7
"ya, haruskah kita melakukan ini?" tanya Naeun saat Namjoon melingkarkan lenganya di pinggang ramping Naeun.
"whaeyo?" Namjoon tak ambil pusing dengan protes Naeun
"semua orang melihat kita sekarang" Naeun menghentikan langkahnya
"mereka memiliki mata dan berhak melihat apa yang mereka ingin lihat" jawab Namjoon dengan nada yang sama
"Kim Namjoon" Naeun mencoba menahan kesal
"whae?" jawab Namjoon
"aku tak suka menjadi bahan tontonan" tukas Naeun menyingkirkan tangan Namjoon yang masih setia melingkar di pingangnya
"ternyata banyak hal yang tak kau sukai di dunia ini Naeun agassi" canda Namjoon
"ne, memang banyak jadi jangan membuatku menambahnya dengan jadi tidak menyukai sikapmu" larang Naeun
"arasso...arasso" Namjoon mengacungkap kedua tangannya diudara.
"jadi..bagaimana kita harus berjalan?" tanyanya kemudian
"jalan saja, kenapa pakai tanya" Naeun beranjak dari posisinya
"ya..maksudmu kita hanya berjalan seperti ini?" susul Namjoon
"hmm" jawab Naeun acuh
"hey..ini tak seperti orang yang sedang berpacaran" Namjoon menahan lengan Naeun
"lalu kau ingin aku seperti apa?" tanya Naeun kesal
"setidaknya gandeng tanganku seperti yang pernah kau lakukan"Namjoon mendekatkan lengannya pada Naeun
Naeun menatap lengan Namjoon kemudian memandang wajah namja tersebut.
"tak mau?" tanya Namjoon dengan senyum khasnya
"arasso" ujar Naeun terpaksa.
Dengan menahan rasa gugupnya Naeun melingkarkan tangannya dilengan Namjoon membuat namja tersebut tersenyum lebar.
"tidakkah kau merasa hari ini sangat indah?" ujar Namjoon sambil kembali berjalan
Naeun mengadah, awan mendung sangat terlihat saat ini.
"kau suka segala sesuatu yang muram ya?" ejek Naeun
"majayo, karena itu aku menyukaimu" balas Namjoon
"ya!" Naeun melepas tangannya dari Namjoon sambil membulatkan mata.
"aku bercanda, jangan kesal seperti itu" Namjoon mencubit gemas pipi Naeun
"geumanhae" Naeun menjauhkan pipinya dari Namjoon
Mendapati hal itu Namjoon hanya tertawa sambil kembali mengarahkan lengannya pada Naeun
"kajja, jangan sampai kita terlambat ke kelas" ujarnya
Naeun tersenyum tipis kemudian melingkarkan tangannya lagi kelengan Namjoon, keduanyapun kembali berjalan bersama sembari membahas satu dua hal. Tanpa mereka sadari sosok Niel terlihat menatap kepergian mereka berdua dengan perasaan pedih dihatinya.
"otte oppa?" suara Nayeon mengalihkan pandangan Niel
Namja itupun menatap Nayeon yang berjalan pelan menujunya.
"sakit bukan?" tatapan Nayeon seperti mengejeknya
"itu yang kukatakan padamu sejak awal, kau...takkan pernah mendapatkan Naeun walau sudah melepaskanku" tambahnya
Niel mencoba mengabaikan kata2 Nayeon dengan beranjak dari posisinya.
"kembalilah padaku oppa, aku...akan memaafkan kesalahanmu" pukas Nayeon menahan lengan Niel
Mata Niel menatap jemari Nayeon kemudian beralih memandang wajah Nayeon.
"aku takkan kembali, takkan pernah" tolak Niel
"mwo?"
"aku akan buktikan pada Naeun kalau aku bisa bertahan diposisiku jadi..aku takkan kembali" tambah Niel
"oppa kau sudah gila? untuk apa kau meraih sesuatu yang sudah kau campakkan?" tukas Nayeon getir
"karena aku masih menginginkaannya, karena itu aku akan mencoba meraihnya lagi"
"kau terlihat menyedihkan oppa"
"aku tahu itu"
"kalau tahu hentikan ini dan kembali saja padaku" pinta Nayeon memelas
"mian" Niel kembali beranjak
Nayeon geram dengan hal itu, diapun menatap nanar tubuh Niel yang baru beranjak.
"aku takkan membiarkannya oppa" ujar Nayeon membuat langkah Niel berhenti
Namja itu berbalik dan mendapati sosok Nayeon menangis ditempatnya.
"aku takkan membiarkanmu kembali padanya, aku...takkan pernah membiarkan itu terjadi" tukas Nayeon
"apa yang akan kau lakukan?" tanya Niel sedikit takut
"aku akan melakukan apapun, aku akan melakukan semua hal yang bisa menjauhkanmu darinya" jawab Nayeon sembari menghapus air mata dipipinya
"kau mengancamku ya?" tanya Niel tak gentar
"anni..aku tidak sedang mengancam. Tapi sedang memberitahumu" jawab Nayeon
"Im Nayeon, jangan melakukan hal bodoh"
"semakin kau melarang, aku akan tertarik melakukannya"
"Im Nayeon" Niel berujar dengan nada sedikit tinggi
"ubah keputusanmu kalau tak mau aku melakukan hal buruk pada yeoja itu" Nayeon segera berlalu setelah mengucapkan kalimat itu
"Nayeon..Im Nayeon" panggil Niel
Tak mengubris panggilan Niel, Nayeon terus melangkah meninggalkan Niel yang sedikit cemas kini.
*
"aku ke lapangan duluan, kau jangan lupa menyusul ya" Namjoon mengusap puncak kepala Naeun sebelum namja itu beranjak dari duduknya
"hmm" jawab Naeun
Namjoon tersenyum mendengar itu kemudian meraih tas sandangnya dan berlalu.
"Son Naeun" panggil Seulgi yang duduk disisi Naeun
"ne" jawab Naeun sembari membereskan barang2nya
"kau dan Namjoon benar2 berpacaran?" tanya Seulgi
"benar" jawab Naeun santai
"jincayo?" Seulgi setengah percaya
"jinca" Naeun kini menatap Seulgi yang sudah memandangnya
"tapi...bukankah awalnya kau tak menyukai Namjoon?" selidik Seulgi
Naeun diam sesaat sambil menyandang tas dibahunyanya.
"ne, awalnya memang begitu. Tapi...sepertinya namja itu tahu bagaimana membuatku menyukainya" jawab Naeun
"wah...daebak. jadi akhirnya Namjoon berhasil membuatmu jatuh cinta lagi?" Seulgi tersenyum lebar pada Naeun
"jatuh cinta? Siapa?" tanya Naeun pada Seulgi
"tentu saja kau, memangnya siapa lagi?"
"apa aku bilang aku mencintai Namjoon?" Naeun kembali bertanya
"kau...bilang barusan" ujar Seulgi ragu
"aku bilang aku menyukainya bukan mencintainya" ralat Naeun
"tapi...kalian berpacaran. Bukankah orang yang berpacaran itu saling mencintai satu dan lainnya?"
"apa selalu begitu?" Naeun menatap Seulgi yang keheranan
"biasanya seperti itu" jawab Seulgi bingung
"kalau begitu kita bisa memberi pengecualian pada hubunganku. Karena...aku tak mengenal kata2 yang bernama cinta" Naeun mulai bangkit dari duduknya
"ne?" Seulgi masih tak mengerti dengan ucapan Naeun
"sudah..jangan memusingkan hal yang tak perlu kau pusingkan. Sebaiknya kita ke lapangan sekarang" ajak Naeun
"majayo" Seulgi mengangguk dan ikut bangkit
Baru akan beranjak tiba2 yeoja itu kembali menghentikan langkahnya.
"ada apa?" tanya Naeun
Seulgi tak menjawab hanya menunjuk ke belakang Naeun dengan dagunya. Penasaran dengan apa yang dilihat Seulgi, Naeunpun berbalik dan mendapati sosok Nayeon yang berjalan mendekatinya.
"PLAK" segera tangan Nayeon menampar wajah Naeun keras sesaat setelah berdiri di hadapan Naeun
"YA! apa yang kau lakukan huh?" tangan Seulgi mendorong tubuh Nayeon kemudian meraih bahu Naeun
"Naeun kau baik2 saja?" tanya Seulgi cemas
"ne" jawab Naeun dengan wajah dinginnya
"yeoja rendah" ujar Nayeon untuk Naeun
Tak bergeming Naeun hanya menatap tajam kearah yeoja itu.
"berani2 sekali kau mengambil perhatian Niel oppa dariku" tambahnya lagi
"mwo?" Naeun berujar sinis
"apa kau pikir kau bisa kembali merebut Niel oppa dariku Son Naeun?" Nayeon berujar dengan suara gemetar marah.
"apa yang kau bicarakan sebenarnya? Apa kau sedang mengigau karena aku sama sekali tak mengerti dengan apa yang kau ucapkan" ejek Naeun
"aku sedang membicarakan dirimu yang berani merebut namja chinggu orang lain yeoja berengsek" Nayeon meninggikan suaranya
Seketika mereka jadi bahan tontonan membuat Naeun merasa tak nyaman.
"Hobae jaga sikapmu" tukas Seulgi
"kau diamlah" balas Nayeon
"kaulah yang harus diam" Seulgi tak mau kalah
"Seulgi" panggil Naeun "jangan ikut campur" tambahnya kemudian
"tapi.." Seulgi memandang Naeun lekat
"ini urusanku, aku akan menyelesaikannya" Naeun tersenyum pada chinggunya itu
"arasso" Seulgi mengerti dan memilih diam
Kini Naeun nampak berjalan selangkah mendekati Nayeon membuat yeoja itu sedikit mundur karena merasa ketakutan.
"jadi...kau kemari untuk membahas putusnya hubunganmu dengan namja yang bernama Niel itu?" kata2 Naeun syarat ejekan
Merasakan hal itu Nayeon hanya bisa diam sembari mengepalkan tangannya kesal.
"kalau memang itu yang ingin kau bahas, sepertinya kau salah tempat" tukas Naeun lagi
Nayeon masih belum bisa mengatakan apa2, ucapan Naeun yang membingungkannya serta tatapan yeoja itu yang mengintimidasi membuatnya tak mampu berkata2.
"aku...tak ada hubungannya dengan berakhirnya hubungan kalian. jadi...jika kau mau mengeluh atau semacamnya, lakukan pada man-tan-pa-car-mu" Naeun sengaja menegaskan akhir kalimatnya
"ya, kau sedang mengejekku?" ujar Nayeon geram
"anni..aku sedang memberitahumu. Agar kau tak melampiaskan kekesalanmu pada orang yang sama sekali tak ada hubungannya dengan masalahmu" ralat Naeun
"tak ada hubungannya?" Nayeon tersenyum sinis
"kau bilang kau tak ada hubungannya?" tambahnya kemudian
Hanya pandangan dingin Naeun yang menjawab kata2 yeoja itu membuat Nayeon kian geram.
"bagaimana kau bilang kau tak ada hubungannya dengan masalahku disaat kaulah penyebab utama oppa meninggalkanku?" tanya Nayeon kembali dengan nada tingginya
"tapi aku tak pernah memintanya melakukan itu padamu" jawab Naeun mudah
"kau memang tak memintanya melakukan itu, tapi..kau pasti sengaja merayunya agar dia meninggalkanku bukan?" tuduh Nayeon
Tawa sinis Naeun terdengar bersama tatapan tajamnya pada Nayeon.
"kau sedang membicarakan dirimu sendiri ya?" ejek Naeun
"mwo?" Nayeon tak mengerti
"dulu begitu caramu merebut Niel dariku? Jadi sekarang kau menuduhku melakukan hal yang sama?" tukasnya
Nayeon tak bisa menjawab, lidahnya kelu seketika mendengar ucapan yang Neun arahkan padanya.
"perlu kau ingat satu hal Im Nayeon, aku..Son Naeun. dalam kamusku, aku tak pernah merebut apa yang dimiliki yeoja lain. jadi...jika kau mau menuduhku merebut namja chinggumu tidakkah kau seharusnya bercermin dulu?" sindir Naeun membuat Nayeon semakin kehilangan kata2nya
"lagipula...seharusnya sejak awal kau seharusnya menyadari satu hal. Sesuatu yang mudah kau rebut dari orang lain maka akan mudah juga direbut orang lain lagi" tambah Naeun lagi
Sesaat keduanya diam, Naeun cukup menikmati wajah Nayeon yang terlihat semakin terpuruk dengan kata2 yang dia lontarkan.
"jangan buang2 waktumu disini Im Nayeon, sebaiknya temui mantanmu sana. mengemislah padanya agar dia kembali padamu. itu...juga jika dia mau melakukannya" ejek Naeun
"Son Naeun kau.." Nayeon menatap tajam Naeun
"whae? kau tak punya keyakinan itu?" Naeun tersenyum sinis pada Nayeon
Tak bisa membalas Nayeon hanya bisa kembali diam dalam bungkamnya membuat Naeun tersenyum lebar padanya.
"sepertinya kau sudah mengerti banyak hal. Jadi...sebaiknya aku pergi saja" Naeun mulai beranjak dari sisi Nayeon
"YEOJA BRENGSEK!" pekik Nayeon sembari menatap kepergian Naeun
Naeun mendengar teriakan Nayeon diluar kelas hanya tersenyum sinis sambil terus berlalu pergi.
menjauh dari keberadaan mereka sosok Namjoon nampak sibuk berlatih bersama Ilhoon sambil sesekali mencari keberadaan Naeun.
"Namjoon-a...sebenarnya apa yang kau lihat? sejak tadi kau terus menatap kearah bangku penonton" ujar Ilhoon karena penasaran dengan sikap Namjoon
"aku sedang menunggu yeoja chingguku" jawab Namjoon
"yeoja chinggu?" ulang Ilhoon
"ne" jawab Namjoon seraya kembali melempar bola kearah Ilhoon
"memangnya kau sudah memiliki yeoja chinggu ya?" tanya Ilhoon yang gagal memukul bola Namjoon
"issoyo" jawab Namjoon senang
"kapan kau memilikinya?" tanya Ilhoon penasaran
"aku baru memilikinya kemarin" jawab Namjoon kembali melempar satu bola pada Ilhoon
"jinca? Siapa yeoja itu? jangan bilang itu Naeun" tukas Ilhoon
"itu memang dia" jawab Namjoon sambil melempar bola lagi untuk Ilhoon
Ilhoon yang kaget terlihat memukul bola itu keras hingga mengenai Byung hyun yang sedang berlatih bersama Chunji.
"akh" pekik Byung hyun seraya memegang dadanya yang terkena bola
"sunbae" Ilhoon segera berlari menuju Byung hyun
Hal sama dilakukan Namjoon, keduanya nampak cemas melihat Byung hyun yang merintih kesakitan.
"mianhae sunbae, aku tak bermaksud mengarahkan bola itu padamu" sesal Ilhoon
"jinca? Tapi kenapa aku malah berpikir kau ingin membunuhku dengan cara ini?" balas Byung hyun
"Byung hyun hyung...jangan keterlaluan seperti itu. Ilhoon benar2 tak sengaja melakukannya" Namjoon membela Ilhoon
"ketidak sengajaannya bisa membuatku mati" sungut Byung hyun
"hyung kau ini..suka sekali berlebih2an" Namjoon memukul bahu Byung hyun pelan
"kau tak apa2 bukan?" tanya Namjoon kemudian
"anni, aku baik2 saja" tukas Byung hyun
"syukurlah kalau begitu, kami bisa latihan lagi sekarang" tukas Namjoon seraya mengiyaratkan Ilhoon agar mengikutinya.
"sekali lagi mianhae sunbae" sesal Ilhoon kemudian mengikuti langkah Namjoon
"ya! kata2mu tadi benar?" tanya Ilhoon
"kata2 yang mana?" tanya Namjoon
"kalau kau berpacaran dengan Naeun" jawab Ilhoon
"ne, tentu saja" Namjoon meraih beberapa bola dari tempat Ilhoon dan kembali ke posisi latihannya.
"bagaimana bisa kau dan Naeun berpacaran hyung?" Ilhoon nampak penasaran
"ya...berdirilah yang benar" tukas Namjoon mengabaikan pertanyaan Ilhoon
"apa kau menyatakan cintamu padanya?" tanya Ilhoon lagi
"kalau bukan aku lantas siapa? Apa kau kira Naeun akan mengatakan itu padaku?" balas Namjoon sembari tersenyum
"dan dia menerimanya?" kembali Ilhoon bertanya
"tegakkan tubuhmu, pandanganmu harus lurus menatapku. Lemaskan juga tanganmu jangan kaku seperti itu" intruksi Namjoon pada Ilhoon
"kau belum menjawab pertanyanku saekkia" protes Ilhoon
"aku akan menjawabnya jika kau bisa membuat homerun dari bola lemparanku ini" tantang Namjoon
"kau bercanda? Bagaimana aku bisa melakukannya?" tukas Ilhoon
"cobalah dulu, baru mengeluh" Namjoon melempar bola tajam pada Ilhoon
Ilhoon yang belum siap nampak mengelak sembari menatap tajam bola yang nyaris saja mengenainya.
"YA! kau mau membunuhku ya?" tanya Ilhoon
"jangan banyak bicara lagi, ayo cepat pukul bolanya" tukas Namjoon sembari kembali mengambil ancang2 untuk melempar.
Jadilah keduanya serius berlatih bersama, tanpa menyadari sosok Naeun yang sudah tiba bersama Seulgi disana. keduanya duduk di kursi penonton menikmati keasyikan Namjoon berlatih.
"Seulgi" panggil Naeun
"hmm" jawab Seulgi tanpa menoleh
"kau tahu apa minuman kesukaan Namjoon?" tanya Naeun
"dia suka minum isotonik jika sedang berlatih" jawab Seulgi antusias
"begitukah?" tanya Naeun
Seulgi menoleh heran pada Naeun yang sudah mengukir senyum diwajahnya
"tapi...kenapa kau tiba2 menanyakannya?" tanya Seulgi
"aku hanya ingin memberikannya sesuatu, usai berlatih pasti dia lelah dan ingin meminum sesutu" jawab Naeun
"kau berencana membelinya?" tanya Seulgi lagi
"ne" jawab Naeun langsung bangkit
"sekarang?"
"tentu saja" jawab Naeun lagi
"apa mau aku mengantarmu?"
"tak usah, kau nikmati saja latihan mereka" ujar Naeun sembari berlalu
"arasso..hati2" pesan Seulgi
"ne" jawab Naeun
Yeoja itu berlalu meninggalkan Seulgi yang kembali memperhatikan latihan Namjoon. tak lama namja itu sadar dengan kehadiran Seulgi disana, diapun segera menghampiri Seulgi yang tersenyum lebar padanya.
"kau sudah disini?" tukas Namjoon ramah
"ne" jawab Seulgi
"sudah lama?" tanyanya lagi
"lumayan" Seulgi menjawab masih dengan senyum diwajahnya
Namjoon mengangguk kemudian terlihat mencari sesuatu.
"Naeun pergi sebentar, membeli sesuatu" Seulgi yang paham dengan sikap Namjoon berujar
Tawa Namjoonpun pecah bersama wajahnya yang terlihat salah tingkah.
"Naeun bilang kalian sudah resmi pacaran" tukas Seulgi
"ne, maja" jawab Namjoon
"tapi...dia bilang dia pacaran denganmu tanpa cinta" tambah Seulgi lagi
"dia mengatakannya padamu?" tanya Namjoon
"aku bertanya makannya dia mengatakan itu" jelas Seulgi
Kembali Namjoon mengurai tawa membuat Seulgi menatap heran.
"neo gwenchana?" tanya Seulgi
"ne?" Namjoon tak mengerti
"dia tak mencintaimu seperti kau mencintainya apa baik2 saja untukmu?" Seulgi mencoba menguraikan maksud pertanyaannya
"aku baik2 saja" jawab Namjoon santai
"kau sama sekali tak merasa terluka?" tanya Seulgi lagi
"anni, kenapa aku terluka disaat yeoja yang kusuka mau berpacaran denganku" jawab Namjoon
"wah...kau benar2 hebat" puji Seulgi
"anni..kau berlebihan, aku biasa saja" sanggah Namjoon
Seulgi tersenyum lebar mendengar sangahan Namjoon, hingga matanya kembali menatap kedatangan Naeun.
"dia sudah kembali" tukas Seulgi
Namjoon menegok kearah pandangan Seulgi dan mendapati Naeun membawa beberapa minuman ditangannya.
"kau sudah selesai latihan?" tanya Naeun mendapati Namjoon duduk bersama Seulgi
"anni...aku hanya duduk sebentar untuk menyapa Seulgi" jawab Namjoon
"begitu" jawab Naeun ikut duduk disisi Seulgi
"ya, kenapa duduk disini? bukankah seharusnya kau duduk disamping Namjoon" tukas Seulgi
"mwoya?" wajah Naeun nampak memerah
"gwenchana, dimanapun dia duduk asal aku dapat melihatnya tak masalah" rayu Namjoon
"aish...berhenti mengatakan omong kosong" larang Naeun
"itu bukan omong kosong gadisku, itu tulus dari hatiku" bantah Namjoon
"apa kau pernah dilempar kaleng minuman sebelumnya?" tanya Naeun
"ajik" jawab Namjoon
"mau merasakannya?" tanya Naeun lagi
"whae? kau mau melemparku pakai itu?" tunjuk Namjoon pada kaleng yang sudah dipegang Naeun
"kalau kau terus menerus membual aku takkan segan melakukannya" ujar Naeun
"ya, kau kasar sekali" tukas Seulgi
"gwenchana, aku suka itu" respon Namjoon
"aish" wajah Naeun nampak kesal
"arasso..arasso, aku akan berlatih lagi saja" ujar Namjoon seraya bangkit
"ya, jankaman" tahan Naeun saat Namjoon akan beranjak
"ada apa?" tanya Namjoon
"aku membeli ini untukmu" Naeun mengarahkan plastik yang berisi beberapa minuman pada Namjoon
"banyak sekali, apa aku harus menghabiskan semua?" tanya Namjoon
"kau bisa membaginya pada yang lain, aku tak keberatan" jawab Naeun
Tangan Namjoonpun meraih plastik yang Naeun berikan padanya sembari berjongkok tepat dihadapan yeoja itu.
"gomawo, kau baik sekali" ujarnya sambil tersenyum
Naeun segera membatu mendapati senyuman tulus yang Namjoon berikan padanya.
"aku kembali latihan, tunggu aku disini. kita akan pulang bersama nanti" pesan Namjoon kembali bangkit
Karena masih didera gugup Naeun tak bisa menjawab apapun. yeoja itu hanya mengangguk pelan dengan wajah yang memerah.
"Naeun...kenapa wajahmu memerah? Kau sakit?" tanya Seulgi
"anni, aku baik2 saja" jawab Naeun
"tapi.."
"lihat saja latihannya jangan memperhatikan aku" potong Naeun
"arasso" jawab Seulgi mengalah
Naeunpun kembali fokus menatap Namjoon yang terus serius berlatih, terkadang tanpa sadar yeoja itu melempar senyumnya kala Namjoon melayangkan tatapan kearahnya.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro