Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6# Purple Eye

Setelah berhasil berdamai dengan lilin aroma itu, Jungkook pun meletakannya di atas nakas nya, lalu pergi tidur. Namun belum sampai alam mimpi, cahaya yang sangat terang berwarna ungu, tiba-tiba hadir di kamarnya, membuat Jungkook terbangun kembali, dan menutupi wajahnya dengan selimut karena terlalu silau.

"Hai kapten Jungkook, sudah lama tak berjumpa." Jungkook terbelalak kaget mendengar suara bariton yang sudah ia kenal selama bertahun-tahun. Jungkook pun memberanikan diri untuk bangkit, dan melihat sendiri wujud dari seseorang itu.

"Ra..ra..raja suho?!" Jerit Jungkook kaget.

"Kenapa kau datang kemari? Apa kau sudah sangat rindu padaku?" tanya Jungkook percaya diri.

"Tidak, aku kemari hanya untuk memberitahumu sesuatu." Jungkook pun terdiam, menunggu hal apa yang akan disampaikan oleh Raja nya di alam pixie.

"Pembunuh Ratu Irene yang sebenarnya, sudah tertangkap."

'Deg' Jungkook kaget, rasanya hatinya sangat senang, tapi entahlah, ia jadi agak sedih karena harus meninggalkan dunia manusia ini.

"Haha kau pasti sedang berpikir aku akan menjemputmu hari ini kan? Tentu saja tidak, selesaikam saja urusan-urusanmu di dunia ini, kau baru akan kembali saat waktu hukumanmu itu habis!" Jungkook berdecak, ia baru ingat, Raja suho adalah pixie bermata ungu yang bisa membaca pikiran orang lain.

"Baiklah, tapi...bisakah kau hilangkan phobiaku ini dan kembalikan kekuatanku?"

"Untuk itu nanti saja ya, dan kulihat sepertinya kau juga sudah mulai berani bermain api," ujar Raja Suho sembari melihat ke arah nakas Jungkook yang terdapat lilin aroma yang ia nyalakan.

"Yak! Cepat cabut kutukan ini! Aku ditawari untuk bermain film yang mengharuskan ku bertemu api lebih sering!"

"Untuk apa aku mencabut kutukan itu kalau kau bisa menyembuhkannya sendiri?" setelah itu Raja Suho pun mulai menghilang, seperti ditelan oleh cahaya ungu yang mengelilingi nya.

"Arghh sialan!" Jungkook mengacak rambutnya frustasi saat cahaya ungu itu benar-benar menghilang dari kamarnya.

"Ah iya! Aku baru teringat kalau aku harus segera mengabari manager kalau aku akan menerima tawaran bermain film itu." karena sudah malam, Jungkook pun hanya mengirimkam pesan singkat kepada managernya.

Jungkook sedang bersiap untuk bertemu Dahyun, entah kenapa hari ini ia merasa sangat bahagia, karena ia akan memberitahu kabar gembira untuk Dahyun kalau ia sudah bisa menyalakan lilin itu. Walau Dahyun bilang ini masih tahap dasar, tapi ia sangat senang karena bisa melaluinya.

Selain itu, ia juga senang karena managernya sudah membalas pesannya, dan menyuruhnya untuk kembali ke kota bulan depan. Ia jadi masih memiliki waktu untuk melakukan terapi dengan Dahyun.

Ia pun bergegas pergi ke rumah Dahyun, ia sengaja berangkat agak siang karena kemarin saja saat ia datang pukul 8, gadis itu masih terlelap.

"Yah nak Jinyoung, Nayeon baru saja pergi ke kedai, apa kau mau menyusulnya?" tanya nenek Dahyun saat menyambut kedatangan Jungkook di rumahnya.

"Ah begitu ya nek, kalau begitu aku akan menyusulnya," ujar Jungkook yang kemudian membungkuk dengan sopan.

"Yak dimana letak kedai nya? Aku benar-benar tidak tau." Jungkook merutuki dirinya sendiri. Tapi kalau ia bertanya pada nenek, pasti sang nenek akan menganggap nya aneh, tak mungkin Jinyoung melupakan kedai milik eommanya.

Akhirnya, dengan sangat terpaksa Jungkook menelepon Dahyun.

"Yak! Ada apa kau menelepon!? Aku sedang sibuk melayani pembeli!" suara omelan Dahyun yang menggelegar langsung terdengar, membuat Jungkook mengelus kupingnya yang pengang.

"Aish suaramu itu! Membuatku pengang! Cepat katakan dimana letak kedaimu!" seru Jungkook kesal.

"Yak untuk apa?!"

"Cepat katakan saja! Katanya kau sedang sibuk!"

"Baiklah! Letaknya di sebelah utara pasar Sacheon, nama nya kedai saranghae!"

"Ah baikl---" belum selesai bicara, sambungan teleponnya sudah dimatikan, Jungkook menggeleng, sepertinya Dahyun memang sedang sibuk hari ini. Tapi tak apa, ia akan tetap menghampiri kedai itu.

Dahyun dan eomma nya pun terduduk lemas di kursi, rasanya hari ini benar-benar melelahkan,
Mata Dahyun membelalak saat menyadari kedatangan pria jangkung berkaos putih yang nenggunakan masker dan topi.

"Yak! Untuk apa dia kemari?!" Dahyun pun segera beranjak dan mengampiri Jungkook. Ia menarik tangan Jungkook untuk menepi di depan ruko yang sedang tutup.

"Yak siapa yang menyuruhmu kemari?!" tanya Dahyun sembari mencubit lengan Jungkook.

"Aww sakit! Aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Jungkook kesal.

"Aissh--harusnya kau tak usah kemari, eommaku itu sangat cerew--"

"Aigoo ini lelaki yang kemarin datang ke rumah kan? Yang membangunkanmu pagi itu?"

"Iya benar eomma, aku ingin berbicara hal yang penting dengan anakmu, apakah boleh kupinjam sebentar?"

"Hahaha tentu saja boleh, bawa saja dia pergi, oh iya--" eomma Dahyun pun mendekat ke arah telinga Jungkook dan membisikan sesuatu padanya. Jungkook mengangguk mengerti atas ucapan eomma Dahyun.

"Ah baiklah eomma, kami pergi dulu kalau begitu."

"Yak kau yang benar saja! Ingin membunuhku hah?" omel Dahyun sesaat setelah mereka turun dari motor yang dikendarai sangat kencang oleh Jungkook. Jungkook tertawa melihat Dahyun yang terus mengomel.

"Huh rambutku jadi berantakan! Mukaku juga sepertinya kering karena terpapar angin dan apa yang ingin kau katakan sampai-sampai mengajakku ke pantai ini lagi?" Jungkook tidak menghiraukan ucapan Dahyun dan terus berjalan ke arah batu karang besar yang ada di tepi pantai.

"Yak! Jawab pertanyaanku!" seru Dahyun kesal.

"Apa kau tidak capek mengomel terus? Kemari, lebih baik duduk dan nikmati suasana tenang yang ada di pantai ini," ajak Jungkook yang sudah duduk di atas batu karang itu lebih dulu. Dahyun mendengus kesal, tapi tetap saja ia ikuti ajakan Jungkook dan ikut duduk di sebelahnya, ikut menikmati suara deburan ombak yang menenangkan.

Mereka sama-sama terdiam untuk beberapa saat, hingga akhirnya Jungkook berkata,

"Gomawo Dahyun." Dahyun menoleh ke arah Jungkook dengan tatapan bingung nya.

"Karena apa kau berterimakasih padaku?"

"Terimakasih, berkat surat yang kau selipkan, semalam aku sudah berhasil menyalakan lilin itu dan menggenggamnya cukup lama, hingga aku tertidur aku biarkan lilin itu tetap menyala, entah kenapa aku merasa sangat senang walaupun ini baru tahap paling dasar, dan itu karenamu," tutur Jungkook dengan sangat tulus, membuat Dahyun ikut tersenyum hangat sambil menatap Jungkook.

"Tak usah berterimakasih, aku juga ikut senang dengan perkembangan mu! Asal kau tau, kau adalah pasien pertamaku hehe," balas Dahyun senang.

Jungkook terkekeh pelan, "Oh iya aku punya sesuatu untukmu, tapi sebelumnya bisa kau menutup matamu?" tanya Jungkook.

"Apa yang akan kau berikan?" tanya Dahyun panik.

"Sudah tutup saja dulu matamu." akhirnya Dahyun menurut dan menutup matanya.

"Selamat ulang tahun Dahyun-ah," tutur Jungkook seraya memasangkan kalung emas berliontin kupu-kupu dengan berlian berwarna hijau yang sangat indah.

Dahyun membuka matanya terkejut, bahkan ia sendiri tidak ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

"Hey darimana kau tau kalau hari ini hari ulang tahunku?"

"Tentu saja dari eommamu, eommamu yang membisikannya tadi padaku, padahal niatnya aku memang ingin memberimu kalung itu sebagai kenang-kenangan dan rasa terimakasihku padamu," mata Dahyun mulai berkaca-kaca, sudah lama sekali tidak ada yang memberinya kejutan seperti ini. Biasanya Taehyung yang akan memberi kejutan padanya, tapi semenjak Taehyung debut 9 tahun yang lalu, ia tak pernah lagi memberinya kejutan.

Tanpa aba-aba, Dahyun menerjang tubuh Jungkook, dan memeluknya sangat erat.
"Terimakasih banyak! Sudah lama sekali aku tidak merasakan perasaan bahagia seperti ini!" seru Dahyun sambil terisak bahagia, Jungkook kaget, namun setelahnya ia terkekeh sembari mengelus punggung Dahyun yang sedang memeluknya.

Tiba-tiba, seberkas cahaya ungu mengelilingi Dahyun, membuat pelukan antara Jungkook dan Dahyun terlepas.

"A--apa ini Jungkook?!" Dahyun berseru panik saat cahaya ungu itu semakin cepat mengitarinya dan semakin silau.

Hingga 10 detik kemudian, cahaya tersebut baru saja lenyap. Namun Dahyun merasa tidak ada yang berubah pada dirinya hingga akhirnya Jungkook berseru, "Tidak mungkin--" Jungkook menatap Dahyun dengan tatapan tak percaya.

"Ada apa Jungkook? Apa ada yang aneh pada diriku?" tanya Dahyun panik.

"Bola matamu berubah warna! Tak mungkin! Tapi coba kau lihat sendiri!" Jungkook mengeluarkan ponselnya, kemudian memotret Dahyun yang masih kebingungan itu. Setelahnya, ia menunjukan hasil jepretan nya kepada Dahyun.

"Aku tak percaya ini! Bagaimana bisa warna bola mataku berubah begitu saja?!" seru Dahyun bingung.

"Apa itu karena efek kalung yang kuberikan padamu ya? Ah sepertinya tidak mungkin, atau kau adalah pixie sepertiku?" Dahyun melongo mendengar penuturan Jungkook.

"Pixie?"

"Iya pixie, manusia bersayap yang memiliki kekuatan istimewa."

"Yak mana mungkin ada yang seperti itu di zaman sekarang! Bahkan diriku saja tidak memiliki say--" belum selesai bicara, tiba-tiba sebuah sayap berwarna ungu membentang di punggung Dahyun.

"Oh tidaak!"

Wah Dahyun ternyata pixie juga, omagaa kok bisa yaa?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro