7. Milyarder Wanita
Mendapatkan empat belas milyar rupiah lebih, tak membuat Megi lantas bahagia menjadi milyarder wanita muda. Menurutnya, uang sebanyak itu justru menimbulkan masalah jika dibelanjakan dan atau digunakan untuk kebutuhannya. Jika tiba-tiba saja ia membelajakan sesuatu yang mengagetkan, tentu tetangga akan berpikir ia telah maling uang negara dengan jumlah besar. Atau bisa saja ia dituduh sebagai oknum pencucian uang.
Kenyataannya, Megi masih meringkuk di kamar sederhananya. Ia masih berselimut dengan sedih, ketika sang pujaan telah melabuhkan hatinya pada gadis Malaysia. Mungkin saja anak seorang sultan. Jika memang benar begitu, uang empat belas Milyarnya tidak ada gunanya, Rean tentu bisa mendapatkan lebih dari gadis Malaysia itu. Bahkan bisa jadi Rean akan mendapatkan separoh saham perusahaan orang tua si gadis.
Jika di luar ia tampak senang dan bahagia, tetapi hati kecil tak bisa dibohongi. Megi sangat rapuh ketika cintanya telah ditolak dengan cara halus seperti itu. Bahkan ia tak terbujuk rayu uang empat belas milyar.
Dua minggu lebih Megi terbaring di rumahnya. Ia demam menahan sakit hatinya. Ia tak mau apa-apa, bahkan makan pun rasanya tidak enak, semua pahit saat patah hati. Megi berhasil menutupi sedihnya dari ibunya dan kedua adiknya. Ia tak ingin keluarganya sedih, cukup ia yang menahan sedih ini.
Kesedihan ini juga tak diketahui Rean. Selama dua minggu, sedikitpun ia tak mengingat Megi. Rean tidak pernah mengirim pesan lewat whatsapp, pesan instan instagram dan apapun media sosialnya. Pada intinya, memang Megi yang menghubunginya barulah Rean menanggapi. Rean seperti tak pernah berinisiatif menghubungi Megi.
Selama dua minggu, Megi hanya menukarkan uang sebanyak sepuluh juta. Uang itu ia pergunakan untuk membayar utang dan membayar segala macam tagihan. Selebihnya ia sendiri bingung uang sebanyak itu untuk apa.
"Sudahlah, Gi. Nggak usah nungguin Rean, dia nggak cinta sama kamu, dia juga nggak cinta sama Kak Yana. Kalian cuma ATM berjalan bagi dia. Udah lah, he just not into you." nasihat Leci. Gadis itu datang dan langsung masuk kamar setelah memanggil Megi, tetapi tak disahut.
Dinasihati seperti itu, Megi justru menangis makin kencang. Susah menerima kenyataan pahit seperti itu. Mengapa susah sekali meruntuhkan hatinya. Hanya butuh waktu singkat untuk memulai mencintai, tetapi butuh waktu lama untuk melupakan.
"Aku nggak percaya semua ini, Ci. Aku mau nyusul dia aja. Aku mau ke Amerika!" Tiba-tiba Megi mendongakkan kepala. Wajahnya tampak sembab karena menangis.
"Ya ampun, bodohnya kamu, Gi! Kayak nggak ada cowok lain, sumpah! Kamu nyusul dia justru bikin harga diri kamu jatuh. Kelihatan kalau kamu tuh ngejar-ngejar dia," protes Leci.
Megi menggeleng menanggapi omongan Leci. "Aku nggak peduli, aku harus menemui dia. Aku harus ngaku kalau aku cinta sama dia, Ci."
"Bodohnya, ya ampun! Ck ck ck, mendingan kamu habiskan uang kamu yang banyak itu. Belanja di ebay, kek, amazone, kek, pokoknya worldwide shoping lah," saran Leci.
"Aku taunya worlwide handsome."
"Itu, Kang Seok Jung. Ya udah, sana ke Korea. Nikmati kekayaannmu, siapa tau ketemu doi," kata Leci bersemangat.
Megi tertunduk. Semalaman ia memikirkan untuk ke Vegas dan menghabiskan waktu dengan Rean. Dalam pikirannya, Rean pasti akan senang. Tetapi pada kenyataannya Rean justru mendapatkan wanita yang akan memberinya lebih dari itu.
Menangis rasanya, tetapi apalah daya. Cinta memang sejatinya tidak bisa dipaksakan, tetapi mengapa cinta tak bisa tumbuh karena seringnya bersama? Kapankah sahabat berubah menjadi cinta sejati?
Setelah berjam-jam berdebat dengan Leci, akhirnya Leci tak bisa menahan keinginan Megi. Megi benar-benar akan menghabiskan uang itu di Amerika, ia merasa tak bisa memperkaya dirinya dengan uang lotre itu.
Megi berencana ke Amerika dengan mengajak Leci, tetapi Leci tidak bisa ikut karena ia akan kuliah dan menyelesaikan skripsinya. Megi berjanji akan mengajaknya ke Seoul siapa tau bertemu dengan Armor Boys. Nanti setelah Leci menyelesaikan wisuda, dan Megi berjanji.
Kini Megi mencoba mengurus segala keperluannya ke Amerika. Mulai dari memesan tiket pesawat, memesan hotel, mengurus paspor dan segala keperluan perjalanan ke Amerika. Ia berbekal informasi dari internet, sebab gadis itu belum pernah ke luar negeri.
***
Seminggu setelah merencanakan ke Amerika, akhirnya Megi benar-benar berangkat ke Amerika. Ia tidak mengaku pada Amak kalau ia akan menyusul Rean ke Amerika. Jika Amak tahu, ia pasti akan dihujani ribuan nasihat yang intinya jangan mengejar-ngejar cinta seorang pria, apalagi hanya cinta seorang Rean Putra Santoso anak Pak Wali Nagari yang bernama Hamidi Majid.
Menurut Amak, Rean itu tidak ada apa-apanya selain pintar dan agak kaya. Ia mungkin akan sama seperti bapaknya --Pak Hamidi Majid yang dulu juga sering tebar pesona pada Amak. Amak dipacari selama dua tahun, tahu-tahu Pak Hamidi Majid menikahi wanita pilihan orang tuanya, sungguh tega.
Dulu, saat baru menjadi karyawan kantor Nagari saja sudah sombong, sekarang pria itu sudah menjadi pimpinan Nagari justru makin sombong. Amak berulang kali menasihati Megi agar tidak jatuh hati pada Rean, sialnya Megi terlanjur cinta. Kini gadis itu sakit karena cinta.
Mobil Avanza yang disewa Megi sudah datang. Megi pamit pada ibunya ke kota Padang untuk mencari kerja. Ia tidak mengaku pada Amak jika ia mengejar jodohnya ke Amerika, Amak bisa syok dan asam lambungnya bisa kumat. Yang tahu jika ia ke Amerika hanyalah Leci.
"Mak, doakan Megi mendapatkan segala hal yang terbaik," ucap Megi sambil mencium tangan ibunya.
Amak mengangguk dan mengusap rambut anak gadis yang tak ia ketahui betapa patah hatinya. "Hati-hati, Nak. Ada apa-apa telepon Amak, ya," ucap Amak.
Megi mengangguk, dilanjutkan Reni dan Iksan yang mencium punggung tangannya.
"Uni, oleh-oleh jangan lupa," bisik Reni.
"Siap, Uni udah ninggalin uang di rekeningmu. Pakai kapan kamu butuh. Jangan ditanyakan uang itu dari mana," bisik Megi.
"Oke," jawab Reni sambil menunjukkan jempolnya.
"Warnet, warnet siapa yang gantikan?" tanya Iksan penasaran.
"Sudah digantikan Indra, sementara Uni pergi. Kamu jangan nakal ya," peringat Megi.
"Siap, Bos," jawabnya.
Setelah pamitan dengan orang tua dan adiknya. Megi bersalaman dengan Leci. Leci mendekatkan bibirnya ke telinga Megi. "Nggak usah cerita sama Rean kalau kamu punya uang banyak. Lihat gelagatnya, kalau dia cuek mendingan kamu pulang. Atau kamu ke mana aja kamu suka, paham?" bisik Leci.
"Iya, Ci. Makasih, ya," jawab Megi.
"Oke."
Akhirnya mobil avanza yang dicater Megi datang. Mobil itu akan membawanya ke Kota Padang langsung ke Bandara Internasional Minangkabau. Dalam perjalanan yang ia baca, perjalanan ke Vegas membutuhkan tiga kali transit. Pertama dari Padang Jakarta, lalu ke Tokyo, lalu ke Los Angeles barulah ke Vegas. Cukup melelahkan, tetapi ini akan menjadi perjalanan panjang dan penuh pengalaman.
Megi memeluk Ibu, saudaranya, dan sahabatnya. Sedikitpun ia tak takut melakukan perjalanan jauh sendirian. Selagi ada ponsel di tangannya ia merasa aman dan tidak akan tersasar karena ia sudah mencatat lokasi penting yang akan ia singgahi sebelum sampai ke Las Vegas.
Terjemahan :
He just not into you (Inggris) = dia bukan untukmu
Amak (minang) = ibu
Nagari = sebutan desa untuk wilayah Sumatera Barat.
Wali Nagari = pimpinan nagari (desa)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro