Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

Prang...suara benda pecah terdengar saat Naeun baru akan keluar dari kamarnya. Yeoja itu membatu di depan pintu kamar sembari memegang handle pintu miliknya.

"dasar namja bajingan! Kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan sejak kemarin huh? apa kau pikir aku sebodoh itu untuk kau bohongi" suara ibunya memecah keheningan pagi yang tenang itu

"apa maksudmu" suara berat sang ayah ikut terdengar

Perlahan Naeun membuka pintu kamarnya, kemudian berjalan pelan menuju sisi tangga. Disana dia bisa melihat kedua orang tuanya yang saling tatap dengan pandangan penuh amarah.

"ini...ini...ini.." nyonya Son melempar beberapa gambar pada tuan Son

"siapa yeoja yang bersamamu ini huh? apa dia rekan kerja yang kau katakan akan kau temui kemarin?" sindir yeoja itu pada sang suami

Tuan Son tak bergeming dia masih menatap sang istri dengan tatapan nanar.

"kau memata2iku?" tanya tuan Son dengan suara bergetar marah

"ne, whae?" tantang nyonya Son

"Ya, berani sekali kau melakukan itu padaku" tukas tuan Son masih dengan nada yang sama

"tentu saja berani, kau pikir...yeoja mana yang akan diam saja saat mengetahui suaminya selingkuh dibelakangnya huh?" balas nyonya Son

"ya, yeoja rendah...jangan sok suci. Kau pikir karena ulah siapa aku seperti ini. kaulah yang lebih dulu melakukannya dengan supir pribadimu. Jadi...jika aku membalas itu bukan hal yang salah" tuan Son berujar sinis pada nyonya Son

Naeun yang mendengar itu mengepal tangannya keras, kembali air mata menggenang di pelupuk matanya.

"kau sekarang menyalahkanku? Bukankah kau yang tak mau lagi memenuhi kebutuhan biologisku. Jangan salahkan aku jika aku mencari orang yang dapat memenuhinya" balas nyonya Son tak kalah sinis

Hati Naeun semakin sakit mendengar itu, yeoja itu bahkan ingin sekali membunuh kedua orang tuanya saat itu juga.

"kalau begitu lakukanlah...carilah namja yang bisa memuaskanmu. Karena...aku takkan sudi menyentuh tubuhmu yang menjijikan itu lagi" ejek tuan Son kemudian berlalu

"Ya! Son Wo Jae, kau mau kemana. selesaikan urusan kita dulu" bentak nyonya Son

"aku sibuk" balas tuan Son tak perduli dengan nyonya Son

Tuan Son berlalu bersama suara pintu yang terbanting keras, Naeunpun sempat menutup matanya sesaat ketika bantingan pintu terdengar.

"AKH...Namja sialan" bentak nyonya Son keras

Yeoja itu membanting beberapa barang yang ada diruang tamu itu, kemudian ikut berlalu setelah puas meluapkan emosinya. Suara bantingan pintu kembali terdengar bersama sosok nyonya Son yang berlalu. ruangan itu kini menjadi sunyi, Naeunpun melangkah menuruni tangga dan menatap barang2 yang sudah hancur berkeping2.

"agassi" suara bibi Go kembali terdengar

Naeun tak menjawab, hanya tangannya yang memungut serpihan kaca yang ada dilantai.

"agassi...biar kami yang membereskannya. Agassi sarapan saja" bibi Go meraih tangan Naeun dan menariknya agar bangkit.

"aku tak mau...sekarang aku akan ke kampus saja" tolak Naeun

"tapi agassi..anda bisa sakit jika tidak makan" bibi Go nampak cemas

"kupikir itu hal baik, sakit dan mati...mungkin akan menjadi tujuanku sekarang. lagipula siapa yang bisa menelan makanan setelah mendengar semua hal yang mereka ucapkan tadi?" Naeun berujar dingin

Bibi Go hanya bisa diam menatap wajah sendu Naeun.

"aku pergi" pamit Naeun yang tak mendapat tanggapan bibi Go

Dengan langkah cepat yeoja itu berlalu meninggalkan ruangan yang menjadi saksi bisu pertengkaran hebat kedua orang tuanya.

*

Berbeda dengan pagi Naeun yg muram, sosok Namjoon justru melangkah ringan menuju kendaraanya. Suara mesin terdengar bersama laju mobil yg berjalan keluar pagar.

"Hyung..Hyung" sebuah suara keras terdengar dari luar mobil

Namjoon menekan rem mobilnya seraya menatap ke kaca spion. Tampak olehnya sosok Taehyung yg berlari mengejar mobilnya.

"mwoya? kau sedang berolahraga?" ejek Namjoon saat sosok Taehyung sudah tiba di sisi mobilnya.

Taehyung tak dapat langsung menjawab, nafas namja itu terlihat tersengal2.

"hyung...boleh aku menumpang...aku memiliki kelas pagi hari ini" pinta Taehyung setelah berhasil mengatur nafas

"tentu, masuklah" Namjoon tak keberatan

Taehyung tersenyum kemudian memasuki kendaraan tersebut. cepat mobil Namjoon kembali meluncur membelah jalanan aspal Seoul.

"hyung...bagaimana pendekatanmu? Apa ada kemajuan?" tanya Taehyung pada Namjoon

"ajik...kemarin aku tak bisa menemuinya karena jadwal latihanku" jelas Namjoon

"wah..sayang sekali" Taehyung nampak memasang wajah kecewa.

"lalu bagaimana dengan hari ini? apa kau memiliki rencana mendekatinya lagi?" tanyanya kemudian dengan semangat

"entahlah" Namjoon terlihat tak yakin

"mwoya? jawaban macam apa itu" ujar Taehyung

Namjoon tertawa mendengar protes yang di ucapkan oleh Taehyung.

"hyung..aku ada sedikit ide. Apa kau mau mendengarnya?" tanya Namjoon

"ide apa itu?"

"bagaimana kalau kau langsung saja menyatakan cintamu padanya" usul Taehyung

"mwo? apa kau gila?" Namjoon terkekeh pelan

"gila apanya, itu ide yg bagus untukmu hyung. Berhenti mengulur2 waktu dan mengabaikan semua kesempatan. Sebaiknya katakan saja padanya tentang perasaanmu selama ini" tegas Taehyung

"ya, itu tak semudah kelihatannya" sanggah Namjoon

"memangnya apa yang sulit. kau hanya tinggal berdiri dihadapannya sambil mengatakan Saranghae" balas Taehyung

Namjoon kembali terkekeh sembari menggeleng pelan.

"apa begitu yang kau lakukan?" tanya Namjoon

"ne?" Taehyung nampak heran

"saat menyatakan cintamu pada Oh Seunghee, apa begitu yang kau lakukan?" jelas Namjoon

"ne, begitulah caraku" jawab Taehyung

"apa dia langsung menerimamu?" tanya Namjoon

"tentu, aku namja tampan dan dari dulu Seunghee juga sudah menyukaiku. jadi...tentu saja dia menerima peryantaan cintaku" pukas Taehyung penuh percaya diri.

"wah...sangat iri. Andai saja aku memiliki kerberuntungan sepertimu" tukas Namjoon pelan

"hyung..kau juga bisa memilikinya jika kau berjuang. Temui saja noona itu dan katakan perasaanmu selama ini padaya" desak Taehyung

"sudah kubilang itu tak semudah yang terlihat" pukas Namjoon

"hyung tak ada yang sulit bagimu. kau tampan juga populer. Takkan ada yeoja yang menolak seorang Kim Namjoon"

"mungkin yeoja lain takkan menolakku. Tapi..mungkin tidak dengan Naeun. yeoja itu sedikit berbeda dari yeoja2 yang pernah kukenal. Takkan mudah menariknya kearahku, terlebih membuatnya menyukaiku" pukas Namjoon

"kalau kau begitu kesulitan karena menyukai noona itu, kenapa kau harus menyukainya hyung. Seperti yang kau bilang, bukankah lebih baik mengencani yeoja yang akan menerimamu dengan cepat. jadi berhenti saja mengejarnya dan mulai mencari tambatan hati yg baru" kembali Taehyung memberi usul.

"andainya hal itu bisa kulakukan, tapi...menghilangkan sosok Naeun didalam sini sepertinya lebih sulit dari mendapatkannya" balas Namjoon

"aish...hyung, neo jinca" Taehyung memutar matanya pelan

Namjoon tersenyum lebar karena mendapati ekspresi kesal dari Taehyung. Namja itupun nampak tak berkata2 lagi dan memilih mendengarkan lagu melalui ponsel miliknya.

*

Naeun nampak memasuki sebuah cafe yang berada tak jauh dari kampusnya, yeoja itupun nampak melangkahkan kakinya menuju meja order untuk memesan sarapannya pagi itu.

"berikan aku satu cangkir white coffe tanpa gula dan sandwich tuna" pinta Naeun

"ne" jawab pelayan segera menyiapkan pesanan Naeun

Naeun menunggu beberapa waktu hingga pelayan perempuan itu memberikan sebuah nampan berisi pesanan Naeun

"gamsahamnida" tukas Naeun setelah membayar

Pelayan itu mengangguk membuat Naeun melangkah menuju salah satu kursi yang ada disana.

"Son Naeun" panggil seseorang pada Naeun

Naeun yang baru saja menduduki kursinya nampak menoleh malas keasal suara. 2 orang yeoja nampak berdiri tepat disisi Naeun sembari menatap tajam kearahnya.

"nuguseyo?" tanya Naeun datar

"kau tak mengenalku?" tanya yeoja yang memanggilnya tadi

Naeun hanya menggeleng bertanda tak tahu membuat yeoja yang dihadapannya tersebut mengembangkan senyum getir padanya.

"ya, aku teman sekelasmu saat SMU dulu Park Min Seong" jawab yeoja tadi

"Park Min Seong?" gumam Naeun pelan

"ya, jangan bilang kau melupakanku?" yeoja itu terlihat kesal

"mian...sepertinya begitu" jawab Naeun tanpa rasa bersalah

"mwo?" Min Seong nampak memijat tekuknya pelan

"ada apa sudah mencariku sepagi ini? apa kau ada keperluan denganku?" tanya Naeun mengabaikan kesal yg sudah tergambar jelas diwajah Min seong

"aku hanya mau menyampaikan sesuatu padamu" jawab Min Seong

"katakanlah aku akan mendengarnya" Naeun berujar ringan.

"dengar Naeun, temanku ini Im Ellin. Dia..sangat menyukai Namjoon" Min seong menunjuk yeoja yang ada disebelahnya.

"lantas? Apa hubungannya hal itu denganku?" tanya Naeun

"aku dengar kau dan Namjoon berpacaran, jadi..aku ingin memastikan itu denganmu" tukas Min seong

"apa kau dan Namjoon benar2 berpacaran?" tanya Min Seong lagi

Naeun menghela nafasnya berat sembari menyeruput minuman pesananya. Perasaannya kini bertambah buruk karena pertanyataan yang baru saja didengarnya dari Min seong.

"kenapa kau bertanya padaku? kau bisa menanyakan ini langsung pada Kim Namjoon" tukas Naeun

"jika kami bisa melakukannya maka kami akan melakukan itu. tapi masalahnya kami tak bisa melakukannya" jawab Min seong

'whaeyo? kenapa kau tak bisa melakukannya? apa kau takut jawabannya seperti yang kau takutkan?" ejek Naeun

"hanya jawab pertanyaan yang kuajukan, kupikir itu bukan hal yang sulit bukan?" Min seong nyaris kehilangan kesabaran.

Naeun diam sesaat, sambil menatap tajam kearah Min seong yang juga menatap tajamnya.

"aku menolak menjawab hal itu" tukas Naeun ketus

"mwo? whae?"

"karena hal itu adalah urusan pribadiku. Aku tak suka kalau orang lain ikut campur apa lagi ingin tahu seperti ini" jelas Naeun

"ya...kau hanya tinggal menjawab dengan iya atau tidak Son Naeun" Min seong semakin kesal kini

"kau tuli ya? aku bilang aku menolak mengatakannya' jawab Naeun ikut merasa kesal.

"kau" Min Seong naik pitam

Tangan yeoja itu nampak melayang di udara bersiap menampar Naeun. beruntung Namjoon sudah ada disana dan berhasil menahan gerakan tangan Min seong

"apa yang kau lakukan? kenapa kau mau memukul Naeun?" tanya Namjoon

Min seong terperanjat, begitupun dengan Naeun dan Ellin.

"kami..maksudku, aku..tak bermaksud..." Min seong kehilangan kata2nya

Namjoon menatap Min seong lurus membuat yeoja itu kian ketakutan. Tak berani membuat alasan, akhirnya Min Seong menarik Ellin untuk pergi meninggalkan Naeun dan Namjoon disana. sepeninggalan Min Seong, Namjoon menatap Naeun yang sudah melahap sandwich miliknya.

"kau baik2 saja?" tanya Namjoon

Naeun menghentikan makannya lalu menatap malas pada Namjoon

"apa kau melihat aku terluka?" balasnya dengan tatapan dingin

Hal itu membuat Namjoon sedikit kaget, namja itu bahkan kesulitan menelan ludahnya sendiri.

"anniyo" jawab Namjoon kemudian

"kalau begitu kau tak perlu bertanya" ujar Naeun acuh

"aku hanya ingin memastikan saja kalau kau sebaik yang terlihat" jelas Namjoon tanpa diminta

Naeun tak ambil perduli dia melanjutkan sarapannya.

"kenapa yeoja itu ingin memukulmu?" tanya Namjoon penasaran

Tak ada jawaban, Naeun memilih tetap melahap makanannya

"apa kau memiliki masalah dengannya?" kemali Namjoon bertanya

Masih tak ada jawaban dari bibir Naeun yang terus mengunyah rotinya.

"kau sering di bully dengannya atau yeoja itu memiliki dendam padamu?" Namjoon terus bertanya pada Naeun

Gerah dengan pertanyaan2 yang Namjoon lontarkan, Naeunpun menghentikan makannya sambil menatap kesal kearah Namjoon.

"Kim Namjoon" panggilnya

"ne" jawab Namjoon

"apa kau seorang polisi?' tanya Naeun

"anni" jawab Namjoon

"seorang pengacara?' tanyanya lagi

"anniyo" sanggah Namjoon cepat

"lantas apa kau bercita2 menjadi salah satu diantara profesi itu?" kembali Naeun melontarkan pertanyaan

"anni"

"kalau memang tidak berhenti bertanya padaku. aku..sedang tak mau menjawab pertanyaan apapun" tukas Naeun kesal

Namjoon diam terlebih mendapati wajah Naeun yang terlihat amat marah.

"aku tak dapat menikmati sarapanku di rumah, jadi...apa kau mau merusak jadwal sarapanku juga disini?" tambahnya lagi

"an..nni" Namjoon menggeleng pelan

"kalau begitu tutup mulutmu dan biarkan aku sarapan dengan tenang" pinta Naeun ketus

"arasso" Namjoon mengangguk pelan kini

Naeun menghela nafas untuk menghilangkan rasa marahnya, kemudian kembali menikmati sarapan sederhana miliknya. Namjoon yang tak mau yeoja yang disukainya merasa terganggu hanya bisa diam sambil memperhatikan raut wajah Naeun dari tempat duduknya.

*

"ya, lihat ini" ujar Jaebum pada Niel yang sedang menyantap makan siangnya

"apa ini?" tanya Niel sambil meraih ponsel Jaebum

"lihat saja" jawab Jaebum

Namja itu duduk tenang disisi Niel sambil menatap chinggunya yang sudah memutar sebuah video disana. wajah Niel nampak tak baik mendapati video yang merupakan rekaman saat Namjoon menemani Naeun sarapan.

"otte? hasilnya bagus bukan? aku yang merekamnya sendiri" Jaebum berujar tanpa ditanya

Niel masih diam menatap sosok Naeun yang nampak tenang bersama Namjoon.

"mereka terlihat sangat serasi bukan?" kembali Jaebum buka suara

Belum ada reaksi dari Niel, namja itu terus memandang video itu dengan perasaan kacau.

"setelah kau melihat video ini, apa kau yakin mereka tak memiliki hubungan?" tanya Jaebum lagi

"hanya karena mereka duduk bersama, bukan berarti mereka memiliki hubungan bukan?" Niel mencoba menghibur dirinya sendiri

"ya, tapi kau tahu sendiri bukan, Son Naeun sama sekali tak mengusir Namjoon dari hadapannya. Sangat berbeda dari namja2 sebelumnya, yeoja itu bahkan dengan dingin meminta mereka menjauh darinya" jelas Naeun

"Naeun melakukan hal itu hanya karena basa basi, mungkin dia menghormati Namjoon yang merupakan tim baseball kampus"

"hey...jangan kolot, memangnya Naeun yang kau kenal yeoja seperti itu?" Jaebum menyikut pundak Niel pelan

"kenapa tidak, mungkin dalam setahun belakangan ini Naeun banyak berubah" jawab Niel

"termasuk merubah tipe idealnya?" balas Niel

"apa maksudmu?" Niel tak mengerti

"maksudku mungkin selama setahun ini, Naeun mulai merubah tipe ideal namja chinggunya dari sepertimu menjadi sosok seperti Namjoon" jelas Jaebum

"jangan bercanda, Naeun takkan suka dengan namja seperti Namjoon" Niel berujar yakin

"darimana kau tahu itu?"

"aku tahu karena aku mengenalnya"

"sosok yang kau kenal adalah Naeun yang dulu, mungkin...saat ini sosok itu sudah tak lagi sama"

"Naeun takkan berubah, dia akan selalu menjadi Naeun yang ku kenal" Niel kembali berusaha menghibur dirinya sendiri

"memangnya kenapa kalau dia berubah?" sebuah suara lain terdengar diantara keduanya

Jaebum menoleh kaget, begitupun dengan Niel. Mata keduanya membulat menyadari sosok Nayeon sudah berdiri dibelakang mereka. tangan yeoja itu menarik ponsel yang dipegang Niel kemudian melihat isi rekaman disana.

"apa oppaku sedang mengenang masa lalunya sekarang?" sindir Nayeon

"Nayeon...jangan marah. ini hanya salah paham dan oppa bisa menjelaskannya" Niel bangkit seraya memandang Nayeon cemas

"sebaiknya seperti itu, karena...aku tak suka menebak2 apa yang terjadi" balas Nayeon dingin.

Niel menatap Jaebum, meminta bantuan dari namja itu. tanggap dengan hal tersebut, namja itupun ikut bangkit sembari berdiri disamping Nayeon.

"rekaman itu oppa yang mengambilnya Nayeon. Karena..oppa taruhan dengan Jackson mengenai namja yang sedang dekat dengan Naeun" Jaebum membuat alasan

"jinca?" Nayeon nampak tak percaya

"ne, jinca...kau tahu oppa tak bisa berbohong bukan?" tegas Jaebum

"lalu kenapa oppa mengungkit2 tentang Naeun yang takkan berubah? apa maksud kata2 itu?" kali ini Nayeon menatap tajam Niel

Niel menelan ludahnya mencoba menekan gugup yang mulai menjalar di tubuhnya.

"itu..itu.." tukas Niel tak menemukan ide

"apa oppa masih berharap Naeun onnie memiliki perasaan pada oppa?" tuduh Nayeon

Tak ada jawaban dari Niel, namja itu ingin sekali membantah namun entah kenapa tak ada sepatah katapun yang mampu keluar dari bibirnya.

"oppa...kenapa hanya diam? apa kata2ku barusan itu benar?" tuduh Nayeon lagi

"an.." hanya itu kata yang keluar dari bibir Niel

"oppa" suara Nayeon terdengar lemah

Hening sesaat disana, Nayeon nampak menatap Niel sendu sedangkan Niel hanya menunduk merasa bersalah. Jaebum yang masih disana hanya bisa menatap keduanya bergantian.

"oppa...sepertinya ada yang harus aku ingatkan padamu" suara Nayeon akhirnya memecah senyap

"dengarkan baik2 ini oppa, karena...aku tak mau mengulangnya lagi" tambahnya lagi

Niel mengangkat wajahnya dan menatap mata Nayeon yang menyorot tajam padanya.

"kau..takkan bisa kembali pada Son Naeun oppa dan kurasa kau sudah tahu pasti alasannya" papar Nayeon

"tempatmu berlari hanya kearahku oppa, kearah seorang Im Nayeon. Jangan memaksa memutar arah apalagi menuju Son Naeun"

"jika memaksa berlari padanya kau akan terluka oppa, kau takkan hanya terluka sekali namun dua kali. karena..kau tak hanya akan ditolak oleh Son Naeun tapi juga akan merasakan dicampakan olehku" suara Nayeon tedengar seperti ancaman ditelinga Niel

Kembali hening sesaat disana, tak ada satupun yang memberi tanggapan atas kata2 yang Nayeon lontarkan barusan. Melihat wajah Niel yang terintimidasi, Nayeonpun tersenyum tipis sambil memberikan kembali ponsel milik Jaebum pada Niel.

"kuharap kau mengingat semua yang kuucap dengan baik oppa, karena...aku tak mau oppaku tersayang ini terluka karena keputusannya" ujar Nayeon sambil mengusap pipi Niel

Niel masih belum mengucapkan apapun, namja itu hanya diam sambil menatap wajah Nayeon

"aku masih ada kelas, jadi...aku harus pergi" pamitnya kemudian

Tanpa menunggu jawaban dari Niel, Nayeon langsung beranjak meninggalkan namja itu bersama Jaebum disana.

"woah..aku tak tahu kalau Nayeon bisa sangat mengerikan seperti itu" komentar Jaebum setelah Nayeon benar2 berlalu

"dia tersenyum dengan manis, tapi kenapa aku merasa merinding melihat senyumnya itu?" tambah Jaebum lagi

Niel memilih diam tak merespon kata2 Jaebum, namja itu malah sibuk mengulang tiap baris kata yang dilontarkan Nayeon dipikirannya sendiri.

*

"kenapa kita harus kemari?" tanya Naeun yang saat ini melihat latihan baseball bersama Seulgi

"karena aku ingin melihat latihan baseball" jawab Seulgi

"kau yang ingin melihat kenapa aku harus ikut denganmu?" tanya Naeun lagi

"karena aku tak suka melihat latihan baseball seorang diri" jawab Seulgi lagi

"ck..kau sangat menyebalkan Kang Seulgi" Naeun melipat tangannya di dada

Tak memperdulikan hal itu Seulgi malah fokus menatap kearah lapangan.

"Sebenarnya siapa namja yang kau suka di club ini Kang Seulgi?" tanya Naeun pada Seulgi

Seulgi menatap Naeun yang kini juga sudah menatapnya. Mata Naeun jelas sekali menunjukan rasa penasaran membuat Seulgi tersenyum lebar.

"kau sudah berkali2 menanyakan itu, tapi jawabanku tetap sama. aku takkan mengatakan siapa namja yang kusuka padamu" jawab Seulgi

"whae? kenapa kau tak mengatakannya?" tanya Naeun heran

Kali ini Seulgi menarik nafas dalam sambil mengukir sebuah senyum diwajahnya.

"apa kau pernah dengar sebuah mitos Naeun?" alih2 menjawab, Seulgi justru balas bertanya pada Naeun.

"mitos apa?" tanya Naeun sedikit penasaran.

"mitos tentang cinta sepihak" jawab Seulgi

"anni..aku tak pernah mendengar hal2 menggelikan seperti itu" jawab Naeun acuh

"kalau begitu dengarlah dengan baik, karena aku akan menceritakannya padamu" Seulgi semakin mengukir senyum diwajahnya

"dulu saat aku SMU seorang chingguku pernah mengatakan satu hal padaku" ujar Seulgi.

"dia bilanng...jika suatu hari kau mengalami cinta sepihak atau mengagumi seseorang tanpa balasan. Kau...jangan pernah mengatakan pada siapapun" tambah Seulgi lagi

"whaeyo?" Naeun semakin penasaran kini.

"kira2 kenapa?" Seulgi balas bertanya

"molla? Bukankah itu ceritamu, kenapa bertanya padaku?"

"aku hanya ingin tahu, kira2 apa yang kau tebak mendengar cerita ini" jelas Seulgi

Naeun diam sesaat mencoba berpikir jawaban yang akan diberikannya.

"apa mungkin jika kita menceritakan pada seseorang, cinta yang kita pendam takkan tersampaikan. Maksudku..mungkin cinta itu takkan terbalas selamanya" urai Naeun

"kau berpikir seperti itu?" tanya Seulgi

"mung...kin" jawab Naeun tak yakin

"itu jawaban yang bagus, tapi bukan jawaban yang tepat" wajah Seulgi nampak serius kini

"lalu apa jawaban sebenarnya?" Naeun kian penasaran

"Chingguku itu bilang jika kau memberitahu siapa orang yang kau suka pada orang lain dan orang itu tak bisa menjaga rahasiamu maka cerita akan pada orang yang kurang tepat. Lantas kau bisa saja malu karena orang yang kau sukai belum tentu menyukaimu juga" jawab Seulgi sambil tersenyum lebar

Naeun menatap kesal merasa dikerjai oleh Seulgi sedangkan sang teman nampak tertawa puas karena berhasil mengerjai Naeun.

"whae? tak lucu ya?" tanya Seulgi polos saat melihat Naeun menatap tajam kearahnya.

"neo pabbo?" sungut Naeun

"anni..kupikir kaulah yang bodoh" ejek Seulgi

"MWO?" Naeun kian kesal

"aku tak menyangka kalau kau akan menjawab pertanyaanku dengan hal yang tidak logis seperti tadi. kukira seorang Son Naeun akan menjawab dengan jawaban yang rasional dan masuk akal" Seulgi nampak kembali terkekeh pelan

"geumanhae, jangan menertawakanku. Kalau tidak aku akan pergi sekarang juga" ancam Naeun

"arasso..arasso, jangan marah" bujuk Seulgi

Naeun diam kembali fokus pada latihan yang masih berlanjut.

"Kang Seulgi" panggil Naeun

"hmm" jawab Seulgi tanpa menoleh

"posisi Kim Namjoon itu catcher bukan?" tanya Naeun

"ne, maja"

"kenapa dia mau berada di posisi itu? kurasa tak ada bagusnya menjadi seorang catcher. Wajahnya akan terus tertutup dengan pelindung wajah disepanjang permainan" pukas Naeun

Seulgi tersenyum sambil memandang Naeun yang mengarahkan matanya pada Namjoon di home plate.

"sekilas tugas cather memang sepele dan terkesan ringan. Tapi...didalam baseball, catcher itu adalah pengendali seorang pitcher. Karena catcher akan bertugas memberi arahan pada pitcher seberapa kencang dan tinggi posisi bola yang harus dilempar" jelas Seulgi

"maksudmu...semua yang dilakukan oleh Pitcher itu adalah aba2 dari catcher?" tanya Naeun

"ne, begitulah kurang lebih. seorang catcher seperti pengamat yang akan melihat kelemahan batter. Dengan begitu dia bisa memberitahu bagaimana Pitcher harus melempar bola pada batter tersebut" terang Seulgi lagi

"aku tak tahu kalau posisi seorang catcher sepenting itu" tukas Naeun

Seulgi tak membalas yeoja itu hanya tersenyum mendengar kata2 Naeun

"tapi...kenapa kau sangat tahu hal itu? apa kau membaca semua mengenai baseball melalui internet?" tanya Naeun kemudian

"anniyo, aku tahu karena aku pernah menjadi atlet basseball"

"jinca?" Naeun nampak tak percaya

"hmm" jawab Seulgi sambil mengangguk

"apa posisimu?" tanya Naeun lagi

"aku seorang batter" jawab Seulgi

"lalu...kenapa kau tak masuk club baseball?"

"karena itu tidak manis" jawab Seulgi

"ne?" Naeun mengernyitkan alisnya

"olahraga baseball untuk para yeoja sama sekali tak memberi kesan feminim, jadi aku tak mau lagi menjadi atlet baseball" jelas Seulgi

"mwo?" Naeun memandang tak percaya.

"hanya karena alasan itu?" tambahnya kemudian

"ne" jawab Seulgi tanpa beban'

"yeoja ini...jinca?" Naeun menggeleng pelan

Seulgi tak menanggapi hanya tersenyum sembari kembali melihat latihan.

"oh..ya, aku membawa handycam tadi" tukas Seulgi tiba2

"untuk apa kau membawa benda itu?" Naeun nampak heran

"aku mau merekam namja2 ini" jawab Seulgi

Naeun memutar matanya semabri kembali menggeleng pelan.

"tunggu disini ya, aku akan mengambil handycamku di loker" tukas Seulgi

Anggukan menjawab ujaran Seulgi, yeoja itupun nampak berlari kecil meninggalkan sosok Naeun yang ada disana. sepeninggalan Seulgi, Naeun melayangkan pandangannya pada sosok Namjoon. yeoja itu tercenung saat namja yang terus dipadanginya ikut mengarahkan pandangan padanya.

Namjoon membuka penutup wajahnya kemudian tersenyum lebar pada Naeun memamerkan lesung pipi andalan namja itu. merasa kaget dengan hal tersebut Naeunpun membuang pandangannya kearah lain.

Tepat saat dia melepaskan pandangannya dari Namjoon sebuah bola melayang keras padanya, Naeun kaget dan tak sempat menghindar. Yang yeoja itu bisa lakukan hanyalah menutup matanya ambil menggegam erat tas yang ada di bahunya. Yeoja itu sudah siap jika benda keras itu membentur wajahnya kala itu, namun...

"neo gwenchana?" sebuah suara terdengar cukup dekat dengan Naeun

Naeun membuka matanya dan mendapati sosok Namjoon sudah ada disana. bola yang tadi nyaris mengenai dirinyapun sudah ada tepat di tangan namja tersebut kini.

"Son Naeun, kau dengar aku bukan?" Namjoon menatap cemas kearah Naeun

Kepala Naeun bergerak naik turun membuat Namjoon sedikit merasa lega. Namja itupun melayangkan pandangan kesekitar dan mendapati sosok Nayeon berdiri tak jauh dari tempat Naeun berada.

"yeoja itu" gumam Namjoon pelan

Naeun yang mendengar ucapan Namjoon ikut melayangkan pandangannya pada Nayeon yang kini sudah berlalu meninggalkan tempatnya.

"gomawo" ujar Naeun membuat Namjoon kembali berpaling menatapnya

"sudah menolongku, jongmal gomawo" ulang Naeun lagi

Kali ini Namjoon tersenyum sembari mengangguk pelan masih dengan pandangan yang mengarah pada Naeun.

"Namjoon..kenapa kau disini? ada yang terjadi?" tanya Seulgi yang baru kembali dengan membawa handycam ditangannya

"anni..opsoyo" jawab Naeun berbohong

"lalu...kenapa kau disini Namjoon? apa kalian sedang istirahat?" tanya Seulgi penasaran

"ne, kami memang sedang istirahat" jawab Namjoon

"begitu ya, apa istirahatnya lama? Karena aku ingin merekam latihan kalian" tanya Seulgi lagi

"anni..kami akan kembali mulai" tukas Namjoon

Seulgi tersenyum girang dan mulai merekam melalui handycamnya. Namjoonpun segera kembali berjalan menuju lapangan yang segera disambut oleh Chunji.

"Namjoon-a gerakanmu cepat sekali. andai kau telat sedetik saja Naeun pasti celaka" ujar Chunji memuji Namjoon

"kekuatan cinta memang menakutkan, aku sampai merinding" Ilhoon mengusap bahunya pelan

Namjoon tak membalas hanya menatap Naeun kemudian melemparkan senyum kearah yeoja itu. tak ada balasan dari Naeun, yeoja itu hanya memandang Namjoon yang kini sudah kembali memulai sesi latihannya.

"bagaimana dia bisa ada disini? kenapa dia bisa begitu cepat menghampiriku?" tanya Naeun dalam hati

Tak ada jawaban yang didapat Naeun selain senyum yang Namjoon ukir manis diwajahnya.

*

Malam menyapa, namun Naeun masih enggan membawa tubuhnya menuju kediamannya. Yeoja itu lebih memilih menghabiskan waktunya di tepi sungai Han memandang aliran tenang sungai tersebut.

"bagaimana dia bisa tiba begitu cepat, kurasa dia masih memandangiku saat aku menoleh tadi" bisik Naeun dalam hati

"apa dia memiliki kekuatan super yang bisa membuatnya berlari kencang?" tambahnya kemudian

Kepala Naeun menggeleng pelan, mencoba menghilangkah senyuman Namjoon yang terus membayangi pikirannya. Sedang sibuk berusaha menghilangkan bayangan wajah Namjoon, sepasang telinga Naeun merasa menangkap suara langkah kaki yang mendekat. cepat yeoja itu berbalik dan terkejut mendapati seorang namja menggunakan topi berdiri tepat di belakangnya.

"kau" ujar Naeun saat namja tersebut menaikan topi yang dia kenakan.

Niel namja yang menghampiri Naeun tak menjawab hanya tersenyum tipis pada mantan kekasihnya itu.

"sedang apa disini?" tanya Niel ramah

Naeun tak menjawab dia memilih diam sambil kembali menatap aliran sungai.

"sudah malam, kau tidak pulang?" tanya Niel lagi

"apa perdulimu" balas Naeun ketus

Sedikit tercekat mendapati sikap ketus Naeun namun Niel berusaha tak bergeming.

"apa orang tuamu bertengkar lagi?" tanya Niel tiba2

Kembali Naeun tak memberi reaksi, yeoja itu memilih bungkam sembari membuang pandangannya dari Niel.

"jika memang kau tak nyaman dengan suasana rumahmu, kau bisa ikut denganku ke apartementku. Aku akan mengizinkanmu menginap disana malam ini" ajak Niel

Kali ini Naeun menoleh pada Niel lantas melemparkan sebuah senyum sinis di wajahnya.

"wah..aku tak tahu kalau kau begitu baik" ejeknya

"aku hanya cemas padamu, jadi..mencoba memberi bantuan" jelas Niel

"cemas? padaku?" nada suara Naeun tak banyak berubah

Niel mendesah pelan paham kalau Naeun takkan menerima maksud baiknya. Keduanyapun diam sesaat membiarkan angin malam memberi jeda pertemuan mereka disana.

"kudengar...kau dan Kim Namjoon berpacaran. Apa itu benar?" Niel memecah kesunyian yang mereka ciptakan

"apa itu urusanmu?" balas Naeun acuh

"anni...itu bukan urusanku" jawab Niel

"lalu buat apa kau bertanya?"

"aku hanya ingin tahu saja"

Mata Naeun menatap namja itu tajam sembari melipat tangannya di dada.

"kuharap kau tak benar2 berpacaran denganya" ujar Niel lagi

"whae? kenapa kau berharap seperti itu?" balas Naeun

"karena kurasa Kim Namjoon bukanlah namja yang baik"

"jincayo? lalu namja baik itu seperti apa? apa sepertimu?" ejek Naeun

Niel tertunduk sesaat merasa tertampar dengan kata2 Naeun kemudian kembali lagi menatap yeoja itu lurus.

"aku serius, kau tak mengenal namja itu dengan baik bukan? dia...namja yang mudah berbuat baik pada yeoja manapun, karena itu...jangan tertipu hanya karena dia berlaku sopan padamu" nasehat Niel

"omo...aku merasa kau benar2 perhatian padaku sekarang" sindir Naeun

"Naeun aku serius, kau bisa disakiti oleh namja itu nantinya" tegas Niel

"aku sudah pernah merasakannya Ahn Daniel, kuharap kau tak melupakannya" balas Naeun

"karena itu aku tak ingin kau kembali terluka" jelas Niel

"untuk apa kau perduli hal itu, aku rasa kau sudah memiliki seseorang yang seharusnya lebih kau perhatikan daripada aku" papar Naeun

"Son Naeun"

"berhenti mengurus urusanku, urus saja urusanmu" Naeunpun hendak beranjak meningalkan Niel

Namun belum lagi yeoja itu beranjak tangan Niel cepat menahan lengan Naeun membuat yeoja itu tertahan ditempatnya.

"apa yang kau lakukan?" tanya Naeun seraya meronta

"kau menyukainya?" Niel justru balas bertanya

"apa maksudmu?" Naeun tak mengerti

"kau menyukai Kim Namjoon?" tanya Niel lagi

Naeun diam sesaat memandang wajah Niel, ada setitik rasa cemburu yang didapati yeoja itu dari pancaran mata Niel saat ini.

"kenapa kau harus tahu perasaanku?" balas Naeun acuh

"hanya jawab aku Son Naeun, apa kau menyukainya?" ulang Niel

"kalau aku menyukainya memangnya kenapa?"

"Son Naeun"

"setelah sekian lama tak ada namja yang bisa mengisi hatiku, kukira...membiarkan seorang Kim Namjoon menjadi namja chingguku bukanlah hal yang buruk" Naeun mencoba memancing amarah Niel

"Son Naeun, apa kau sedang bercanda?" tanya Niel menahan geram

"anni, aku serius. Dia namja baik dan tampan...kurasa tak ada alasan bagiku untuk tak menyukainya" balas Naeun

"Son Naeun" tangan Niel mencengkram Naeun erat

Naeun sedikit meringis karena rasa sakit yang dirasa dilengan kanannya.

"apa ini kesukaanmu?" tanya Naeun dengan tatapan nanar

Niel tak menjawab hanya membalas tatapan tajam Naeun padanya

"menyakitiku seperti ini apa memang kesukaanmu?" tambah Naeun

Kini Niel tersadar diapun melepas genggamannya dari Naeun. perlahan Naeun mundur sambil mengusap tangannya yang masih terasa sakit.

"mianhae, aku tak bermaksud menyakitimu. hanya saja..aku sedikit cemas jadi.." Niel tak melanjutkan kata2nya

"cemas? untuk apa kau melakukan hal sia2 seperti itu Ahn Daniel, kitakan sudah putus" ejek Naeun

"Son Naeun, walau kita putus bukan berarti aku mengabaikanmu" jawab Niel

Naeun tertawa hambar mendengar ucapan yang dilontarkan Niel padanya kini.

"Ahn Daniel kau sangat lucu, setelah menghempasku dengan memberi kesakitan dihatiku kau bersikap seolah2 sangat perduli padaku" pukasnya kemudian

"Naeun"

"apa kau lupa bagaimana kau menghempaskanku dulu Ahn Daniel. Kau..bahkan menduakanku dengan sahabat yang begitu aku percayai" papar Naeun dengan suara serak menahan tangis

"kau bahkan melupakan janjimu untuk menjagaku dan tak pernah melepaskanku, apa kau sudah lupa dengan semua itu?" tambah Naeun

Niel terdiam, lidahnya cukup kelu mendengar semua yang Naeun paparkan padanya.

"kenapa kau harus melakukan semua ini Ahn Daniel? Kenapa kau harus mencapuri urusanku setelah setahun kau mengabaikanku? Katakan alasanmu agar aku tak salah paham dengan niat baikmu ini" Naeun kembali berujar

Mata Niel menatap Naeun lurus mencoba mencari kepastian perasaan yang selama ini dirasakannya.

"kau ingin mendengar alasanku melakukan ini?" tanya Niel

"ne"

"apa kau akan mempecayainya?"

"hanya katakan, peracaya atau tidak akulah yang memutuskan" jawab Naeun

Niel menarik nafas sesaat sebelum akhirnya namja itu maju satu langkah mendekati Naeun.

"aku ingin kembali padamu dan memperbaiki semua. Berikan aku kesempatan itu Naeun agar aku bisa membuatmu bahagia disisiku" jawab Niel pasti

Naeun diam sesat, wajah yeoja itu menyiratkan kekagetan yang luar biasa

"mwo? apa yang kau katakan barusan?" tanya Naeun memastikan pendengarannya

"aku ingin kau kembali pada Son Naeun, menjadi yeoja terpenting dalam hidupku lagi" jawab Niel

"kau bercanda?"

"anni, aku serius" sanggah Niel

Naeun terkekeh pelan karena ucapan Niel yang terdengar lucu ditelinganya.

"bagaimana kau bisa mengucapkan lelucon ini dengan mudah Ahn Daniel?" tukasnya kemudian

"BAGAIMANA KAU BISA MENGUCAPKAN UCAPAN MENGGELIKAN SEPERTI INI DENGAN SANGAT MUDAH" bentak Naeun kesal

"Son Naeun" Niel berusaha menenangkan Naeun

"apa kau tahu bagaimana aku menjalani hidupku selama ini tanpamu huh?" Naeun berujar lemah kali ini

"kau tak tahu bukan bagaimana aku menjalani hidupku setelah kau mencampakanku? Apa kau tahu perasaan apa yang kuderita saat kau memilih meninggalkanku begitu saja?" kini air mata Naeun mengalir pelan

"aku...aku menangis setiap malam mengingat dirimu Ahn Daniel. Aku juga menangis saat terbangun dari mimpi2 indah tentang kenangan masa lalu yang kita buat. tak ada hari yang kulewati tanpa menangis. dan setelah aku menjalani semua hal yang tidak mudah kau tiba2 mengatakan ingin kembali dan memperbaiki semua? Apa kau kira aku mainanmu Ahn Daneil?" Naeun berujar keras

"anniya Naeun..aku tak menganggapmu mainan" Niel hendak meraih wajah Naeun dengan kedua tangannya

"jangan berani menyentuhku" larang Naeun dengan wajah merah padam

"jangan berani menyentuhku" ulangnya seraya mundur

"Naeun" panggil Niel putus asa

"aku takkan percaya padamu lagi Niel. Aku...takkan percaya dan tak mau percaya lagi padamu" air mata itu kembali menetes pelan di pipi Naeun

tak mampu lagi berujar apapun Naeunpun berbalik dan segera berlari dari sana. yeoja itu terus memacu kakinya kencang seolah tak ingin Niel mengejar langkahnya.

"Son Naeun" ujar Niel pelan pada tempat kosong yang ditinggalkan Naeun

Namja itu berjongkok pelan sambil memijat kepalanya, membiarkan dingin angin malam menemani dirinya bersama keputus asaan dihatinya.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro