaki bersuara keras tak kalah keras dari toak posyandu.

Jevika–si kakak yang disebut lelaki tadi, jatuh terguling dari ketinggian tujuh belas meter di eskalator mall, pemicunya karena Kaivan refleks meraih earpods yang nyaris melompat dari tasnya. Jevika yang berdiri tepat di belakang Kaivan, otomatis kaget dan kehilangan keseimbangan.

Sesegera mungkin, seseorang menelepon ambulan kemudian Jevika dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Sudah lebih dari satu jam setelah kejadian, Jantung Kaivan masih berdegup cepat hingga rasanya nyaris meledak. Mengingat jelas delik peristiwa, kerumunan di lokasi, tatapan banyak orang, membuatnya pening seketika.

Ditambah kondisi Jevika, kabarnya dia tak sadarkan diri saat sampai di rumah sakit. Jelas semuanya berharap Jevika hanya pingsan, dan akan bangun lagi setelah dapat penanganan medis.

Namun tak dapat dipungkiri kalau ketakutan akan kehilangan nyawa terus menghantui pikiran semuanya. Karena, dilihat dari segi mana pun kondisi Jevika saat itu sangat mengkhawatirkan.

Memar di beberapa titik lengannya, serta sesak napas. Tidak banyak darah yang terlihat, hanya kecil di dahi. Namun rengekannya yang membuat orang-orang berspekulasi adanya luka dalam. Jevika terkulai lemas tanpa banyak gerak seperti ada rasa sakit luar biasa yang ia tahan.

Ah, soal Kaivan. Kalau dia orang biasa, bebannya hanya ada satu; tentang kelanjutan kondisi Jevika. Karena dia public figure, bebannya jadi bertambah satu, yaitu; komentar netizen yang ada di tempat kejadian beserta dokumentasi mereka.

Kaivan tergabung dalam grup musik ternama Indonesia, Vcity. Pada dasarnya setiap anggota Vcity memiliki persentase daya tarik tersendiri. Dan Kaivan selaku bassist, termasuk personel dengan penggemar kedua terbanyak setelah vokalisnya.

Paras tampan Kaivan menjadi pusat perhatian pertama yang orang lihat. Kulit putih, tinggi, hidung mancung dan bulu mata lentik adalah paket spesial melebihi martabak telur bebek emas.

Maka, banyaknya mata kamera yang menangkap kejadian, membuat Kaivan dan kru tidak bisa banyak gerak. Ia terpaksa meninggalkan band di acara festival di sebuah mall besar Jakarta.

Kini Kaivan bersama dua kru serta keluarga Jevika berkumpul cemas di depan instalasi gawat darurat.

"Apa yang kamu lakuin sampe anak saya jatuh begitu, hah?!" sergah ibu Jevika di tengah tangisnya dengan wajah memerah.

Perempuan kisaran empat puluh lima tahun itu histeris sejak kedatangannya. Berulang kali mempertanyakan, 'apa yang terjadi', 'bagaimana bisa terjadi,' dengan suara keras memekik telinga.

Ia pun tidak segan menarik kasar kaos bagian dada Kaivan dan menunjuk-nunjuk manajer Heru dengan makian.

Bagi Kaivan, ibu dan anak lelaki tadi sama mengerikannya. Ia hanya bisa diam menelan amarah keluarga korban.

Tunggu, dia bukan pelaku.

"Saya udah bilang, Bu, dia nggak nyentuh putri ibu secara sengaja, apalagi nyenggol. Para artis dan staf yang ada di tempat kejadian pun nggak berniat ngusir putri Ibu, karena memang putri Ibu terlihat nggak mencurigakan. Ini kecelakaan, Bu," jelas Heru hampir kehilangan kesabarannya.

Ibu-ibu yang satu ini memang menguji iman sekali. Sementara ayah Jevika tampak sangat tenang meski sesekali dahinya berkerut tanpa bisa diartikan maksudnya.

Kalau Kaivan perhatikan, sepertinya Jevika berasal dari keluarga kelas atas. Dilihat dari cara berpakaian ibunya, dengan blazer hijau muda dipadu dengan rok selutut, tampak formal seperti ibu pejabat yang menghadiri jamuan makan. Belum lagi anting mutiara, gelang emas di pergelangan tangan kanan dan smart watch keluaran Apple di tangan kiri. Ayahnya pun formal layaknya pekerja kantoran.

Hanya bapak itu yang mampu menangani kericuhan di area yang sangat umum dilarang membuat keributan.

"Tapi artismu itu merasa bersalah! Untuk apa begitu kalau nggak melakukan apa pun?! Saya gugat kalian kalau anak saya kenapa-napa!"

Pernyataan itu sontak membuat ayah Jevika kembali bereaksi dengan menarik lengan istrinya menjauh dari hadapan Heru. 

Namun Heru terlanjur geram dengan tuduhan tidak mendasar dari Ibu Ineke dan anak lelakinya. Padahal kru sudah bersedia membiayai pengobatan Jevika, tapi masih saja kurang.

"Karena anak laki-laki ibu mendesak Kai, terus-terusan nuduh di saat genting, jadi kami merasa harus bertanggung jawab pada dugaan nggak jelas di tengah keramaian tadi, kami menghindari prasangka buruk orang-orang di sana, Bu." Heru masih berusaha untuk tidak meninggikan suaranya.

"Lebih baik kalian kembali–"

"Mereka harus ganti rugi, Pa!" potong Ineke tajam.

"Nanti aja, tunggu penyataan dari Jevi, kepolisian, dan hasil dokter," putus Hendra Tamiwidjaya, ayah Jevika dengan tenang. Ia menatap kru dan Kaivan satu per satu, seolah membagikan ketenangannya.

Dengan pernyataan itu, Kaivan bisa sedikit bernapas lega. Lewat tatapan itu pula, ia berterima kasih masih ada satu yang waras di antara mereka.

***

Ceritaku masih renyah ya?🥹
Boleh bantu semangatin aku lewat apa pun yang kamu mau? Vote or komen atau tranfer 10M? Maap ngelunjak🙏🏻
Terima kacii suda mampir ke sini!
Lov ya a lot! Lanjut yuk

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro