Part 24 : Disini aja tidur sama Eca. Ibu juga perlu istirahat.
Repub tanpa edit 5/1/21
Kalau
Hi!
Terma kasih sudah mau menunggu!
Next part ketika vomment 1k yaa, boleh? Hihi
Enjoy!
Lara keluar dari ruangan itu dengan segera. Sebelum masuk keruangan Saka dia sudah bertemu dengan supervisornya untuk mengabarkan hari ini dia tidak bisa datang karena Mahesa sakit sejak semalam. Panas anak itu tinggi, empat puluh derajat, dan tidak mungkin Lara bisa meninggalkan anak itu sendirian dirumah.
Sebelum berangkatpun dia sudah mengirim pesan kepada wali kelas Mahesa bahwa dia tidak masuk karena sakit.
Mahesa pernah seperti ini sekali dulu saat, pertama kali terjadi saat Mahesa Sekolah Dasar. saat itu Lara harus di panggil oleh wali kelas Mahesa karena anak itu memukul teman sekelasnya hingga gigi susunya tanggal. Mahesa menolak minta maaf, anak itu tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak bersalah. Ketika Lara memaksa menanyakan alasannya, Mahesa langsung menangis sambil memeluknya, bocah itu mengatakan bahwa temannya tidak mau berteman dengannya karena dia tidak mempunyai ayah dan dia adalah anak haram.
"Aku sudah bilang bu untuk berhenti tapi mereka tetap mengatakan itu. Bahkan mengatakan kalau ibu bukan ibu yang baik. Aku kesal karena mereka ngatain ibu, jadi aku tonjok aja."
Lara tentu saja tidak suka ada yang mengejek anaknya, tidak peduli apapun perkataan orang padanya tidak ada yang boleh menyentuh anaknya sehingga dia beralih ke walikelas Mahesa yang lebih banyak diam.
"Sudah jelaskan Bu? Ini termasuk verbal bullying dan saya bisa melaporkan hal ini ke dinas pendidikan, atau memviralkannya di media sosial. Anak saya hanya membela dirinya sendiri karena teman-temannya tidak mau berhenti mengatainya. Saya harap ini bisa di selesaikan dengan baik. Permisi, saya mau membawa anak saya pulang."
Setelah itu mereka pulang dan malamnya Mahesa panas tinggi hingga beberapa hari padahal bocah tengil itu tidak terluka sedikitpun. Gejala flu dan demam juga tidak muncul sebelumnya. Ketika di bawa kedokter pun Mahesa hanya di berikan penurun panas karena tidak ada radang, flu atau yg lainnya. Salah seorang temannya mengatakan mungkin Mahesa hanya perlu istirahat dan benar saja hari ketiga panasnya turun dan anak itu sudah bisa tertawa-tawa seperti biasa.
Hal itu terjadi lagi sekarang dan kini Lara tahu penyebab Mahesa panas. Karena anak itu bertemu dengan Saka dan ada kemungkinan Mahesa membaca NDA tadi.
Brengsek!
###
Lara sudah selesai mengganti kompres Mahesa, melap tubuhnya yang keringatan dan juga mengganti bajunya. Anak itu kini sudah tertidur setelah Lara menyuapinya dengan bubur lalu memastikan Mahesa meminum obat penurun panasnya.
Lara menggaruk punggung Mahesa, anak itu selalu manja ke tika sakit. Dia akan minta di garukkan punggungnya ketika akan tidur.
Merasa Mahesa sudah terlelap Lara bangun dan mulai membereskan rumahnya. Sisi baik dari rumah kecil adalah tidak memakan waktu ketika kita di bereskan.
Mungkin dia perlu berbicara dengan Mahesa mengenai hal ini nantinya. Suatu saat. Entah kapan.
"Bu..."
Suara lemah Mahesa menyadarkannyabdari lamunan "Ya, nak?"
"Disini aja tidur sama Eca. Ibu juga perlu istirahat."
###
Saka tampak gusar di tempatnya. Dia baru saja mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa Mahesa sakit sehingga tidak masuk sekolah. Padahal anak itu tampak baik-baik saja kemarin saat mengejeknya.
Saka benci merasakan hal ini tetapi dia otaknya tidak juga berhenti memikirkan bocah tengil itu.
Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca beberapa dokumen termasuk NDAnya dengan Lara. Tidak lama melihat dokumen itu dia berdecak lalu segera berjalan keluar ruangannya dengan tersenyum lebar.
A/N kalau mau baca cerita yang lengkap dan sudah tamat, bisa ke kedua cerita ini ya :)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro