Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Terlewati

Quest 6 : Buatlah tokoh utama menjadi khilaf. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

---

Saat tangan ikhwan di depannya terjulur, Arina masih terdiam dengan mulut terbuka sedikit.

Memalukan!

"Hai?" ucap Ramdhan menggerakkan tangan di depan wajah akhwat yang kini malah menatapnya dengan wajah yang menggemaskan?

Subhanallah, batin Ramdhan.

Menyadari tidak ada pergerakan dari Arina, maka Ramdhan memcoba meniup wajah Arina. Hingga perempuan itu berkedip, seolah baru saja keluar dari hipnotis seseorang.

"Iya, A'? Eh, iya, Ka?" ucapnya latah.

Ramdhan tertawa kecil, memperlihatkan gingsul manisnya.

"Ini punya kamu, tadi jatuh."

Arina menerima kain putih yang menurutnya bawahan mukena miliknya. Apa ini yang tadi jatuh?

"Ini," ucap Ramdhan sekali lagi.

Arina mengambilnya sambil tersenyum kecil dengan jantung yang sudah berdebar tidak karuan!

Ya, Tuhan. Tolong ia.

"Terima kasih, Ka," ucap Arina terbata dan tangan gemetar saat menerima bawahan mukenanya.

"Sama-sama."

Arina langsung berbalik dan lari terbirit-birit. Dalam kurun sejam, ia sudah dua kali berinteraksi dengan anggota paspampes!

Entah harus senang atau sedih, ia bingung. Senang karena konon katanya mereka itu jarang berbicara pada lawan jenis. Atau Arina saja yang sedang beruntung sebab bertemu dengan salah satu anggota tersebut di saat mood lelaki itu sedang baik?

"Astagfirullah, kok, aku malah kesenangan."

Sampai di masjid yang terletak di lantai dua bangunan besar itu, Arina sudah mendapatkan tatapan menjengkelkan dari teman-temannya terutama Zahira dan Farihah.

"Cie ... cie ... cie ...."

"Gimana rasanya bisa ngobrol sama anggota paspampes?"

"Deg-degan nggak?"

"Kalian ngomongin apa?"

Dan pertanyaan lain terus berdatangan tanpa henti, tentu saja dengan nada menggoda.

Santriwati yang masih di depan pintu masuk bagian akhwat merasa kesal dengan ejekan temannya, tetapi bibirnya tidak bisa diajak dengan mengembangkan senyum.

Ah! Ia malu sekali.

Saat mereka masih asyik mengejek dirinya, terdengar suara adzan merdu dari dalam masjid. Bibir mereka langsung terkatup rapat dan seketika keadaan dalam masjid menjadi hening.

Mendengarkan adzan dengan khidmat sembari mengikuti dan mengulangi ucapan muadzin.

“Apabila kalian mendengar panggilan adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin.” [HR Al Bukhari: 611 dan Muslim: 874].

Usai adzan maghrib selesai dikumandangkan, Arina membaca doa setelah adzan dalam hati. Lalu, berdiri dan mundur perlahan menuju kamar mandi yang terletak di bagian paling belakang masjid.

Wudhu.

Ya, ia belum sempat wudhu karena takut telat dan mendapat hukuman. Astagfirullah, ia sampai lupa melakukan adab-adab yang baru seminggu lalu disampaikan oleh Ammah Fani.

To be continue ....

370 kata.
Rin_Blueberry
wga_academy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro