Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. Si Pria Kaya

Jung pulang kerja dengan langkah pelan. Ia kembali ke rumah dengan uang tip yang lumayan banyak dari 'penggemar' dirinya yang berkedok penggemar pizza. Toko pizza tempat ia bekerja tampaknya makin laris saja. Wajah tampan memang membawa rezeki tersendiri, wajar jika industri hiburan lebih mementingkan wajah dan penampilan.

Jung membuka pintu rumahnya dan mengucap salam. Telinganya menangkap suara beberapa pria  yang sebelumnya pernah ia dengar sedang berbicara serius dengan eomma. 

"Siapa?" lirih Jung sambil berjalan memasuki ruang tamu.

"Jung Jae-ah!!!" Eomma memanggil Jung dengan perasaan senang sekaligus menunjukkan sebuah kejutan.

Jung mengembuskan napas kasar. Dugaannya benar, Manajer Kim sedang mempengaruhi ibunya. Jika beberapa hari yang lalu Manajer Kim mempengaruhi Min Hyuk, kini Manajer Kim berusaha mempengaruhi ibunya. Pekerjaan yang mereka tawarkan sepertinya bukan main-main. Pekerjaan itu sepertinya cukup serius hingga mereka berusaha dan bersusah payah meyakinkan dirinya.

"Kau lagi, Bujang-nim! Sudah kubilang, aku tidak bisa. Memangnya tidak ada laki-laki lain selain diriku?" tukas Jung.

"Ekhem!" 

Tiba-tiba sesosok pria tampan berkaca mata hitam dan bermasker hitam berdeham. Jung beralih menatap pria itu yang duduk di sebelah Manajer dengan saksama. "Kalian, agen pencari bakat, sebaiknya mencari pria lain saja, aku tak bisa bernyanyi!" semprot Jung.

"Maaf, Jung Jae-ssi. Ini bukan pekerjaan hiburan, tetapi ini lebih kepada minta tolong. Hanya kau yang bisa menolongnya," jawab Manajer Kim. Setelahnya pria muda itu menoleh pada pria tampan bermasker dan berkacamata hitam.

Pria itu menunduk dan pelan-pelan ia menggeser tubuhnya ke samping kiri, mungkin ia tidak nyaman dengan sofa yang ia duduki. Penampilan pria tampan itu tentu saja sangat keren. Ia menggunakan baju mahal harga ribuan dollar, jam tangan mahal keluaran merk terkenal dunia, topi bulat mahal, dan kacamata mahal. Semuanya tampak mahal, ia orang kaya, kulitnya putih pucat terawat. Mungkin, jika pria ini melepas kaca mata dan maskernya, gadis-gadis akan pingsan karena melihat wajahnya yang terlalu tampan itu.

"Hei, Bujang-nim. Kau mengejar-ngejarku seperti penagih utang. Sejak kemarin kau belum menjelaskan perihal pekerjaan yang kau tawarkan!" protes Jung.

"Jung Jae-ah, kau jangan marah-marah! Duduk dulu, dengarkan dulu. Eomma sudah mendengarkan semua maksud kedatangan mereka. Mereka bukan orang jahat, mereka juga bukan debt kolektor," Eomma mencoba meyakinkan Jung.

Jung beralih menatap Eomma. Eomma tidak jauh berbeda dengan ibu-ibu lainnya, orientasi pikirannya adalah uang. Asal ada uang, segalanya lancar, termasuk menjerumuskan anaknya sendiri. Padahal, Eomma belum mengenal Manajer Kim dengan baik.

"Maaf, Jung Jae-ssi. Nanti, Bos kami yang akan menjelaskan." Manajer Kim berkata diplomatis. "Ku harap kau, menerimanya. Kami jamin kau akan aman, selagi kau mengikuti instruksi yang kami berikan," terang Manajer Kim.

Jung masih kebingungan. Ia masih berdiri di dekat pintu masuk ruang tamu. Eomma hanya menatapnya sambil mengedipkan mata, kedipan Eomma adalah kode keras untuk Jung menerima pekerjaan ini. Mungkin Eomma sudah mendengar panjang lebar cerita Manajer Kim dan orang kaya ini.

Jung hanya menggeleng pada ibunya. Ia bahkan tak mempedulikan ibunya yang berharap akan pekerjaan ini. Setelah menggeleng dan mengabaikan ibunya, Jung melihat pria kaya yang sepertinya akan menyapa dirinya.

"Selamat malam, Jung Jae-ssi. Senang bertemu denganmu. Bertahun-tahun aku mencari orang seperti dirimu, dan aku baru menemukanmu sekarang," ucap pria kaya itu. Pria kaya itu lalu membuka topinya, maskernya, lalu membuka kaca mata hitamnya. 

Jung melotot setelah melihat wajah pria itu, jantungnya berdegup lebih cepat, kakinya melemah. "Ternyata benar yang dikatakan para wanita pemberi tip," lirihnya. Pandangannya mendadak gelap, kepalanya pusing. Ia sangat terkejut. Didukung dengan tubuhnya lelah karena bekerja seharian, Jung pun akhirnya pingsan.

***
Setelah pingsan selama setengah jam dan ditangani dokter, Jung akhirnya siuman. Ia mendengar penjelasan dan deskripsi kerja yang disampaikan si pria kaya. Ia langsung diminta menandatangani beberapa lembar surat perjanjian setelah orang-orang kaya itu menghabiskan kimchi buatan Eomma. 

Eomma, duduk di sebelah Jung di meja makan. Eomma sengaja duduk di sebelah Jung agar Jung tidak kabur atau berkilah. Yang menginginkan pekerjaan ini ternyata bukan Jung tetapi Eomma. Eomma tampak sangat bersemangat dan menjamu orang-orang kaya ini dengan baik. Uang memperlancar segalanya, termasuk meruntuhkan hati Eomma yang idealis dan keras seperti batu. Dulu Jung diminta Eomma untuk tidak boleh langsung percaya dengan orang asing, namun kenyataannya tak sesuai ucapan, Eomma justru langsung percaya pada orang-orang kaya ini.

Eomma adalah satu dari jutaan ibu-ibu materialistis. Ia selalu mendetail dalam menghitung pengeluaran dan pemasukan. Jika pemasukan hanya sedikit, ia akan pusing dan migren, jika pemasukan banyak ia dan teman-temannya akan berbelanja ke Gangnam-gu dan berakhir menangis karena menyesal  telah membeli sesuatu yang tidak berguna. 

"Jung Jae-ah, cepat. Kau tunggu apa lagi?" bisik Eomma tidak sabaran.

"Sabar, Eomma. Aku harus membaca surat perjanjian kerja," desis Jung.

"Ingat, Jae Hyun-ah akan kuliah kedokteran. Ingat rumah ini kontrakannya belum dibayar. Ingat juga cicilan kredit juga belum dibayar," Eomma berbisik mengingatkan sederet kesulitan hidup yang sering membuatnya migren.

"Sabar, Eomma. Aku harus membacanya dulu," pungkas Jung.

"Tidak usah dibaca, kau percaya saja dengannya. Anak muda itu bukan orang jahat, dia sangat imut!"  bisik Eomma.

"Ssst! Eomma, sadar usia," bisik Jung dengan nada tajam.

Jung membaca satu persatu perjanjian kerja. Di surat perjanjian itu Jung bertindak sebagai pihak kedua dan si pria kaya berada di pihak pertama. "Poin satu, pihak kedua harus mengikuti instruksi pihak pertama, baiklah aku setuju," ucap Jung.

Jung membaca poin kedua. "Pihak kedua harus menjaga nama baik pihak pertama selama bekerja dengan tidak membuat masalah dengan masyarakat atau membuat skandal dengan wanita," kata Jung lantang. "Baik, aku bisa."

"Pihak kedua tidak boleh bersikap buruk dan mencurigakan atau membuat orang lain berprasangka buruk." Jung membaca kembali dengan lantang pada poin ketiga surat perjanjian. "Baik aku bisa," ucapnya setuju,

Pada poin keempat Jung kembali membaca perjanjian. "Pihak kedua diharap bersikap elegan layaknya orang kaya. Segala keperluan dan biaya seperti orang kaya akan dibiayai pihak pertama." Jung mengangguk ia setuju ia tertawa geli. Apa susahnya menjadi pura-pura kaya, yang sebenarnya susah adalah menjadi orang kaya sungguhan tetapi uang tidak punya. 

"Pihak kedua harus menghindari pantangan pihak pertama. Yaitu, tidak mabuk, tidak one night stand dengan wanita dan tidak boleh berjudi." Jung terkaget membaca poin ke lima, pada kalimat tidak boleh berjudi. Apa salahnya berjudi? Masa sedikit saja tidak boleh, ia hanya ingin mencoba sedikit saja. 

Setelah berpikir beberapa menit, akhirnya ia terpaksa setuju tidak bejudi. Ia memang harus melepas hobi buruk yang merugikan dirinya, walau masih sedikit.

Surat perjanjian itu akhirnya ditandatangani Jung sebagai pihak kedua, si pria kaya sebagai pihak pertama, Manajer Kim sebagai saksi dan seorang notaris. Si pria kaya tampaknya sangat serius hingga membawa notaris yang sejak tadi hanya diam mematung melihat pertengkaran antara Jung, Manajer Kim, si Pria Kaya, dan Eomma.

Setelahnya rombongan orang kaya itu pamit undur diri. Jung diminta datang bekerja mulai besok di tempat yang mereka sepakati dan itu bukan di agensi tetapi di hotel yang sudah mereka sepakati tadi. 

Si Pria Kaya berpamitan pada Eomma. Tampaknya ia sangat menghargai Eomma hingga memanggil ibu Jung itu dengan panggilan Eomma layaknya anak sendiri. 

"Terima kasih, Eomma. Senang berjumpa denganmu dan Jung Jae-ah. Aku akan kembali dan memakan kimchi buatanmu," ucap si pria kaya. Setelahnya pria itu meninggalkan rumah mereka dan memasuki mobil mewah.

"Dengan senang hati, Adeul," jawab Eomma sambil melambaikan tangan. "Andai saja kau kaya sepertinya, Jung," desis Eomma.

"Sudah lah, Eomma. Aku migren," jawab Jung.

"Kau ini, dapat uang banyak malah migren, aneh sekali," gerutu Eomma.

Kosakata Korea :
Adeul = Nak

Kosakata asing :
One night stand = kencan semalam yang biasanya dilakukan orang-orang penganut paham sex bebas.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro