Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tell Your World (Mikuo x fem!Reader)

Genre: Angst(?)
Rate: T
Song: Tell Your World - Hatsune Miku

  Beep..

  Suara alarm membangunkan seorang pemuda berambut turquoise dari tidurnya. Masih dengan setengah sadar, ia meraih jam yang berada di nakas lalu mematikan bunyi yang mengganggu. Meregangkan otot sejenak, pemuda itu kemudian berjalan ke kamar mandi, bersiap untuk menjalani rutinitasnya.
  Setelah siap untuk berangkat menuju sekolah, pemuda bernama Hatsune Mikuo itu segera melangkahkan kaki keluar rumah bersama kakak kembarnya, Hatsune Miku. Jarak dari rumah mereka cukup dekat, sehingga tak lama kemudian mereka telah sampai di sekolahnya.

  "(First name)-chan~!", teriak Miku memanggil seorang gadis bersurai (Hair colour) yang juga berjalan ke arah mereka di koridor.

  Gadis itu mempercepat langkahnya namun tidak sampai berlari.

  "Miku-chan! Jangan ribut di koridor!", titah (Your name) setengah berteriak.

  "Ehehe... Gomen", balas Miku polos.

  (Your name) menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya ke Mikuo yang sejak tadi hanya diam.

  "Ohayou, Mikuo-kun!", sapa gadis itu sambil tersenyum.

  Mikuo tampak kaget. "O-ohayou, (First name)-c-chan", balasnya gugup.

  "Saa, ayo ke kelas!", ajak Miku dengan suara yang tak terlalu keras sambil menarik sahabat dan kembarannya itu.

.

  Tanpa terasa pelajaran terakhir baru saja selesai. Itu berarti kini saatnya untuk pulang. Mikuo mengemasi barangnya sama seperti apa yang dilakukan anak lain. Setelah seluruh barangnya masuk ke dalam tas, ia segera menghampiri kakak kembarnya dan (Your name) yang sudah siap untuk pulang.

  "Kaerimashou!", ajak (Your name) penuh semangat. Ia sudah lebih dulu berjalan keluar kelas.

  "Nee, aku tahu kau menyukainya", tutur Miku tiba-tiba saat si gadis surai (Hair colour) sudah tak terlihat.

  "Huh?", Mikuo menghela nafas saat menyadari maksud ucapan sang kakak. "Aku memang menyukainya"

  "Miku-chan! Mikuo-kun! Kita jadi pulang bersama atau tidak?", tanya (Your name) yang tiba-tiba saja menyembulkan kepalanya dari bingkai pintu.

  "Hai'. Matte, (First name)-chan!", balas Miku sedikit kaget dengan kemunculan tiba-tiba gadis tersebut. "Saa, kalau begitu cepat beritahu dia!", saran Miku setengah berbisik sambil tersenyum kemudian melangkahkan kaki menyusul (Your name).

.

  Disaat kakak kembar dan sahabatnya sedang mengobrol cukup jauh di depan, Mikuo sibuk dengan pemikirannya sendiri di belakang. Ia sibuk melamunkan perasaannya. Mikuo menyukai (Your name). Ya, ia menyukai sahabatnya sendiri, hanya saja ia takut akan merusak persahabatan mereka jika ia mengungkapkannya.

  "Mikuo-kun! Miku-chan bilang ada yang ingin kau katakan padaku secara empat mata. Apa itu benar?"

  Di tengah pemikirannya, tiba-tiba Mikuo tersadar berkat kemunculan (Your name) di depannya. Pemuda itu berjengkit sedikit karena kaget. Dengan penuh tanda tanya ia menatap kakak kembarnya seolah meminta penjelasan tentang ucapan yang baru saja ia dengar.
  Miku yang melihat tatapan itu hanya bersiul-siul pelan sambil mengalihkan pandangannya dari Mikuo, tidak berniat menjawab pertanyaan tak langsung dari sang adik kembar.

  "Baiklah...", ucap Mikuo setelah sebelumnya menghela nafas karena ulah Miku. "Jadi seperti ini... ano..."

  "Mikuo-kun! Awas!"

  Tanpa sepengetahuan Mikuo, (Your name) seketika mendorongnya cukup jauh ke belakang. Dan setelah itu ia dapat melihat dengan jelas sebuah besi yang biasa dipakai sebagai kerangka bangunan jatuh, menimpa tubuh (Your name) sepenuhnya. Cairan merah menggenang di bawah bongkahan besi tersebut. Mikuo dan Miku hanya bisa shock melihatnya.

  "(F-First name)... -chan...", lirih Miku sambil berjalan dengan ragu mendekati besi itu.

  Mikuo terdiam. Sepenuhnya kaget berkat pemandangan yang baru saja dilihatnya. Tubuhnya bergetar. Bahkan karena terlalu kaget, ia tidak bisa mengungkapkan sepatah katapun. Orang-orang yang melihat kejadian tadi mulai berdatangan mengelilingi Mikuo dan Miku. Cukup lama Mikuo terdiam hingga pada akhirnya hanya teriakan nama (Your name) yang keluar dari mulut pemuda tersebut.

.

  Di dalam kamar yang gelap gulita, Mikuo duduk memeluk lututnya di sudut kamar. Sudah beberapa hari setelah tragedi mengerikan itu dan seperti inilah rutinitas Mikuo. Ia masih bersekolah, hanya saja seusai sekolah ia hanya akan mengurung diri dalam kamarnya. Sifat ramahnya menghilang, berubah menjadi sifat pendiam tak acuh yang tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar.

  "Mikuo-kun, sekarang sudah saatnya makan malam!"

  Suara sang ibu terdengar dari balik pintu.

  "Tinggalkan saja di pintu", titah Mikuo pelan namun yakin jika sang ibu dapat mendengarnya.

  Setelah itu tak ada lagi suara. Sang ibu pasti sudah pergi. Mikuo masih terdiam. Lalu ia dengan gontai melangkah ke sudut kamar lain, menyalakan lampu, kemudian ke meja belajarnya. Mendudukan diri di kursi, Mikuo mengambil secarik kertas dan pena lalu mulai menulis. Ia tuangkan segala perasaan yang selama ini masih tersimpan di dalam dada. Tentang semua hal yang ingin ia katakan, serta tentang semua perasaan yang tak sempat ia jelaskan kepada sahabatnya dulu.
  Kalimat demi kalimat mulai tertulis. Beberapa menit kemudian kertas itu telah penuh oleh rangkaian-rangkaian kata yang mewakili perasaannya. Kemudian pemuda itu melipat dan memasukkannya ke dalam laci, dimana terdapat banyak kertas yang sama di sana.

.

  Waktu telah berlalu cukup lama semenjak kematian (Your name). Kini Mikuo sudah lulus dari sekolahnya dan bekerja menjadi seorang penyanyi. Namanya sekarang tengah naik daun. Bersama sang kakak kembar ia berhasil membuat namanya terkenal dimana-mana. Tawaran untuk bernyanyi tak henti-hentinya ia terima. Sebagai contoh, sekarang ia sedang berjalan memasuki panggung untuk membawakan sebuah lagu yang beberapa hari lalu berhasil ia buat.

  "Kiite kudasai", ucapnya sebelum kemudian duduk di kursi piano lalu memainkannya.

  Pada awalnya suara tuts piano yang ditekan terdengar lembut. Beberapa saat kemudian Mikuo mulai bernyanyi diikuti suara dari alat musik lain.

I don't want to forget these feelings I can't explain
So I'm breaking the norm, deleting the provided layout
I'll sing my own song
And send the words once locked within my breast to the sky

These things I want to tell you
The things I want to reach you
May they converge together
And reach out to you

All these words I want to tell you
And this song I want you to hear
Everything is joined in a cirlce
Joining us all together
No matter where you may be

This clear white light reminds me of your voice
I felt it tumble into the palm of my hand
It caused my finger to suddenly move along with the beat
I'm setting all of these words into that rhythm and sending them to the heavens

These things I want to tell you
The things I want to reach you
May they join a line
That they may reach you, so far away from me

These words I want to tell you
And this song that I want you to hear
They join together with other, ordinary things
Connecting us all together
No matter where we may be

As I dance through these unchanging days
I began to think that they are a gift given to us
And that moment I believed, my world began to shake
Tell me, I wanna know about your world!

These things I want to tell you
The things I that I want to reach you
May they join into a line
So they may reach you, so far away

These words I want to tell you
And the song I want you to hear
They join together with other ordinary things
Connecting us all to each other
No matter how far away we may be..

  Perlahan suara musik mulai mereda hingga pada akhirnya dentingan tuts terakhir terdengar. Ketika lagu telah selesai, tepuk tangan meriah dari para penonton memenuhi area. Penonton tampak sangat senang dan puas dengan penampilan Mikuo.

  "Arigatou!", seru Mikuo dengan raut yang tampak gembira lalu segera turun dari panggung.

  Pemuda itu langsung berlari menuju ruang ganti miliknya, mengunci pintu dan mendudukan diri di kursi dengan kepala tertunduk. Di situlah perasaannya yang asli terlihat. Mikuo menangis. Sampai sekarang ia masih menyesal tentang kejadian beberapa tahun lalu. Seandainya saja saat itu ia bisa mengatakan lebih cepat. Seandainya saja saat itu ia tidak berhenti di tempat yang salah. Dan seandainya saja dulu ia tidak memilih hari itu untuk mengatakan perasaannya. Maka, semuanya pasti tidak akan berakhir seperti ini.
  Tetapi Mikuo tahu, seberapa banyak kata "seandainya" yang ia ucapkan, seberapa dalam rasa penyesalannya, dan seberapa inginnya ia untuk mengulang waktu, semuanya pasti tetap akan seperti ini. Waktu tak bisa diulang. Seberapa keras ia mencoba, waktu pasti tetap tidak akan bisa diulang.

.

A/N:
Huaaa... Fic apaan ini?! Oneshot pertama udah dibikin angst aja! Gomen, readertachi~! Tapi beneran deh. Kalo denger lagunya plus baca liriknya, saya pasti baper mulu. Sekian aja deh curhatan saya.
Saa, jaa mata, readertachi~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro