Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#15 how?!?

Syuting pun dimulai, begitupun dengan beberapa kelas yang sudah memulai kegiatan belajar mengajarnya, membuat tempat syuting ini tak terlalu dipadati orang seperti saat kedatangan Jungkook tadi. Walau begitu, tetap saja masih ada beberapa yang mengintip dari  jauh, termasuk Chaeyoung dan Dahyun. Padahal pagi ini mereka ada kelas, tapi Chaeyoung merengek meminta Dahyun untuk menemaninya mengintip proses syuting dari idolanya itu. Katanya mumpung ada kesempatan, kapan lagi Chaeyoung dapat melihat idolanya itu secara langsung. Dahyun yang sudah sering bertemu Jungkook sebenarnya biasa saja, namun ia jadi tak tega juga dengan sahabatnya itu.

Padahal kalau sabar sedikit, tunggu Jungkook jadi suamiku, kau tinggal main ke rumah kami dan bisa bertemu Jungkook sepuasnya—’ Dahyun tersenyum-senyum sendiri dengan apa yang baru saja terlintas di pikirannya. Namun sesaat ia tersadar kemudian menampar pipinya berkali-kali.

‘Gilaa Dahyun kau sudah gila! Tidak yang barusan itu pasti bukan diriku!’

Chaeyoung menatap Jungkook yang sedang melakukan aktingnya dengan tatapan berbinarnya, sedangkan Dahyun tidak terlalu memperhatikan karena ia masih terlarut oleh pikirannya sendiri. Sebelum ia bertemu Jungkook, isi kepalanya hanya ada Taehyung, Taehyung dan Taehyung. Ia jadi tidak yakin apa sekarang ia sudah benar-benar mengurangi kadar cintanya pada sahabatnya itu. Tapi jujur, Dahyun masih berharap Taehyung kembali seperti dulu, sebelum dirinya pergi untuk menjalani trainee dan meninggalkannya.

“AAAA SEBAAL! KENAPA MEREKA BISA SEMANIS ITU? PADAHAL AKU TAK RELA!!!”seru Chaeyoung tiba-tiba, membuat Dahyun yang sedang melamun, kaget dan memukul tangan Chaeyoung karena kesal.

“Ish mengagetkan saja! Ada apa memangnya?” Chaeyoung merengek sambil menunjuk Jungkook yang sedang mengecup kening lawan mainnya. Dahyun terdiam, entah ada setitik rasa panas di hatinya melihat adegan di hadapannya itu.

“Asal kau tahu, Jungkook adalah penggemar berat dari IU dan kini mereka menjadi pasangan main di drama!!! Aku yakin pasti Jungkook bahagia sekali!”seru Chaeyoung semangat, namun Dahyun menampakan sikap seolah-olah tidak peduli, padahal dalam hatinya ia merasa panas. Tapi ia kembali tersadar kalau dirinya bukan siapa-siapa yang tak pantas untuk Jungkook yang sangat sempurna dan dipuja banyak orang.

Ah tapi setelah melihat adegan Jungkook mengecup kening IU, Dahyun jadi teringat kalau dirinyalah yang pertama kali mendapat hal itu dari Jungkook saat ia berakting menjadi suaminya. Pipi Dahyun bersemu mengingat hal itu, untungnya Chaeyoung sedang serius menatap Jungkook, sehingga perubahan warna pipi Dahyun yang signifikan dan sangat terlihat itu tidak disadarinya.

“Haah—kenapa hari ini panas sekali,” ujar Dahyun sembari mengipas-ngipas mukanya dengan tangannya.

Sekarang sudah sore, kegiatan syutingnya pun sudah selesai dan para kru nya sudah bubar. Chaeyoung benar-benar senang hari ini karena ia benar-benar puas memandangi biasnya itu seharian. Ia tak henti-hentinya menjerit sepanjang jalan dari kelas ke tempat parkir motornya.

Sepertinya Dahyun bisa mendapat penghargaan sebagai pemilik kuping terkuat di dunia. Sepertinya gendang telinganya sudah hampir sobek karena terkena getaran dari suara melengking Chaeyoung setiap harinya,tapi sejauh ini sih masih baik-baik saja.

Suara dering ponsel Chaeyoung menginterupsi ocehannya yang semakin menjadi-jadi. Ia pun segera mengangkat panggilan yang ternyata dari dosennya.

“Ah Day! Sebentar! Aku tiba-tiba dipanggil dosen! Kau tunggu saja dulu di taman atau duduk diatas motorku juga boleh.” Chaeyoung langsung saja berlari meninggalkan Dahyun sendirian.

“Yak! Kau lama tidak?!”

“Tidak tahuu tunggu saja! Nanti aku kabari kalau akan lama!” teriaknya sambil berlari, Dahyun pun berjalan gontai menuju motor Chaeyoung dan memutuskan untuk menunggu disana. Ah—tapi tiba-tiba Dahyun merasa ingin buang air. Ia pun berlari menuju kamar mandi terdekat dari sana. Karena terburu-buru ia sampai menabrak orang dan membuatnya tersandung kemudian terjatuh.

“Aduh sakit sekali—” keluh Dahyun, padahal dia juga yang menabrak, dia juga yang jatuh dan kesakitan. Pria bertubuh atletis dan bermasker hitam itu berbalik bermaksud ingin mengulurkan tangannya dan membantunya berdiri.

Gwencanha—eh Dahyun?!?”
Dahyun terbelalak saat menyadari siapa pria yang baru saja ia tabrak di koridor ini.

“Jungkook?!?”


“Wah aku tak menyangka akan bertemu denganmu dengan cara seperti tadi!” seru Jungkook, kini mereka berdua sedang berjalan beriringan menuju tempat parkir. Dahyun selalu menangkal orang-orang yang mulai curiga kalau dirinya sedang berjalan bersama Jungkook dengan kekuatan yang ia miliki. Sehingga mereka bisa bebas mengobrol berdua.

“Apa ingin duduk dulu? Di taman bagaimana?”tawar Jungkook.

“Memangnya kau tidak ditunggu oleh yang lainnya?” tanya Dahyun memastikan.

“Itu urusan gampang, lagipula aku juga bisa pulang sendiri.”

“Wah kau membawa kendaraan sendiri kesini? Eum perasaan tadi pagi aku lihat kau tidak naik mobilmu.”

“Pakai sayap tentunya, kita bisa menghilangkan tubuh kita saat terbang.”

Jinjja? Kenapa kau tidak memberitahukannya lebih dulu padaku? Biar aku tak perlu capek-capek berjalan kaki.” Jungkook terkekeh kecil.

Mianhe, aku pergi terburu-buru hari itu, belum sempat memberimu wejangan banyak-banyak,” ujar Jungkook sembari menepuk-nepuk kepala Dahyun.

“Oh iya mengingat wejanganmu, aku sudah menanyakan pada eomma mengenai garis keturunanku!” mata Jungkook membulat mendengar pernyataan yang di sampaikan Dahyun.

“Bagaimana?”

“Yaa seperti yang kau bilang, aku adalah anak dari seorang pixie, dan eomma dan appa yang selama ini mengurusiku bukan orangtua kandungku...” lalu Dahyun pun menceritakan secara jelas semua yang di sampaikan oleh eommanya.

“Ah begitu..lalu—siapa orangtua kandungmu yang sesungguhnya?” Dahyun menggeleng lemah pertanda tidak tahu. Dengan refleks, Jungkook meraih telapak tangan Dahyun yang mungil itu dan menggenggamnya erat.

“Tak apa, untuk sekarang mungkin kau belum tahu, kita cari sama-sama ya?” ajak Jungkook dengan senyum hangatnya, membuat Dahyun menunduk malu karena melihat tatapan Jungkook yang terlihat sangat
tulus itu. Tapi entah Dahyun masih ragu ini Jungkook sungguhan berlaku seperti itu atau hanya sekedar akting.

Gomawo Jungkook,” tutur Dahyun sambil balas tersenyum.

“Wah kau masih menggunakan kalung yang kuberi, bagus! Jangan pernah lepas sekalipun ya?” Dahyun mengangguk-angguk saja karena ia memang belum pernah melepas kalung itu sejak dipasangkan oleh Jungkook.

“Kau lihat aktingku tadi? Apa bagus?” tanya Jungkook antusias, Dahyun membalasnya ragu. “Hmm—bagus kok, aku yakin sekali kau pasti senang bisa berpasangan dengan IU," ujarnya dengan nada sendu, membuat Jungkook menaikan alisnya karena bingung kenapa suasana nya tiba-tiba berubah.

Eoh ada apa denganmu? Apa kau—cemburu?” tanya Jungkook sembari menahan tawanya yang akan pecah. Dahyun mendengus kesal dan memukuli Jungkook dengan kencang dan bertubi-tubi.

“Tidak!” seru Dahyun kesal, tapi pipinya yang memerah itu tidak mau di ajak kompromi, membuat Jungkook refleks mencubitnya karena gemas.

“Aku tahu itu, kau tidak bisa berbohong!” Dahyun menghentikan pukulannya dan menyilangkan kedua lengannya kesal. Meski begitu, hari ini Dahyun benar-benar merasa bahagia, bahkan ia mengira kalau ini adalah mimpi. Melihat sikap manis Jungkook, membuat pikirannya bertanya-tanya apa Jungkook sungguh melakukan itu atau hanya akting belaka.

“Aku serius Dahyun, ini bukan akting dan kau tidak sedang bermimpi.” Dahyun menutup mulutnya kaget karena isi pikirannya itu tersampaikan secara tidak sadar kepada Jungkook. Pipi Dahyun semakin memerah karena malu dan Jungkook semakin asyik menggodanya.

AAA BAGAIMANA CARA MENGENDALIKAN KEKUATAN YANG SATU INI?!?’


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro