Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Masa Lalu Kim Seungwan

Di belahan bumi lainnya, seorang pemuda berjalan dengan langkah gontai memasuki gang yang menuju banjiha. Pemuda itu memasukkan tangannya ke dalam saku celana denim miliknya. Penampilannya casual dengan kaos oblong oversize berwarna hijau dipadu sepatu boots Louis Vuitton berwarna kecoklatan.

Saat memasuki rumah, dia langsung menemui ibunya di dapur yang sedang menyiapkan makan malam.

"Eomma," sapanya.

Eomma langsung menoleh ke sumber suara seraya mengerutkan keningnya. "Jungjae-ah? Kemana saja kau? Sudah lima hari kau menghilang," ucap Eomma khawatir.

"Aku, aku bekerja bersama orang kaya itu," ucapnya.

Eomma melihat Jungjae dan mengerutkan kening. "Maaf, Jungjae-ah. Gara-gara Eomma, kau jadi kerja keras begini."

"Jangan khawatir, Eomma. Semua akan baik-baik saja. Mereka orang-orang baik. Seokjung-ah itu seorang selebriti anggota Armor Boys," papar Jung.

"Syukurlah, kalau kau nantinya hidup layak. Sambung Eomma seraya menatap Jung dengan tatapan kosong. Lalu wanita paruh baya itu menggenggam lengan Jung dengan lembut.

Jung menyentuh tangan Eomma yang menggenggam lengannya dan tersenyum. Ada jutaan rasa hangat saat melihat Eomma.

"Kau sudah dewasa saja," ucap Eomma.

Jung tersenyum saat Eomma mengatakan sudah dewasa. "Eomma, aku lapar. Aku mau kimchi. Kimchi kemarin enak sekali."

"Kau ganti baju dulu, biar Eomma siapkan. Lihatlah, penampilanmu seperti selebriti," komentar Eomma.

"Ini semua baju Seokjung-ah. Tubuh kami seukuran. Aku juga merasa kami mirip! Bahkan panggilan kami pun sama, Jung," sahut Jung.

"Mirip, tapi kalian beda nasib. Sudah, kau jangan banyak bermimpi. Sudah bisa bekerja dengannya saja. Itu sudah kemajuan besar, aku sedih melihatmu panas-panasan mengantar pizza," komentar Eomma.

"Iya, Eomma."

Jung langsung kembali ke kamar yang dia dan adiknya tempati. Pria itu mendesah saat melihat kasur busa tipis di sudut kamar. Seraya pria itu duduk dan memeluk kakinya.

Sesaat kemudian, Jaehyun masuk ke kamar. "Hyung? Dari mana saja?"

"Mmmm, Jaehyun-ah," tanya Jung kembali.

"Akhirnya, aku bisa kuliah kedokteran berkat dirimu. Hasil tes sudah keluar, dan aku lulus. Aku berhutang padamu. Aku berjanji akan menjadi dokter bedah plastik yang baik. Aku akan menyedot lemak di pipimu yang asimetris itu."

"Asimetris?" tanya Jung kembali.

"Eh?" ucap Jaehyun heran setelah benar-benar menatap Jung. "Loh, mengapa tiba-tiba wajahmu menjadi sempurna begini? Selama lima hari kau bedah plastik?"

Jung tersadar dan memegang pipinya. "Ah, benar. Seokjung-ah membuatku menjadi sempurna begini."

"Memangnya, kau kerja apa?" tanya Jaehyun heran. Pemuda itu langsung duduk di kursi meja belajar.

"Tidak ada, aku hanya bekerja di agensinya. Jika ada pemotretan atau peran pengganti aku yang mengisinya."

"Jadi begitu? Tapi lumayan, kudengar dari Eomma gajimu sangat besar," papar Jehyun.

"Benar," jawab Jung.

"Kurasa pekerjaan itu tepat. Sebab, kau memang terlihat mirip dengan Kang Seokjung. Beberapa teman sekolahku mengatakan seperti itu," cerita Jaehyun.

Jung menelan saliva setelah mendengar perkataan Jaehyun. Sebenarnya siapa Kang Seokjung? Darimana dia mengetahui perihal kemiripan ini?

Beberapa saat kemudian, Jung dan Jaehyun makan bersama Eomma dan Appa. Mereka makan seperti biasanya. Hanya saja Jung mendadak makan lahap dari biasanya.

"Jung, sejak kau bekerja dengan orang kaya itu. Appa tiba-tiba ditelepon oleh pihak perusahaan transportasi. Mereka seperti tahu kalau Appa adalah sopir yang profesional.

Eomma langsung menoleh ke suaminya yang duduk di sebelahnya. "Jadi kau bekerja kembali, Oppa?"

"Benar, Dahyun. Semua mendadak saja. Besok pagi-pagi sekali aku akan membawa bis kota seperti dulu lagi," ucap Appa berapi-api.

Jaehyun dan Jung tersenyum semeringah.

"Syukurlah, Appa," timpal Jung.

"Apa karena pengaruh orang kaya itu, ya?" ucap Appa.

"Berhenti memanggilnya orang kaya, Appa. Namanya Kang Seokjung," ralat Jung.

"Ah, iya. Kang Seokjung," ucap ayah.

"Benar, Appa. Dia menelepon pihak transportasi setelah kuceritakan semuanya," sambung Jung.

"Orang kaya memang memiliki akses yang tak terbatas. Sejenak saja bahkan takdir berubah. Jung, kau harus baik-baik dengannya. Seokjung-ah sepertinya orang baik. Hanya bekerja seperti itu saja, kita mendapatkan semua yang tak kita miliki.

Jung tersenyum singkat dan tersipu saat Appa mengatakan Seokjung orang baik. Pemuda tampan itu langsung menyeruput teh gingseng sembari mendengarkan celoteh Eomma dan Appa kembali. Mereka menceritakan tentang kenaikan harga, dan kehidupan tetangganya.

Sekarang, setidaknya keluarga itu ikut mencicipi uang hasil kerja Jung kepada Kang Seokjung. Sambil memberi nasehat, mereka mendoakan kesehatan Jung, agar bisa bekerja dengan baik. Eomma, juga menyarankan agar Jung bekerja dengan memberikan yang terbaik.

Sementara Jaehyun -adik Jung, pemuda itu mendoakan Jung dan berharap Jung segera mendapatkan pasangan. "Semoga kau cepat menemukan jodohmu, Hyung. Hahahaha,"

"Bisa saja kau ini, Jaehyun-ah," ucap Jung tersipu malu.

Obrolan keluarga itu sayup-sayup didengar seorang pria paruh baya berpakaian hitam dari luar kontrakan mereka. Tanpa berlama-lama, dia pergi meninggalkan kontrakan milik Park Jungwoo sahabatnya.

"Terima kasih, Jungwoo-ah. Kau telah menyelamatkan nyawa tak berdosa," gumamnya sambil berjalan.

Dada pria itu terasa sesak mengingat kejadian dua puluh empat tahun yang lalu. Ingin rasanya pria itu melupakan kejadian kelam kala itu. Apa yang telah dia lakukan ternyata berakibat besar pada saat ini. Rahasia besar yang dia simpan mungkin akan terbongkar. Apa yang diketahui majikannya - Nyonya Choi Janggeum tidak seperti kenyataan yang terjadi.

Sambil berjalan pelan, pikirannya mengembara ke kejadian yang sebenarnya, kejadian dua puluh empat tahun yang lalu.

Choi Jisung, anak angkat dari Nyonya Janggeum tiba-tiba memanggilnya. "Kita perlu bicara!"

Pria bernama Kim Seungwan itu menghentikan pekerjaannya dan mengikuti majikannya ke sebuah ruangan di basement. "Ada apa, Tuan?"

"Aku ada pekerjaan untukmu. Kau harus melakukannya, jika tidak kau lakukan. Kupastikan keluargamu di Korea nasibnya tidak aman!" ancam Jisung

Seungwan melotot. Pria itu bekerja jauh-jauh ke Vegas sebagai tulang punggung keluarganya. Dia harus menghidupi ibunya yang sakit-sakitan, dan adiknya yang membutuhkan biaya sekolah. Namun sekarang, dia justru diancam oleh anak majikannya.

"Tapi, Tuan. Bisakah kau menceritakan pekerjaan itu?"

Choi Jisung memasukkan tangannya ke dalam saku celana hitamnya sambil menatap remeh Seungwan.

"Lenyapkan bayi itu! Bayi dalam perut Lee Minshi!" ucapnya pelan.

Mata Seungwan melotot parah. Bagaimana melenyapkan bayi yang belum lahir dan ayah bayi yang beberapa bulan yang lalu meninggal karena serangan jantung. Segila itu kah Jisung? Pikirannya tak lebih menguasai harta Choi Janggeum ibu angkatnya. Pria itu nampaknya tidak ingin menguasai sebagian, pria itu tak ingin berbagi dengan Lee Minshi dan anaknya kelak.

Setan tampaknya benar-benar menguasai hati pria berwajah baik tetapi berhati serigala. Bagaimana bisa dia tega berkeinginan membunuh bayi yang tak berdosa, demi menguasai harta Nyonya Choi Janggeum.

"Bagaimana? Kau bisa? Aku sudah tahu keberadaan ibu dan adikmu di Seoul. Jika kau menolaknya, tamatlah ibu dan adikmu!" ucap prua jahat itu.

"Baiklah aku bisa! Dengan syarat!"

"Kau tidak menghilangkan nyawa Lee Minshi."

Choi Jisung menyanggupi permintaan pelayannya. Pria itu langsung keluar ruangan dengan membanting pintu.

Tak banyak yang dipikirkan Kim Seungwan, pria itu langsung menghubungi ibu dan adiknya melalui peger untuk pergi meninggalkan Seoul menuju Pulau Jeju. Dia meminta adiknya untuk membawa ibunya pergi dan pindah sekolah ke Pulau Jeju dan mengganti nama mereka.

Setelahnya, Seungwan benar-benar tidak bisa tidur karena memikirkan bayi Lee Minshi yang dalam hitungan hari akan lahir. Dia memikirkan sebuah cara menyelamatkan bayi itu karena hati nuraninya menolak permintaan Choi Jisung.

Bunyi pintu diketuk akhirnya membuat Seungwan membuka matanya. "Siapa?"

"Aku Taeri!" ucap seorang pelayan di depan kamarnya.

Seungwan membuka pintu kamarnya. "Ada yang bisa kubantu, Noona?"

"Nyonya Lee Minshi, akan melahirkan! Ayo bantu kami!" ajak Taeri.

"Bukan kah beberapa hari lagi?"

"Sepertinya lebih cepat dari perkiraan."

"Baiklah kalau begitu, aku ganti baju dulu."







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro