10
Seulgi dan Naeun sedang menikmati sesi latihan Namjoon saat mata Seulgi menangkap gelang yang dikenakan Naeun ditangan kanannya.
"Naeun" ujarnya pada yeoja itu
"whae?" tanya Naeun tanpa menoleh
Tangan Seulgipun meraih lengan Naeun dan menunjuk gelang yang dia kenakan
"kau...dimana membeli gelang ini?" tanya Seulgi
Mata Naeun menatap Seulgi lekat berusaha mengartikan ekspresi yang saat ini Seulgi tunjukan.
"whaeyo?" Naeun balas bertanya
"aku..memiliki gelang seperti ini sebelumnya. itu adalah pemberian dari appaku. Kata appa gelang itu gelang khusus yang hanya bisa dipesan oleh appa" urai Seulgi
"lalu?" Naeun kembali bertanya
"beberapa hari yang lalu aku sepertinya kehilangan gelang itu, aku sangat sedih mengingat appa membelikanya khusus untukku" ungkap Seulgi lagi
"jadi kau pemilik gelang ini" Naeun menatap Seulgi tajam
"ne?" Seulgi nampak kaget
"beberapa hari lalu...aku menemukan gelang ini" jawab Naeun dengan pandangan yang sama
"jinca? Oddie?" tanya Seulgi mulai antusias
"di toilet" jawab Naeun berdusta
"ya, Naeun mungkin itu gelangku" Seulgi berujar cepat
"darimana aku yakin kalau ini gelangmu? Kau...sedang tak berbohong bukan?" tanya Naeun curiga
"anni..aku tak berbohong. gelang itu dipesan khusus oleh appa, tak ada orang yang memilikinya selain aku" jelas Seulgi
"kau memiliki buktinya?" tanya Naeun lagi
Seulgi diam sesaat sebelum akhirnya dia mengingat sesuatu.
"jankaman" ujarnya membuka folder diponselnya
"lihat ini" ujarnya kemudian sambil menunjukan gambar dirinya dengan Naeun didalamnya
"bukankah kau ingat kapan kita mengambil gambar ini?" tanya Naeun
"ne, itu bulan lalu, saat ulang tahunku" jawab Naeun
"lihat...aku memakai gelang itu" Seulgi menunjuk gelang yang tersemat di pergelangan tangannya
Naeun menatap kearah telunjuk Seulgi dan mendapati yeoja itu memang memakai gelang yang saat ini dia kenakan.
"aku tak bohong maja? gelang itu memang milikku" tukas Seulgi dengan wajah memelas
"ah..majayo...ternyata gelang ini benar2 milikmu" Naeun melepas gelang Seulgi dari tangannya.
Seulgi tersenyum lebar saat Naeun memberikan gelang itu langsung padanya.
"lain kali..kau harus lebih hati2. Jangan sampai kehilangan gelang itu lagi" tukas Naeun seolah memiliki maksud dengan kata2nya
"ne, arasso" jawab Seulgi tanpa tahu hal itu
Dengan rasa senang Seulgipun mengenakkan gelang miliknya, bersamaan dengan itu ponselnya berbunyi membuat Naeun mengarahkan pandangan ke benda yang saat ini berada dipangkuan chinggunya itu.
"partner" baca Naeun dalam hati
"ne" Seulgi segera menjawab panggilan itu
"ya, temui aku sekarang" perintah Niel yang menelpon Seulgi
"whae? aku sedang sibuk" tolak Seulgi
"jangan banyak alasan, aku tahu kau sedang dimana. temui aku sekarang ditempat kemarin" tukas Niel seraya mematikan panggilan
"aish" gerutu Seulgi kesal
""nugu?" tanya Naeun sedikit penasaran
"seorang chingguku" jawab Seulgi meraih tasnya
"aku harus menemuinya dulu" pamit Seulgi seraya bangkit
"ne" jawab Naeun tanpa ikut bangkit
"anyong Naeun" ujarnya lagi
"anyong" jawab Naeun
Seulgipun segera meninggalkan Naeun dengan langkah kesal, cepat dia menemui Niel ditempat mereka bertemu kemarin.
"whae? kenapa tiba2 memintaku kemari?" tanya Seulgi kesal
"ya...kemarin bukankah kau bilang akan menjauhkan Namjoon dengan Naeun. lantas kenapa kau sekarang malah seperti mendukung hubungan mereka?" tanya Niel
"apa maksudmu?" Seulgi tak mengerti
"kau...menemani Naeun melihat latihan Kim Namjoon. apa maksudmu melakukannya huh?" tanya Niel
"ya, apapun yang kulakukan itu bukan urusanmu. Bukankah tugasmu hanya bepura2 masih cidera. Lanjutkan saja actingmu itu, masalah Namjoon dan Naeun aku yang menanganinya"
"percuma aku berpura2 cidera kalau Naeun terus2an kau ajak melihat Kim Namjoon. lama2 Naeun bisa benar2 terpesona dengan namja itu dan mengabaikan keberadaanku" balas Niel
"aish..namja ini, kau benar2 bukan namja yang sabaran ternyata" ejek Seulgi
'mwo?" wajah Niel nampak kesal
"tuan Ahn Daniel, kau pikir kenapa Namjoon bisa menarik perhatian Naeun dengan cepat huh?" tanya Seulgi
"mana aku tahu" jawab Niel tak perduli
"itu karena namja itu memperhatikan Naeun secara perlahan" ungkap Seulgi
"maksudmu?"
"segala yang dilakukan Namjoon selalu penuh perhitungan dan tak terburu2. Karena itulah Naeun tak merasa tertekan dan akhirnya nyaman dengan keberadaan Namjoon disisinya" paparnya panjang lebar
"lalu apa hubungannya denganku?" tanya Niel
"aish..kau ini sangat bodoh" Seulgi memukul Niel keras
"ya" protes Niel
"lakukanlah seperti Namjoon lakukan. dekati Naeun perlahan dan buat dia nyaman dengan kedatanganmu" tukas Seulgi
"apa kau kira cara itu akan berhasil"
"hanya ikuti kata2ku jika kau memang tak memiliki cara lain Ahn Niel, apa itu sulit huh"
"itu sulit jika kau hanya memintaku menjadi penonton tanpa berbuah apa2"
"bukankah aku sudah memintamu beracting cidera"
"apa itu masih berguna? kurasa Naeun sudah tak mengingat kejadian itu lagi" ungkap Niel
"bersabarlah...bersabar..apa itu sulit bagimu?" tanya Seulgi
"kau mudah mengucapkannya, tapi itu sulit dijalani kau tahu" balas Niel
"aish..namja ini jinca" Seulgi kembali akan memukul Niel
"ya, apa yang ingin kau lakukan? kau ingin memukulku lagi?" tahan Niel
"kau memang pantas mendapatkannya" Seulgi menarik tangannya dari Niel
Seraya bersungut Seulgipun membenarkan letak gelangnya yang sempat bergeser karena tangan Niel tadi.
"ya...gelang itu kenapa ada padamu?" tanya Niel tiba2
Mata Seulgi ikut mengarah pada gelang miliknya kemudian kembali memandang Niel yang terlihat terkejut.
"ini gelangku, tentu saja ada padaku" jawab Seulgi
"apa kau memiliki gelang perasahabatan dengan Naeun?"tanya Niel lagi
"opsoyo, apa kau kira Naeun suka hal2 semacam itu" jawabnya lagi
"lalu, kenapa kau memiliki gelang yang sama dengan Naeun?" tanya Niel lagi
"apa maksudmu?" Seulgi tak mengerti
"kemarin....saat aku menolong Naeun, aku menemukan gelang itu tersangkut ditali tasku" ujar Niel membuat Seulgi tersentak
"yang kau maksud gelang ini?" tanyanya
"ne, gelang itu" tunjuk Niel
"kau tak salah lihat bukan?" tanya Seulgi memastikan
"tentu saja tidak, aku bahkan mengembalikannya pada Naeun kemarin saat mengantarnya ke kelas" jelas Niel
Seulgi mengigit bibir sedikit mengerti arti tatapan tajam Naeun padanya tadi.
"ada apa? kenapa ekspresimu seperti itu?" tanya Niel
"celakalah" ujar Seulgi tiba2
"mwoya? celaka apanya?" Niel nampak tak mengerti
"sepertinya Naeun tahu siapa yang hendak mencelakainya" ungkap Seulgi
"bukan sepertinya, aku memang sudah tahu sekarang" suara Naeun terdengar diambang pintu
Niel dan Seulgi sama2 menoleh lalu terkaget mendapati Naeun yang sudah menatap keduanya dengan tatapan marah.
"jadi kalian berkomplot untuk membohongiku?" sindir Naeun
"anni Naeun..ini tak seperti yang kau sangka" Niel mencoba membela diri
"lalu seperti apa? apa lebih buruk dari ini?" ejek Naeun
"anni...aku sama sekali tak berkomplot dengannya Naeun. saat dia melempar vas bunga itu aku benar2 tak tahu kalau dia pelakunya" tukas Niel
"lalu setelah kau tahu kenapa kau diam saja?" tanya Naeun sinis
"itu..."
"apa kau juga takut kebohonganmu yang lain terbuka?" ejeknya
Niel terbungkam kata tajam serta tatapan marah Naeun benar2 membuatnya tak mampu berkata2 lagi. mendapat kebungkaman Niel, Naeun memilih memandang Seulgi yang terlihat menatapnya juga. Perlahan dia mendekati yeoja itu dan berdiri tepat dihadapannya.
"kenapa kau melakukan ini?" tanya Naeun dingin
Seulgi tak menjawab hanya diam menikmati tatapan intimidasi Naeun untuknya.
"jawab aku Kang Seulgi kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Naeun lagi
"kau ingin aku menjawab seperti apa?" balas Seulgi dengan tatapan angkuh
Lidah Naeun kelu sejenak saat mendapati tatapan Seulgi, ingatannya melayang pada sosok Nayeon yang dilihatnya setahun yang lalu.
"whae? kenapa kau jadi diam? katakan jawaban apa yang kau inginkan dariku?" tanya Seulgi lagi
Kali ini Naeun mencoba mengatur nafasnya, perasaannya berubah tak karuan karena sikap yang ditunjukan Seulgi padanya.
"kukira kau chingguku, kenapa kau malah melakukan ini padaku?" suara Naeun terdengar pelan
Gantian Seulgi yang diam sambil tersenyum sinis pada Naeun.
"aku tahu aku yeoja yang menyebalkan Kang Seulgi, tapi...aku tak tahu kenapa kau harus mendekat padaku jika pada akhirnya kau harus melakukan semua ini" tukas Naeun lagi
"ya, apa kau kira aku sudi mendekat padamu?" tanya Seulgi
"ne?" Naeun nampak heran
"jika bukan karena Namjoon terus memandangmu, aku juga tak sudi berada disisimu Son Naeun" ujar Seulgi
"apa..maksudmu?" Naeun tak mengerti
"sejak dulu...saat pertama kali menjadi mahasiswa Konkuk. Aku sudah menyukai seorang Kim Namjoon. aku..berhenti dari club baseball karena tak ingin kulitku hitam dan terlihat jelek dimata namja itu. semua hal kulakukan demi terlihat sempurna dimatanya, namun yang kulihat justru membuatku terhempas" papar Seulgi
"namja yang selalu kupandangi dari jauh, hanya melihat kesatu titik tiap harinya. Dia...tak pernah menyadari keberadaanku. Matanya hanya tertuju pada satu hal dan itu kau Son Naeun, karena itulah aku mendekatimu" jelas Seulgi
"mwo?" Naeun berujar tanpa suara
"aku kira jika aku berada disisimu Namjoon akan sadar dengan keberadaanku. Aku kira bisa menarik perhatiannya dengan sikap periangku. Aku terus bersamamu sepanjang hari walau itu menyebalkan hanya untuk mendapatkan perhatian Kim Namjoon, tapi apa? namja itu bahkan masih terus memandang dirimu yang begitu suram" air mata mulai tergenang di pelupuk mata Seulgi kini
"hanya karena itu?" tanya Naeun lemah
"jadi karena itu kau berada disisiku?" ulangnya lagi
Seulgi memilih diam sambil mengusap air matanya yang mulai menetes dipipinya.
"karena itu juga kau ingin mencelakaiku Kang Seulgi?" tanya Naeun lagi
Masih bungkam menjawab pertanyaan yang Naeun lontarkan.
"jika kau mengatakan padaku dengan baik2, aku pasti akan membantumu Kang Seulgi. Lalu kenapa kau harus melakukan hal sekejam ini padaku?" tanya Naeun emosi
"mengatakan padamu?" Seulgi berujar penuh ejekan
"memangnya kapan kau perduli tentangku Son Naeun?" tambahnya lagi
Naeun kembali bungkam karena ucapan yang Seulgi lontarkan
"selama ini kau hanya sibuk dengan dirimu sendiri Son Naeun, memangnya kapan kau memperhatikanku?" sindirnya lagi
"aku diam selama ini bukan berarti aku nyaman dengan sikapmu Son Naeun. aku melakukan semuanya hanya demi memuluskan jalanku mendapatkan Kim Namjoon" tukas Seulgi lagi
"kau memiliki segalanya kesempurnaan yang tak kupunya Son Naeun. wajah cantik, otak cemerlang, keluarga kaya dan populer. Aku..hanya ingin seorang Kim Namjoon saja, aku kira takkan salah jika aku melakukan apapun untuk mendapatkannya bukan?" tukas Seulgi sedih
"Sempurna?" ulang Naeun getir
"ne, kau memiliki semua kesempurnaan yang kuinginkan. Jadi...biarkan aku mendapatkan Kim Namjoon untukku" tukas Seulgi
Naeun benar2 merasa hatinya sakit, terlebih harus menghadapi dejavu satahun yang lalu tepat terulang dihadapannya. Yeoja itupun terdiam cukup lama membiarkan hening menemani keberadaan mereka bertiga disana.
"bagaimana kalau aku menolaknya?" tanya Naeun dengan tatapan tajam
"ne?" Seulgi nampak heran
"jika aku menolak memberikan Namjoon bagaimana?" tanya Naeun lagi
"Son Naeun" Seulgi menatap Naeun tak percaya
"Seperti yang kau katakan, hidupku ini sudah begitu sempurna dan sosok Namjoon..adalah salah satu bagian dari kesempurnaanku itu. jadi...aku takkan melepaskannya untukmu atau orang lain" ujar Naeun dengan tatapan dingin
"ya...apa maksudmu? bukankah kau tak mencintainya?" ujar Seulgi geram
"maja...aku memang tak mencintainya. tapi dia mencintaiku, bahkan sangat mencintaiku" jawab Naeun angkuh
"Son Naeun apa yang kau rencanakan huh?" tanya Seulgi terlihat gentar
"lihat saja apa yang akan kulaukan" ujar Naeun seraya berlalu
"ya...Son Naeun kemana kau akan pergi?" panggil Seulgi
Seulgi diam sesaat memandang kepergian Naeun yang terus berlalu
"ya, kau hanya akan diam disini? ayo susul Naeun" ajak Niel seraya ikut beranjak.
Tak ada jawaban dari Seulgi, yeoja itu ikut beranjak bersama Niel dengan langkah tergesa. Keduanyapun terus mengikuti Naeun yang berjalan menuju lapangan baseball. Seulgi menghentikan langkahnya menyadari sosok Naeun yang menghampiri Namjoon yang sedang berlatih bersama teman2nya. Para pemain nampak heran memandang kedatangan Naeun yang tiba2 tak terkecuali Namjoon.
"Naeun" ujar Namjoon pelan
Namjoonpun bangkit dari home plate sambil membuka penutup wajahnya
"Naeun kami sedang latihan kenapa kau..." kata2 Namjoon terputus saat bibir Naeun mengecup bibirnya mesra
Mata Seulgi membulat begitu juga dengan Niel, keduanya sama2 terkejut melihat aksi yang ditunjukan Naeun dihadapan banyak orang itu
"woaa" sorak teman2 tim Namjoon membuat suasana lapangan menjadi Gaduh
Tak perduli dengan itu Naeun terus mengecup Namjoon yang hanya bisa mematung bingung di tempatnya. Lama Naeun mengecup mesra bibir Namjoon hingga yeoja itu menjauhkan wajahnya dari Namjoon. mata Naeun nampak berkaca2 bersama bibirnya yang bergetar menahan tangis.
"Naeun whaeyo?" tanya Namjoon pelan
"sembunyikan aku" pinta Naeun
"ne?" tanya Namjoon heran
"jebal, sembunyikan aku" pinta Naeun memelas
Air mata Naeun mengalir pelan memaksa Namjoon menariknya dalam pelukannya. Namjoon sengaja mendekap Naeun erat agar tak seorangpun melihat tangisnya yang tumpah.
"woooo" kembali sorak sorai membahana bersama isak Naeun yang hanya terdengar ditelinga Namjoon
Mata namja itu menatap kearah Niel, namja itu nampak berdiri mematung disisi Seulgi. Alis Namjoonpun saling bertaut merasa keberadaan saingannya itu adalah penyebab sikap berbeda Naeun padanya. diantara kebingungannya Namjoonpun menoleh pada Byung hyun yang masih berdiri memandangnya sambil tersenyum.
"hyung, aku menyelesaikan masalahku dulu" pamit Namjoon pada Byung hyun
"ne" jawab Byung hyun tak keberatan
Masih dengan memeluk Naeun, Namjoonpun membawa yeoja itu meninggalkan lapangan. keadaan lapangan masih riuh saat Namjoon berlalu, membuat Seulgi dan Niel hanya bisa mematung menatap kepergian orang2 yang mereka sukai.
*
Beberapa saat kemudian diruang ganti club baseball, Namjoon menatap Naeun yang sudah menghentikan tangisnya. Mata yeoja itu terlihat sembab dengan pipi yang merah padam.
"minumlah" ujar Namjoon menyerahkan sebotol air mineral pada Naeun.
Tak mengatakan apapun, Naeun hanya meraih botol tersebut dan meneguknya pelan.
"sudah membaik?" tanya Namjoon lembut
Kali ini Naeun menggeleng pelan sambil tetap menundukan pandangannya seolah enggan memandang Namjoon.
"ada apa?" tanya Namjoon lagi
Naeun perlahan mengarahkan pandangan pada Namjoon dengan tatapan sendu.
"katakan padaku apa yang terjadi padamu" pinta Namjoon
ada yang mengganjal dihati Naeun, beban itu kembali muncul tanpa Naeun paham apa penyebabnya.
"Namjoon" ujarnya pelan
"hmm" jawab Namjoon
"Seulgi" tukas Naeun
"ada apa dengan Seulgi?" tanya Namjoon
"dia..." entah kenapa Naeun merasa tenggorokannya terasa sakit.
Air mata yeoja itupun kembali menetes pelan membuat Namjoon kembali memeluknya.
"otokhe?" isak Naeun dalam pelukan Namjoon
"jangan terburu2, katakan saja dengan perlahan. Aku akan mendengarnya" tukas Namjoon sambil mengusap rambut Naeun pelan.
"Namjoon..kenapa hidupku begini menyedihkan? Apa salahku hingga aku harus mengalami ini semua?" tanya Naeun masih terisak
Tak mengerti dengan maksud ucapan Naeun, Namjoon hanya bisa diam membiarkan Naeun terus terisak.
"Namjoon...kau...mencintaiku..bukan?" ujar Naeun sedikit kesulitan
"ne" jawab Namjoon pasti
"tapi...aku...tak mencintaimu" tukas Naeun
"nan arayo"
"lalu...bagaimana jika ada...yeoja...yang mencintaimu?" tanya Naeun
Tangan Namjoon berhenti mengusap rambut Naeun, diapun menjauhkan tubuhnya dari Naeun. ditatapnya Naeun yang masih mengurai tangis membuat yeoja itu menundukan pandangannya.
"apa yang kau bicarakan?" tanya Namjoon meraih wajah Naeun dengan kedua tangannya
Naeun terdiam menatap mata Namjoon yang menyorot langsung kematanya.
"Son Naeun" panggil Namjoon
"Seulgi" jawab Naeun "dia bilang kalau dia mencintaimu" jawab Naeun
Sekali lagi Namjoon merasa kaget, namja itupun melepas kedua tangannya dari pipi Naeun membuat perasaan yeoja itu sedikit kacau.
"dia ingin aku melepaskanmu Namjoon" ujar Naeun.
Namjoon yang masih kaget belum bisa mengucapkan apapun. diapun hanya bisa memandang Naeun.
"Seulgi ingin aku melepaskanmu untuknya. dia...memintaku melepaskanmu" adu Naeun dengan suara gemetar
"lalu apa yang kau katakan?" tanya Namjoon
"aku..."ujar Naeun tergugu "aku bilang...padanya...kalau aku tak mau" jawab Naeun
Entah kenapa ada lega dihati Namjoon mendengar itu, diapun tersenyum tipis sambil memeluk Naeun lagi.
"aku katakan padanya kalau aku tak ingin melepaskanmu Namjoon. apa itu salah?" tanya Naeun dalam pelukan Namjoon
"anni itu tak salah" jawab Namjoon
"jadi..aku bisa memilikimu?" tanya Naeun lagi
"tentu..kau bisa memilikiku" Namjoon mempererat pelukannya ditubuh Naeun
"gomawo" Naeun ikut mengeratkan pelukannya "noumu gomawo" pukasnya lagi
Namjoon tak menjawab, dia hanya membiarkan Naeun kembali menikmati tangis dalam pelukannya.
*
Namjoon duduk seorang diri di sebuahb cafe menanti seseorang yang beberapa saat yang lalu dihubunginya. Hanya selang beberapa menit, sosok yang dinantinya tiba dengan langkah yang sedikit tergesa.
"mian, apa aku membuatmu menunggu lama?" tanya Seulgi yeoja yang Namjoon tunggu
"anni" jawab Namjoon sekenanya
"duduklah" tukasnya kemudian
Seulgi mengangguk kemudian duduk tepat dihadapan Namjoon.
"apa aku menganggu waktumu?" tanya Namjoon berbasa basi
Sadar dengan hal itu Seulgi hanya mengembangkan senyum tipis sambil menggeleng pelan.
"kalau begitu agar tak benar2 menganggu waktumu aku akan ke inti permasalahan yang ingin kukatakan saja" tukas Namjoon kemudian
"apa ini mengenai Naeun?" tebak Seulgi yang dibalas anggukan Namjoon
"dia sudah mengatakan semua padamu?" tanya Seulgi lagi
Kembali Namjoon mengangguk membenarkan membuat Seulgi segera menghela nafas pelan.
"ah..jadi dia sudah mengatakan padamu kalau aku yang ingin melemparnya dengan vas beberapa waktu lalu?" ujar yeoja itu kemudian.
Namjoon sedikit terkejut dengan penuturan Seulgi namun yeoja itu sama sekali tak menyadarinya.
"jadi kau yang mau mencelakai Naeun?" ulang Namjoon memastikan
Giliran Seulgi yang terkejut, yeoja itu sadar kalau dia sudah melakukan hal keliru.
"Naeun...tak mengatakan perihal itu padamu?" tanya Seulgi dengan nada yang sedikit ragu.
"anni..Naeun sama sekali tak membahas tentang penyerangan yang kau lakukan" jawab Namjoon dengan tatapan datar
"lalu apa yang dia katakan padamu?" tanya Seulgi penasaran
"apa itu penting sekarang? aku rasa kata2 yang baru kau ucapkan lebih penting dari yang Naeun katakan" balas Namjoon dingin
Seulgi hanya bisa terbungkam, yeoja itu benar2 lemah dengan tatapan dingin yang Namjoon arahkan padanya.
"kenapa Kang Seulgi? Kenapa kau ingin mencelakai Naeun?" tanya Namjoon
Kepala Seulgi tertunduk dalam benar2 tak sanggup memandang wajah Namjoon.
"bukankah dia chinggumu?" tukas Namjoon lagi
"dia bukan chingguku" balas Seulgi sambil kembali memandang Namjoon
"Son Naeun bukanlah chingguku" ulang Seulgi dengan nada getir
"bukan chinggumu?" tukas Namjoon pelan
"lalu kau sebut apa hubungan yang kau jalin bersamanya?" tanya Namjoon kemudian
"tak ada nama untuk hubungan kami, selama ini aku hanya ingin berada didekatnya untuk membuatmu melihatku" aku Seulgi
"Kang Seulgi" ujar Namjoon pelan
"aku berada didekatnya agar kau menyadari keberadaanku Kim Namjoon. aku ingin kau beralih memandangku bukan hanya menatap yeoja bernama Naeun itu" ujar Seulgi
Namjoon menatap Seulgi tak percaya sambil meggeleng pelan kepalanya.
"aku tak tahu kau yeoja seperti ini" tukasnya kemudian
"memangnya kau berharap aku yeoja seperti apa?" tanya Seulgi sinis
"aku berharap kau seorang yeoja yang tulus" ujar Namjoon membuat Seulgi terdiam.
"mianhae, sudah membuatmu kecewa dengan sikap asliku" tukas Seulgi terdengar getir ditelinganya sendiri
Kembali Namjoon kehilangan kata2nya, terlebih saat mendapati tatapan Seulgi yang tak menyiratkan penyesalan sekalipun.
"lalu...apa maksud sikapmu selama ini Kang Seulgi?" tanya Namjoon pelan
"kenapa kau berpura2 mendukung hubunganku dan Naeun jika pada akhirnya kau sama sekali tak mau melakukannya?" tambah Namjoon lagi
"itu karena aku kira yeoja itu takkan membalas perasaanmu" jawab Seulgi
"ne?"
"awalnya aku berpikir tak apa mendukungmu mengingat Naeun takkan pernah membalas perasaan yang kau punya. Aku mengira dengan mendukung usahamu kelak hatimu akan tergerak dan justru menyukai aku yang selalu ada disampingmu. Tapi...tiba2 yeoja itu bilang kalau dia menerimamu jadi kekasihnya, aku benar2 tak bisa menerima itu Kim Namjoon" ungkap Seulgi
"aku...aku yang lebih dulu melihatmu Namjoon. aku juga yang lebih dulu mencintaimu. Tapi kenapa justru dia yang bisa menjadi yeoja chinggumu bukan aku huh?" air mata Seulgi jatuh perlahan
"kenapa kau hanya bisa melihatnya Kim Namjoon? kenapa kau selalu mengarahkan pandanganmu pada seorang Son Naeun?" tukas Seulgi lagi
"karena aku mencintainya" jawab Namjoon pasti
"tapi dia tak mencintaimu" balas Seulgi
"aku tahu itu"
"kalau kau tahu kenapa kau masih disisinya Namjoon. kau bisa meninggalkannya dan beralih padaku. aku...bisa memberikan cinta yang takkan kau dapatkan dari seorang Son Naeun. aku juga bisa membalas semua cintamu dengan cinta yang lebih besar lagi" ungkap Seulgi
"kau yakin itu cinta?" tanya Namjoon membalas ucapan Seulgi
Sedikit tak paham Seulgi hanya diam memandang lurus Namjoon
"jika kau memang mencintaiku, seharusnya kau mendukung apa yang kulakukan" ujar Namjoon lagi
"dan merasakan sakit melihatmu bahagia?" balas Seulgi
Senyum sinis Namjoon langsung terkembang mendapati jawaban Seulgi, sedangkan yeoja dihadapannya nampak heran melihat hal tersebut.
"itu sudah menjelaskan semuanya sekarang" ujar Namjoon
"apa maksudmu?" tanya Seulgi
"rasa yang kau punya, bukanlah cinta Seulgi. Itu..hanya sebuah obsesi" jelas Namjoon
"mwoya? aku memendam perasaanku ini sejak dulu Kim Namjoon.bagaimana kau bisa mengatakan perasaanku hanya sebuah obsesi?" tukas Seulgi sinis
"karena kau hanya memikirkan kebahagianmu saja, yang terpenting bagimu hanya bagaimana agar kau bahagia. kau tak perduli aku akan bisa merasakan kebahagian yang kau miliki atau tidak" jelas Namjoon
Mendengar penuturan Namjoon, Seulgi hanya bisa terbungkam tak mampu berkata apa2.
"Son Naeun...walau hanya sedikit dia memikirkan perasaanku Seulgi. Dia bertanya apa yang membuatku nyaman, dia juga tak mengatakan perihal dirimu yang ingin mencelakainya padaku. kau tahu apa artinya itu?" tukas Namjoon
"itu artinya Naeun mencintai kau dan aku. dia..mencintai kita berdua" ungkap Namjoon kemudian
"jinca? Tapi kenapa aku tak melihat seperti itu?" ejek Seulgi
"karena cinta yang besar memang tak terlihat" jawab Namjoon
"mwo?"
"semakin kau mencintai seseorang, maka cinta itu akan semakin tak terlihat Kang Seulgi" jawab Namjoon
Seulgi membisu mendengar kata2 dari Namjoon, yeoja itu seolah kehilangan kata saat mendengar penuturan dari Namjoon.
"Selama ini..kau tak sadar dengan perhatian yang diam2 Naeun berikan padamu bukan?" tukas Namjoon
"itu karena rasa cinta Naeun padamu terlalu besar untuk dapat kau lihat"
"jangan mengada2, aku tak pernah merasakan yeoja itu memberikanku banyak cinta" sanggah Seulgi tak percaya.
Mendengar bantahan Seulgi kembali Namjoon mengurai senyum sinis sembari menyanggah kedua sikunya di atas meja.
"kau pikir karena apa yeoja2 yang biasa mebullymu berhenti melakukannya Kang Seulgi? Lalu kau pikir siapa yang membantumu menyelesaikan berbagai tugas yang sulit kau kerjakan. Juga saat kau beberapa kali absen, kau kira siapa yang mengisi daftar hadirmu? Semua itu Son Naeun orangnya" ungkap Namjoon
"gotjimal, kau mengatakan ini semua hanya karena ingin aku simpati pada Son Naeun maja?" tuduh Seulgi
"aku tak melakukannya karena itu, aku mengatakan ini agar kau sadar dengan kebaikan yang Naeun berikan padamu"
"ya, hentikan omong kosongmu. Jika memang itu semua hal benar kenapa aku tak pernah melihatnya malah justru kau yang melihat itu?" tanya Seulgi
"seperti yang kau katakan tadi Seulgi-ya, aku selalu melihat pada Naeun. karena itu aku tahu apa yang yeoja itu kerjakan" jawab Namjoon
"aku melihat yeoja itu ketika diam2 mendatangi yeoja2 yang selalu menganggumu"
"aku juga melihatnya saat dia menggantikan suaramu agar absensimu tidak kosong. Naeun juga berpura2 membaca buku yang dia sudah baca berulang kali untuk menemanimu mengerjakan tugas2mu. Aku melihat itu semua Kang Seulgi, dari tempatku" jelas Namjoon
Sejenak Seulgi terdiam bersama beberapa lintas masa lalu yang terulang di kepalanya.
"Son Naeun" panggil Seulgi saat mendapati Naeun berdiri dikoridor kelas
"kenapa kau disini?" tanya Seulgi lagi
"tak ada" jawab Naeun acuh kemudian berjalan menuju kelas
Seulgi menatap kesekitar tempat Naeun tadi berdiri, beberapa mahasiswa yang selalu menjahilinya nampak berlalu dengan langkah tergesa. Tak jauh dari tempat mereka berlalu Seulgi juga mendapati sosok Namjoon yang tengah tersenyum padanya.
"Naeun jika kau mau pulang kau bisa pulang duluan. Sepertinya aku masih lama mengerjakan soal ini" ujar Seulgi saat dia harus menyelesaikan tugas miliknya di kantin kampus
Naeun menatap sekilas pada Seulgi yang masih mengetik tugas dari salah satu dosen mereka.
"kau kira aku disini menunggumu?" tukas Naeun
"kau tak menungguku?" tanya Seulgi
"anni" jawab Naeun kembali menatap bukunya
"kalau kau tak menungguku kenapa kau masih disini?" tanya Seulgi tak mengerti
"aku mau menyelesaikan membaca bukuku"
"bukankah kau bisa membaca itu di rumah?" tanya Seulgi lagi
"apa jika aku membaca disini kau merasa terganggu?" Naeun menatap tajam Seulgi
"An..anni" jawab Seulgi gugup
"kalau begitu kerjakan saja tugasmu dan abaikan aku" perintah Naeun
"arasso" jawab Seulgi kembali fokus dengan tugasnya.
Diwaktu yang lain
"o..absensiku kenapa penuh?" tanya Seulgi takjub
Naeun tak menjawab, yeoja itu hanya memilih diam sambil membaca buku.
"apa ada yang mengisinya untukku ya?" tanya Seulgi pada dirinya sendiri
"Naeun...apa kau tahu siapa yang mengisi absensiku?" Seulgi kini bertanya pada Naeun
"molla, mana kutahu" jawab Naeun tak perduli
"ya, bagaimana kau tak tahu. kau kan selalu hadir dikelas" ujar Seulgi
"ya..kenapa kau harus membahas hal tak perlu, bukankah ada baiknya absenmu penuh jadi kau tak terkena pengurangan nilai. Kenapa justru mempemasalahkannya seperti ini?" sungut Naeun kesal
"mwoya? kenapa kau jadi marah?" tanya Seulgi sambil cemberut
"karena kau sangat menganggu, sekarang tenanglah dan biarkan aku membaca" tukas Naeun menjauhkan tubuhnya dari Seulgi
Yeoja itu hanya bisa menatap kesal Naeun tanpa bisa berbuat apapun pada yeoja itu
Kenangan Seulgi berakhir bersama teteesan air matanya yang mengalir pelan.
"Naeun melakukan banyak hal untukmu Seulgi, tapi kau justru membalas semua yang dia perbuat padamu dengan menghianatinya" ujar Namjoon
Kata2 Namjoon cukup lembut tapi Seulgi merasa seperti tertampar keras oleh ucapan namja itu.
"andai kau tahu apa yang dia lalui selama ini, kau pasti malu dengan perbuatanmu ini" tambah Namjoon lagi
Lidah Seulgi semakin kelu, yeoja itupun hanya bisa terisak sambil menutup wajahnya. Isakannya terdengar jelas ditelinga Namjoon namun namja itu tak bergeming untuk melakukan apapun.
Kesedihan serupa juga dirasakan Naeun saat itu, dikamarnya yang hening ia nampak tercenung sembari menatap kosong kedepan. Naeun terus menerawang seorang diri, membiarkan bayangan masa lalu bermain dipikirannya.
"hai" sapa Seulgi saat pertama kali yeoja itu mendekatinya
Naeun menatap heran tanpa membalas sapaan yeoja itu.
"boleh aku duduk disini?" tanya Seulgi ramah
Menatap sekeliling, Naeun mendapati beberapa bangku kosong yang berada jauh dari tempatnya.
"duduklah" ujarnya sedikit acuh
Seulgi tersenyum lebar kemudian mulai menggeser kursi yang ada disisi Naeun.
"aku Seulgi" ujar Seulgi kemudian mengulurkan tangan
Sekali lagi Naeun menatap Seulgi heran, terbesit tanda tanya besar dihati Naeun mengenai sikap yang Seulgi tunjukan padanya.
"aku..."
"Naeun bukan?" potong Seulgi
"ne" jawab Naeun bingung
"aku tahu tentangmu" tukas Seulgi tanpa diminta
"begitu" Naeun hanya mengangguk sekadarnya.
"mulai sekarang aku boleh terus duduk disampingmu ya?" tanya Seulgi
"ne?" kali ini Naeun nampak terkejut
"pasti membosankan terus menerus duduk sendiri bukan? jadi...biarkan aku duduk disampingmu. Jadi...mulai hari ini kau bisa memiliki teman untuk bicara" ujar Seulgi dengan wajah berbinar.
Naeun mengerjapkan matanya berkali2 merasa bingung juga terharu dalam waktu bersamaan. Pada akhirnya diapun tak bisa menolak kehadiran Seulgi yang saat itu mulai menjadi chinggu barunya.
"kukira saat itu kau benar2 tulus padaku" bisik Naeun saat kenangan itu berakhir
"ternyata kau sama seperti Nayeon" lanjutnya
Naeun menekuk lututnya kemudian membenamkan wajahnya disana, isaknya kembali terdengar bersama rasa sakit yang merambat dihatinya.
TBC_
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro