Part 11
Repub tanpa edit 5/12/20
Lara merasakan pusing hebat belakangan ini karena beberapa hari terakhir Dave terus merusuhinya. Entah itu datang ke lantai tempatnya bekerja, menyuliknya pada jam makan siang yang berakhir makan bersama di kantin perkantoran tersebut yang mana hal itu buruk sekali mengingat muka Dave yang menarik perhatian banyak kaum hawa duduk bersama office girl di kantin yang panas. Literally panas bahkan lelaki itu sudah melepaskan jasnya dan membuka dua kancing teratas yang membuat perempuan di ruangan itu merasa panas. Dan yang terbaru adalah saat ini, Dave menyeret Lara dan juga Mahesa untuk makan di luar.
Tadinya Dave hanya mengajak Lara tetapi wanita itu menggunakan alasan bahwa Mahesa belum di masakkan sehingga mereka harus pulang. Mendengar hal itu Dave membawanya kekontrakan, Lara sempat berpikir bahwa lelaki itu melepaskannya tetapi lelaki itu justru mengajak Mahesa.
Dan disinilah mereka sekarang dengan Lara yang menatap menu restoran dengan kernyitan.
"Bisa makan pecel ayam aja?" Lara bertanya dengan suara pelan dan Dave mengalihkan pandangannya dari buku menu kepada Lara. "Kenapa?"
"Makanan di sini sangat mahal, aku rasa aku perlu gajiku sebulan untuk mendapatkan full course untuk ku dan juga Eca."
Sebelum Dave menjawab, Mahesa sudah menjawab untuk ibunya.
"Bu, rulesnya adalah siapa yang mengajak makan keluar maka dia yang membayar. Lagi pula biasanya lelaki yang bayar. Ibu adalah wanita, aku anak-anak dan Om Dave adalah laki-laki. Jadi sudah jelas kan bu siapa yang akan bayar?" Ucap Mahesa sambil tersenyum lebar kepada Ibunya, bocah tengil itu benar-benar tidak menganggap Dave ada. Setelah mengucapkan itu, Mahesa memesan beberapa menu dengan harga yang cukup mahal lalu menyerahkan kepada waitress yang terus saja tersenyum melihat Dave dan juga Mahesa.
"Itu pesananmu sendiri?" Dave bertanya kepada Mahesa
"Iya Om, saya lapar belum makan."
"Nafsu makanmu besar ya, Ca."
"Iya Om saya masih dalam masa pertumbuhan. Dan Om, yang boleh panggil Eca cuma Ibu. Om panggil Mahesa aja."
Dave hanya tertawa mendengar jawaban sinis yang sangat kontras dengan senyum Mahesa saat mengatakannya. Lara hanya bisa menatap kedua orang itu sambil tersenyum. Ini interaksi Mahesa dengan lelaki yang seumuran dengan saudara sedarahnya, tentu saja selain interaksi terakhir kalinya dengan ayahnya. Bagian hati terkecilnya menikmati interaksi mereka, apa lagi Mahesa tidak hanya tersenyum tetapi juga memperlihatkan muka jengkelnya kepada Dave yang sedari tadi berusaha memanggilnya dengan sebutan Eca meskipun Mahesa sudah mengatakan bahwa yang bisa memanggilnya begitu hanya Lara.
Dehaman dari belakang Lara menarik perhatian Dave dan juga Mahesa, sedangkan Lara tidak berani untuk memalingkan perhatiannya karena dia mengenal aroma itu.
"Dave, sedang apa di sini?"
"Hai Saka! Tentu saja sedang makan, mau bergabung?"
Crap!
Lelaki itu tidak menjawab, dia langsung mengambil tempat tepat di sebrang Lara, kali ini Lara dapat melihat lelaki itu dengan perempuan cantik yang mengambil tempat di sampingnya. Perempuan itu tampak sangat elegan dengan gaun hitamnya, Lara meringis mengingat penampilannya yang hanya seragam office girlnya di lapis dengan jaket. Dia bahkan lebih cocok membersihkan lantai restoran ini di banding duduk di salah satu bangkunya dan makan.
Pandangan mereka bertemu, Saka mengunci pandangan Lara yang membuat Lara menoleh kepada Mahesa yang di sambut senyuman anak semata wayangnya itu.
"Dave, kamu belum memperkenalkan kamu makan dengan siapa?" Wanita yang datang bersama Saka mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.
"Oh Gene, ini temanku Lara dan putranya E.."
"Mahesa Om, Mahesa." Sela Mahesa.
"Okay tiger. Mahesa." Dave terkekeh.
"Tumben sekali kamu ke tempat ini, kami tidak pernah melihatmu sebelumnya di sini." Lanjut perempuan yang di panggil Gene itu.
"Hanya perlu suasana dan hal baru, sekaligus mengajak mereka makan di sini. Terakhir aku kerumah Lara dan di ajak makan tetapi anak kecil ini mengusirku pulang." Dave tertawa mengingat hal itu.
"Eca, kok gitu sih?" Lara menoleh kepada Mahesa
"Gak bu, Aku ga mungkin gitu." Mahesa terlihat panik melihat ibunya menegurnya meskipun dengan pelan.
"Gak masalah, Ra. Pengalaman pertama di usir bocah bisa masuk resumeku." Dave menengahi kedua orang itu sedangkan Gene dan Saka hanya bisa menatap dengan diam. Sesaat kemudian tawa Gene mengalihkan mereka semua, terutama ucapannya.
"Dave, kamu terlihat sebagai suami dan ayah sekarang ini."
Yang disusul dengan pecahan gelas.
💕💕💕
Papa dave~~~
Papa saka~~~
Kalau mau baca cerita Eca bisa ke work ini yaa ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro