15. Plastique
Jung mengumpat dan bersumpah serapah atas kejadian yang menimpa dirinya. Bibirnya tak henti-hentinya berkata-kata kotor dengan bahasa Korea.
"Babo!"
"Jenjang!"
"Jenjang, nan nonseutob-eulo yaegihae!" umpatnya.
Megi mendengar Jung yang mengumpat-ngumpat sambil menarik kedua sudut bibirnya. Apalagi, Jung kesulitan mencari celana denimnya yang sepertinya telah dia lempar secara asal saat mabuk semalam.
"Hei, cepat pakai bajumu!"
Megi menarik ujung lengan bajunya yang tersangkut di borgol dan mulai memasang lengan baju yang dimulai di lengan kanannya.
Tok tok tok.
"Hah, siapa? Petugas kebersihan? Jangan bukakan pintu. Aku bisa kena skandal!" panik Jung.
Pintu masih di ketuk-ketuk. Jung dan Megi saling tatap. Megi tersadar, jangan-jangan yang datang Rean. Meski lelaki itu mengabaikan pesan Megi, siapa tahu dia benar-benar datang karena Megi memang sempat mengirim alamat hotel dan nomor kamar. Bodohnya, Megi juga memberikan nomor pin kunci handle pintu kamar hotel, siapa tahu Rean masuk memberi kejutan.
"Aduh bagaimana ini? Bagaimana jika Rean melihatku dengan Jung. Bagaimana jika Rean menyebar aib Jung," ucap Megi tiba-tiba panik.
"Siapa? Siapa?" paksa Jung.
"Sepertinya dia temanku dari Indonesia. Kau bersembunyi di lemari saja!"
"Bodoh, mana bisa! Kau memborgol tanganku!"
"Sory, aku lupa. Kau sembunyi di balik selimut saja," ujar Megi.
"Ini semua gara-gara kegilaanmu semalam. Kau sudah menelanjangiku, kau juga mengambil keuntungan dariku!" protes Jung.
Sementara di luar, pintu masih tetap diketuk Rean yang memanggil nama Megi.
"Gi, Megi. Kamu di dalam?" panggil Rean dari luar.
"Haduh, bagai mana ini?" Megi makin panik.
Sementara Jung, pria itu mencoba membaringkan tubuhnya dan bersembunyi dalam selimut.Namun, tiba-tiba setelah sekian lama tak ada jawaban, pintu terbuka dengan sendirinya.
Mata Megi dan Jung melotot parah. Lalu masuklah seorang yang selama ini dicintai Megi, Rean.
Mata Rean terbelalak parah melihat megi berselimut bersama pria lain."Oh! Jadi begini? Dibangunkan dari tadi enggak bangun-bangun." sindir Rean.
"Ini nggak seperti yang kamu bayangin, Re. Aku bisa jelasin." ucap Megi sambil melihat Jung yang berusaha menutupi wajahnya dengan selimut.
"Dateng ke sini ternyata kamu pamer ngewe sama plastik!" desisnya. Rean seperti tahu kalau lelaki di balik selimut itu orang Korea. Dia sempat melihat wajah Jung saat memergoki tadi.
"Rean, enggak. Ini enggak seperti yang kamu kira. Aku enggak ngapa-ngapain! Kilah Megi seraya berjalan menarik Jung dan berusaha mendekati Rean.
Karena Jung terborgol Jung mengikuti Megi dengan berusaha menutup menutup perutnya dengan selimut yang sama dengan Megi. Jung tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Pria itu hanya mencoba menoleh wajahnya ke arah lain agar Rean tak mengenalinya. Benar saja, Rean seperti tak mempedulikannya. Pria Indonesia itu terlihat seperti marah sekali.
"Udah, enggak ada yang perlu dijelasin. Lanjutin aja bercintanya," ucap Rean seraya membalik tubuhnya dan mencoba keluar kamar.
"Ree .... Please, dengerin dulu. Ini salah paham. Aku enggak ngapa-ngapain." Kilah Megi kembali.
"Enggak, ngapa-ngapain, tapi si Plastik pamer dada bidang! Udah, ah balik dulu!" ucap Rean santai menghentikan langkah.
Sebelum melangkah, Rean mencoba kembali membalikkan tubuhnya mendekati wajah Jung yang berpaling karena tak ingin wajahnya dikenali. "Paling juga, anunya kecil," ucap Rean meremehkan. "Hm, Plastique!"
Mendengar "Plastique" Jung menoleh dan meninju wajah Rean hingga Rean tersungkur.
Bam!
Bruk!
"Rean!" pekik Megi.
Rean terjatuh dan memegangi pipinya. Jung marah besar mendengar kata 'plastique' yang diucapkan Rean. Ucapan Rean terdengar seperti mencemoohnya dengan sebutan plastik yang ucapannya mengarah pada tuduhan operasi plastik.
"Rean!" pekik Megi sambil berusaha membantu Rean. Gadis itu kesulitan membantu Rean yang tersungkur karena borgol ditahan oleh Jung.
"Biar aku yang mengajarimu sopan santun!" tegas Jung dalam bahasa Inggris.
Jung menarik Megi masuk ke kamar dan menutup pintu kamar. Jung mengintip dan meninggalkan Rean yang masih memegangi pipinya yang memar karena kepalan tinju milik Jung.
Setelah mengintip Rean pergi meninggalkan kamar hotel Megi. Pandangan sinis Jung mengarah kepada Megi. "Siapa pria berwajah pas-pasan itu? Pacarmu?" tuding Jung.
"Bu .... Bukan, Jung," kilah Megi.
"Kurang ajar sekali dia mengataiku plastik. Apa dia tidak menonton TV atau melihat berita selebriti, kalau Kang Seok Jung terbukti tidak operasi plastik?" umpat Jung dengan wajah marah.
Megi mencoba memasang wajah polos sambil mengangkat bahunya. "Aku mau mandi, kau mau ikut?" ajak Megi tiba-tiba.
"Sial!"
***
Semenjak berinteraksi dengan Jung, Megi langsung lupa dengan makhluk jahat tukang hisap uang yang bernama Rean Putra Santoso. Setelah Jung meninjunya dan Megi tak berbuat apa-apa. Rean seperti gelisah saja. Sudah sekitar sepuluh panggilan tak terjawab dari Rean yang diabaikan Megi. Bukan karena apa-apa, Megi sama sekali tidak menyentuh ponselnya sejak bermain casino dan menang kembali.
Megi mandi dengan Jung yang terborgol. Kondisinya, saat Megi mandi Jung memunggunginya. Namun, tetap saja tubuh Jung basah karena percikan air pancuran yang membasahi tubuh Megi.
"Cepat!" rutuk Jung.
"Kau jangan mengintip!"
"Siapa yang mengintip!"
"Geser ke sini sedikit, aku mau mengambil sabun," perintah Megi seraya menarik tangannya yang terbogol dengan tangan Jung.
"Menyusahkan sekali!" umpat Jung yang terpaksa menuruti menggeser tubuhnya dengan mundur.
Megi membalut tubuhnya dengan handuk setelah selesai mandi. Sekarang giliran Jung yang mandi dan Megi memunggunginya. Gadis itu ingin sekali menoleh sekilas saja, sekadar memastikan ukuran 'milik' Jung. Namun, dia mengurungkan niatnya. Gadis itu tertawa jahil mengingat setelah kejadian pemukulan wajah Rean.
Setelah meninggalkan Rean di luar kamar, Megi dan Jung mencari-cari kunci borgol yang seingat Megi dia letakkan di saku celana denimnya. Namun, sama sekali mereka tak menemukan keberadaan kunci tersebut.
Jung sudah mencarinya di sekeliling kamar hotel, tetapi kunci borgol itu tetap tidak mereka temukan.
"Kau pasti membuangnya!" tuduh Jung.
"Tidak, aku tidak membuangnya, Yeobo!"
"Berhenti memanggilku Yeobo!" ucap Jung sambil mencari-cari kunci borgol.
Satu jam mereka mencari keberadaan kunci borgol. Namun, keberadaan kunci itu tidak mereka temukan. Mereka menghentikan pencarian kunci sebelum mereka melakukan sesi 'mandi bersama' meski saling memunggungi.
"Hei, hei!" panggil Jung setelah selesai mandi.
Megi tergagap dan lamunannya buyar. Matanya terfokus pada Jung yang rambutnya basah dan telanjang dada. Dada bidang Jung terlihat jelas. Otot-otonya terbentuk sempurna sesuai ukuran tubuh Jung. Sangat sempurna, pantas saja dia dinobatkan sebagai worldwide handsome. Wajah Korea Jung adalah bukti ketampanan orang Korea yang biasanya dia temukan dalam drama Korea.
"Kau melihat apa?" protes Jung.
Megi menggeleng. Dalam hati, dia sangat senang dan baru menyadari kalau yang ada di hadapannya adalah Kang Seok Jung idolanya. Tuhan selalu membalas kebaikan dan kesabaran. Setelah disakiti Rean, Jung muncul bak rezeki di saat krisis.
"Ya, sudah. Tolong buatkan aku kopi sebelum kita sarapan sambil mengingat kejadian gila semalam," tutup Jung yang diangguki Megi yang melonjak kegirangan dalam hati.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro