1
Gak tahu kenapa lagi pengen buat cerita leader Namjoon ama visual Apink.
Mungkin efek baper pas nulis 4rapper kali ya...jadi suka sama couple imajinasi saya ini...😊
Atau mungkin juga buat ngilangin rasa bersalah karena belom up 4rapper lagi...entahlah...penulis juga bingung cari alasannya...😂
Alurnya agak sedikit membingungkan dan jauh dari kata romantis, tapi mudah2an reader suka ya
Ada beberapa cast idol yang jadi tokoh antagonis disini. Bagi biasnya..jangan marah ya, sebab ini semua hanya imajinasi saya semata.
Oh ya...buat reader baru, kalo mau komen tolong pergunakan kata2 yang baik ya...😊
Gak usah panggil thor atau min...panggil kakak,onnie,atau mbak aja biar lebih akrab.
Ok...cukup basa asamnya...silahkan menikmati karya baru saya...😄
Musim semi setahun yang lalu.
Dua orang yeoja nampak berdiri sambil saling bersitatap di koridor Konkuk yang lumayan sepi
"Im Nayeon" ujar seseorang diantara mereka
"ne onnie" jawab yeoja yang di panggil Nayeon
"kenapa kau melakukan ini padaku?"
"memangnya aku melakukan apa?" Nayeon berujar tak mengerti
Yeoja yang memanggilnya hanya diam sembari kembali menatap tajam Nayeon.
"Naeun onnie berhenti menatapku seperti itu, kau membuatku takut" Nayeon mencoba tersenyum lebar kini
"kaulah yang harus berhenti sekarang" tukas Naeun menanggapi kata2 Nayeon
"memangnya apa yang harus kuhentikan?" balas Nayeon masih tak mengerti
"aku sudah tahu semua Im Nayeon, jadi hentikan kepura2anmu" larang Naeun
"onnie, sebenarnya apa yang kau katakan aku sama sekali tak mengerti" tukas Nayeon
Tak menjawab Naeun menunjukan layar ponselnya pada Nayeon membuat mata yeoja itu terbelalak. Gambar keberasamaannya dengan Ahn Daniel namja chinggu Naeun tergambar jelas disana.
"onnie..darimana kau..."
"aku mengambilnya sendiri" potong Naeun cepat
Nayeon kian kaget terlebih mendapati wajah Naeun yang terus menatapnya dingin.
"aku bahkan melihat saat kalian berciuman dengan sangat hangat" tambah Naeun
Kembali hening disana, Naeun dan Nayeon memilih bungkam sambil kembali saling bersitatap.
"arasso...sekarang aku sudah ketahuan. Jadi kau mau apa?" ekspresi bersalah Nayeon kini berubah menjadi tatapan sinis.
Naeun kaget dengan perubahan itu namun yeoja itu tak menunjukannya. Yeoja itu tak menyangka kalau Nayeon yang dikenalnya bisa memperlihatkan wajah seperti itu padanya.
"apa kau mau memukulku? Atau mau memakiku?" tanya Nayeon dengan sikap yang sama
Belum ada reaksi dari Naeun, yeoja itu masih memperhatikan perubahan sikap Nayeon.
"atau kau mau memintaku menjauhi namja chinggumu?" tanya Nayeon lagi
Masih bungkam menjawab pertanyaan Nayeon membuat yeoja itu melipat tangannya di dada.
"atau kau ingin melakukan semua itu padaku?" tanyanya mendesak Naeun
"jawab onnie jangan hanya diam" Nayeon menaikan suaranya.
"ya! bukankah akulah yang harus marah disini?" Suara Naeun terdengar cukup dingin ditelinganya
"jadi kau ingin marah?" ejek Nayeon
"kalau begitu lakukanlah, aku mau lihat bagaimana orang sepertimu marah" tantang Nayeon
"Im Nayeon...kenapa kau seperti ini? apa aku salah padamu sehingga kau melakukan ini semua padaku?" tanya Naeun menahan rasa sakit di hatinya
Nayeon tak langsung menjawab yeoja itu membalas tatapan dingin Naeun padanya.
"apa yang kulakukan padamu sampai kau tega melakukan semua ini padaku Im Nayeon?" tanyanya lagi
"kau tak melakuan hal yang salah padaku Son Naeun, tapi...aku hanya tak suka dengan kesempurnaan hidupmu" jawab Nayeon
"ne?" Naeun nampak heran
"cantik, pintar, kaya dan memiliki namja chinggu yang baik. kehidupanmu itu terlalu sempurna...jadi aku ingin memiliki satu dari kesempurnaanmu itu" jawab Nayeon
"mworago?" suara Naeun nyaris tak terdengar
"aku hanya mengambil namja chinggumu Naeun onnie dan kurasa itu tak berdampak banyak padamu. kau masih memiliki segala hal, bahkan kau bisa mendapat namja chinggu lainnya dengan sangat mudah bukan begitu" tukas Nayeon ringan
"kau...apa maksud ucapanmu?" Naeun mengeratkan giginya menahan geram
"hanya relakan Niel oppa untukku, aku tak meminta yang lain" ujar Nayeon
"Im Nayeon...kau sadar dengan ucapanmu?" Naeun kian geram kini
"ne, aku sadar...bahkan sangat sadar" jawab Nayeon
"kalau kau sadar cepat minta maaf dan berjanjilah tak mendekati Niel lagi. dengan begitu aku akan memaafkanmu dan melupakan ini semua" tukas Naeun
"aku tak mau" jawab Nayeon
"Mwo?" nafas Naeun memburu menahan marah kini
"aku tak mau melepaskan Niel oppa dan aku juga tak mau meminta maaf padamu. menurutku apa yang kulakukan bukanlah sebuah kesalahan mengingat Niel oppa juga senang berada disisiku" tukas Nayeon
PLAK sebuah tamparan di hadiahi Naeun dipipi putih Nayeon membuat chinggunya itu meringis kesakitan. PLAK kali ini pipi kiri Nayeon yang menjadi sasaran Naeun.
"Son Naeun" sebuah suara membuat kedua yeoja itu menoleh
Niel melangkah cepat mendekati Nayeon yang terlihat sudah menahan tangisnya.
"oppa" ujar Nayeon dengan air mata yang menggenang
"kau baik2 saja?" tanya Niel
Nayeon hanya menggeleng pelan sembari menunduk, melihat itu Niel menarik nafas dalam sambil menatap Naeun yang masih ada disana.
"apa yang kau lakukan? kenapa kau menampar Nayeon?" tanya Niel
"aku hanya memberinya pelajaran karena sudah berani merebut namja chingguku" jawab Naeun dingin
"apa maksudmu?" tanya Niel
"jangan berpura2 lagi Ahn Daniel...aku sudah mengetahui semuanya. hubunganmu dengan yeoja jalang ini" tukas Naeun
Niel terdiam sesaat memandang Naeun yang menatap tajam kearahnya, namja itupun menelan ludahnya karena kenyataan yang Naeun paparkan padanya.
"Naeun-a hal ini bisa dibicarakan baik2 kau tak harus menyakiti orang lain seperti ini" tukas Niel
"aku sudah berusaha bicara baik2 padanya. aku bahkan memintanya menjauhimu, tapi dia menolak" jawab Naeun mudah
"aku menolak karena aku mencintai Niel oppa, aku ingin bersama Niel oppa" balas Nayeon dengan air mata yang sudah menghiasi pipinya
"diam kau yeoja keparat" maki Naeun
"Son Naeun" Niel berusaha menahan Naeun yang akan mendekati Nayeon
Namja itu berbalik menatap Nayeon yang sudah sesengukan kemudian mengusap bahunya pelan.
"Nayeon sebaiknya kau kemobil, oppa akan bicara pada Naeun" perintahnya
"Sirroyo, aku ingin bersama oppa" bantah Nayeon
"jebal Nayeon, oppa tak bisa menyelesaikan ini jika kau ada disini" pinta Niel lembut
Ada ribuan jarum yang seakan menusuk dihati Naeun mendapati sikap yang Niel tunjukan pada Nayeon, terlebih saat tangan namja itu mengusap rambut Nayeon dengan lembut.
"arasso" jawab Nayeon akhirnya
Yeoja itu berlalu meninggalkan Niel dan Naeun yang kini membisu disana.
"jadi kau sudah mengetahuinya?" tanya Niel memecah sepi yang sesaat mereka ciptakan.
Naeun tak menjawab hanya tatapan dinginnya yang masih mengarah tajam pada Niel.
"mianhae" sesal Niel
"untuk apa kata maaf itu?" tanya Naeun
"untuk kesalahan yang kuperbuat" jawab Niel
Perasaan Naeun semakin terluka namun yeoja itu berusaha keras menahan tangis yang sudah membuat tenggorokannya sakit.
"aku salah padamu, jadi...noumu mianhae" sesal Niel
Nielpun nampak menundukkan pandangannya kini, membuat Naeun mengira2 apa yang akan namja itu katakan selanjutnya.
"sekarang...setelah tahu semuanya, aku kira...ada baiknya kalau kita tak bersama lagi" akhirnya Niel mengucapkan kalimat yang sangat tak ingin Naeun dengar.
"kau...mau mengakhiri ini?" ujar Naeun nyaris tanpa suara.
Niel mengangguk pelan membuat perasan Naeun seperti terhempas keras dari ketinggian.
"kau memilih yeoja murahan itu daripada aku?" ulang Naeun
"Naeun...geumanhae, jangan terus memakinya" larang Niel
"dia pantas menerima itu" balas Naeun
"Naeun...Nayeon tak salah, jika memang kau marah maka marah padaku. jangan marah pada Nayeon"pinta Niel
"kau mengaturku?" tanya Naeun
Niel tak bisa menjawab lidahnya kelu mendapati wajah Naeun yang penuh amarah.
"setelah menyakitiku seperti ini kau mencoba mengaturku?" tanya Naeun lagi
"anni..aku hanya.."
"aku yang terluka disini jadi...akulah yang memutuskan pada siapa aku harus marah" potong Naeun cepat
"tapi Nayeon itu sahabatmu Naeun, kalian sudah lama berteman" tukas Niel
"anni...dia bukan sahabatku lagi semenjak yeoja itu merampas namja yang kucintai" jawab Naeun
"Son Naeun" Niel mencoba meraih lengan Naeun
"Jangan menyentuhku berengsek" sentak Naeun dengan suara gemetar
Kembali Niel terdiam namja itu cukup terkejut dengan sikap yang Naeun tunjukan.
"kau ingin mengakhiri ini bukan?" tanya Naeun tanpa berani menatap Niel
Belum ada jawaban dari Niel membuat Naeun mengarahkan pandangannya tepat ke kedua mata namja itu.
"Ara...mari akhiri. Aku..tak perlu namja sepertimu menemaniku" tukasnya
Kali ini Niel menunduk tak berani membalas tatapan Naeun padanya.
"seperti berakhirnya hubunganku dan kau, aku juga tak mau berhubungan lagi dengan yeoja jalang itu" tambah Naeun
"Naeun..kau bisa melukai Nayeon jika bersikap seperti ini" tukas Niel
"apa perduliku? Hatiku juga sakit sekarang apa kau tahu?" balas Naeun
"karena itu aku meminta maaf, aku akan mencoba membantumu mengobatinya. Tapi kumohon jangan membenci Nayeon jebal" Niel memelas
Naeun tertawa hambar mendengar permintaan Niel yang dirasanya begitu lucu.
"Ahn Daniel...neo...jeongmal" hanya kata2 itu yang bisa Naeun katakan
Sakit itu semakin tak tertahan di hati Naeun, diapun berbalik agar Niel tak bisa mendapati air mata yang sudah menetes pelan dipipinya.
"aku takkan memaafakan kalian berdua...takkan" ujar Naeun mengontrol suaranya
Niel tak membalas namja itu hanya menatap punggung Naeun yang membelakanginya.
"kalian akan merasakan pembalasan apa yang sudah kalian lakukan padaku suatu saat" ancam Naeun lagi sebelum berlalu
"Son Naeun" panggil Niel
Naeun tak lagi menoleh yeoja itu memilih berlalu dengan membawa rasa sakit dan luka yang sudah tertoreh jelas dihatinya.
*
Satu tahun berlalu setelah kejadian itu, kini sosok Naeun nampak duduk di kantin bersama beberapa buku di atas meja. Yeoja itu berusaha mengalihkan perhatian dari sepasang kekasih yang memamerkan kemesraan mereka di ruang publik.
"oppa...buka mulutmu" ujar Nayeon pada Niel
Niel sedikit salah tingkah terlebih karena melihat sosok Naeun yang duduk tak jauh dari kursi tempatnya berada.
"Nayeon, biar oppa makan sendiri ya" ujar Niel lembut
"sirro...aku mau menyuapi oppa" tolak Nayeon manja
"tapi kita akan jadi pusat perhatian" Niel mencoba memberi pengertian
Pandangan Nayeon mengitari tempat itu, tak ada orang yang memperhatikan mereka sama sekali.
"oppa, tak ada orang yang melihat kita sekarang" tukas Nayeon
"Nayeon" Niel mencoba membujuk Nayeon
"whae? oppa...jangan bilang kau menolak karena ada yeoja itu disini" Nayeon merujuk sosok Naeun
Niel hanya bisa diam, namja itu sama sekali tak mampu membantah.
"oppa, kau masih memikirkannya? apa kau masih menyukai yeoja itu?" tuduh Nayeon
"anniyo" sanggah Niel berat
"lalu kenapa kau seperti memperhatikannya?" Nayeon berujar sinis
"oppa hanya..."
"hanya apa?" Nayeon menatap tajam Niel
Merasa kian serba salah Nielpun menarik nafas dalam sambil berusaha tersenyum.
"arasso...kau bisa menyuapi oppa" Nielpun terpaksa mengalah
Senyum mengembang diwajah Nayeon bersama tangannya yang menyuapi Niel.
"otte?" tanya Nayeon kembali dengan sikap manjanya
"mashita" ujar Niel sedikit tak antusias
"kalau begitu oppa harus makan dengan banyak" Nayeon kembali menyuapi Niel
Tak memiliki pilihan, Niel membiarkan Nayeon menyuapinya. Tanpa mereka sadari justru sosok Naeun kian tak nyaman dengan apa yang mereka lakukan.
"berengsek! Apa mereka sengaja melakukan itu?" sungut Naeun dalam hati
Naeun masih berusaha terlihat tenang, yeoja itu tak ingin Niel dan Nayeon melihat rasa kesal yang mendera dihatinya.
"aish..benar2 menjijikan" kembali rutukan Naeun layangkan dihatinya
Mata Naeun melirik sekilas pada sosok Niel dan Nayeon, keduanya tampak tertawa bahagia bersama. hati Naeun seketika panas, tanganyapun mengepal keras menggenggam pulpen yang sejak tadi dia gunakan.
"astaga..aku benar2 ingin membunuh mereka. tak bisakah seseorang membantuku menghilangkan kedua mahluk menjijikan itu" harap Naeun putus asa.
"bisa aku duduk disini?" sebuah suara membuat Naeun sedikit tersentak
Naeun mengadahkan kepalanya dan mendapati seorang namja berdiri dihadapannya sambil tersenyum. Tangan namja itu membawa nampan berisi makanan seraya menujuk kursi yang berada tepat dihadapan Naeun.
"Kim Namjoon" gumam Naeun dalam hati
"ya! bisa aku duduk disini?" namja bernama Namjoon itu kembali mengulang pertanyaannya
"ne" Naeun berujar acuh
"gomawo" tanpa sungkan Namjoon segera duduk tepat dihadapan Naeun
Naeunpun sempat melihat sekilas kepada namja itu yang dibalas senyuman hangat olehnya.
"syukurlah..setidaknya kehadiran namja ini menghalangi pemandangan buruk itu" Naeun kembali berujar dalam hati
Yeoja itupun menghela nafas lega sambil kembali fokus ke buku2 yang ada dihadapannya.
"kau sedang apa?" tanya Namjoon disela makannya
Mata Naeun mengarah pada Namjoon yang sudah menatapnya dengan mulut yang masih mengunyah makanan.
"kau bertanya padaku?" Naeun balas bertanya
"memangnya disini ada orang lain?" balas Namjoon tersenyum
"anni" jawab Naeun sedikit salah tingkah
"kau terlihat sibuk jadi aku sedikit penasaran" jelas Namjoon tanpa diminta
Naeun belum menjawab, yeoja itu sendiri tak tahu apa yang sedang dia lakukan saat ini.
"ku kira tak ada tugas untuk kelasmu minggu2 ini" komentar Namjoon lagi
Sedikit tersentak dengan itu, Naeun menatap bingung kearah Namjoon. Tapi namja yang dipandangannya justru terus mengukir senyum dan memasang wajah ramah padanya.
"bagaimana kau tahu?" tanya Naeun
"tentu saja tahu, kelas kita kan sama" jawab Namjoon
"jincayo?" Naeun nampak tak percaya
"hmm, kau tak pernah melihatku ya?" Namjoon melebarkan senyumnya
"aku sering melihatmu tapi tak dikelas" jawab Naeun
"lalu kau melihatku dimana?" tanya Namjoon lagi
"di lapangan baseball"
"kau pecinta baseball?" Namjoon terlihat antusias
"anni"
"lalu? Untuk apa kesana?"
"menemani Seulgi"
"Seulgi? Kang Seulgi?" tanya Namjoon
Kembali Naeun merasa kaget saat Namjoon menyebutkan nama Seulgi dari bibirnya.
"kau juga mengenalnya?"
"tentu saja, dia juga sekelas dengan kita bukan?" jawab Namjoon
"kita?" Naeun menunjuk dirinya dan Namjoon
"hmm, aku tadi bilang kalau kita sekelas. Kau tak ingat?" tanya Namjoon
"aku lupa" jawab Naeun sedikit tak enak hati
Namjoon yang mendengar itu hanya tertawa renyah membuat Naeun kembali mengernyitkan alisnya.
"aku tak tahu kalau Naeun yang pintar seorang pelupa" ujar Namjoon
"kau juga tahu namaku?" tanya Naeun
"tentu, kau kan cukup terkenal"
"kurasa kau lebih terkenal dariku" sanggah Naeun
"anni, kau lebih terkenal dariku" jawab Namjoon
"jinca?" Naeun menatap tak percaya
"ne, buktinya kau tak tahu kalau aku sekelas dengamu. Itu membuktikan kalau aku tak sepopuler itu bukan?" jelas Namjoon
Naeun memutar matanya pelan kemudian mencoba kembali fokus dengan buku2 yang ada didepannya.
"sepertinya kau sangat menyukai buku" kembali suara Namjoon terdengar
Pandangan Naeun mengarah lagi pada Namjoon yang masih setia menebar senyum diwajahnya. kali ini Naeun bisa melihat lesung pipi yang menghiasi wajah Namjoon saat namja itu tersenyum.
"dimanapun aku melihatmu, kau selalu sibuk. Kalau tidak sedang membaca pasti menulis seperti ini" urai Namjoon
"kau sering melihatku?" tanya Naeun
"ne, aku selalu melihatmu" jawab Namjoon seakan menyiratkan sesuatu
Naeun terdiam, merasa cukup terganggu dengan senyum yang di lemparkan Namjoon padanya. keduanyapun diam membiarkan tatapan mereka yang saling bertemu satu dan yang lain, hingga dering ponsel Naeun menyentak mereka.
"ne, Seulgi" jawab Naeun
"neo oddie?" suara Seulgi terdengar dari seberang
"di kantin" jawab Naeun
"ya, cepat ke lapangan baseball. Kurasa latihan akan segera dimulai" ujar Seulgi
"jinca? Apa pemainnya sudah lengkap?" Naeun menatap Namjoon yang ada dihadapanya.
Namjoon sepertinya tak mengetahui hal tersebut, terlihat dengan lahapnya namja itu memakan makan siangnya tanpa memperhatikan sosok Naeun.
"belum...tapi sepertinya mereka akan memulainya. Jadi cepatlah kemari, aku tak mau hanya sendiri disini" rengek Seulgi
Naeun menarik nafas dalam kemudian menutup buku yang ada dihadapannya
"arasso" ujarnya sambil memutuskan panggilan
Cepat tangannya menyusun barang2 miliknya, mengacuhkan sosok Namjoon yang masih menyantap makanannya disana.
"kau sudah akan pergi?" tanya Namjoon
"ne" jawab Naeun singkat'
Namjoon mengangguk namja itu masih terlihat menikmati makannya dengan santai. Sedikit bingung Naeun menghentikan kegiatannya dan menatap Namjoon.
"whae?" tanya Namjoon mendapati tatapan Naeun untuknya
"kau tak ikut latihan baseball hari ini, Seulgi bilang latihan akan dimulai" ujar Naeun
"jongmalyo?" Namjoon melihat jam tangannya
"hmm" jawab Naeun
"kenapa tak ada yang menghubungiku?" kali ini Namjoon mengeluarkan ponselnya dan melihatnya
Naeun memilih diam tak menjawab pertanyaan dari Namjoon
"apa kau akan kesana sekarang?" tanya Namjoon
"kemana?" tanya Naeun tak mengerti
"kelapangan baseball, bukankah Seulgi ada disana?" tukas Namjoon
"darimana kau tahu Seulgi disana?" Naeun balas bertanya
Namjoon tersenyum lebar sambil meneguk sisa minuman ringannya.
"Seulgi tahu kalau sebentar lagi latihan akan dimulai, itu artinya dia sedang ada disana bukan?" jelas Namjoon
"ah...majayo" Naeun mengangguk sedikit malu
"kau akan menemuinya bukan?"
"ne" jawab Naeun
"kalau begitu kita pergi sama2 saja" ajak Namjoon
"ne?" wajah Naeun nampak kaget
"kita searah, bukankah lebih baik pergi bersama?" Namjoon menegaskan usulnya
Naeun berpikir sejenak kemudian mengangguk pelan.
"itu bukan ide yang buruk" ujarnya terkesan acuh.
Namjoon makin tersenyum lebar kemudian meraih tas yang ada diatas meja.
"kajja" ajaknya
Kali ini Naeun tak menjawab hanya mengikuti langkah Namjoon, keduanya berjalan bersisian tanpa mengetahui sosok Niel yang memperhatikan keduanya.
*
"oppa" panggil Nayeon pada Niel yang tengah memilih kemeja disebuah butik
Niel menoleh dan mendapati Nayeon tengah memegang terusan pink ditangannya.
"otte? apa terusan ini cocok untukku?" tanya Nayeon
"yeppo" ujar Niel kemudian kembali memilih kemejanya
Namja itu tak sadar senyum manis diwajah Nayeon kini berganti wajah masam.
"oppa" panggilnya lagi
"hmm" jawab Niel tanpa menoleh
"Ahn Daniel" panggil Nayeon kesal
"mwoya?" Niel menoleh heran
Nayeon menggembungkan pipinya saat mata Niel sudah mengarah padanya kini.
"kenapa kau begini? Tidakkah kau bisa menjawab pertanyaanku dengan benar?" tanya Nayeon dengan wajah kesal
"memangnya apa yang salah dengan jawaban oppa? bukankah oppa sudah benar menjawabnya?" tukas Niel
"mwo? oppa bahkan menjawab dengan acuh. Apa itu yang dinamakan jawaban?" ungut Nayeon
"jadi kau ingin oppa menjawab seperti apa?" tanya Niel tak paham
"molla" jawab Nayeon ketus
Tangannya kembali meletakkan gaun yang dia pegang ditempatnya kemudian berjalan keluar butik.
"Nayeon..Im Nayeon" panggil Niel mencoba menhentikan langkah yeoja itu.
Tak perduli dengan panggilan Niel, Nayeon terus melangkah meninggalkan namja itu.
"Im Nayeon" akhirnya tangan Niel berhasil meraih lengan Nayeon
"lepaskan" ronta Nayeon
"sebenarnya ada apa denganmu? kenapa kau seperti ini?" tanya Niel heran
"Seharusnya aku yang bertanya pada oppa, kenapa oppa seperti ini?" balas Nayeon
"memangnya apa salah oppa?" tanya Niel masih tak paham
"oppa tak tahu salah oppa?" Nayeon balas beranya
"molla"
"OPPA" bentak Nayeon kesal
"whaeyo? katakan salah oppa apa jadi oppa bisa memperbaiknya" Niel mulai putus asa
"kau tak memperhatikanku sejak tadi oppa. kau terus sibuk dengan urusanmu tanpa mau melihatku" jelas Nayeon
"oppa seperti itu?" Niel tak sadar
"ne, oppa seperti itu" jawab Nayeon
Niel hanya terdiam memandang wajah Nayeon yang nampak merah padam.
"aku bertanya pada oppa berkali2 tapi oppa hanya menjawab acuh tak acuh. Apa oppa benar2 namja chingguku huh?" kembali Nayeon menghaImi Niel
"padahal dulu saat bersama Naeun onnie, kau begitu hangat dan perhatian. Kenapa padaku kau jadi begitu berbeda oppa, kenapa?" Nayeon semakin memojokan Niel
"ya, kenapa kau jadi bawa2 Naeun?" tukas Niel tak senang
"memang kenyataannya seperti itu bukan? aku selalu memperhatikanmu saat kau bersama Naeun onnie oppa, jadi aku paham perbedaan sikap yang kau tunjukan padaku dan dia" papar Nayeon emosi
Niel menarik nafas dalam mencoba menenak emosi yang juga akan menyeruak di dadanya.
"mianhae" akhirnya hanya kata itu yang bisa dia lontarkan
Nayeon mendengus kesal sambil melipat tangannya di dada.
"noumu mianhae" sesal Niel lagi
Kali ini Nayeon sedikit luluh, yeoja itupun menarik menghebuskan nafas kasar sambil melirik pada Niel.
"sudahlah, tak usah dipermasalahkan lagi" ujarnya ikut mengalah
"kau memaafkan oppa?" tanya Niel
"anggap begitu" jawab Nayeon
"kalau begitu ayo kembali, oppa akan membayarkan gaunmu yang tadi" bujuk Niel
"jinca?" tanya Nayeon senang
"ne" jawab Niel
"arasso...kalau begitu ayo kembali" Nayeon setuju dengan usul Niel
Keduanya kembali melangkah menuju butik tadi dengan senyum yang sudah menghiasi wajah keduanya. tak jauh berbeda dengan Namjoon kala itu, diapun terlihat tersenyum sendiri didalam kamarnya membayangkan sosok Naeun. sesekali Namjoon bernyanyi pelan meluapkan rasa bahagianya.
*
"Hyung" sebuah suara sedikit menyentak Namjoon yang tengah membaca buku di dalam kamarnya.
Dia menoleh kearah pintu kamarnya, seorang namja berdiri diambang pintu sambil tersenyum kearahnya.
"O...Kim Taehyung" Namjoon bagun dan menghampiri Taehyung
Keduanya saling berangkulan sembari mengubar tawa bersama.
"kapan kau kembali dari Jepang?" tanya Namjoon pada Taehyung
"tadi siang" jawab Taehyung
"aku sudah kemari mencarimu hyung, tapi kau belum pulang kuliah" tambah Taehyung
"aku memang baru kembali, tadi ada latihan baseball" jelas Namjoon
"begitu" Taehyung mengangguk paham
"ayo duduk" ajak Namjoon kemudian
Taehyung menurut, dia segera duduk bersila di bawah ranjang Namjoon begitupun dengan pemilik kamar. Keduanya diam sesaat karena Namjoon kembali menyibukan diri dengan membaca buku di tangannya. Sedangkan Taehyung terlihat memperhatikan wajah Namjoon yang nampak bahagia.
"hyung...wajahmu terlihat senang, apa terjadi sesuatu yang baik hari ini?" tanya Taehyung memandang raut wajah Namjoon.
Namjoon kembali menoleh pada Taehyung yang menatapnya lurus.
"ne, begitulah" aku Namjoon
"hal baik apa yang terjadi padamu hyung, ceritakan padaku" pinta Taehyung
Senyum Namjoon melebar bersama pandangannya yang mengarah lurus pada Taehyung. Namjoonpun mengangguk pelan sambil mengarahkan tubuhnya menghadap Taehyung.
"Taehyung-a...kau ingat yeoja bernama Son Naeun yang sering aku ceritakan?" tanya Namjoon
"Son Naeun...Son Naeun...Son Naeun" Taehyung berujar berlulang2
"ah..Son Naeun yeoja yang hyung sukai kan?" tukasnya kemudian
"ne, yeoja itu" jawab Namjoon
"apa yang terjadi? apa hyung berhasil mengajaknya berkencan?" tanya Taehyung antusias
"anni..belum sejauh itu. aku hanya baru berhsil mengajaknya bicara dan pergi kelapangan baseball bersama" ralat Namjoon
Alis Taehyung berkerut mendengar ucapan Namjoon terlebih saat mendapati senyum Namjoon yang mengembang lebar.
"hanya itu?" Taehyung nampak kecewa
"ne" jawab Namjoon
"hyung..itu bukan hal istimewa, mengapa kau harus sesenang ini?" tukas Taehyung
"bagimu memang begitu, tapi bagiku ini adalah hal baik. kau tak tahu betapa sulitnya aku selama ini mencari perhatiannya. Akhirnya hari ini aku berhasil membuatnya bicara padaku, itu...adalah pencapaian yang luar biasa untukku" Namjoon membela diri
"luar biasa apanya...kau terlalu berlebihan hyung" ejek Taehyung sembari menyandarkan tubuhnya ke kaki ranjang Namjoon.
"Ya! kau tak tahu betapa dinginnya Naeun selama ini pada orang2 sekelilingnya. Yeoja itu...bahkan tak memiliki teman kecuali Seulgi yang selalu ada bersamanya" jelas Namjoon.
"dan saat dia memberiku kesempatan untuk bisa lebih dekat dengannya, aku merasa....memiliki kesempatan untuk mencairkan sikap dingin Naeun" Namjoon berujar sambil membayangkan wajah Naeun di kepalanya.
Taehyungpun memutar bola matanya mendengar itu sambil kembali meneggakan duduknya.
"arasso...arasso, terserah pada hyung saja" Taehyung mengalah
Namjoonpun tersenyum senang mendengar, sebelum akhirnya namja itu teringat akan satu hal.
"ya, apa kau tak membawakan oleh2 dari Jepang untuk hyungmu ini?" tanya Namjoon
"sudah" Taehyung mengangguk pelan "aku menitip mochi pada ahjuma. Apa hyung belum memakannya?" lanjut Taehyung kemudian
"bukan oleh2 itu bodoh" Namjoon mendorong kepala Taehyung pelan
"lantas apa?" Taehyung menatap bingung Namjoon
"souvenir? Barang2 khas Jepang. Apa kau tak membawakannya?" jelas Namjoon
Tak langsung menjawab Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tertawa.
"aku lupa" jawabnya
"aish...kau ini" Namjoon mendorong tubuh Taehyung membuat tawa namja itu berderai
"lain kali saja ya hyung aku bawakan" tukas Taehyung
"lupakan...aku sudah tak mengharapkannya lagi" balas Namjoon
"hyung jangan marah" bujuk Taehyung
"kau menyebalkan, pulang sana...aku tak suka padamu" usir Namjoon
"hyung" Taehyung memasang aegyonya
"geumanhae, itu menjijikan" tukas Namjoon seraya bergidik
Bukan menghentikannya, Taehyungmalah terus menggoda Namjoon dengan gaya aegyonya membuat gelak tawa terdengar riuh didalam kamar kecil milik Namjoon tersebut.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro