Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Partners In Crime

"Serahkan uangmu dan hidupmu akan selamat!" ucapan yang sama, berulang kali pada korban yang berbeda. Mayoritas akan ketakutan dan memanggil polisi, minoritas akan menyerahkan uangnya ataupun menyerang. Membosankan, sejujurnya.

"Tidak, uang ini untuk biaya persalinan istriku kelak!" mimik wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan, mendekap selusin uang yang nilainya tidak bisa dibilang rendah. Jadi, jangan omong kosong, kau lebih sayang uangmu daripada istri dan anakmu? Jangan menngunakan alibi yang bodoh! Aku benar-benar membenci pria seperti itu!

"Kesempatan terakhir sebelum aku bertindak," aku tersenyum dan bergumam, "setidaknya aku tidak kejam seperti dia. Dia akan langsung membunuhmu, pak tua."

"Omong kosong!"

"Dor!"

Lihat, kan? Kalau 'dia' sudah bertindak, habislah dirimu. Bayi yang malang, kini kau sudah tidak bisa melihat ayah biologismu. Keserakahan merenngut nyawanya, secara tidak langsung sih.

"Berbasa-basi, eh?" 'dia' menyeringai, "seharusnya kau langsung membunuhnya kalau dia membangkang, sayang."

"Aku hanya suka kalau mendengarkan alasan bodoh mereka, Tetsuroo." Aku tersenyum kecil, kemudian menggenggam tangannya, memberi ajakan untuk keluar dari rumah pria itu. Oh, tak lupa dengan uang pria itu, tentunya. Jadi sia-sia kan kami meminta  kalau uangnya tidak diambil? Kusisakan beberapa, untuk persalinan istrinya. Begini-begini aku masih punya rasa manusiawi lho!

"Ngomong-ngomong, pria tadi serakah sekali!" aku memandang langit yang ditaburi bintang-bintang. "Uang persalinan masa' banyak begitu?"

"Haha, kau benar-benar teliti akan ucapan orang, sayang." Aku dapat mendengar suara Tetsuroo yang tertawa kecil, pipiku memanas. "Jangan menggodaku dengan pipimu itu, (Yn)~"

"Tetsuroo, kubunuh kau!"

Partners In Crime © Yuki
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Bungou Stray Dogs © Kafka Asagiri
Terinspirasi dari lagu 'Partner In Crime'
Kuroo Tetsuroo x Reader

Ati-ati Kuroonya OOC mblo ;-;
Dan maap seribu maap kalo husbu anda sekalian saya nistakan ;-; akan ada beberapa orang yang diambil dari anime sebelah. Diusahain 1000 words ya ;-; YukiBiasanyaBikinRatusanWordsDoang

Warning!
Typo(s), nggak sesuai EBI/EYD, AU! Dan banyak sekali kecacatan dalam buku ini!


"Disiarkan dari KuKiTV, seorang pria tewas dengan luka tembakan di jantungnya. Pria bernama Fyodor ini diduga dibunuh oleh duo black, buronan yang sedang dicari-cari. Bagi siapapun yang--"

"*suara TV dimatikan ;-;*"

"Untuk apa kau membaca berita seperti ini, (Yn)?" Tetsuroo tampak kesal dengan siaran yanh sedang kutonton ini.

"Entahlah, aku suka." Dengan datar aku menjawab. Tampak helaan nafas dari Tetsuroo, yang sejujurnya tidak ingin kudengar.

"Hey, kota ini sudah tidak aman lagi. Penjagaan akan diperketat mulai lusa. Akankah sebaiknya kita berangkat malam ini?" aku memberi usul, walau sebenarnya Tetsuroo paling anti dengan usulku sih.

"Benarkah?"

"Hm~"

"Tapi aku menyukai kota ini, bisakah kita berangkat besok malam? Kumohon..."

"Tapi, kalau tertangkap?!"

"Kita ini sudah pro lho."

Apa kubilang, Tetsuroo selalu punya cara tersendiri untuk mengelak! Hmph, aku malas berdebat dengannya!

"Malam ini indah, ya?" Tetsuroo tiba-tiba bergumam, "aku ingin malam ini terus begini, selamanya. Aku tidak ingin waktu berjalan, karena nanti aku akan kehilangan harapan. Aku tidak ingin esok hari datang, biarkan aku menikmati dosa ini."

Aku tercengang, seorang Kuroo Tetsuroo bisa menjadi sepuitis ini? Pasti ada apa-apa! Aku ingin menanyakan perihal masalahnya, namun sepertinya Tetsuroo tidak bersedia mengatakannya sekarang.

"Selamat malam, sayang. Aku menyayangimu." Tetsuroo jarang sekali mengucapkan kata-kata romantis. Setitik air mata jatuh, berselang dengan Tetsuroo yang pergi menuju kamar kami. Sudah diputuskan, aku akan tetap berjaga malam ini. Aku khawatir akan polisi-polisi yang bisa saja menyergap kami. Aku khawatir pada Tetsuroo.

..                     

"Bangun, Tetsuroo!" matahari masih mengintip malu untuk menunjukkan sinarnya, tapi Tetsuroo belum bangun. Benar-benar bukan Tetsuroo.

"Hm..."

"Tetsuroo!" aku mulai mengoncang-goncangkan tubuhnya heboh, kuambil bantal yang mengapit kepalanya itu, benar-benar posisi tidur yang aneh.

"Iya, aku bangun!" kesadaran Tetsuroo baru 100% ketika aku menendang area terlarangnya, perut. "Sakit, (Yn)!"

"Habisnya kucing pemalasku ini tidak bangun~"

"Oya?"

"Nah, sekarang mandi dan kita minta sama warga pinggiran kota, oke?" tanyaku, Tetsuroo hanya mengangguk sebagai jawaban.

Selang beberapa menit, kepala Tetsuroo menyembul dari balik pintu kamar mandi.

"Uh, bisa bawakan baju dan handuk?"

Uh-oh

.                                            

"Serahkan uangmu dan hidupmu akam selamat!" aku berucap dengan nada membosankan, sementara lawan bicaraku menatap diriku sayu. Reaksi yang sedikit berbeda.

"Baiklah, aku hanya memiliki beberapa ribu yen, kuberi ½ ya nona?"

"Mana bisa? Berikan aku semua!"

"Nona sangat rakus rupanya," wanita yang menjadi targetku tertawa pelan, "padahal nona ini kurang suka orang yang rakus."

"Bagaimana--"

"Grep!"

"(Yn), cepat masuk mobil dan kabur!" Tetsuroo tampak khawatir, tangannya yang besar dan hangat itu menarikku dengan kasar menuju mobil kami. Nafasnya terburu-buru. Berulang kali dia mengumpat. Bahkan sekarang, dia berkendara seperti orang kerasukan.

"Tetsuroo, apa yang terjadi?! Kemana kita akan pergi?!" aku juga ikut panik, ada apa ini sebenarnya?! Kenapa wanita itu bisa tahu?!

"(Yn), Ya Tuhan... kita dijebak!" suara Tetsuroo terlihat kacau, aku tidak bisa mendeskripsikannya lagi.

"Wiu... wiu... wiu..."

:v

Aku melihat siluet merah dan biru pada kaca spion, polisi?! Yang benar saja!

"Tetsuroo, aku takut..." cicitku pelan, memang benar, aku sangat takut. Kugenggam tanganku sendiri, tangan yang berhiaskan cincin indah yang menjadi saksi bisu pernikahan kami.

"Tidak apa-apa, percayalah padaku!" Tetsuroo menyunggingkan senyum, tampak ragu. "Semua akan baik-baik saja."

"Mereka tidak akan pernah bisa mengkap kita hidup hidup." Gumamku pelan, mencoba meyakinkan diri sendiri. "Karena kita adalah..."

"Partners In Crime."

"Wiu... wiu... wiu..."

"Tetsuroo, di depan!" air mataku menetes, "kita dikepung..."

Habis sudah, riwayatku. Tampak Tetsuroo tersenyum penuh arti, mengedipkan sebelah matanya.

"Cepat keluar, turunkan senjata!"

Suara menginstrupsi polisi membuat bulu kudukku berdiri.

"Jangan takut, ayo kita keluar. Aku ada disini..." Tetsuroo tersenyum dan menggenggam tanganku, kemudian keluar dari mobil kami. Di tangannya terdapat, entahlah? Benda.

"Turunkan senjatamu!"

"Maksudmu ini? Aku tidak membawa senjata!" Tetsuroo memelukku erat, kemudian membisikkan sesuatu di telingaku. "Setelah ini peluk aku erat, kita akan berakhir disini. Maafkan aku, Kuroo (Yn)."

Air mataku mengalir deras, namun tak ada sepatah katapun  keluar. Tetsuroo mencium puncak kepalaku sayang.

"Turunkan benda itu, atau kami akan menembak dalam..."

Tidak ada reaksi, Tetsuroo, aku menyayangimu...

"Tiga..."

Aku ingin disisimu lebih lama lagi...

"Dua..."

Maafkan aku atas perlakuanku...

"Sa--"

"Sayounara"

"Duarr!!!"

Pandanganku menggelap, sepertinya aku terpental sebelum meninggal, mungkin?

Owari :3

Gimana reader(s)-chan sekalian?? Typo? Pasti :v banyak cacatnya kan? :v ohiya, nyadar nggak, kalo si Kuroo and (Yn) ini nggak pernah bilang "Aku mencintaimu." Gitu?? Soalnya agak geli gitu bikinnya. Apalagi pas adegan si Kuroo nyium puncak kepala (Yn). Ampun, udah bolak balik dihapus😂. Ohiya, maaf kalo ini nggak terlalu menonjol ke cerita Partners In Crime yg kayak di lagunya😂 namanya juga terinspirasi, ada yang sama ada yg beda. And, cerita ini hanya terinspirasi dari lagu itu, bukan jiplak 100%. Dan adegan akhirnya itu, terinspirasi sama AMV Haikyuu Partners In Crime yang Tanaka sama Kyoko itu loh😂🔫 jadi endingnya agak sama gitu...

Akhir kata, terimakasih sudah mau baca :*

Salam asin,
Yuki













Omake :3

"Berita kematian duo onar itu sudah tersebar luas, Koushi." Daichi menatap istrinya, Koushi, lekat-lekat.

"Ah, itu berkat Yachi-san yang pandai menyamar, jadinya mereka tertangkap." Sawamura Koushi, istri dari Sawamura Daichi, berbicara sambil membawa berkas dari meja Daichi.

"Mau kau apakan?"

"Membaca laporan-laporan, kau 'kan belum mebacanya."

"Hm..."

"Eh, duo onar lenyap. Ada masalah baru lagi, kasusnya sama seperti duo onar, tapi anggotanya ada 5."

"Bisa kau bacakan?"

"Oke! Pertama..."

"Ada namanya?"

"Iya, ada namanya. Pertama Bokuto Koutaro, mirip seperti burung hantu, nee? Segera cetak foto mereka, Daichi!"

"Hm..."

"Kedua, Bokuto Minami, ketiga, Bokuto Aiko..."

"Lanjutkan... ada apa? Kenapa wajahmu pucat?"

"Keempat dan kelima, Kuroo Tetsuroo dan Kuroo (Yn)..."

"Uso... Uso..."

.                         

"Kalian tak akan pernah bisa menangkap kami hidup-hidup."

"Karena kami..."

"Partners In Crime."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro