Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2# Need help

Jungkook menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya, rasanya hari ini cukup melelahkan baginya, apalagi ia harus berdebat dengan gadis menyebalkan tadi. Jungkook memejamkan matanya, menghirup aroma maskulin di kamarnya kuat-kuat. Rasanya ia ingin sekali cepat-cepat kembali ke dunia asalnya.

'Sabar Jungkook, 8 bulan lagi kau akan kembali kesana,' batin Jungkook.

Ia jadi ingat 10 tahun lalu saat ia diturunkan di salah satu jalanan di kota. Ia benar-benar bingung apa yang harus ia lakukan untuk bertahan hidup. Untungnya dewi fortuna sedang berpihak kepadanya. Tiba-tiba ada seorang wanita berpakaian rapih menawarinya untuk bergabung dengan agensinya. Akhirnya ia menurut saja dan mulai menjalani kegiatan trainee dengan semangat. Karena pixie memang hobi menari dan menyanyi, maka dance dan menyanyi bukanlah hal yang sulit bagi Jungkook. Di agensi ini pula, ia pertama kali bertemu orang yang sangat mirip dengan sahabat manusianya dulu yang seharusnya sudah meninggal sejak ratusan tahun lalu. Jungkook berpikir mungkin Taehyung merupakan reinkarnasi dari Vee sahabatnya dulu.

'Ah berarti--gadis tadi juga reinkarnasi dari Liana begitu?' tanya Jungkook pada dirinya sendiri.

Jungkook menjentikan jarinya,"Ah iya benar juga!! Aish mengapa gadis barusan itu begitu menyebalkan, rasanya aku agak tidak percaya kalau ia adalah reinkarnasi dari sahabat ku dulu," gumam Jungkook, ia terus berpikir kenapa gadis itu bisa semirip itu dengan Liana. Lamunannya buyar ketika ponsel nya berbunyi. Jungkook bangkit lalu mengambil ponselnya diatas nakas. Ia tersenyum melihat layar ponselnya, tanpa pikir panjang, ia segera mengangkat panggilan video dari teman-teman se grup nya.

"Annyeong!" seru Jungkook semangat, terdengar suara ribut dari sebrang, ah Jungkook jadi merindukan rekan-rekannya itu kan.

"Yak Jeon Jungkook! Sudah berapa lama kau berbaring seperti itu hah?! Ayo kembali!" seru Hoseok.

Jungkook terkekeh pelan, "Aku tidak tahu, aku juga bosan seperti ini terus, tapi dokter bilang kakiku akan tidak baik-baik saja jika aku tetap memaksa untuk melakukan dance," tutur Jungkook dengan wajah sendu nya.

"Oh ayolah berjuang untuk sembuh! Kami sudah merindukan maknae kurang ajar sepertimu!" ujar Seokjin yang di setujui oleh member lainnya.

"Arraseo! Aku masih berusaha, tapi---ah entahlah, sepertinya aku sudah tidak bisa menjadi idol lagi dengan keadaan kaki ku yang sekarang..." keluh Jungkook.

"Yak! Jangan bicara seperti itu!" seru Taehyung sebal, ia paling sebal kalau Jungkook kembali merasa putus asa seperti itu.

"Ya harus bagaimana lagi,,,yang harus kulakukan hanyalah istirahat, terus berobat dan bersabar. "

Namjoon tiba-tiba melebarkan matanya, ia tiba-tiba teringat akan sesuatu "Ah iya Jungkook, apa kakimu sudah bisa diajak berjalan?" Jungkook terlihat sedang berpikir.

"Eum--sebenarnya sudah sih, memangnya kenapa? Kalau ingin menyuruh ku untuk mencoba dance kembali, tidak bisa."

Namjoon berdecak,"Bukan begitu maksudku, begini, kemarin manager kita memberitahu kalau ada tawaran bermain film untuk salah satu dari kita, kupikir tawaran ini cocok untukmu, kami juga sudah merundingkannya bersama-sama dan memutuskan untuk menyerahkan proyek ini padamu, bagaimana?" tanya Namjoon, membuat mata Jungkook membulat sempurna.

"Wah jinjja?! tentu saja aku mau! Aku sudah lama sekali bermimpi untuk bisa bermain film, uhm genre nya apa kalau boleh tau?"

"Seingatku sih romance, peran yang ditawarkan disini sebagai chef begitulah, bagaimana? Kalau kau benar-benar mau, nanti kusampaikan pada manager kita," tawar Namjoon.

"Kami berharap kau mau menerimanya, fans kita sudah sangat-sangat menantikan kembali nya dirimu!!!" ujar Taehyung yang di angguki oleh member lainnya.

Wajah Jungkook yang awalnya semangat, kini berubah gusar. Bagaimanapun, peran chef itu merupakan peran yang sulit baginya. Karena mau tidak mau, ia harus berhadapan lebih sering dengan api kompor, meskipun ada kompor listrik atau oven, jujur Jungkook juga jadi tidak tahan jika berdekatan dengan benda yang panas. Asal kalian tahu, kutukan yang di beri Raja Pixie bukan main-main. Jungkook benar-benar takut api, bahkan melihat dari kejauhan saja kakinya sudah lemas, keringatnya bercucuran. Yap separah itu memang. Ia berharap saat ia kembali nanti, raja sudah menemukan pembunuh sebenarnya dan mau menerimanya kembali.

"Ah baiklah hyung...akan kupikirkan lagi," balas Jungkook seadanya.

"Arraseo! Kutunggu jawaban mu besok!" ujar Namjoon tegas.

"Nee jaljayoo!" mereka saling melambaikan tangan dan sambungan teleponnya di matikan. Jungkook melempar ponselnya asal, untungnya tidak sampai jatuh ke lantai. Ia menggeram kesal, merasa kesal dengan dirinya sendiri.

"Sial! kenapa harus ada phobia macam ini! Diriku merasa sangat tidak berguna!" seru Jungkook kesal. Karena lelah, ia pun mematikan lampu kamarnya dan mulai tertidur.

Entah apa yang membawa Jungkook kembali menginjakan kakinya di pantai ini. Mungkin perasaannya yang sedang kalut lah yang menuntunnya kesini untuk mencari ketenangan. Karena pantai ini memang sudah ditutup untuk umum dan sudah tidak terurus lagi semenjak penenggelaman kapal yang dilakukan oleh para dark pixie--para peri jahat yang ingin menguasai dunia secara tunggal dan ingin memberantas manusia. Kejadian itu pula yang membuat dunia pixie dan manusia dipisahkan.

Jungkook pun berkeliling, menghirup udara segar yang sudah jarang ditemukan di kota, merasakan sentuhan lembut dari angin yang menerpa wajahnya. Jungkook menarik nafasnya kuat-kuat, kemudian menghembuskan nya. Pikirannya jadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Sepertinya diriku memang hanya perlu sabar, dan ya--untuk tawaran bermain film itu, kalau diriku memang tak sanggup ya tak usah di paksakan, toh 8 bulan lagi diriku akan kembali ke dunia pixie," gumam Jungkook, pikirannya sudah lebih lepas sekarang membuatnya tersenyum lebar karena senang. Namun senyumnya perlahan luntur saat melihat gadis menyebalkan yang kemarin itu sedang duduk bersandar pada batang pohon kelapa dengan buku sketsa di tangannya.

"Aish dia lagi," keluh Jungkook, bukannya pergi, ia malah menghampiri gadis itu.

"Yak kau lagi kau lagi!" seru Dahyun kesal saat ia merasakan ada seseorang yang menghampirinya.

"Hey kau pikir pantai ini milikmu seorang?" balas Jungkook sengit, Dahyun terdiam, kemudian Jungkook malah ikut bergabung duduk disebelah Dahyun.

"Wah apa yang sedang kau gambar?" tanya Jungkook sambil mengintip buku sketsa yang ada di tangan Dahyun. Dahyun sontak menutupi buku sketsanya dari pandangan Jungkook.

"Tidak! Bukan apa-apa, sudah sana pergi! Mengganggu ketenanganku saja!" Jungkook tak ingin menyerah, kemudian ia menarik buku yang sedang di peluk erat oleh Dahyun, berusaha untuk merebutnya.

"Yak apa-apaan kau ini! Lepaskan!" pergulatan sengit itu terus berlanjut hingga buku sketsa Dahyun terlempar jauh ke tepi pantai, kemudian ombak datang dan menyapu pergi buku sketsanya itu.

Dahyun melongo, air matanya tak dapat dibendung lagi, mengingat itu adalah buku sketsa berisi gambar-gambar nya ketika ia sedang merindukan Taehyung.

Dahyun menangis meraung-raung, meminta pertanggung jawaban Jungkook, "Yak!kenapa kau diam saja!? Pergi dan ambil buku sketsa itu!" seru Dahyun emosi, Jungkook yang merasa bersalah akhirnya pasrah dan mulai beranjak menuju tepi pantai itu dan mencari buku sketsa milik Dahyun.

Untungnya buku tersebut belum hanyut terlalu jauh, sehingga Jungkook masih bisa menemukannya.

"Nih ! Sudah! berhenti menangis gadis bar-bar!" ujar Jungkook sembari menyerahkan buku sketsa Dahyun yang sudah basah.

"Yak kau menyebutku apa tadi? Gadis bar-bar?"

"Ya memang begitu kan kenyataannya," balas Jungkook santai. Dahyun menggeram kesal, entah kenapa Jungkook malah sangat senang melihat ekspresi kesalnya itu.

"Yasudah--maafkan aku, nanti akan kubelikan lagi gantinya, mau berapa 10? 100 juga bisa kubelikan." Dahyun menggeleng, "Sudahlah lupakan, aku dan dia memang tidak akan bersatu, biarkan saja buku sketsaku hancur seperti ini juga." entah kenapa Jungkook malah jadi tidak enakkan terhadap gadis itu.

"Yak jangan berputus asa seperti itu, mari kutraktir eskrim bagaimana? Mau tidak?" Dahyun mengangguk pelan. "Baiklah ayo!" Jungkook bangkit, kemudian menarik tangan Dahyun agar ikut berdiri juga.

Jungkook mengajak Dahyun ke sebuah kedai eskrim yang terkenal di daerah itu. Tak lupa segala penyamaran sudah ia gunakan, agar tidak menimbulkan skandal macam-macam.

Jungkook asyik memperhatikan gadis di hadapannya ini melahap eskrim dengan semangat, sepertinya eskrim membuat moodnya membaik.

"Hey kau tak pesan juga?" Jungkook menggeleng,"Tidak, melihatmu makan saja aku sudah puas." Dahyun memutar bola matanya malas, kemudian lanjut menikmati eskrim stoberinya.

"Hey gadis bar-bar, kalau boleh tau, apa kau adalah seorang seniman?"

"Bukan, menggambar memang hobiku, tapi untuk profesi aku tidak tertarik."

"Lalu profesi apa yang kau minati?"

"Sebenarnya aku ini masih berkuliah, S1 jurusan okupasi terapi di Universitas Yonsei, kebetulan saja bulan ini aku sedang berlibur."

Jungkook membelalakan matanya, "Wah jadi kau dididik untuk bisa melakukan terapi? Terapi fisik dan psikis begitu?" Dahyun mengangguk santai. Jungkook berpikir, sepertinya ia membutuhkan bantuan gadis ini untuk menyembuhkan phobia apinya.

Dahyun meletakan mangkok es krim nya yang sudah habis, kemudian Dahyun tersentak kaget karena Jungkook tiba-tiba menggenggam erat tangannya,"Kumohon, bantu aku!" Dahyun mengangkat satu alisnya, merasa aneh dengan perubahan sikap Jungkook.

"Bantu apa?"

"Bantu aku menghilangkan phobia apiku ini!" Jungkook terus memohon pada gadis itu."Tidak mau! Kau tadi bahkan sudah merusak buku sketsaku dan sekarang ingin meminta bantuanku? Ck tidak semudah itu!" ujar Dahyun sembari melepas genggaman tangan Jungkook. Kemudian ia beranjak pergi dari tempat itu.

"Yak gadis bar-bar! Jangan pergi dulu!" tapi Dahyun tak peduli, ia tetap pergi dari tempat itu dan meninggalkan Jungkook sendirian.

"Aish, bahkan aku belum tahu namanya siapa," ujar Jungkook lirih.

Hai baik pembaca lama yang baca ulang atau yang baru mampir hehe, boleh yu di vote dan komen ya xixi

Makasih banyak yang udah nyempetin baca cerita ini :*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro