Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6 - RESTORAN BURGER


MASA KINI

Acha melambaikan tangannya dengan senyum merekah sangat senang melihat Amanda akhirnya datang. Sudah lama mereka tidak berjumpa sejak Acha sibuk dengan kuliahnya dan Amanda sibuk dengan persiapan ujian skripsinya.

"Amanda kangen banget," seru Acha langsung berdiri dan memeluk Amanda.

Amanda melepaskan pelukan Acha.

"Baru juga seminggu Cha nggak ketemunya," balas Amanda acuh tak acuh.

Acha mendecak pelan sedih dengan respon Amanda yang tak seantusias dirinya.

"Bagi Acha nggak ketemu Amanda seminggu udah kayak nggak ketemu setahun!" sunggut Acha melebihkan.

"Kan mulai hiperbolanya," sindir Amanda.

Bibir Acha semakin mengerucut ke depan.

"Acha serius tau!"

"Sekarang gue tanya..." Raut wajah Amanda berubah lebih serius.

"Apa?"

"Pilih gue atau Iqbal?"

"Iqbal," jawab Acha cepat tanpa pikir panjang.

Kini giliran Amanda yang berdecak kesal, kecewa dengan jawaban Acha. Sedangkan, Acha sudah puas tertawa.

"Tumben banget Amanda ngajak makan di restoran burger?" tanya Acha beralih topik. Memang benar rencana mereka untuk bertemu hari ini semuanya diatur oleh Amanda. Meskipun gadis itu yang telat datang.

"Kalau lo yang pilih bisa-bisa makan sushi lagi gue," seru Amanda sangat tau kesukaan Acha.

Acha mengangguk-angguk tak bisa melawan pernyataan Amanda barusan. Mereka berdua pun segera memesan makanan. Dua cheeseburger dan dua cola.

****

Baik Acha dan Amanda terlihat begitu senang bisa bertemu lagi dan bercerita banyak. Acha bercerita tentang kesulitannya di dunia perkulihan dan Amanda mencairkannya dengan mengajak Acha membicarakan teman-teman kuliahnya yang menurut Amanda aneh.

"Nggak baik tau Amanda bicarin teman di belakang," ucap Acha mengingatkan.

"Dengerin gue dulu. Lo tau nggak sih Cha..."

"Kalau awalnya udah lo tau nggak sih, panjang pasti ceritanya," potong Acha dengan yakin.

Amanda mendesis gemas.

"Dengerin gue dulu. Gue bukannya mau jelek-jelekin, gue cuma mau utarakan ketajuban gue. Oke?"

"Oke Acha coba dengerin."

Amanda tersenyum puas. Ia pun mulai bercerita.

"Temen-temen kuliah gue hampir semua sudah punya pacar. Begitu pun juga dengan gue. Tapi, gue tuh heran sama mereka."

"Heran kenapa?" Acha mulai penasaran.

"Mereka udah punya cowok, tapi kalau diajak cowok lain nongkrong mereka oke-oke aja. Dan, mereka keluar sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan pacarnya,"

"Mereka selingkuh Amanda?" kaget Acha.

"Bukan selingkuh. Lebih ke mencari kebebasan. Tapi, bisa ya?"

"Acha pasti udah ketahuan sama Iqbal kalau keluar sama cowok lain," lirih Acha tak berani melakukan hal seperti itu.

Amanda mengangguk setuju.

"Gue juga. Bisa dipenggal kepala gue sama Rian."

"Pacar kita kelihatannya cuek tapi posesif ya ternyata," ucap Acha menyadari salah satu sifat Iqbal dan Rian.

Amanda terkekeh pelan lagi-lagi setuju dengan ucapan Acha.

"Apa kita perlu coba, Cha?" tanya Amanda memberikan ide gilanya.

Kedua mata Acha langsung melotot tak santai.

"Coba apa Amanda?"

"Coba nongkrong sama teman cowok kita. Kan, cuma nongkrong aja bukan selingkuh."

"Acha takut Amanda. Nanti kalau Iqbal tau gimana? Pasti marah."

"Nggak akan marah. Bilang aja kita cuma nongkrong santai mencari kebebasan."

Acha bergumam pelan, masih ragu dengan ajakan Amanda.

"Daripada nongkrong dengan cowok lain, gimana kalau kita double date aja? Acha dengan Iqbal dan Rian dengan Amanda?"

*****

Iqbal dan Rian mendecak kesal, permainan mereka sedari tadi direcoki oleh Gleng yang terus memaksa ingin memakan burger.

"Ayo!! Gue lagi ngidam banget. Gue traktir lo berdua sepuasnya!"

"Bokap gue kaya raya, gue bisa beli sendiri," tolak Rian makin kejam.

"Warisan gue banyak, belum habis," tambah Iqbal lebih kejam.

Glen menghela napas panjang berusaha sabar.

"Sekali aja senengin gue. Sumpah gue pengin banget makan burger! Lo berdua mau tanggung jawab kalau anak gue ileran? Hah?"

Rian mendecak sebal, telinganya mulai panas karena ocehan Glen yang semakin tak jelas. Rian menoleh ke Glen.

"Lo bisa pesan lewat aplikasi delivery-kan?" sunggut Rian.

"Gue pengin makan langsung di restorannya," rajuk Glen.

"Nggak usah manja!"

"Plis, temenin gue makan burger di restoran, Yan. Gue janji sebagai gantinya kalau kalian nemenin gue hari ini, gue nggak akan hubungin kalian selama seminggu ini. Full!!"

Tanpa banyak pikir panjang, Rian dan Iqbal langsung melemparkan stik PS mereka dan langsung berdiri. Keduanya menatap Glen dengan yakin.

"Restoran burger sebelah mana? Ayo kita kesana sekarang," seru Rian sangat semangat.

"Ayo berangkat!" tambah Iqbal langsung menyusul Rian yang sudah berjalan duluan keluar.

Glen mengelus dadanya berusaha untuk sabar.

"Gini amat punya sahabat minus akhlak!"

*****

Acha merasa tak nyaman sejak makanannya datang bersamaan juga ada segerombol cowok yang duduk disebrang mejanya. Sedari tadi terus memandangi ke arah mejanya. Napsu makan Acha jadi hilang.

"Udah Cha makannya? Nggak dihabisin?" tanya Amanda melihat Acha meletakkan Burgernya yang masih sisa setengah.

Acha mencondongkan tubuhnya dan berbisik.

"Acha nggak nyaman, Amanda," jujur Acha.

"Nggak nyaman kenapa?" bingung Amanda.

Acha memberikan kode dengan lirikan mata ke arah kanan.

"Jangan dilihat ya. Cowok-cowok meja sebrang sedari tadi lihatin ke kita terus senyum-senyum nggak jelas. Kan, ngiri."

Mendengar penjelasan Acha, bukannya menuruti Amanda malah dengan santainya langsung menoleh ke meja yang dimaksud Acha. Dan, benar saja beberapa cowok melihatnya dan terlihat kaget karena Amanda menatap mereka.

"Amanda!! Udah Acha bilang jangan dilihat!" pekik Acha merutuki kelakuan sahabatnya.

Amanda kembali menatap Acha dengan ekspresi santai, tak seperti Acha yang sudah panik sendiri.

"Mungkin mereka kagum dengan kita. Wajar Cha, kita kan cantik," ucap Amanda penuh percaya diri.

Acha melengos, tidak kaget dengan balasan tajam Amanda.

"Ya, tapi nggak gitu juga ngelihatinnya Amanda. Sejak mereka datang sampai sekarang."

Kini, Amanda yang mendekatkan tubuhnya ke Acha.

"Gue yakin, satu atau dua diantara mereka bakalan nyamperin kita dan minta nomer kita," ucap Amanda dengan senyum smriknya.

Acha tak bisa membantah, dilihat dari gelagat cowok-cowok itu memang seperti ada ketertarikan dengan dirinnya atau Amanda. Dan, kejadian seperti ini pun bukan satu atau dua kali dialamai oleh Acha. Seperti ucapan Amanda, pada akhirnya cowok itu akan mendekatinya dan meminta nomornya.

"Acha nggak akan kasih nomer Acha. Acha akan tolak. Nanti Amanda langsung usir aja ya kalau ada salah satu dari mereka yang datang," ucap Acha memberikan strateginya.

Amanda menggeleng, menolak.

"Biarin aja, Cha. Kapan lagi kita bisa ngobrol dengan pegagum kita. Siapa tau bisa nambah teman yang asik."

"Amanda nanti kalau ketahuan Iqbal dan Rian gimana? Kita bisa dikira selingkuh!"

"Cha, nyatanya kita nggak selingkuh!" balas Amanda tak mau kalah.

"Acha nggak mau Amanda, Acha takut."

"Kenapa takut? Rian dan Iqbal nggak ada di sini Acha! Jangan takut."

Acha mengedarkan pandangannya ke sekitar dan memang benar tidak ada sosok Iqbal ataupun Rian di restoran ini.

Amanda memegang tangan kanan Acha, meyakinkan sahabatnya.

"Tunggu aja, sepuluh atau lima belas menit lagi pasti ada yang nyamperin kita."

*****

Kedua mata Glen berbinar-binar saat melihat restoran Burger. Ia segera masuk ke dalam dan menyeret kedua sahabatnya, Iqbal dan Rian. Keduanya pun pasrah saja ikut Glen duduk di meja paling ujung.

"Buruan pesan! Gue traktir sepuasnya!" seru Glen semangat.

Rian dan Iqbal hanya bisa menghela napsa pasrah dan mulai melihat menu-menu burger yang ada di iPad di depan mereka.

Sedangkan Glen menuju dengan sabar kedua sahabatnya tengah memiliki menu. Glen mengedarkan pandangannya hingga akhirnya kedua matanya terhenti di sudut meja tengah. Dua gadis yang sangat Glen kenal.

"Acha? Amanda?"

Mendengar nama Acha dan Amanda disebut, Iqbal dan Rian langsung mendongakkan kepala, menatap Glen bingung.

"Itu Acha dan Amanda, kan?" ulang Glen lagi sembari menunjuk ke dua gadis tersebut.

Iqbal dan Rian langsung menoleh ke arah jari telunjuk Glen. Memang benar yang dilihat Glen adalah Acha dan Amanda.

"Lo berdua ngasih tau kalau kita bakalan ke restoran burger?" tanya Glen lagi ke Iqbal dan Rian.

Iqbal dan Rian meneggeleng, masih tak mengalihkan tatapan mereka dari sang pacar masing-masing.

"Nggak," serempak keduanya.

"Panggil sana, gabung makan di meja kita sekalian," suruh Glen.

Rian dan Iqbal saling bertatapan.

"Gue aja yang manggil," ucap Rian bersiap untuk berdiri. Namun, saat Rian akan melangkah tiba-tiba dua cowok dari meja sebrang Amanda dan Acha berjalan mendekat dan langsung duduk dengan santainya.

Baik Iqbal dan Rian langsung kaget melihatnya.

"Busyet, gercep amat tuh dua buaya darat," seru Glen malah sengaja mengompori kedua sahabatnya.

Rian bersiap meneruskan langkahnya yang tertunda. Namun, Iqbal mencegahnya, menyuruhnya duduk dulu.

"Kenapa?" protes Rian karena Iqbal menahannya.

"Duduk dulu," suruh Iqbal.

Rian menghela napas pelan, kemudian menurut. Ia kembali duduk dan mau tak mau ikut mengamati dengan perasaan berkobar.

"Waduh tatapan para buaya darat dalam bro!!"

****

"Boleh kenalan, nggak?"

Acha dan Amanda saling berpandangan, dugaan mereka sangat benar. Dua cowok dari sebrang meja menghampiri mereka dan tanpa malu langsung duduk di kursi depan mereka.

"Boleh," jawab Amanda tanpa takut.

Acha melototkan matanya ke Amanda, gadis itu menepati ucapannya. Acha hanya bisa geleng-geleng berharap kejadian ini tidak akan diketahui pacar mereka.

"Gue Afan," ucap salah satu cowok bernama Afnan yang memiliki alis cukup tebal dan mata yang menawan.

Amanda membalas jabatan tangan Afnan.

"Gue Amanda, temen gue Acha."

Acha tersenyum kaku.

"Acha," balas Acha seadanya.

"Gue Rion," ucap teman Afnan yang memiliki lesung pipi dan tak kalah menawan dari Afnan.

Acha merasa lebih tak nyaman, ingin rasanya ia pergi saja. Namun, jika dia tiba-tiba pergi pasti Amanda akan marah kepadanya.

"Kalian berdua aja?" tanya Afnan basa-basi.

"Dari tadi lo dan teman-teman lo lihatin kita dan memang berdua, kan?" balas Amanda tak ada manis-manisnya.

Afnan dan Rion tersenyum kaku, terlihat kaget dengan balasan tajam Amanda.

"Kalian masih kuliah? Jurusan apa?" tanya Afnan.

"Gue ambil Bisnis dan Manajemen," jawab Amanda.

"Kalau lo, Cha?" tanya Rion terlihat tertarik dengan sosok Acha.

"Kedokteran," jawab Acha malu-malu.

Wah! Baik Rion maupun Afnan terlihat kagum dan tak menyangka.

"Lo udah cantik ternyata pintar ya," Rion tak malu mengutarakan kekagumannya ke Acha.

"Makasih."

"Lo berdua masih kuliah juga?" tanya Amanda.

"Gue dan Afnan sudah lulus kuliah tahun kemarin. Dan, sekarang sedang rintis bisnis café. Kapan-kapan kalian berdua mau datang ke café kita?" Rion memberanikan diri untuk menawari.

Acha dan Amanda mengangguk-angguk kecil, menyimpulkan bahwa kedua cowok di hadapan mereka ini lebih tua dari mereka.

"Boleh, kapan-kapan kita akan mampir," jawab Amanda.

Rion menoleh ke Acha, ingin memastikan.

"Lo bakalan datang kan, Cha?"

Acha tersenyum kaku, bingung harus menjawab. Acha dapat merasakan kakinya disenggol oleh Amanda dari bawah.

"Iya, Acha usahain," jawab Acha pasrah.

Amanda tersenyum puas mendengar jawaban Acha. Begitu juga dengan Rion terlihat senang.

"Kalau boleh tau, kalian udah punya pacar?" kini giliran Afnan yang bertanya.

Amanda dan Acha langsung terdiam, tak ada yang berani menjawab. Mereka tak menyangka akan langsung mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Afnan.

"Kalau belum dan nggak keberatan, kita boleh minta nomer ponsel kalian?" lanjut Afnan lebih berani.

Afnan langsung menyodorkan ponselnya ke arah Amanda dan membuat baik Acha maupun Amanda semakin bingung.

"Mereka berdua sudah punya pacar."

Amanda dan Acha langsung menoleh ke sumber suara. Kedua mata mereka langsung terbelalak lebar dengan mulut ikut sedikit terbuka saking kagetnya melihat sang pemilik suara.

Amanda dan Acha dengan jelas melihat sosok Rian dan Iqbal berdiri bersamaan di samping meja mereka. Entah sejak kapan pacar mereka ada di restoran ini. Amanda dan Acha tidak tau dan tidak menyadarinya.

"Kalian siapa?" tanya Rion merasa terganggu dengan kehadiran Iqbal dan Rian.

"Pacar mereka," jawab Rian dingin.

Ah! Nyali Rion dan Afnan langsung menciut. Dengan cepat Afnan segera memasukan ponselnya.

"Kalau gitu, kita pamit dulu," ucap Afnan memilih segera pergi.

Rion terlihat masih tidak rela untuk pergi, namun tatapan tajam dari Iqbal membuatnya akhirnya beranjak kembali ke mejanya.

Kini tinggal Amanda dan Acha yang membeku bagaikan patung. Kedua tangan mereka tanpa sadar sudah terkepal dan terasa lebih dingin.

"Lupa kalau udah punya pacar?" sinis Rian.

"Gue bisa jelasin, Yan," jawab Amanda dan langsung berdiri.

"Tentu aja lo harus jelasin, Amanda."

Amanda segera mengambil tasnya dan menyeret Rian dari restoran. Ia tak mau bertengkar dengan Rian di restoran dan dilihat oleh orang-orang pasti sangat memalukan.

Setelah kepergian Amanda dan Rian, tinggal Acha dan Iqbal yang masih saling bertatap. Acha tak bisa membaca arti dari tatapan Iqbal. Cowok itu tak menatapnya sedingin Rian ke Amanda, tapi juga tak selembut biasanya.

"Iqbal, Acha juga bisa jelasin," lirih Acha memberanikan diri.

"Ayo pulang," ajak Iqbal. Ia mengambil tas Acha membawakannya.

Iqbal meraih tangan Acha dan mengenggamnya sangat erat. Kemudian mereka berdua berjalan keluar dari restoran.

Acha melirik ke arah Iqbal. Cowok itu diam saja, melihat Iqbal yang begitu tenang membuat Acha lebih gelisah.

"Iqbal marah sama Acha?"

*****

#CuapCuapAuthor

GIMANA OUR MARIPOSA PART ENAM? SUKA ANGGAK?

Semoga teman-teman Pasukan Pembaca selalu suka OUR MARIPOSA, selalu support OUR MARIPOSA dan selalu baca OUR MARIPOSA.

OUR MARIPOSA PART TUJUH DAN OUR MARIPOSA PART DELAPAN SUDAH UPDATE LEBIH DULU DI AKUN KARYAKARSAKU YA. KALAU TEMAN-TEMAN PASUKAN PEMBACA INGIN BACA OUR MARIPOSA PART 7 LEBIH CEPAT BISA BACA DI AKUN KARYAKARSAKU.

FOLLOW AKUN KARYAKARSAKU SEKARANG JUGA ^^


CARANYA :

-Download aplikasi Karyakarsa di Playstore atau Appstore lalu follow akun : lulukhf

atau

- Langsung buka di web browser (safari atau chrome) kalian : www.karyakarsa.com/lulukhf

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA.

MAKASIH BANYAK SEMUANYA DAN SELALU SAYANG KALIAN SEMUA. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YA ^^


Salam,


Luluk HF 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro