Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7# Power

"Oh tidaak!" Dahyun benar-benar tak menyangka hal ini akan terjadi, bahkan Jungkook saja sudah melongo sejak tadi.

"Huwaa kenapa bisa seperti ini?!?" Dahyun merengek, matanya sudah berkaca-kaca karena takut.

"Kalau boleh tau, hari ini ulang tahunmu yang keberapa?"

"21 tahun." Jungkook menjentikan jarinya. "Kau benar-benar seorang pixie! Daebak!" seru Jungkook senang.

"Aish kau terus saja mengulang kata pixie, sebenarnya makhluk apa itu?" tanya Dahyun penasaran.

"Jadi begini, pixie adalah manusia bersayap kupu-kupu, atau bahasa familliarnya adalah peri, kau pasti pernah mendengar istilah peri kan?" Dahyun mengangguk-angguk saja.

"Pixie akan mendapat kekuatan dan sayapnya di usia 21 tahun, pas sekali kan dengan dirimu? Awalnya aku kira itu adalah efek dari kalung yang kuberikan, ternyata bukan."

"Dan yang paling membuatku takjub adalah kau adalah pixie bermata ungu! Dari pixie bermata merah, kuning, hijau, pixie bermata ungu adalah tingkatan yang paling tinggi! Dan biasanya mereka bukan keturunan sembarangan."

"Ah jinjja? Tapi, dari mana munculnya ini semua? Padahal aku hanyalah anak seorang pemilik kedai kecil di pasar, mendiang ayahku juga orang yang biasa-biasa saja."

"Bisa jadi, orang tuamu itu sebenarnya adalah pixie," ujar Jungkook. Dahyun terdiam, ia terlarut oleh pikirannya sendiri. Ia jadi tidak sabar untuk kembali ke rumah dan menanyakan hal ini pada eomma nya.

"Kau bilang kau juga pixie, tapi matamu tidak berwarna mencolok sepertiku."

"Eits siapa bilang, selama ini aku hanya menutupi nya saja dengan kontak lens, sebentar." Jungkook pun melepas kontak lens hitam nya dan membuangnya asal. Dahyun terkejut, warna mata asli Jungkook membuatnya kagum, warnanya merah jernih.

"Wah indah sekali!" Jungkook terkekeh melihat Dahyun yang tampak sangat kagum pada warna matanya, padahal miliknya jauh lebih indah.

"Milikmu jauh lebih cantik dari ini," puji Jungkook membuat semburat merah muncul di pipi Dahyun.

"Kalau boleh tau, kekuatan apa saja yang bisa dilakukan olehmu?" tanya Dahyun penasaran.

"Aku memiliki kekuatan untuk mengeluarkan api, tapi semenjak diriku di fitnah kalau sudah membunuh ratu, Raja menghukumku dan mencabut kekuatanku dan memberiku kutukan berupa phobia api ini," tutur Jungkook sedih.

"Whoah jadi phobia itu merupakan sebuah kutukan?"

"Yaa begitulah, aku awalnya sangat-sangat tidak yakin phobia ini akan sembuh, tapi setelah kau hadir, harapanku untuk sembuh kembali lagi." Dahyun berdecih saat melihat Jungkook menyengir lebar ke arahnya dengan percaya diri, kalimatnya itu terdengar sedikit menggelikan di telinga Dahyun, tapi tak dapat di pungkiri ia juga sedikit tersentuh.

"Lalu apa kekuatan milikku?" tanya Dahyun.

"Kekuatanmu itu sangat banyak, bisa membaca dan memengaruhi pikiran orang lain, dan jika bertarung, kekuatan yang dikeluarkanmu setara dengan kekuatan pixie bermata merah, kuning, hijau yang disatukan." manik dahyun membulat mendengar penjelasan Jungkook.

"Sehebat itu? Tapi aku tidak merasakan apa-apa, bahkan aku juga tidak bisa membaca pikiran mu," ujar Dahyun heran, Jungkook tertawa mengejek.

"Yak! Kau pikir kekuatan itu berkembang begitu saja? Tentu saja kau harus melatihnya terlebih dahulu, aku pun sama, walau aku sudah mendapat kekuatan di usia 5 tahun, tetap saja aku harus berlatih dahulu baru bisa menggunakan kekuatanku dengan benar," tutur Jungkook.

"Ah begitu, sudahlah aku tidak peduli dengan kekuatanku untuk saat ini, namun bagaimana cara aku kembali ke rumah dengan sayap ini?!" seru Dahyun panik.

"Tentu ada caranya."

Taehyung menatap layar handphone nya, bingung harus mengetikan apa untuk mengucapi sahabatnya yang sedang berulang tahun hari ini. Ia baru ingat kalau hari ini adalah ulang tahun Dahyun, karena sedari tadi ia selalu disibukkan oleh pekerjaan nya.

"Ah lebih baik langsung kutelepon dia saja." Taehyung pun langsung mengajak Dahyun video call, mumpung dorm nya sedang sepi.

Dahyun sedang tertawa bersama Jungkook, menertawakan dirinya sendiri karena tak percaya ia sudah bisa menghilangkan dan memunculkan sayapnya. Entah Dahyun merasa hal itu sangat menyenangkan. Tiba-tiba suara ponsel yang berbunyi menginterupsi suara tawa mereka.

"AAA Taehyung oppa menelepon ku!" seru Dahyun gembira, langsung saja ia angkat panggilan video dari Taehyung itu.

"Saengil chukaee Dahyuniee!!!" seru Taehyung semangat, pipi Dahyun memanas, hatinya berdetak tak karuan mendengar nama panggilan yang sudah lama tak ia dengar dari sahabatnya itu.

"Gomawo Tae! Aish kau mengejutkan ku saja!"

"Tapi kau senang kan?" goda Taehyung, Dahyun mengangguk dengan semangat.

"Iya! Asal kau tau aku sangat-sangat merindukannmu! Biasanya setiap diriku berulang tahun kau yang paling semangat memberiku kejutan!" seru Dahyun kesal, dan seterusnya mereka malah saling bercerita akan masa lalu mereka yang menyenangkan, membuat Jungkook seakan menjadi obat nyamuk diantara mereka.

'Melihatmu tertawa bahagia merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagiku, tapi kenapa yang ini malah menyakitkan?' batin Jungkook sembari memainkan kerikil yang ada di kakinya.

"Hei itu siapa dibelakangmu?" tanya Taehyung, Dahyun saja kaget saat melihat Jungkook.

"Loh kau siapa?"tanya Dahyun sambil pura-pura kaget, membuat Jungkook memutar bola matanya malas sedangkan Taehyung sudah tertawa saja dari sebrang telepon sana.

"Oh ada Jungkook ternyata! Kapan kau akan kembali ke sini?"

"Bulan depan hyung! Nantikan diriku ya!" seru Jungkook semangat.

"Tentu saja! Oh iya, tolong jaga Dahyun sahabatku ya! Dia agak menyebalkan memang, kuat-kuat ya kook!" seru Taehyung mengejek, membuat Dahyun memberengut.

Setelah melakukan salam perpisahan, sambungan teleponnya pun dimatikan, menyisakan Dahyun yang berteriak kegirangan karena ditelepon oleh taehyung.

"Huwaa aku senang sekali!"

"Cih seperti di telepon kekasih saja, apa kau menyukai sahabat mu sendiri hah?" Dahyun menoleh kearah Jungkook, kemudian mengangguk dengan yakin.

"Ini bahkan lebih dari suka, aku mencintainya."

Hari ini benar-benar membuat Dahyun sangat bahagia, ia benar-benar merasa menjadi orang yang paling dicintai di dunia ini. Pertama karena Jungkook kedua karena Taehyung yang menelepon nya.

Namun kebahagiaan nya sirna saat ia kembali ke kedai ibunya, sekelompok orang berbaju hitam dengan tampilan premannya sedang mengancam ibunya itu.

Dan seorang yang sangat Dahyun kenal, paman Yugeom rentenir ternama di desa ini, tempat kakak iparnya dulu berhutang untuk membangun usahanya yang kini bangkrut, sedang menagih hutang itu pada eommanya.

Kedatangan preman-preman itu mengacaukan keadaan kedai eomma Dahyun yang sedang ramai, membuat para pengunjung lari ketakutan. Siapa yang tidak kenal rentenir terkejam di desa ini? Tapi tetap saja, sekejam apapun pria itu, masih banyak orang yang berani berhutang padanya, padahal bunganya selalu naik setiap bulannya.

"Ini baru awal! Jika kau menunda lagi pembayarannya, kami tak segan-segan mengacak-acak danganganmu ini dan membuatmu gulung tikar!" ancam paman Yugeom sebelum pergi meninggalkan kedai tersebut. Eomma Dahyun terduduk lemas, air matanya tak dapat dibendung kembali, ia merasa putus asa dengan keadaannya sekarang.

"Eomma!" Dahyun berseru, kemudian berlari menghampiri eomma nya yang sedang menangis tersedu-sedu itu. Ia memeluk erat eommanya, dan ikut menangis, turut sedih akan keadaan mereka sekarang yang serba susah.

"Eomma jangan putus asa! Aku sangat yakin kita bisa melunasi hutang-hutang kak Jinyoung itu!"

Eomma Dahyun sudah tak bisa berkata-kata, membuat suasana di kedai ini semakin runyam, sehingga Dahyun melupakan pertanyaan tentang kedua orang tuanya yang sudah bertengger di benaknya sedari tadi.

"Kau menyuruhku kemari untuk menyampaikan rencana terapi selanjut nya kan?" tanya Jungkook semangat, namun yang ditanya malah diam saja sembari menatap kosong ke arah ombak yang saling menggulung.

Jungkook mengguncang bahu Dahyun, "Yak kau kenapa? Benar kan? Hari ini kau akan membahas itu?" namun tanpa di sangka, Dahyun malah meluncurkan air matanya, membuat Jungkook panik tak karuan. Dahyun pun memeluk Jungkook tiba-tiba, sudah berapa kali Dahyun tiba-tiba memeluknya seperti itu, kini Jungkook sudah lebih terbiasa, ia pun langsung mengusap lembut punggung Dahyun yang sedang memeluknya erat itu.

Persetan dengan rasa malunya, kini Dahyun benar-benar sedang membutuhkan sandaran.

"Hey kau kenapa?" Dahyun hanya menggeleng saja, sambil masih terisak di pelukan Jungkook, Jungkook pun paham akhirnya membiarkan Dahyun menangis dulu sepuas hatinya. Setelah reda, barulah Dahyun menceritakan perihal eommanya dan hutang-hutang yang melilitnya.

Jungkook tampak berpikir, sebenarnya bisa saja ia membantu Dahyun untuk melunasi hutang-hutangnya, tapi Jungkook memiliki rencana lain yang tampaknya lebih bagus.

"Yak kenapa kau tidak gunakan kekuatanmu saja untuk memengaruhi orang-orang itu?" Dahyun menepuk pundak Jungkook dengan keras.

"Ah idemu boleh juga! Tapi bagaimana caranya? Aku bahkan tidak merasa kalau aku sudah memliki kekuat--"

"Aku akan mengajarimu."

Baru sadar aku sering banget bikin scene nelepon wkwk


See you! Nih dapet tatapan tajam dari yang habis naik motor ugal-ugalan😂😂


Ah yang ini juga deh gans wkwk

MAKASIH BANYAK LOH YANG UDAH BACA DAN RAMEIN!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro