Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

39

Master marah besar saat Nicholas tiba di Markas ECHQ Athena, lebih tepatnya, saat di dalan rapat, Nicholas mengatakan bahwa ia telah mengeluarkan peraturan baru untuk Perang Pandora periode kali ini. Termasuk, saat ia mengaku telah memberikan kata kunci untuk keberadaan Tekhne terakhir sekaligus Guci Pandora.

"Kupikir kau berada di pihak kami?! Bukankah kau mengkhianati keputusanmu sendiri, Hermes?!" Master menggebrak meja.

"Meski begitu, aku memiliki wewenang lebih tinggi darimu untuk memulai perang atau tidak. Dan aku berniat ingin membantumu, aku melakukannya secara imbang, tentu saja aku juga akan memberitahu kalian kata kuncinya, kuharap kau menjaga emosimu, Mas-ter." Ucapan Nicholas membungkam seluruh mulut yang ada di dalam ruang rapat.

Setelah hanya hening yang menggantung di sekitar mereka selama beberapa detik. Si pembawa berita melanjutkan rapat dengan mengajukan peraturan serta kata kunci untuk perang.

Yang pertama, Nicholas menyampaikan bahwa perang dimulai besok tepat jam lima pagi, meski matahari belum muncul, perang tetap akan dimulai. Yang kedua, bahwa letak Tekhne terakhir dan Guci Pandora benar ada di Atlantis, tapi Atlantis belum tentu tenggelam di laut. Selat Gibraltar dengan pilar-pilar Hercules pada kedua sisinya merupakan sebuah gerbang, pusatnya tentu saja bukan tepat di antaranya. Perang besok bersistem perebutan dan siapa cepat dia menang. Elpis Commander harus menjalankan tugas mereka menjaga Tekhne agar tidak dirusak, serta agar Guci Pandora tidak diambil alih oleh pihak lawan. Para Pendosa akan mencari di mana letak pasti kedua artefak itu, berusaha saling cepat untuk menemukan dan memenangkan perang.

Oleh karena itu, diberlakukan peraturan ketiga, bahwa mulai hari ini seluruh pasukan baik dari pihak Elpis Commander maupun dari Para Pendosa yang sedang menyisir area Selat Gibraltar harus segera ditarik hingga situasi di medan perang haruslah benar-benar bersih.

"Yang keempat, semua peraturan yang kusebutkan tidak menerima penolakan. Oleh karena itu, setelah semua peraturan disebutkan, semua pihak otomatis menyetujuinya."

"Kau pikir, kau tidak menyalahkan wewenangmu, Nicholas?" geram Master.

"Aku hanya memaksimalkan kewenanganku, Master. Satu saran dariku, ada artikel terbaru menyatakan hipotesa baru soal letak Antlatis. Artikel itu ditulis pada tahun 2017, silakan dicari menggunakan internet. Aku akan berjaga di lokasi perang mulai saat ini, sampai jumpa kembali!" Dan begitu saja Nicholas tiba-tiba hilang dari ruang rapat.

"Berenike, cari artikel yang dimaksud Nicholas. Ares dan Altair, tarik pasukan, Leo, kunci ruangan gimnasium dan sampaikan bahwa perang dimulai besok, Iris dan Chelsea pergilah ke ruangan siaran dan beritahukan bahwa jam istirahat dimulai satu jam lagi karena perang dimulai besok. Mengerti?"

"Siap!" seluruh tujuh--sekarang enam--kesatria utama menggaungkan satu kata yang sama.

Perang pun hanya tinggal dalam hitungan jam ke depan.

*

Tubuh Nicholas perlahan muncul dari bawah lingkaran sihir berwarna putih yang ada sebuah lantai pualam cokelat muda.

Laki-laki itu muncul di dalam sebuah ruangan megah dengan tinggi pilar-pilar korintianya setinggi sepuluh meter. Langit-langitnya gelap, karena obor api hanya dipasang di ketinggian tiga meter di tiang-tiang dan sepanjang dinding setiap tiga meter. Tiada lubang lain di sana, yang dapat dijadikan akses keluar masuk, semuanya tertutup dan hanya sihir yang bisa memberikan seseorang akses untuk masuk.

"Hermes, kau kah itu?" tanya seorang wanita dengan kerudung di kepalanya yang menjuntai hingga menyapu lantai.

Di dalam pelukan wanita itu terdapat guci berukir yang tertutup kain dan dieratkan dengan tali anyaman berwarna emas.

"Ya, Hestia." Wanita dengan pandangan kosong berselaput putih pada matanya itu tersenyum hangat setelah mendengar jawaban Nicholas.

"Kedua mataku telah buta, kedua tekhne padam sudah, apakah perang akan segera bergelora?" tanya Hestia dengan memainkan rimanya.

"Benar," Nicholas membelai pipi Hestia yang halus dan tampak awet muda, "dan kita akan melakukannya, benar, 'kan?"

Hestia mengangguk seiring kepalanya direngkuh ke dada bidang milik Nicholas.

"Tekhne terakhir adalah jantungmu, dan giliranku yang akan melindunginya," ujar Nicholas.

*

Seluruh pasukan dari Elpis Commander telah berdiri di lokasi perang, berpencar dalam formasi lapisan-lapisan penyerangan tertentu atas perintah komandan dan wakil komandan mereka. Pasukan-pasukan berbaju putih dengan celana biru tua dan motif emas pada jas panjang mereka berhadapan dengan barisan-barisan dengan pakaian zirah kebanggan mereka yang berwarna ungu gelap.

Para penyihir mengenakan tudung yang menutupi tengkuk dan rambut mereka, termasuk Chelsea yang duduk di atas sebuah plat beton atap bangunan tak terpakai. Di bawahnya bersiaga Iris dan Leo serta beberapa pasukan yang siap melaksanakan rencana, Iris berusaha menenangkan suara gaduh jantungnya, bagaimanapun juga, ini adalah perang yang pertama baginya--tapi, ia telah melakukan perang ini di kehidupan sebelumnya, gadis itu merasa tak masalah, dan motivasinya cukup berhasil menurunkan degup jantungnya yang tak karuan, genggaman tangan Leo juga mau tak mau berhasil membuatnya nyaman.

Di titik lain, Berenike yang mengenakan tudung berdiri di sudut tergelap di gang desa itu, kitabnya terbuka dan mulutnya telah siap berkomat-kamit, kapan pun saat perang benar-benar dimulai. Di ujung batu Gibraltar, Ares berdiri dengan gagah menunggu jam lima tepat untuk memulai perannya sebagai pemegang tampuk komandan perang. Di bawah terdapat Altair dan beberapa pasukan yang sudah membawa senjata mereka untuk berjaga-jaga.

Tepat di antara dua buah Pilar-Pilar Herkules, di tengah Selat Gibraltar yang terbentang dari Batu Gibraltar hingga ke Jebel Musa, Nicholas terbang di atasnya, ia perlahan turun agar kedua belah pihak bisa melihatnya.

"Kedua api kekuatan yang berkobar telah menjelma menjadi gelap, tepat ketika Sang Matahari bangun dari lelap, sangkakala akan dibunyikan, meski desir angin dingin mengalahkan pancaran sinarnya, demi akhir lama dan awal yang baru, sebuah perang dimulai oleh anak-anak yang menanggung kutukan dari ibunya." Nicholas membentuk jari jemarinya menjadi sebuah tabung.

Tepat saat jarum jam menunjukkan angka lima, Nicholas meniupkan udara melewati lubang yang tercipta dari jarinya, udara itu berubah menjadi gaungan terompet dan perang resmi dimulai.

"Lalu, apakah kali ini perang akan berakhir?" Nicholas menyeringai setelah meniup sangkakala.

Tubuhnya perlahan menghilang seiring lingkaran dua warna memenuhi seluruh tempat yang ada di sekitar pilar-pilar Herkules. Berenike di dalam sudut gang memejamkan matanya, tangannya membalik kitab dengan sangat cepat.

"Cerberus," desisnya.

Berbagai lingkaran berwarna emas muncul dari berbagai titik, memanggil Cerberus dari dalam tanah, anjing berkepala tiga itu menyerang, menyeruduk pasukan para Pendosa dan mengoyak tubuhnya hingga terpisah.

Iris berada dalam medan cukup sulit, tetapi dengan bantuan  Leo dan pasulan lainnya, ia dapat mengambil jarak aman sembari melontarkan panah-panah sihirnya. Lima orang telah mati terkena serangam panahnya, setiap lima orang, ia akan bergerak maju mengikuti Leo dan gerakan pasukan lainnya.

Ares segera terjun dari Bukit Gibraltar, bergerak maju menarikan pedang Xyphos-nya untuk menyabet dan menusuk. Altair menarikan tombaknya untuk menusuk dan menggunakan tamengnya untuk menahan serangan, tamengnya tertanam kepala dari seroang Medusa, siapapun yang menatap tamengnya, dipastikan akan menjadi batu.

Dari atas atap rumah, Chelsea memetik nada-nada yang mematahkan sihir-sihir Para Pendosa yang mencoba terbang melewati lautan. Berenike tak kurang akal memanggil makhluk-makhluk mengerikan berupa monsyer gurita yang tentakelnya segera menyambar para pasukan lawan.

Tujuan mereka hanyalah satu, sebuah tanah tandus bekas lahan lumpur yang mengering, bernama Donana yang ada di seberang Batu Gibraltar.

"Berenike!" panggil Ares sembari menahan pasukan di tepi dermaga bersama Altair yang mengutuk pasukan lawan menjadi batu menggunakan perisai Medusa miliknya.

Di dalam gelap, Berenike meraba kertas di kitabnya sambil berkomat-kamit panjang, sebelum ia membuka matanya yang berkilat kuning keemasan.

"Charon!"

Sebuah kapal muncul dari lingkaran sihir emas di permukaan laut. Kapal besar itu menampung hingga seratus orang yang berada di bagian atas kapal, dan cukup hingga lima puluh orang lagi yang akan mengendalikan meriam, seorang pria tua dengan rambut pendek bergelombang, berdiri memegang kemudi kapal layar itu.
"Pasukan! Menuju Charon!" Ares mengomando.

Ares dan Altair segera menaiki kapal begitu pasukan lawan berhasil ditahan oleh serbuan mayat hidup dari kedua sisi yang bisa mengoyak-oyak tubuh manusia dengan gigo geraham mereka. Leo dan Iris memelesat bersama beberapa pasukan pilihan, sesuai rencana, sisanya akan membuka jalan agar mereka lewat. Hal yang sama juga terjadi pada Chelsea dan Berenike yang berlari bersamaan setelah mereka bertemu dari sebuah simpang tiga, beberapa pasukan mengekor dan beberapa lainnya membuka jalan,  menghadang para pasukan lawan agar perjalanan mereka menuju kapal Charon dengan selamat.

Tepat setelah pasukan yang mengekor Chelsea dan Berenike naik ke kapal,  Charon--sang pengemudi--segera melayarkan kapal membelah arus lautan. Lima puluh orang masuk ke dalam lambung kapal memegang meriam sihir. Delapan puluh lainnya ada di atas geladak, termasuk enam kesatria utama, tidak sesuai jumlah awal yang direncanakan. Namun, Ares dan Altair harus membuatnya cukup untuk melawan musuh yang datang dari sisi lain.

Sebuah kapal layar yang juga mengarah ke tujuan yang sama, dan tentu saja, serangan mulai diluncurkan di detik ketiga dari kedua kapal itu.

"Sangkakala tertiup, angin marabahaya terembus, layar kapal telah turun, dan tembakan akan segera dilontarkan beruntun." Nicholas memandangi kedua kapal itu, lalu mengarahkan tongkat ularnya ke salah satu kapal.

"... Dan tembakan akan segera dilontarkan beruntun."

Music: Destruction
From: NieR:Automata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro