Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18. Ciuman Pertama

Petugas hotel mengangkat tubuh pingsan Jung dan membawa ke kamarnya. Mereka sempat kesulitan karena borgol yang mengikat Jung dan Megi. Akhirnya dengan bantuan petugas kemanan hotel borgol itu berhasil dilepas.

Kini Jung berbaring di ranjang kamar mewah hotel tersebut. Tubuhnya ditutup selimut dengan dahi dikompres. Pria itu pingsan setelah mengetahui kenyataan bahwa dirinya sudah 'menikah' dengan Megi si gadis Indonesia yang dia ketahui namanya adalah Istriku. 

Megi tidak mendatangkan petugas medis karena alasan privasi Jung. Gadis itu mengatakan Jung pingsan karena kelelahan. Setelah Jung aman, petugas hotel meninggalkan mereka berdua di dalam kamar. 

Megi mendudukkan tubuhya di kaki Jung sambil mengamati wajah Jung yang tertidur pulas dengan kompres yang berada di dahinya. Gadis itu tersenyum simpul. Dia tak percaya takdir bisa seperti ini. 

Setelah dia disia-siakan Rean, ternyata Tuhan memang berpihak padanya. Dia justru bertemu idolanya, Kang Seokjung. Bahkan, dia dan idolanya ternyata sudah menikah. Megi bahkan tidak menyadari perihal pernikahan itu. Dia hanya ingat kalau Jung kalah judi dengannya di Casino Royale. Selahnya dia sudah berada di kamar dalam keadaan tanpa busana.

Baginya ini adalah mabuk untuk pertama kalinya. Bangun tidur dengan kepala pusing dan idola yang sudah ada di depannya. Selama berjudi semalam, dia tidak menyadari lawan berjudinya adalah idolanya. Sebab, gadis itu sebelumnya tidak yakin kalau idolanya suka bermain Judi. Rasa yakin bahwa itu idolanya adalah saat saling tatap di waktu bangun tidur.

Pesona Jung yang luar biasa semenjak pertemuan mereka membuat Megi lupa kalau selama beberapa hari Rean tidak mempedulikannya. Dia juga lupa kalau Rean tidak berperasaan membiarkan dirinya sendiri di Vegas. 

Sekarang, dia malah bersyukur jika Rean benar-benar mengabaikannya. Setidaknya ada Jung di sisinya. Tetapi sampai kapan? Sebab borgol tidak lagi melingkar manis di pergelangan tangan mereka. Artinya, Jung dan dirinya harus perpisah. Jung tentunya akan menunaikan niatnya. Sementara dirinya, dirinya tentu harus kembali ke Indonesia. Malupakan kenangan sejenak bersama Jung.

Jung masih terlihat tertidur pulas. Dalam keadaan tidur pun dia masih terlihat tampan. Rasanya jarang-jarang bisa memiliki pengalaman seperti ini. Setelah Jung sadar entah bagaimana kelanjutannya. Meski mereka menikah di Vegas, tentu saja di Indonesia belum sah. 

Mata Megi menatap wajah Jung dengan lekat. Pengalaman yang luar bisa satu kamar dengan Jung. Besok, lusa, dan seterusnya belum tentu adanya kebersamaan itu. "Jung," lirinya.

Megi menggeser tubuhnya yang duduk di tempat tidur hingga berada di posisi pinggang Jung. Dadanya berdebar hebat, makin dekat tubuhnya dengan tubuh Jung, maka dadanya makin berdebar hebat. Pesona wajah Jung yang sedang tidur seolah membuatnya mabuk dan lupa diri.

Gadis itu nekat, dia membungkukkan tubuhnya dan merentangkan kedua tanganya di sebelah bahu Jung yang terbaring. Tangan Megi menahan tubuhnya, tetapi bibir Megi nekat mendatangi, mengecup dan mengulum bibir Jung yang sedang pingsan.

"Mmmhh," desah Megi.

Bibir Jung terasa sedikit panas karena suhu tubuhnya yang tinggi. Tidak ada perlawanan dari bibir Jung, sebab pria itu tertidur. Bagi Megi tak masalah, gadis itu masih menghisap lembut bibir Jung. Seluruh tubuhnya terasa seperti mendapatkan getaran cinta sesungguhnya. Ini adalah ciuman pertama baginya. Sangat beruntung dengan pengalaman ciuman pertama adalah dengan selebriti.

Megi menikmatinya tiap hisapan dan lumatan bibir pria dambaan jutaan wanita. Setiap hisapan bagaikan kenikmatan tiada tara. Napasnya dia atur sedemikian rupa agar mengikuti ritme napas Jung. Sekali, dua kali Megi benar-benar menikmatinya dengan mata terpejam.

"Megi!" 

Tiba-tiba seseorang mengagetkanya. Cepat-cepat gadis itu menyudahi ciumannya dan langsung menoleh. "Rean! Oh, shit aku lupa ganti pin pintu."

"Nyosor terus! Nyosor terus!" umpat Rean.

"Apaan, sih!" bentak Megi.

"Enak ya, bibir orang Korea," cemooh Rean.

Brengsek, cowok matre! Ngapain syaiton itu di sini. Ke mana aja kamu kemaren, bangsat!

"Kamu mau ngapain di sini? Masuk-masuk gak baca salam. Apa sejak kuliah di Amerika kamu lupa sama bacaan salam tiap masuk rumah?" gerutu Megi.

"Aku tuh baca salam. Kamu aja yang asik nyosor bibir orang Korea! Jadi kamu ke sini pamer, ya? Pamer punya pacar ganteng penyanyi top?" ucap Rean Tajam.

Megi berdiri dan menghampiri Rean. "Ini enggak seperti yang kamu bayangin ya, anaknya Pak Kades!" 

"Apanya? Udah dua kali aku lihat! Kemaren kamu nganu sama dia, sekarang kamu nyusor nyium dia. Emang kamu enggak punya tata krama! Baru beberapa hari tinggal di Amerika udah bebas hidup kamu!" protes Rean dengan wajah memerah.

"Terus kenapa? Kamu cemburu?" 

"Iya!" 

"Ha ha ha," Megi tertawa sinis. "Keluar dari sini!" 

"Kok, aku keluar? Harusnya dia yang keluar?" bantah Rean seraya menunjuk Jung yang masih tertidur pulas.

Megi mengacak-acak rambutnya. "Udah, aku udah berubah pikiran! Sekarang kamu keluar. Pin pintu mau kuganti! Kamu gak boleh ganggu aku!" 

"Kok, aku diusir? Katanya kamu mau kutemani selama di Vegas."

"Kutemani? Heh? Kemaren kamu ke mana aja, anaknya Syamsinar? Kamu bilang kamu sibuk kuliah, mau magang dan tetek bengek lainnya. Kukasih nomor pin kamar ini kamu gak dateng. Padahal asramamu deket dari sini. Aku udah capek!" omel Megi.

"Tapi, aku kenal lebih lama loh sama kamu. Masa aku yang kamu usir? Harusnya dia dong!" Rean masih memprotes Megi.

"Kenal lama? Eh, kamu yang nggak punya hati. Aku perjalanan lama ke sini berhari-hari. Baru nyampe sini mau kasih kejutan, kamu gak nyambut aku. Alasan sibuk kuliah, tega kamu ngebiarin aku sendiri!" cerca Megi dengan mata memerah dan air mata basah.

"Iya, maaf. Ini kan aku udah dateng," timpal Rean.

"Percuma, aku udah berhari-hari di sini. Aku udah nangis darah nungguin kamu, bahkan nelpon pun kamu enggak. Aku capek!" 

"Megi," panggil Rean.

"Keluar! Aku tahu kamu ke sini karena butuh duit. Aku enggak mau!" 

"Yah, Megi. Megi, masa kamu tega ngebiarin aku enggak makan karena kehabisan duit," rengek Rean.

"Bodo amat, aku enggak peduli!" pekik Megi.

"Seokjung-ah, mianhae." 

Tiba-tiba pertengkaran mereka terhenti karena mendengar Jung mengigau. Keduanya menoleh ke arah Jung yang tertidur mengau.

"Seokjung-ah, Seokjung-ah dowajwo."

"Seokjung-ah!"

"Seokjung-ah!"

Megi mengusap air mata yang hampir meleleh di pipinya. Gadis itu langsung menghampiri Jung yang terbaring di atas tempat tidur mewah. 

"Jung, Jung. Kau baik-baik saja? Bangun, Jung," ucap Megi seraya menepuk pelan pipi Jung saat pria itu mengigau.

Perlahan Jung membuka matanya. Pria itu mendapati Megi berada di hadapannya. "Seokjung-ah!" 

"Jung, kamu sudah sadar?" tanya Megi lembut.

"Istriku?" 

"Hah, apa? Istriku?" comooh Rean setelah mendengar Jung memanggil Megi."Bagus, ya panggilannya!"

"Percuma kamu ngomong bahasa Indonesia, Re. Dia gak ngerti!" desis Megi.

"Apa yang terjadi padaku, Istriku?" tanya Jung seraya mengucek mata.

"Kau mengigau, memanggil namamu sendiri," timpal Megi.

"Oh, aku bermimpi melihat diriku sendiri. Sekarang kita di mana?" tanya Jung seraya mengerutkan kening.

"Di neraka, ditipu cewek Indonesia mau aja," gerutu Rean dengan bahasa Indonesia yang tidak dimengerti oleh Jung.

"Kau lagi! Apa yang kau lakukan di sini? Setelah mengataiku operasi plastik. Sekarang kau mau apa?" ucap Jung dengan suara pelan dan berbahasa Inggris.

"I want you get out from here!" ucap Rean serius.

"Rean, brengsek!" 

"What is, Brengsek?" tanya Jung pelan.

"Brengsek is meaning saranghae!" ucap Rean.

"Reeeeeaaaaaannnnn!" pekik Megi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro