Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 25 : Gen Menyebalkan Itu Turunan!

Repub tanpa edit 5/1/21

Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)


🌟



Tidur Lara terganggu karena suara ketukan pintu. Dia bergerak sepelan dan sehalus mungkin untuk melepaskan pelukan Mahesa agar anaknya itu tidak terbangun. Setelah berhasil melepas pelukan Mahesa dan memastikan anaknya masih tertidur lelap setelah bergerak mencari kenyamanan ketika dia melepaskan pelukannya dia berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

Ya, Tuhan kenapa ketenangan yang aku harapkan hanya muncul sesaat. Keluhnya ketika melihat sosok seseorang yang termasuk dalam urutan orang-orang yang tidak ingin dia temui berada di depan pintunya.

Dia keluar dari pintu setelah memastikan Mahesa masih tertidur pulas, menutupnya sepelan mungkin kemudian berbalik menatap pria itu.

"Ada apa lagi?" katanya sambil melipat tangannya di dada, "Apa tamparan kemarin masih belum cukup?"

"Tidak ada, aku hanya mendapatkan informasi bahwa Mahesa sakit dan aku datang untuk menjenguk." Pria itu mengangkat keranjang buah-buahannya yang di tangan kanan "Ini ku bawakan makanan yang sepertinya di sukai Mahesa juga." lalu mengangkat paper bag dengan lambang restoran yang dulu dia kunjungi bersama pria ini di tangan kiri.

"Kamu memata-matai anakku?"

"Tidak, hanya meminta orang untuk memberitahukan keadaan Mahesa saja." ucap pria itu sambil mengangkat bahunya lalu meletakkan makanan dan keranjang buah di meja kecil yang berada di teras mungil Lara.

Ya, Tuhan gen menyebalkan memang menurun di keluarga mereka!

"Apa dia sedang tidur?" 

"Ya, dia baru saja tertidur."

"Baiklah aku akan pergi saja kalau begitu. Sampaikan salamku padanya." Pria itu berbalik kemudian melihat mobil memasuki area kontrakan Lara lalu dia kembali kepada posisinya semula, menghadap Lara sambil tersenyum, "Atau aku akan disini dulu karena ini sepertinya menarik." Lara menatap pria itu dengna bingung karena tidak mengerti maksudnya hingga ekor matanya melihat sosok lelaki yang paling amat sangat tidak ingin dia temui masuk ke terasnya.

"Halo sepupu." Dave tersenyum ketika melihat raut tidak suka Saka.

"Sedang apa kamu di sini?"

"Seharusnya itu pertanyaanku bukan? Tetapi akan ku jawab, aku mengunjungi Mahesa yang sedang sakit. Membawakan buah-buahan dan juga makanan kesukaannya. Lalu apa yang kamu lakukan disini?"

Saka terdiam.

"Jangan tegang begitu, Ka. Aku baru saja akan pergi." Dave lalu menoleh ke arah Lara dan tersenyum, "Sampai jumpa, Lara. Hubungi aku jika kamu perlu sesuatu." Pria itu lalu menepuk pelan kepala Lara kemudian berlalu. Saka dan Lara menatap Dave yang melajukan mobilnya keluar dari daerah kontrakannya.

Perhatian Saka pun kini terpusat pada Lara yang tengah menatap kepergian Dave.

"Kamu memberitahukannya mengenai Mahesa yang sakit?"

Mata lara memicing mendengar hal itu.

"Saya tidak memberitahukan kepada siapapun termasuk kepada anda juga. Bagaimana anda bisa tahu?" seakan tersadar akan sesuatu Lara menganggukkan kepalanya, "Ah anda juga memata-matai Mahesa rupanya."

"Juga? Dave memata-matai Mahesa?"

Lara memijit pangkal hidungnya, dia merasa hari ini lebih melelahkan di banding menjalani hari seminggu penuh.

"Sudahlah, ada apa kemari? Apa masih ada dokumen yang perlu saya tanda tangani?" Lara melirik kearah amplop coklat yang di pegang oleh Saka.

"Oh, ini setiap halaman belum di paraf."

Lara lalu mengambil amplop itu, membukanya kemudian membubuhkan paraf di setiap halaman dengan pulpen yang di sodorkan oleh Saka dia juga memastikan tidak ada halaman yang terlewat sehingga dia tidak perlu berurusan dengan Saka kembali setelah itu dia menyodorkan dokumen itu kepada Saka tanpa mengucapkan satu hal pun.

Saka menerimanya tapi tidak juga melangkah pergi sedangkan Lara sudah malas berbasa-basi dengan siapapun saat ini.

"Anda sudah bisa pergi bukan? Sudah tidak ada urusan lagi kan? Dan sekali lagi saya minta jangan bertemu dengan Mahesa atau membicarakan hal apapun dengan Mahesa."

Mata Saka terpaku pada bungkusan yang di berikan oleh Dave.

"Saya tidak meminta di bawakan makanan atau apapun dan saya juga tidak akan menghubunginya atau menggodanya atau melakukan apapun dengan keluarga anda jadi anda bisa te.."

"Bu.." Suara lemah Mahesa yang sepertinya terbangun menghentikan Lara yang tengah mengusir Saka.

"Ya, Ca?" 

"Ibu dimana?"

"Di depan Ca, sebentar ya ibu bereskan depan sebentar."

"Mau di peluk, Ibu."

"Iya sebentar, Ca." Ucap Lara agak keras.

"Sudah dengar kan anak saya sudah bangun? Jadi silahkan pergi."

SINI CA AKU PELUK KAMU CA!

Aku up pas aku pengen deh ya wkwkw, kalau sampe vomment 1k lbh cepet kalau ga ya monmaap kalau kalian harus memendam rindu yang lama pada Eca karena aku mau nulis mellow mellow soal si Ata x Geeta :')

13/6/19


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro