Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 2



Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)

🌟


"Lara, lo kebagian ngepel loby ye hari ini, Jaenap ga masuk soalnye." Ucap Rosma yang merupakan supervisornya sambil memakan nasi uduk dengan logat betawinya. Lara hanya mengangguk sambil mempersiapkan peralatannya untuk di bawa turun.

Hari masih pagi, masih sedikit orang yang akan menggunakan lift sehingga dia di perkenankan memakainya. Jika tidak maka dia harus turun tangga dari lantai tiga. Lara sudah mulai membersihkan kaca, menyemprotnya dengan cairan pembersih lalu mengelapnya.

Sudah mulai terlihat orang lalu lalang di lobi perkantoran itu. Gedung ini setinggi empat puluh delapan lantai yang terdiri dari banyak kantor-kantor, entah menyewa atau membeli di gedung ini.

Lara menatap orang-orang, terutama wanita, yang kurang lebih seumuran dengan dirinya sambil mengepel lantai. Ah, dirinya juga dulu sempat bermimpi untuk dapat terlihat begitu keren dengan pakaian kantoran. Entah itu kemeja dengan rok atau sack dress tentu saja menggunakan heels.

Tidak, tidak harus bersyukur Ra, kamu sudah punya Mahesa.

Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan mengepel lantai sambil terus menyapa orang yang melintas di depannya.

"Selamat pagi! Semoga hari anda menyenangkan!"

Salam standar yang di tetapkan kantornya. Tentu saja salam itu harus seiring dengan senyuman yang gagal di lakukan oleh Lara karena dia merasa sangat lelah.

"Lara, senyum dong! Inget buat nyapa semua orang." supervisor di loby mendatanginya karena melihat Lara hanya menyapa tanpa tersenyum lebar. Lara mengangguk lalu melanjutkan mengepel lantai sambil menyapa orang dengan senyuman sampai akhirnya dia menyadari ada sepasang sepatu yang berada tepat di depan gagang pelnya.

Dia mengangkat kepala dan melihat pria itu. Pria yang mirip sekali dengan Mahesa, pria dengan iris hitam yang membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam artian cinta dan kekecewaan.

Lima detik

Sepuluh detik

Keduanya masih terpaku. Hingga Lara mendengar dehaman supervisornya lalu dia memaksakan senyumnya sambil menatap mata itu.

"Selamat pagi! Semoga hari anda menyenangkan."

Dia berlalu sambil terus mengepel, dia melirik melalui ekor matanya. Punggung itu terus berjalan dan terlihat tidak ada niatan untuk berhenti.

####

Saka bergerak gusar di kursinya. Seharian ini dia tidak fokus bekerja karena memikirkan wanita yang baru tadi di temuinya setelah lima belas tahun.

Dia yakin kalau wanita itu adalah Selaras Nada. Wanita yang sempat mengisi malam-malamnya dengan panas serta menempati ranjangnya. Wanita yang dulu sempat mengandung darah dagingnya tetapi dia tinggalkan dengan segepok uang agar wanita itu tidak mengganggu ambisinya.

Dan kini dia bertemu lagi dengan wanita itu dengan waktu dan dalam keadaan yang berbeda dengan dulu. Tapi rasa yang dulu dia miliki tetap sama. 

Dia menginginkan wanita itu mendesah dan mengerang lagi di bawahnya. Dan semua orang tahu bahwa jika dia menginginkan sesuatu dia akan mendapatkannya bagaimanapun caranya.

Saka melirik jam di tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul lima lewat lima menit, dia mengambil jasnya dan keluar ruangannya lalu turun menuju loby. Dia melihat sekitarnya lalu menemukan wanita itu yang berjalan cepat menuju seorang pria yang menggunakan kaos dan jeans belel lalu sneakers.

Wanita itu sumringah ketika sampai di hadapan pria itu, pria itu mengecup pipinya dan memeluknya lalu menggenggam tangannya. Mereka terlihat bahagia.

Ada perasaan mengganjal yang di rasakan Saka ketika melihat hal itu. Dan dia tidak menyukainya.

Dia lalu mengambil ponsel yang berada di sakunya, mencari kontak seseorang lalu ketika terangkat dia lalu berucap.

"Cari tahu mengenai Selaras Nada. Segera."

Repub tanpa edit 3/11/20


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro