Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 3 | Campur Tangan Mama

"Kamu diantar pulang sama siapa, Dik?" Seorang wanita paruh baya yang sudah menunggu kemunculan Cyrilla di balik pintu ruang tamu sukses membuat Cyrilla terperanjat.

Cyrilla yang baru saja menginjakan kakinya ke dalam rumah melengos ke arah suara dan mendapati ibunya dengan tatapan menyelidik dan membuatnya tidak dapat berkutik.

"Ciye ... Anak Mama sudah besar rupanya, sudah punya pacar dihari pertama sekolah, hebat!" pekik mamanya Cyrilla dengan senyum menggoda sambil sesekali menowel dagu gadis cantik di hadapannya.

"Iiih ... Mama apaan sih, Mah. Kak Heavy itu bukan pacar, Cyrilla."

"Oalah, jadi namanya Heavy, dan dia Kakak tingkat kamu, Cy?" pancing Mama, kentara sekali dirinya tengah menggali informasi tentang pemuda tampan yang beberapa menit lalu berada di depan rumah sambil menenteng helm di tangannya.

Mama Cyrilla sudah senyum-senyum sendiri saat mengetahui putri keduanya itu diantar oleh teman sekolah Cyrilla, saat melihat emblem sekolah Impian Nusantara melekat di baju pemuda itu. Pasalnya sang mama mengira putrinya akan diantar oleh tukang ojek atau tukang becak seperti biasa kalau tidak dijemput. Tapi ternyata, hari ini berbeda. Tepat saat ia akan mengangkat jemuran di depan rumah, wanita itu malah balik lagi saat mendengar suara putrinya tengah berbincang dengan suara seseorang yang disebut dengan awalan kata Kak. Tidak mungkinkan, kalau tukang ojek atau becak dipanggil dengan sebutan Kak oleh Cyrilla?

"Apaan sih, Mama, kepo banget deh ...!" sergah Cyrilla sambil mencoba untuk berlalu dari hadapan reporter dadakan di rumahnya.

Derai tawa memenuhi ruangan. "Eh, Cy, Mama serius bertanya loh!" Mama sudah terlebih dulu berada di depan pintu penghubung ruang tamu dengan ruang keluarga, menghadang laju Cyrilla.

"Cyrilla juga serius kok, Mah. Lagipula, Cyrilla dan Kak Heavy juga baru kenal, dia itu ketua MPK di sekolah." Tanpa sadar Cyrilla berbicara lebih jauh tentang siapa Heavy.

"Terus, kok bisa sih dia sampai mengantarkan kamu ke rumah, Cy?"

"Jadi tadi di sekolah, kaki Cyrilla terkilir."

"Hah kok bisa kaki kamu terkilir?" potong Mama.

"Mama ini ya, orang belum selesai ngomong sudah main samber," protes gadis bertubuh jangkung, dengan rambut panjang lurus yang mengelitik punggungnya.

Mama memamerkan deretan giginya. "Ya maklum, Cy ... Mama kan penasaran bisa-bisanya anak Mama yang segar bugar dari rumah tiba-tiba terkilir. Ayo cerita!" todong Mama dengan tatapan berapi-api.

Setiap partikel karbondioksida terhempas pasrah dari hidung mancung gadis dengan lesung pipi lengkap tahi lalat yang ikut menghias di sana membuatnya terlihat manis tanpa gula. "Jadi begini mamaku sayang ... Tadi Cyrilla kesiangan, dihukum untuk lari keliling lapangan, eh kaki Cyrilla terkilir deh," akunya, dia sengaja menutupi ceritanya dibagian saat dia memanjat pagar.

"Dokter jaga UKS, Bu Winda, meminta tolong kepada Kak Heavy supaya mengantar Cyrilla pulang. Sudah gitu doang, Mah. Cyrilla nggak ada pacaran-pacaran sama dia," jelas Cyrilla panjang lebar.

Senyum mengembang menghiasi wajah wanita berusia nyaris kepala empat yang masih terlihat cantik. "Lain kali kamu harus lebih pagi lagi, Cyrilla," pinta Mama dan gadis itu mengangguk.

"Besok apa saja yang harus dibawa saat ospek?" tanya Mama sambil memapah Cyrilla menuju kamar.

"Tadi kata Kak Heavy, aku harus mencari kaos kaki pelangi, ratu cokelat bergaun silver, minuman dua warna, alat salat, nasi gulung tikar, dan setangkai bunga cinta."

"Kok nama-namanya aneh, Cy?"

"Iya nih, Mah. Namanya juga perlengkapan ospek, biasanya mereka memberikan nama aneh dan unik untuk barang-barang bawaan. Tapi Cyrilla sudah tahu kok, apa saja barang yang harus dibawa besok, Mama tenang saja."

"Bukan begitu, tapi kamu memangnya bisa mencari barang-barang itu dengan kondisi kakimu itu?" Mama melirik dengan tatapan ngeri pada perban yang membalut sempurna di kaki Cyrilla.

"Oh, sudah nggak usah dipikirkan, Mah. Toh Cyrilla sudah minta tolong Kak Sesy tadi."

Mama mengangguk mengerti. "Ya sudah, kamu mandi dulu sana, bau!"

Cyrilla mengendus aroma tubuhnya, samar-samar indera penciuman gadis itu menangkap wangi woody yang menenangkan yang bercampur dengan wangi musk yang berasal dari seragam putihnya.

Dua wangi berbeda? Kok bisa? Padahal sepanjang jalan tadi saat angin berembus kencang, wangi woody semerbak tercium dari arah Kak Heavy. Tapi aroma musk ini dari mana?

"Aduh, aduh, yang terbayang-bayang Kak Heavy ... Wanginya enak ya, bikin anak Mama sampai nggak fokus, hm?" celetuk Mama membuyarkan lamunan Cyrilla.

"Ih Mama apaan lagi sih, Mah ... Jangan mengada-ada, deh!" desis gadis itu seraya berlalu menuju mesin cuci dan memasukkan jaket army milik Heavy ke dalamnya.

"Mama suka deh, kalau lihat anak gadis Mama ada perkembangan."

"Maksud Mama, perkembangan gimana?" Raut bingung kentara di wajah Cyrilla.

Mama cekikikan. "Mama bersyukur, selama ini kamu nggak pernah bawa teman laki-laki ke rumah, selalu saja teman perempuan. Mama ada rasa khawatir, takut saja kamu belok jadi jeruk makan jeruk," celetuk Mama.

Mulut Cyrilla terbuka lebar mendengar kalimat mamanya. "Ya ampun ... Selama ini Mama nyangka kalau aku ini nggak normal gitu?" pekik Cyrilla tidak percaya dengan indera pendengarannya.

"Bukan gitu, Cy ... Mama hanya heran kenapa anak Mama yang cantik ini kok ya jomlo, dan lagi-lagi kamu kalau pergi hang out selalu bareng teman-teman perempuan, yang diajak main juga perempuan, gimana Mama nggak was-was coba?"

Cyrilla menepuk jidatnya, dan menggeleng. "Mama ini ada-ada saja sih, Mah ...! Sudah ah, Cyrilla mau mandi dulu!"

Suara tawa Mama memenuhi ruangan dengan respon Cyrilla. Tentu saja Mama hanya bercanda tentang ketakutannya kalau anak gadisnya itu jeruk makan jeruk. Lagipula, Cyrilla itu anak bau kencur yang baru masuk SMA tahun ini, jadi kalau dia masih belum punya laki-laki dengan predikat pacar, tentu saja itu bukan hal yang aneh dan harus dipertanyakan oleh sang Mama. Hanya saja, saat melihat ada seorang pemuda tampan yang terlihat tulus memapah putri cantiknya itu hingga ke depan pintu, belum lagi tatapan pemuda itu saat melambai sebelum akhirnya pergi dengan sepeda motornya, ada rasa girang yang tengah mendekap dalam dadanya. Ada rasa syukur yang terucap dalam diam dengan senyum yang tidak luntur di wajahnya.

"Senangnya jadi anak SMA, jadi mau muda lagi deh!"

Sesuatu berbunyi dari dalam tas Cyrilla saat gadis itu berada di dalam kamar mandi. Mama yang masih berada di depan kamar mandi sambil mengatur tombol mesin cuci, mengambil ponsel Cyrilla dari dalam tas.

"Cyrilla, ada pesan nih!" Suara Mama sengaja ditinggikan agar terdengar oleh Cyrilla yang berada di kamar mandi.

Suara air terdengar dimatikan dari dalam. "Coba tolong dilihat dari siapa, Mah. Siapa tau itu dari Kak Sesy!" sahut empunya nama dari balik kamar mandi.

Mama melihat layar ponsel Cyrilla, lalu dengan ibujarinya menekan tombol buka, di sana sebuah pesan dengan nama Kak Heavy muncul.

Kak Heavy: Cyrilla, ini aku, Heavy. Aku cuma mau mengingatkan, besok kalau bisa, kamu jangan sampai kesiangan lagi, Cy.

Kak Heavy: Atau, kamu mau aku telepon pagi-pagi untuk membangunkanmu?

Pesan kedua pada layar ponsel Cyrilla.

Aku yakin kalau Heavy ini adalah pemuda yang tadi diceritakan oleh Cyrilla. Mama masih sibuk melihat layar ponsel Cyrilla, membaca dan membalas pesan pemuda itu.

Kak Heavy: Jangan lupa untuk mengompres kakimu, membuka perban dan meminum lagi obat pereda nyeri yang tadi diberikan Bu Winda, Cyrilla.

Anda: Terima kasih, Kak.

"Sepertinya balas terima kasih itu wajarkan, ya?" Keraguan sempat bermain di benak wanita paruh baya itu. Biar bagaimanapun dia tetap harus berusaha sewajar mungkin, mengingat Cyrilla dan pemuda bernama Heavy itu baru saja kenal.

Kita lihat, alur akan membawa Cyrilla dan Kakak tingkatnya ini kemana? Kata wanita itu dalam hati. 

Kadang kala, kalau anakmu terlalu malu dan naif dalam urusan asmara, sebagai Mama aku merasa perlu membantu mereka, tapi bukan berarti harus menyetir anak ya, sewajarnya saja. Bantu diawal saja agar dekat, aku sih inginnya anakku mengakhiri masa jomlonya. Selebihnya, bukan lagi urusan kita. Seringnya terbit.

Mau tanya dong teman-teman ... kalau kalian punya Mama seperti Mama Cyrilla, kalian happy atau nggak ...?

Terima kasih sudah mampir membaca ... mohon dukungannya, ramaikan postingan ini ya... dengan vote dan komen di kolom komentar. Terima kasih banyak banyak semuanyaaa .... ♥♥♥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro