Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Awal Cinta

Ketika cinta menyapa, semua terasa indah termasuk angan-angan akan kehidupan di masa mendatang. Entah itu benar akan terjadi atau hanya sebatas mimpi.

Semua serasa begitu berwarna, padahal tak pernah ada janji pasti bahwa cinta itu akan berlabuh hingga mati.

Semua hal manis itu kini tengah dirasakan oleh seorang gadis berjilbab lebar dengan kumis tipis di bagian atas bibirnya dan tahi lalat kecil yang menempel pada ujung atas bibir merah manisnya.

Gadis yang baru menginjak usia kepala dua ini sedang menikmati masa jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

Selama ini ia bungkam tentang cinta, sering bisu jika ditanya perihal hati. Ia tak ingin menambah beban hidupnya dengan membawa perasaan yang sulit dijabarkan logika itu.

Namun, seolah semua prinsip yang selama ini ia pegang tak berharga, semua lenyap seketika dengan datang dia. Dia yang datang membawa berjuta warna indah dengan kata-kata manis bak puisi-puisi karya Chairil Anwar.

Gadis itu terperosok dan jatuh pada kubangan hati manusia yang datang di waktu ia jenuh dan kesepian.

Cinta datang dengan warna lalu pergi dengan lara.

Mungkin sepenggal kata itu yang nantinya akan tersemat pada kehidupan cinta gadis berjilbab itu.

Nama gadis itu Rindu Trinikta, gadis berwajah putih bersih dengan tinggi 150 centi dan tubuh langsing tapi berpipi chubby.

Imut, penampilannya. Lugu sifatnya dan mudah akrab orangnya.

Ia benar-benar sedang berada pada fase bahagia, senyumnya tak pernah luntur dari wajah, mata beriris coklat terang itu tak hentinya berbinar.

Sungguh perpaduan yang indah dengan keadaan yang tengah terjalin.

"Kamu besok ngampus?" tanya seseorang via chat.

"Enggak, besok aku gak ada kelas kamu?" tanya Rindu pada teman chattingnya.

"Enggak! Kita kan sekelas wkwk," balas teman Rindu.

Rindu tersenyum lalu membalas kembali pesan kilat itu, "Terus ngapain lo nanya?" tanya Rindu.

"Basa-basi atuh neng," balas teman Rindu.

"Dih! Udah kenal lama juga," balas Rindu kembali.

Keduanya saling bertukar cerita sepanjang malam yang diterangi cahaya rembulan itu.

Rindu tak hentinya tersenyum dengan pesan yang dikirim temannya itu, segala masalah yang tadi siang ia hadapi menguap seketika. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama teman spesialnya ini.

Rindu dan temannya sudah saling berkenalan saat masa orientasi mahasiswa baru atau sering dikenal dengan istilah maba.

Mereka ternyata satu kelas dan perkenalan itu terus berlanjut membuat Rindu dan dia semakin akrab.

Perlahan benih-benih cinta mulai muncul diantara keduanya, kala itu Rindu masih menampik akan rasa aneh yang tiba-tiba muncul, tapi kali ini ia maju dan secara terang-terangan mengakui akan perasaan aneh yang kini kian menjadi.

Beruntung dia juga memiliki perasaan yang sama. Gayung bersambut. Kala itu dia berbicara dengan serius, menatap penuh cinta iris mata coklat milik Rindu," Rin...," ucapnya menggantung

Rindu yang ditatap seperti itu diam penuh tanya.

"Gue mau ngomong," ucapnya.

Rindu mengernyit, "Dari tadi kita lagi main petak umpet ya?" tanya Rindu.

"Serius gue!" tegas dia.

Rindu tertawa melihat tingkah so serius pemuda di depannya ini, "Apa?" tanya Rindu tanpa menghentikan tawanya.

"Gue...,"

"Lo kenapa?" tanya Rindu tak sabaran. Oh ayolah! Mereka sudah berteman sejak lama.

"Gue su...,"

Rindu mengernyit.

"Gue suka sama lo," ucap dia pada akhirnya.

Rindu terdiam, diam-diam ia juga mencintai pemuda di hadapannya ini. Mengenalnya dengan waktu yang lama bahkan sering jalan bersama membuat Rindu bertanya-tanya akan cinta. Mungkinkah ini saat yang pas untuk dia mengungkapkan isi hatinya?

"Gue...," ucap Rindu.

"Iya gue tahu. Gak mudah nerima gue kan? Apalagi kita udah temenan lama," sambung dia dengan rasa khawatirnya.

"Bukan gitu!" sanggah Rindu. Ia tak sedikitpun merisaukan akan hubungan pertemanan mereka. Ia bukan tipekal manusia yang menyalahkan cinta dalam lingkaran pertemanan.

Bukankah cinta bisa hadir pada siapapun tanpa pandang bulu?

"Jadi?" tanya dia penuh harap.

"Gue bingung mau ngomong apa," ucap Rindu.

Pemuda di hadapannya ini tertunduk malu dengan muka yang masam.

"Ya! Gak usah so teraniaya gitu! Lo tahu gue kan, gue masih perlu waktu. Kayak aneh aja! Tapi di sisi lain gue juga punya perasaan lebih sama lo," jelas Rindu. Ia hanya perlu terbiasa dengan perasaan baru itu. Ia perlu waktu untuk memahami semua rasa itu.

"Jadi lo juga suka sama gue?" tanyanya dengan mata yang berbinar.

Rindu menatap serius dengan senyum simpul yang entah harus bahagia atau sedih, "Bisa jadi!" balas Rindu.

Dia mendekat, mengikis jarak antara tubuhnya dengan tubuh Rindu. Digenggamnya kedua tangan Rindu, ia menatap penuh cinta dan penuh keyakinan. Menyalurkan berjuta harapan dan kehidupan yang mungkin ingin ia beri pada Rindu.

Kehidupan penuh cinta, penuh asmara.

"Gue janji gak akan ngecewain lo. Gue kasih waktu satu bulan sama lo. Setelah itu lo boleh milih! Mau jadian sama gue atau temenan," saran dia pada Rindu.

Rindu mengangguk, tak ada pilihan lain. Hanya pilihan itu yang masuk ke dalam akalnya.

Waktu terus bergulir. Hari demi hari mereka lewati dengan saling berharap, Rindu berusaha untuk bisa menerima perasaan asing itu dan menganggap semua hal itu lumrah.

Semakin lama Rindu semakin yakin, bahwa bukan hanya arti cinta sebagai teman yang ia miliki pada dia tapi juga cinta pada umumnya. Cinta perempuan pada lelaki dan hari itu tiba. Hari dimana dia mempertanyakan soal perasaan Rindu.

Taman dekat kampus menjadi saksi bersatu dua manusia berbeda gender itu.

Rindu menarik napasnya dan berkata dengan yakin, "Gue suka sama lo. Gue yakin ini cinta bukan cuma rasa sayang antara teman," ucapnya.

Dia tersenyum dengan bangga, ia memeluk Rindu dengan erat lalu berkata di dekat telinga Rindu,"Gue janji gak akan pernah buat lo kecewa. Gue janji akan selalu ada buat lo, gue janji kita akan terus bareng sampai kapanpun. Promise me!" ucapnya.

Rindu mengangguk dan membalas pelukan hangat itu. Untuk pertama kalinya tubuh mungil Rindu di sentuh pria lain selain keluarga.

Prinsip cinta hanya beban, ia kesamping dan beralih menyakini akan cinta itu indah kala kita bersatu.

Menjalin hubungan dengan seseorang yang tadinya berstatus teman. Satu hal yang lumrah terjadi pada pertemanan dua orang asing berbeda jenis kelamin.

Jika satu tak mencintai maka satu lagi pasti menaruh harapan dalam diam dan kelak harap itu akan terucap. Entah itu satu tahun setelah hubungan pertemanan itu berlangsung atau bahkan lima tahun.

Percaya atau tidak jarang hubungan berlandaskan teman bisa berlangsung tanpa adanya cinta, apalagi jika berbeda gender. Yang satu ngarep yang satu bodo amat. Tapi diakhir cerita akan ada pengakuan cinta.

TBC
.
.
.
T-FReYa
wga_academy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro