Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 26

Repub tanpa edit 5/1/21


Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)


🌟

"Ada tamu ya bu tadi?" suara Mahesa memecah lamunan Lara yang tengah mengusap punggungnya.

"Ha? Oh engga kok Ca, tadi ada yang nanya alamat aja." tangan Lara kini beralih dr pundak Mahesa ke kepalanya, mengelus pelan rambut Mahesa.

"Ca, Eca kepikiran apa sampai panas gini?"

"Sekolah lagi banyak tugas bu, Eca pusing."

"Yakin? Ga ada yang mau di ceritain ke ibu?"

"Yakin ibunya Mahesa."

"Ga ada juga yang mau di tanyain ke ibu?"

Mahesa meragu sesaat kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ga ada bu, Eca cuma mau nanya kapan kira-kira Eca bisa makan. Eca laper."

Lara terkekeh. "Eca mau makan apa?"

"Apa aja yang ibu masak Eca pasti makan kok bu. Asal ibu juga suapin Eca."

"Dasar bayi manja!"

"Kalau ga manja sama Ibu terus aku manja sama siapa lagi?"

Ucapan spontan Mahesa yang bermaksud bercanda membuat Lara terdiam. Hal itu tentu saja di sadari oleh Mahesa.

"Bu, maksud Eca kalau nanti Eca udah punya pacar terus aeca manja-manja sama pacar Eca ntar ibu sedih terus ngambek."

"Emang kamu mau punya pacar? Atau udah punya?" tanya Lara penuh selidik.

"Belum, nunggu ibu ada yang jagain baru Eca mau pacaran."

# # #

Beberapa hari sudah berlalu dan Mahesa juga sudah sembuh dari sakitnya dan sudah mulai bersekolah kemarin. Lara sudah kembali bekerja dan tinggal dua minggu dari tanggal dia resign. Dia benar-benar sudah tidak sabar untuk menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan Saka.

Omong-omong Dave dan Saka tidak datang mengunjungi Mahesa lagi, mereka juga tidak menanyakan kabar anak itu. Tapi kalau di pikir-pikir buat apa? Toh mereka bisa tahu dari anak buahnya.

"Ra, lo yakin mau keluar? Ntar lo kerja dimana?" tanya Nur, teman selantainya yang berprofesi debagai office girl juga.

"Iya, Nur. Aku ada sedikit modal buat buka usaha kecil-kecilan. Udah mulai jalan dari tahun lalu dan pesanan sudah mulai banyak. Jadi mau seriusin itu aja." Lara menjawab sambil tersenyum, dia tidak terbiasa ber bicara dengan Lo-Gue ke orang lain karena semenjak kecil ibu pantinya mengajarkan aku-kamu atau saya-anda.

"Iya sih, Ra, masakan lo enak banget. Lain kali gue mau mesen ah ke lo kalau lagi ngidam." ucap wanita itu sambil mengelus perut buncitnya yang menarik perhatian Lara.

"Lahiran kapan Nur?"

"Bulan depan, Ra. Semoga pas suami gue balik. Dia udah ajuin cuti sih cuma ga tau di approve atau ga." Dia dapat melihat raut bahagia Nur ketika menceritakan bagaimana suaminya akan kembali saat dia melahirkan. Suami Nur memang bekerja di luar kota sebagai buruh pabrik tapi setiap pulang pasti selalu mengantar jemput Nur dan menunjukkan perhatiannya.

Lara iri? Jelas. Dia iri terhadap perhatian yang di berikan oleh setiap suami kepada istri dan anak mereka, juga ada tempat bersandar untuk beristirahat ketika semuanya terasa sulit untuk di jalani. Mengelus perutnya ketika si cwlon anak menendang atau berbicara sepanjang malam dengan anak yang masih di dalam peru. Belum lagi ketika mengidam, setidaknya ada seseorang yang bisa dia ucapkan "ini kan yang mau anakmu!" saat dia kesal karena ngidamnya belum kesampaian. Membayangkannya saja sudah membuatnya senang. Atau saat melahirkan setidaknyabada seseorang yang menemaninya, menguatkannya serta mengucapkan terima kasih saat anak mereka telah lahir.

Seseorang yang menenangkannya ketika ia panik saat anaknya sakit untuk pertama kalinya, merasa sebal karena kata pertama si anak adalah papa bukannya mama. Hal-hal yang menurut orang lain hal sederhana yang sangat diinginkan oleh Lara.

Sungguh, dia tidak menginginkan seseorang yang memiliki rekening gendut, toh dia terbiasa untuk bekerja semenjak kecil, tetapi memiliki seseorang untuk menjalani semuanya bersama-sama pasti rasanya lebih ringan.

Tapi sayangnya mimpi-mimpi itu belum tentu selalu terwujud kan?

Thank you sudah baca ❤️

Yang nyariin ceritanya Mahesa bisa ke sini



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro