9. Bandara Haneda
Megi sudah melalui lebih dari sepuluh jam perjalanan pesawat. Dari kota Padang naik pesawat menuju Jakarta. Ternyata, dari Jakarta tidak langsung Ke Las Vegas, melainkan transit dulu di Tokyo lalu ke Los Angeles untuk transit kembali menuju Las Vegas. Ternyata penerbangan Ke Las Vegas tidak seperti yang ia bayangkan.
Baru sampai di Tokyo rasanya ia ingin menyerah saja. Walaupun ia punya banyak uang tetap saja rasa mual dan pusing kepala akibat naik pesawat tak bisa dihindarkan. Megi pun buru-buru ke toilet bandara dan muntah.
Perjalanannya ternyata masih jauh, sementara yang ia lalui baru separo perjalanan. Setelah ia membersihkan dirinya akibat muntah, ia pun berjalan pelan menuju kursi tunggu bandara. Ia masih harus menunggu tujuh jam lagi untuk keberangkatannya menuju Los Angeles Amerika.
"Seharusnya aku nggak sok-sokan langsung terbang ke Amerika, aku seharusnya jalan-jalan dulu ke Singapura atau Malaysia. Ini gegara kau Rean, ini demi ketemu kau!" gumamnya dalam hati.
Mata Megi memerah dan berair, hidungnya juga berair setelah muntah-muntah karena mabuk perjalanan dengan pesawat. Kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk jalan-jalan ke Tokyo. Akhirnya ia bersabar di bandara menjelang keberangkatan menuju Los Angeles.
Setelah keluar dari tolilet ia berjalan pelan sambil mengamati sekeliling bandara yang tidak terlalu ramai. Megi menyandarkan punggungnya di kursi bandara sambil meluruskan kakinya. Perhatiannya tertuju pada keramaian bandara. Tadinya bandara ini sepi pengunjung, namun tiba-tiba kerumunan orang datang berbondong-bondong. Ada yang membawa kamera, ada yang sibuk saling dorong, dan ada beberapa pria yang membersihkan kerumunan para gadis yang menghalangi jalan.
Megi mengerutkan keningnya. Dari kejauhan matanya mencoba menafsirkan siapa yang lewat? Sepertinya selebriti, karena kilatan kamera yang tak henti-henti menerpa pria yang lewat.
"Saranghae!!!" pekik gadis-gadis yang mengerumuninya.
"Aisitemasu!" sambung gadis lainnya.
"Saranghae, Oppa!!"
"Marry me, please!"
"Oppa! Oppa!"
Para gadis yang mengerumuni pria itu akhirnya menyerah saat pria tinggi berambut pirang memasuki starbuck. Parahnya Starbuck dikunci demi si pria tampan itu. Sementara para gadis yang mengerumuni satu persatu bubar. Mereka ada yang pasrah, ada yang cukup senang karena sudah mencuri foto sang idola, bahkan salah satu dari mereka ada yang puas karena mungkin berhasil mencolek pria Korea tampan itu.
Salah satu gadis yang sepertinya mencolek itu berteriak jingkrak-jingkrak tak percaya sudah mencolek sang bintang idola.
Megi merasa penasaran juga, ia pun mengabaikan kondisinya dan berusaha berlari mendatangi kerumunan gadis dan beberapa wartawan di depan Starbuck.
"Excuse me, excuse me," ucap Megi setelah mencoba mendekati starbuck yang dikunci itu.
Megi mencoba mengintip dari kerumunan itu, siapa gerangan yang ada di dalam starbuck hingga pihak starbuck rela tokonya ditutup. Beberapa menit mengintip ia hanya melihat bintang Korea jtu dari belakang. Dari bahu lebarnya, sepertinya Megi kenal bahu lebar itu.
Megi mencoba bertanya pada gadis yang sepertinya berasal dari Indonesia. "Kak, siapa di dalam?"
"Gila, anjir! Kang Seok Jung, Kak! Kang Seok Jung! Armor Boys!" ucap gadis itu.
"Hah, masa sih? Pacarku!!! Pacarku!!! My boyfriend!" Megi ikut berteriak, parahnya ia ikut menggedor-gedor dinding kaca Starbuck.
"Ahh, tidak!" Megi tetap menggedor-gedor seperti gadis lainnya. Sementara Kang Seok Jung sepertinya tidak menggubris gedoran itu. Ia tetap menikmati kopinya sambil sesekali memainkan ponselnya. Pria itu tidak sadar jika para gadis di luar Starbuck sudah siap menantikannya.
Setengah jam menggedor pintu Starbuck akhirnya Megi menyerah. Ia dan para gadis pecinta Armor Boys tampaknya menyerah. Sang idola masih bersembunyi di dalam Starbuck, mungkin sampai pesawat berikut yang akan membawanya, tapi kemana?
"Dia ke mana ya?" ucap Megi melemas dan kembali duduk di kursi bandara kembali.
"Entah, Kak. Sepertinya dia hanya transit di sini," jawab gadis Indonesia yang kini duduk di sebelah Megi.
"Bukankah, dia ada jadwal promosi lagu barunya Armor Boys? Mengapa dia tiba-tiba di Jepang?" tanya Megi pada gadis itu.
"Mungkin dia ingin liburan saja. Tapi kurasa dia hanya transit, dia juga sepertinya sendiri," jawab gadis itu.
"Setidaknya kita beruntung, ya? Walau hanya melihat punggungnya dan bahu lebar seksinya. Duh rasanya aku pengen bersandar," ucap Megi dengan tatapan kosong.
"Sadar, Kak! Sadar, jangan berkhayal," cemooh gadis itu.
Akhirnya Megi dan gadis itu yang namanya diketahui adalah Chyntia tertawa bersama. Beberapa menit kemudian merekapun berpisah, karena Cynthia tujuannya adalah Tokyo, ia sudah sampai, sementara Megi masih lama, masih jauh.
***
Sementara nun jauh di sana, pria Indonesia sedang berkutat dengan tugas kuliahnya dan beberapa hari ini ia tak keluar dari kamarnya. Beberapa hari ini ia menunggu beasiswa dari Indonesianya yang belum kunjung cair. Ayahnya, yang biasa dipanggil Pak Wali belum mengirimkan uang, alasannya belum terima gaji.
Walau mereka tergolong kaya di kampungnya, tetapi untuk mengimbangi biaya hidup Rean tentu tidak seberapa. Perbandingan yang sangat signifikan antara kurs rupiah dengan dollar yang lumayan jauh. Untuk ongkos Rean ke Amerika saja Pak Wali harus menjual kebun sawitnya sebanyak 10 hektar.
Itu baru untuk ongkos, belum lagi uang makan, biaya hidup di asrama, karena Rean memilih tinggal di asrama kampusnya. Untuk menutupi biaya itu lama-lama Rean tak tega sering minta pada ayahnya, ia lebih senang membujuk Megi untuk bermain casino. Sekarang apa kabar Megi? Beberpa minggu ini ia sibuk mengerjakan tugas kuliah dan persiapan magang hingga pria itu tak sempat menelepon sahabatnya itu. Lebih tepatnya ATM berjalannya itu.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan," sapa mesin penjawab.
Rean menutup telepon. Berkali-kali menelepon Megi nomornya tak pernah aktif, tak pernah ia begini. "Kemana dia?" ujarnya dalam hati. "Biasanya di saat-saat terjepit ia selalu ada, sekarang seperti nggak ada kabar."
"Panggil siapa, Bang?" ucap Siti Fadzilla binti Omar Yusof. Gadis cantik Malaysia itu adalah pacar baru Rean.
Setelah bertahun-tahun jomlo dengan alasan fokus belajar, akhirnya pria itu melepas status jomlonya dengan gadis asal Malaysia yang cantik jelita dan kaya raya.
"Oh, ini Abang. Nak nelepon Ibu," jawab Rean berbohong.
"Apakah ibu kamu baik-baik saja?" ucap Siti dengan mencoba bahasa Indonesia lancar.
"Alhamdulillah, Sayang. Aduh, comel nian pacar Abang ni lah," ucap Rean lembut. Ia pun segera mencolek dagu kekasihnya itu.
"Tak usah kau merayu, Bang. Aku tak ada uang kecil lah," canda Siti. "Siti nak mengundang Abang jalan-jalan."
Mendengar kata jalan-jalan Rean langsung bersemangat. Jalan-jalan dengan Siti tentunya akan membawa angin segar untuk dirinya dan siapa tahu saja Siti membelikan makanan atau sekedar menyelipkan beberapa dollar di kantong kemejanya. Siti hafal betul kalau saat ini kiriman uang dari orang tua kekasihnya atau beasiswa dari negaranya belum cair. Wajah gusar Rean perlahan berubah menjadi senang. Bagi siti yang merupakan anak dari pengusaha Malaysia tentu saja itu hal yang sangat mudah.
"Siti memang pacar idaman," ucapnya dalam hati.
Maaf banget ya, bahasa Malaysianya belom betul wkwkwk.
1. Excuse me (Inggris)= permisi
2. Comel (Malaysia) = cantik
3. Aisitemasu (Jepang) = aku mencintaimu
Kemana Kang Seok Jung? Mengapa ia ada di Jepang?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro