Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part XII

Matahari belum terlalu tinggi saat itu, cuaca juga masih sedikit terasa dingin. Namun hal itu sepertinya tak mengusik seorang Yoo Kihyun. Pria manis itu justru nampak menikmati waktu paginya sambil termenung di beranda apartementnya yang terasa tenang.

Hari ini Kihyun lagi2 mendapatkan jadwal libur dari rumah sakit untuk seminggu kedepan, namun bukan berarti pria itu benar2 bisa menikmati liburannya. Karena mungkin besok atau lusa Lee Minhyuk akan menghubunginya untuk melakukan tugas penting membedah korban2 mereka.

Pelan Kihyun menghembuskan nafasnya sambil memejamkan matanya, namja Yoo itu coba melepaskan sesuatu yang menganjal di hatinya namun tak berhasil.

"apa yang kau lakukan di sana sepagi ini oppa?"

"kamjagiya" Kihyun terkaget dan langsung menoleh pada seseorang yang baru saja mengagetkannya.

Sosok Sooran disana, sudah duduk dengan tenang di ranjang miliknya sambil menyilangkan kakinya. gadis itu tersenyum geli pada Kihyun yang terlihat begitu lucu saat memasang wajah kagetnya.

"kau ini...mengagetkanku saja" sungut Kihyun setelah rasa kagetnya sedikit sirna

Tak menjawab, Sooran justru terkekeh membuat Kihyun segera menghampiri gadis itu lantas duduk disisinya.

"salah oppa sudah melamun pagi2 begini, untung aku bukan musuhmu jadi kau masih bisa hidup dan duduk disampingku seperti ini" balas Sooran tanpa rasa bersalah sedikitpun

Kihyun berdecih pelan mendengar itu "tak ada musuh yang mengetahui sandi apartemenentku nona muda"

Tawa pelan Sooran kembali terdengar membuat Kihyun menatap gadis yang lebih muda darinya itu lamat2.

"whae?" tanya Sooran saat mendapati tatapan Kihyun untuknya

"mwoya?" balas Kihyun untuk Sooran

"kenapa oppa memandangiku seperti itu?" jelas Sooran membuat Kihyun tersenyum tipis.

Namja berperawakan mungil itupun menggeleng pelan, sambil masih menatap kearah Sooran.

"tidak apa2, hanya senang karena oppa bisa melihatmu tertawa" jawabnya kemudian

Sooran diam, gadis itu cukup mengerti makna dari ucapan yang baru saja Kihyun lontarkan untuknya.

"bagaimana perundinganmu dengan Zero? Apa berjalan lancar?" tanya Kihyun

"hmm...sangat lancar" jawab Sooran.

Wajah gadis itu terlihat kembali datar membuat Kihyun menatapnya dengan alis yang berkerut.

"kalau lancar kenapa wajahmu terlihat tak baik seperti itu?" tanya Kihyun penasaran.

"molla" Sooran menjawab pelan sambil mengendikan bahunya.

"mwoya? apa masksudmu? Kenapa kau bisa tak tahu alasanmu berekspresi seperti itu?" Kihyun terlihat semakin bingung

Sooran tak menjawab, gadis itu memilih membaringkan tubuhnya di ranjang milik Kihyun sambil menatap langit2 kamar namja tersebut. Kihyun cukup paham kalau Sooran sedang tak ingin diganggu dengan pertanyaan2 yang mengusik hatinya, jadi namja itupun memilih diam sambil ikut berbaring di samping Sooran.

"Sooran-a...bisa oppa bertanya satu hal padamu?" tanya Kihyun tanpa menoleh pada Sooran

"asal itu bukan pertanyaan yang mengusikku, kau boleh bertanya" jawab Sooran melakukan hal yang sama

Kihyun tertawa pelan mendengar jawaban Sooran yang terdengar sedikit kurang sopan. Biasanya Kihyun akan marah jika gadis tersebut melakukan hal tersebut padanya, tapi pria Yoo itu akan memberi pengecualian untuk hari ini.

"Sooran-a...menurutmu, bagaimana jika oppa memutuskan untuk berhenti?" tanya Kihyun diakhir tawanya.

Sooran terkejut mendengar itu, lantas menarik tubuhnya untuk bangkit dan menatap lurus kearah Kihyun.

"Sooran-a oppa rasa, oppa ingin berhenti dari semua ini" mengabaikan ekspresi yang ditunjukan Soroan, Kihyun kembali berujar dengan santainya.

Manik Sooran menatap Kihyun lamat sementara namja itu terlihat melayangkan tatapannya ke langit2 kamar seakan menerawang menuju ke suatu hal.

"whae? kenapa oppa tiba2 ingin berhenti?" tanya Sooran kemudian.

Kali ini Kihyun menarik sebuah senyum di wajahnya sambil membalas tatapan Sooran tepat di kedua manik yeoja itu. Hingga kedua pasang manik itu bertemu, membuat Sooran mendapati tatapan berbeda dari iris milik Kihyun.

"karena..kurasa aku memiliki tujuan baru dihidupku Sooran-a" jawab Kihyun dengan tatapan yang terlihat berbinar.

Sooran tercekat, sebab ini kali pertamanya yeoja itu melihat tatapan Kihyun yang seperti itu. selama sudah lebih bertahun2 mengenal dokter jenius tersebut, Sooran baru bisa melihat tatapan kebahagiaan yang terpancar jelas dikedua mata seorang Yoo Kihyun.

Biasanya hanya pandangan dingin penuh kabut yang selalu yeoja itu dapatkan dari Kihyun , walau wajah namja itu senantiasa memberikan senyuman padanya. Namun hari ini semua nampak berbeda, kabut di mata Kihyun seakan tersingkir berganti dengan binar2 yang Sooran sendiri tak mengerti binar apa itu.

"Sooran-a, oppa...sedang jatuh cinta saat ini." ujar Kihyun menggambarkan perasaannya yang meluap-luap kini.

"Dan aku berpikir...untuk menjalani hidup normal bersama yeoja yang berhasil membuat hatiku bergetar. Aku ingin meninggalkan semua sisi gelapku selama ini Sooran-a, lalu memulai semuanya dari awal bersama yeoja itu" Kihyun mengutarakan maksud hatinya pada Sooran.

"op...oppa" hanya bibir Sooran yang bergerak tanpa bisa mengeluarkan suara.

Mendapati itu Kihyun bangkit, lantas menatap Sooran yang terlihat masih terkejut akan ucapan yang baru saja dia lontarkan.

"bisa kau membantuku Lee Sooran? Bisakah kau membantu oppa untuk meninggalkan semua ini?" tanya Kihyun, menyelipkan sebuah permintaan yang penuh harap.

Belum ada jawaban dari Sooran, yeoja itu masih memperhatikan raut wajah Kihyun yang menatap dirinya.

"aku berjanji takkan mengatakan apapun tentang organisasi ini pada siapapun. aku akan mengunci mulutku, bahkan sampai maut menjemputku" janji Kihyun dengan suara yang terdengar yakin.

"oppa..." Sooran menarik sebuah senyuman di wajahnya manakala mendengar pengakuan dari Kihyun tersebut.

Tangan yeoja itupun terhulur untuk meraih kedua tangan Kihyun dan mengenggamnya erat.

"aku akan membantumu oppa" sahut Sooran kemudian.

"uruslah semuanya dengan baik dan aku...akan mengurus Zero untukmu" sambung Sooran lagi.

Kihyun merekahkan senyumnya lebar sambil mengusak sayang rambut Sooran.

"gomawo Sooran-a...noumu gomawo" ujar Kihyun terharu.

Sooran tak menjawab, yeoja itu hanya membalas dengan anggukan sambil tetap merekahkan senyumnya pada Kihyun.

*

"Hyunwoo, kau pernah mendengar tentang pandora tidak?" Hyunwoo yang tengah menyesap kopinya nyaris tersedak saat mendengar pertanyaan yang Wonho lontarkan.

mata tajam lelaki tegap itupun menyorot tegas kearah Wonho yang dibalas tatapan heran dari bawahan sekaligus teman dekatnya tersebut.

"tahu" jawab Hyunwoo singkat setelah beberapa detik kemudian.

"benarkah? Jadi kau juga tahu tentang pandora?" kembali Wonho bertanya yang dibalas anggukan pelan Hyunwoo.

"bagaimana menurutmu tentang legenda itu? Maksudku...kenapa para dewa begitu kejam menciptakan Pandora hanya untuk membawa begitu banyak kehancuran di dunia" ujar Wonho dengan nada suara yang terdengar begitu mengebu2.

Hyunwoo hanya diam mendengar itu, dengan atensi yang masih mengarah lurus pada Wonho.

"kotak yang dibawa Pandora tidak hanya berisi malapetaka Shin Wonho" tukas Hyunwoo kemudian

"tidak hanya malapetaka?" ulang Wonho dengan raut wajah yang terlihat terkejut

"Hmm...kotak Pandora itu tidak hanya diisi dengan malapetaka yang kau katakan tadi. Sebab....jauh di dalam dasar kotak, terdapat sebuah harapan yang tertinggal dan belum sempat keluar karena Pandora cepat2 menutup kotak tersebut" jelas Hyunwoo

"benarkah?" Wonho nampak semakin tertarik dengan cerita Hyunwoo

"dan kau tahu apa artinya itu?" tanya Hyunwoo pada sang sahabat.

Wonho hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan yang Hyunwoo lontarkan membuat Hyunwoo kembali melanjutkan penjelasannya.

"itu artinya...sebanyak apapun keburukan di dunia ini, selama kau memiliki harapan untuk memperbaiki semuanya...maka semua keburukan itu akan bisa kau hilangkan"

Kata2 terakhir Hyunwoo membuat Wonho mengangguk paham, wajah pria bermarga Shin itupun tak lagi terlihat kesal kini. Hal itu jelas mengusik rasa ingin tahu Hyunwoo, terlebih karena pria berkulit gelap itu lebih dulu mendengar nama Pandora dari Vernon...informan rahasianya.

"tapi ngomong2...kenapa kau tiba2 bertanya mengenai Pandora padaku?" tanyanya sebisa mungkin terdengar wajar.

Hyunwoo tak mau ambil resiko dicurigai oleh Wonho, pria itu sedikit takut kalau2 sahabat yang begitu ia percayai itu juga termasuk anggota Pandora.

"tidak ada...itu karena aku baru saja mendengar cerita itu kemarin" jawab Wonho

"benarkah? Dari siapa kau mendengar cerita itu?" kembali Hyunwoo bertanya pada Wonho

"aku mendengarnya dari..."

"Permisi" sebuah suara membuat ucapan Wonho terhenti.

Kedua atensi pria itupun mengarah kepintu masuk dan mendapati sosok Minju yang berdiri di ambang pintu sambil tersenyum lebar.

"apa benar ini ruangan polisi Hwang Yiseul?" tanya Minju ragu2.

Wonho dan Hyunwoo-pun saling pandang sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap Minju yang belum bergeming dari tempatnya berdiri.

"ne, benar...ini ruangan polisi Hwang Yiseul" jawab Wonho sambil bangkit dari duduknya.

"kalau boleh tahu, kau siapa? Dan ada perlu apa mencari Yiseul noona?" tanya Wonho kemudian

Senyum di wajah Minju belum memudar, justru gadis itu semakin melebarkan senyumannya sambil berjalan kearah Wonho.

"perkenalkan...aku Heo Minju. Aku adalah seorang penulis novel dan beberapa waktu lalu aku sempat bertemu dengan Yiseul onnie untuk bertanya mengenai beberapa hal tentang kasus di kepolisian" jelas Minju sambil mengulurkan tangannya

"aku...Shin Wonho rekan Yiseul noona, dan itu..." Wonho menunjuk Hyunwoo yang tak bergeming dari tempatnya

"dia adalah pimpinan kami, namanya Son Hyunwoo" tukas Wonho sambil meraih uluran tangan Minju

Minju mengangguk pelan pada Hyunwoo yang dibalas hal serupa oleh namja itu. Lantas fokusnya kembali mengarah pada Wonho yang baru saja melepas uluran tangannya.

"jadi...apa Yiseul onnie ada?" tanya Minju kemudian

"tidak...Yiseul noona baru saja keluar untuk penyelidikan" jawab Wonho

"ah...begitu ya" wajah Minju nampak sedih kini membuat Wonho jadi tak tega melihatnya.

"memangnya ada apa? jika kau memiliki sesuatu yang penting, kau bisa memberitahunya padaku" tukas Wonho kemudian

Sesaat Minju diam, menimbang2 apa dia akan menerima bantuan Wonho atau tidak. Bukan apa2, Minju itu tipe orang yang tak suka berhutang budi terlebih pada orang yang baru dikenalnya.

"sebenarnya aku hanya mau memberikan hadiah untuknya. Sebab...karena beberapa hal yang onnie ceritakan padaku, aku bisa menyelesaikan novelku dengan cepat" tukas Minju akhirnya

"benarkah? Kalau begitu...kau bisa menitipkan hadiah itu padaku. Atau...jika kau tak percaya kau bisa datang lagi nanti" tukas Wonho

Minju cepat mengeleng sambil menggerak2an tangannya di udara.

"tidak...tidak, bagaimana anda bisa berpkir kalau aku tak percaya pada seorang polisi seperti anda" sanggahnya cepat

"itu karena kau terlihat begitu ragu nona muda, makannya aku berpikir kalau kau tak percaya padaku" jawab Wonho

"bukan begitu polisi Shin, aku...hanya tak ingin merepotkan orang lain" jelas Minju

"aku tak merasa repot nona muda, bukankah sudah kewajiban polisi membantu rakyat sipil seperti kalian" balas Wonho tanpa mengurangi sikap ramahnya

Mendengar itu Minju menggaruk lehernya yang tak gatal, lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sandang miliknya.

"baiklah...kalau begitu bisa berikan ini pada Yiseul onnie?" tukas Minju seraya menyerahkan sebuah kotak pada Wonho

Tangan Wonho tanpa ragu meraih kotak itu.

"baiklah...akan kuberikan kalau Yiseul noona sudah kembali" tukasnya kemudian

"terimakasih polisi Shin, maaf sudah merepotkan" Minju kembali berujar dengan nada yang terdengar sungkan

"tak masalah nona muda" balas Wonho

Minju tersenyum untuk yang terakhir kalinya, sebelum akhirnya gadis itu membungkuk pelan pada Wonho juga Hyunwoo.

"kalau begitu aku permisi, sekali lagi terimakasih" pamitnya

"ne, hati2 di jalan" balas Wonho lantas membiarkan Minju berlalu meninggalkan ruangan mereka.

Sesaat setelah sosok Minju menghilang, tangan Wonhopun segera meletakkan hadiah yang Minju berikan di atas meja Yiseul. Pria itu lantas kembali menduduki kursinya sambil memandangi Hyunwoo yang nampak termenung.

"kau kenapa?" tanya Wonho pada sang atasan

Tak ada jawaban, bahkan Hyunwoo seperti tak mendengar pertanyaan yang Wonho lontarkan.

"ya! Son Hyunwoo" panggil Wonho yang kali ini berhasil membuat Hyunwoo menoleh

"whae? whaeyo?" tanya Hyunwoo

"seharusnya aku yang bertanya begitu, kenapa kau melamun?" balas Wonho

Hyunwoo diam beberapa saat, lantas menggelengkan kepalanya pelan.

"tidak..tidak ada apa2" jawab Hyunwoo lantas kembali fokus pada pekerjaannya.

Wonho yang mendapati itu hanya mengernyitkan alisnya, lantas ikut fokus pada pekerjaannya dan mengabaikan sosok Hyunwoo yang sedang memikirkan beberapa hal di kepalanya.

*

Di sebuah ruangan besar yang dipenuhi berbagai jenis senjata, sosok Zero nampak duduk di kursi kebesaran miliknya. Mata pria itu menjelajahi tiap sudut ruangan, mengabsen satu per satu koleksi senjata miliknya yang terpajang anggun di tempat mereka masing2.

Tok...tok..tok

Suara ketukan pintu menyela kesibukan Zero, menjadikan pria tersebut memutar kursinya menghadap ke pintu masuk. Disana sudah berdiri sosok Seungcheol salah satu pengawal pribadinya.

"Ada apa?" tanya Zero pada Seungcheol

"Sooran ingin menemuimu Zero" jawab Seungcheol

"Sooran?" Zero mengernyitkan alisnya heran.

Seungcheol hanya mengangguk mendengar pertanyaan yang Zero lontarkan padanya.

"baiklah...biarkan dia masuk" tukas Zero akhirnya.

Seungcheol berlalu meninggalkan ruangan Zero, setelah terlebih dahulu menutup pintu ruangan tersebut. Hanya selang beberapa detik kemudian, sosok Sooran memasuki ruangan itu dan langsung menghampiri Zero yang sudah melayangkan tatapan heran padanya.

"ada yang kau inginkan dari oppa maja?" tukas Zero setelah Sooran duduk tenang tepat dihadapannya.

Zero sudah hapal kebiasaan Sooran, gadis tersebut tak mungkin repot2 menemui dirinya di kediaman besar milik Zero kalau tak menginginkan sesuatu darinya. terlebih keduanya baru saja bertemu kemarin, demi membahas perseteruan mereka. Jadi hal yang aneh kalau Sooran kembali ingin menemuinya tanpa ada maksud tersembunyi.

"kali ini kau ingin apa?" tanya Zero tanpa mau berbasa basi

"aku menginginkan sesuatu, tapi...itu bukan untukku" jawab Sooran

"lalu?"

"aku...ingin kau mengabulkan keinginanku untuk Kihyun oppa"

Dahi Zero berkerut mendengar ucapan yang baru saja Sooran lontarkan.

"Kihyun hyung?" ulang Zero

Sooran mengangguk pelan.

"memangnya kau ingin aku mengabulkan apa untuk Kihyun hyung?" kembali Zero bertanya pada Sooran dengan nada suara yang terdengar penasaran.

Sesaat Sooran diam untuk menenangkan debar jantungnya yang sedikit berantakan. Gadis itu sedikit gugup sebenarnya, karena permintaannya bukanlah permintaan yang biasa. Sooran sendiri tak yakin Zero akan mengabulkan permintaannya ini. Tapi...karena gadis itu sudah berjanji pada Kihyun, jadi Sooran setidaknya harus berusaha walau itu sedikit mustahil.

"oppa" Sooran sengaja mengubah nada suaranya dengan mode manja.

"bisa biarkan Kihyun oppa keluar dari kelompok ini?" lanjut Sooran kemudian

Zero yang awalnya senang mendengar nada suara Sooran yang begitu dia rindukan, langsung berubah kesal detik itu juga. Mata pria itu bahkan sudah berkilat marah dengan beberapa urat halus yang menghiasi pelipisnya.

"kau baru bilang apa barusan?" tanya Zero dengan suara bergetar menahan marah

"aku...ingin kau membiarkan Kihyun oppa keluar dari kelompok ini" ulang Sooran mencoba menekan rasa takutnya.

Gadis itu tidak bodoh untuk mengartikan ekspresi yang Zero tunjukan saat ini. Bahkan orang yang tak mengenal pria itu saja bisa tahu kalau dia benar2 sedang marah, jadi bagaimana mungkin Sooran tidak tahu akan hal itu.

"kau sedang mabuk ya Sooran?" sarkas Zero

"tidak oppa...aku tidak sedang mabuk"

"kalau memang kau tidak mabuk, kenapa kau mengatakan hal bodoh seperti ini?!" nada suara Zero sedikit meninggi kini

Sooran sedikit berjengit mendengar itu, membuat Zero segera mengusap wajahnya gusar. Entah kenapa akhir2 ini emosinya sering tak bisa ia kendalikan, terlebih ketika menghadapi Sooran.

"oppa dengarkan aku" tangan Sooran meraih jemari Zero dan mengenggamnya erat "Kihyun oppa sudah menemukan kehidupan barunya. Jadi...bisa biarkan dia memilih kehidupan itu dengan mengizinkannya keluar dari kelompok ini?" lanjut Sooran coba membujuk Zero

"kehidupan baru?" ulang Zero sarkas

"ne, Kihyun oppa sudah menemukan kehidupan barunya oppa. Dia terlihat bahagia dan aku belum pernah melihatnya sebahagia itu semenjak mengenalnya" jelas Sooran

Kali ini Zero terdiam mendengar ucapan dari Sooran, pria itu hanya menatap sang adik lamat2 berusaha mendengar tiap penjelasan yang gadis itu ujarkan.

"kalian sudah bersahabat sangat lama bukan oppa? Dan Kihyun oppa...dia selalu mengerjakan yang kau perintahkan. Kihyun oppa juga belum pernah membuat kesalahan dan dia juga sangat setia padamu"

"setelah apa yang dia lakukan, tak bisakah kau kabulkan satu keinginannya untuk membalas semua kesetiaannya itu oppa? hanya satu permintaan kecil dan kurasa itu takkan merugikan untukmu" tambah Sooran masih terus membujuk Zero

Pelan Zero menarik tanganya dari genggaman Sooran, lantas memutar kursinya memunggungi gadis itu.

"oppa" lirih Sooran melihat sikap yang Zero tunjukan.

"tak ada yang bisa keluar dari kelompok ini Sooran-a, bukankah kau sangat tahu hal itu?" tukas Zero tanpa memandang Sooran

"dan kalau ada yang memaksa untuk keluar, maka...kematian adalah jalan keluar untuknya" tambah Zero kemudian

Sooran meremat tangannya sendiri, dia sangat takut mendengar ucapan yang baru saja Zero lontarkan.

"oppa...kau tak bisa melakukannya, kau tak boleh membunuh Kihyun oppa" tukas Sooran dengan suara yang syarat rasa takut

"kalau memang kau tak mau aku membunuhnya, katakan pada Kihyun hyung untuk mengurungkan niatnya keluar dari kelompok ini" balas Zero dengan nada dingin

"oppa..." Sooran berujar lirih

"berhenti merengek Lee Sooran dan kalau kau tak memiliki hal penting lagi buat dikatakan, kau bisa pergi" Zero memutar kursinya cepat lantas menatap tajam pada Sooran

Lagi2 Sooran berjengit mendapati sikap yang ditunjukan Zero, mata gadis Lee itu bahkan sudah terlihat berkaca2 kini.

"dia sudah berjanji untuk merahasiakan perihal kelompok ini oppa, Kihyun oppa berjanji akan tetap menjaga rahasia kelompok ini sampai mati kalau kau mengizinkannya keluar" Sooran masih bersikeras membujuk Zero

"Sooran jangan memancing amarah oppa" larang Zero

"kumohon oppa...sekali ini saja kabulkan keinginanku untuk Kihyun oppa"

"SEUNGCHEOL APA KAU DI LUAR?" teriak Zero

Sosok Seuncheol segera memasuki ruangan Zero dan berdiri tepat di belakang kursi Sooran.

"tunjukan pada Sooran pintu keluar rumah ini" perintahnya

"oppa" Soora berujar sambil menangis saat tangan Seuncheol meraih kedua bahunya.

Sooran sedikit meronta guna melepaskan dirinya dari kukungan tangan Seuncheol, namun semua usahanya sia2 saat sosok itu justru terus menyerat tubuhnya keluar dari kediaman Zero.

"maafkan aku Sooran, apa aku menyakitimu?" tanya Seungcheol setelah mereka sama2 berada di luar kediaman Zero

Gelengan kepala Sooran menjawab ucapan Seungcheol bersama matanya yang menatap bangunan besar yang ada di hadapannya.

"kau akan pulang naik apa? apa aku perlu meminta Jeonghan mengantarmu?" tanya Seuncheol kemudian

"tak usah oppa, aku akan pulang naik taksi" jawab Sooran lantas berlalu meninggalkan Sengcheol disana.

*

"ini punya siapa?" tanya Yiseul yang menemukan sebuah kotak kado di atas mejanya

Wonho yang sedang memeriksa beberapa file menatap kearah rekan kerjanya tersebut.

"ah...itu milikmu noona" jawab Wonho

"milikku?" tanya Yiseul bingung

"eoh...seorang gadis muda bernama Minju memberikan untukmu. Katanya itu ucapan terimakasihnya karena kau membantunya menulis novel" jelas

Senyum terukir di wajah Yiseul bersama tangannya yang membuka bungkus kado tersebut. sebuah boneka bunga matahari dalam pot pun terlihat membuat lengkungan senyum Yiseul semakin lebar.

"wuah...kyeopta" ujar Yiseul senang

Tangan Yiseulpun menekan sebuah tombol yang ada di bagian bawah boneka itu, menjadikan boneka matahari itu bergerak2 lucu.

"bukankah ini sangat lucu?" tanya Yiseul meminta pendapat Wonho

"eoh...maja" Wonho setuju

Yiseulpun mematikan kembali boneka tersebut, lantas meletakkan di atas meja kerjanya. Setelahnya tangan Yiseul meraih ponsel miliknya guna menghubungi Minju sang pemberi hadiah.

"ne, onnie" suara Minju terdengar dari seberang.

"Minju-ya...terimakasih hadiahnya" tukas Yiseul

"eiiy, harusnya aku yang berterimakasih pada onnie karena sudah membantuku" balas Minju

Tawa Yiseul berderai mendengar itu, begitu juga dengan Minju.

"onnie suka dengan hadiahnya?" tanya Minju

"eoh...suka, sangat suka"

"syukurlah kalau onnie suka. Aku sempat bingung mau memberikan awalnya, akhirnya seorang temanku mengusulkan hadiah itu" jelas Minju tanpa diminta

Kembali tawa Yiseul berderai mendengar penjelasan yang diurai Minju.

"ya sudah...onnie hanya ingin mengatakan itu, sekarang onnie tutup panggilannya ya" tukas Yiseul setelah tawanya terhenti

"ne, eon"

Panggilan terputus bersama sosok Hyunwoo yang memasuki ruangan tersebut sambil memandang heran kearah Yiseul.

"kau terlihat senang noona" komentarnya sambil mendudukan tubuhnya ke kursi kerjanya.

"ne, memang aku senang. Lihat Hyunwoo-ya" jawab Yiseul sambil menunjukan mainan boneka bunga mataharinya pada Hyunwoo.

Hyunwoopun menatap kearah boneka bunga matahari Yiseul.

"tidakkah dia terlihat lucu?" tanya Yiseul meminta pendapat Hyunwoo

"eoh" jawab Hyunwoo lantas kembali menatap layar komputernya.

Mendapat reaksi yang tak diinginkannya, Yiseulpun merengut sambil menatap kesal Hyunwoo. Sedangkan Wonho yang melihat keduanya hanya bisa menahan senyum di wajahnya.

Untuk sesaat ketiga polisi itupun nampak sibuk dengan pekerjaannya masing2, hingga dering ponsel Hyunwoo mengalihkan perhatian mereka.

"ne" jawab Hyunwoo tanpa menatap kedua rekanya.

"..."

"oddie?"

"..."

"baiklah...aku akan kesana" Hyunwoo segera bangkit setelah memutuskan panggilan

Tangannyapun meraih jaket miliknya yang tersampir di sandaran belakang kursi kerjanya.

"kau mau kemana?" tanya Wonho melihat Hyunwoo pergi tanpa mengajaknya

"aku...mau menemui seseorang" jawab Hyunwoo

"nugu?" kali ini Yiseul yang bertanya

Hyunwoo tak menjawab, tangan namja itu nampak mengusap leher belakangnya pelan kebiasaannya jika sedang gugup.

"ya! kau diam2 berkencan ya?" tuduh Wonho membuat kedua mata Hyunwoo membulat

"sepertinya dugaanmu benar" Yiseul tersenyum melihat tingkah Hyunwoo

"nan anniya" Hyunwoo menyangkal dengan wajah yang memerah.

Wonho tertawa melihat wajah Hyunwoo, begitu juga dengan Yiseul. Kedua rekan kerja Hyunwoo nampak senang karena berhasil menggoda atasannya tersebut.

"sudah ya, aku harus pergi" pamit Hyunwoo lantas berlalu.

Tak ada jawaban dari Yiseul dan Wonho, keduanya masih tetap tertawa hingga tubuh Hyunwoo menghilang dari dalam ruangan tersebut.

"Hyunwoo kemana?" tawa mereka terhenti saat mendengar suara Taekwon

Keduanya kompak menoleh pada pria pendiam yang kini sudah berdiri di ambang pintu ruangan mereka.

"baru saja pergi" jawabYiseul "ada apa?" tanyanya kemudian

"aku membawa laporan yang dia minta" jawab Taekwon

"letakkan saja di atas mejanya" ujar Yiseul sambil menunjuk kearah meja Hyunwoo

Taekwon mengangguk lantas melakukan apa yang Yiseul ucapkan. Setelah meletakkan berkas yang dia bawa, lelaki Jung tersebutpun berlalu begitu saja.

*

"hyung...kau tahu perihal Kihyun hyung yang mau keluar dari organisasi?" tanya Zero pada Minhyuk yang kini ada dihadapannya.

Pimpinan Pandora itu sengaja memanggil Minhyuk menghadapnya untuk membahas perihal ucapan Sooran padanya.

"eh? Apa yang baru kau katakan?" tanya Minhyuk dengan wajah kaget

"kau mendengar dengan baik apa yang kukatakan tadi hyung...jadi aku tak mau mengulangnya" balas Zero.

"iya...aku memang mendengarnya, tapi...aku tak yakin dengan pendengaranku"

Mendengar itu Zero memutar bola matanya malas, lantas menyilangkan tangannya di atas meja guna menatap Minhyuk lebih dekat.

"Kihyun hyung berencana keluar dari organisasi" ulang Zero dengan nada suara yang terdenga datar.

"kau serius?" Minhyuk belum percaya

"lihat wajahku...apa terlihat seperti orang yang sedang bercanda?"

Minhyuk menggeleng menjawab itu masih dengan wajah yang menyiratkan keterkejutan.

"siapa yang mengatakan perihal ini? apa...Kihyun yang mengatakan padamu?" tanya Minhyuk kemudian.

"bukan...bukan Kihyun hyung yang mengatakan padaku" jawab Zero

"lalu?"

Sesat Zero diam membuat Minhyuk menanti dengan perasaan resah. Pria itu berharap kalau Zero tak mendengar berita aneh itu dari orang kepercayaannya, jadi Minhyuk bisa menyangkal apa yang baru saja ia dengar barusan.

"Sooran yang mengatakannya" seketika mata Minhyuk membulat mendengar jawaban Zero.

"Soo...Sooran?" ulang Minhyuk seakan tak percaya.

"benar2 Sooran yang mengatakan padamu?" tanya Minhyuk lagi

"ne...Sooran yang mengatakan padaku mengenai hal ini. Dan kurasa....Kihyun hyung yang meminta dongsaengku itu untuk menyampaikan padaku" jawab Zero.

Minhyuk seketika diam sambil mengigit bibirnya pelan. Jujur saat ini pria Lee tersebut sedikit takut, terlebih saat melihat tatapan Zero yang menggambarkan ketidak sukaan yang sangat jelas.

"ja..jadi, apa yang akan kau lakukan pada Kihyun...Zero-ya?" tanya Minhyuk sedikit gugup

"aku akan menghabisinya" jawab Zero dingin

"h...hey, kau tak bisa melakukan itu" cepat Minhyuk berujar dengan wajah panik

"kenapa?" wajah Zero nampak semakin tak senang mendengar kalimat larangan dari Minhyuk

"Kita memerlukan Kihyun, Zero-ya...karena itu aku melarangmu menghabisinya. Dia dokter yang jenius dan sangat diperlukan oleh organisasi kita" tukas Minhyuk panjang lebar.

Senyum sinis Zero terukir mendengar ucapan dari Minhyuk, membuat pria manis itu semakin merasa tak nyaman.

"masih banyak anggota lain yang bisa menggantikannya hyung. Joshua dan Jun contohnya" balas Zero.

"tapi Zero-ya...Kihyun itu teman kita" Minhyuk masih coba membujuk Zero

"aku tak pernah berteman dengan pengkhianat hyung dan Kihyun hyung...sudah mengkhianatiku" balas Zero begitu angkuh dan dingin.

TBC_

Hai, hello, anyeong
Pandora back again...😊
Hari ini bertepatan sama ultah polisi ganteng kita Shin Wonho.
Acieeeee....saengil chukae

Sempet salah inget tanggal sebenernya, karena eon ingetnya si Wonho itu lahir tanggal 3 masak. Padahal bulan 3 tanggal 1 wkwkwkwk

Oh ya mumpung belom terlambat mau kasih selamat buat 3rd win nya mx ya

Uhmm...apalagi ya?
Oh ya, buat yang lagi pecahin teori tentang siapa sosokk Zero, moga di part kali ini kalian bisa mendapatkan petunjuk lebih...😂

Sudah itu aja,makasih udah mampir. Kami 3 penulis seneng banget dengan semua bentuk dukungan para readernim.
See you next part
👋👋👋


#HBDtoWonho
Happy Wonho day

Last pic

Polisi Son Hyunwoo
Pic by instragam @jty2

Langsa, 1 Maret 2019
Hasil kolaborasi bareng Hae_Baragi & Biga_Agasshi
Mapir juga kecerita mereka ya 😉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro