Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kurokawa Family

Keluarga Kurokawa, keluarga damai, adem, tentram. Di kedua cerita sebelumnya tampak sang Ibu yang tertekan, namun sekarang beda, karna kali ini anaknya yang tertekan.

Bangun tidur, ngeliat orang tuanya bucin, pulang sekolah, ngeliat orang tuanya bucin, bahkan pas tidur pun dia terganggu oleh suara dari kamar orangtuanya yang penuh dengan teriakan-teriakan dan kegaduhan hqq.

Karna lagi nonton film horor.

Hayo kalian mikir apa hayoo🌚.

Ya... Walaupun nggak selalu karna film horor sih'-'.

Intinya, sang anak berumur 5 tahun yang bernama Kurokawa Zael suka tertekan melihat Kurokawa Izana dan Kurokawa Melani yang terus-terusan bucin sampe mampus. Kalau Izana bucin dengan tindakan, kalau Melani bucin dengan perkataan, sampai-sampai Zael di buat makin tertekan karnanya.

Bahkan saat ini pun, dia hanya bisa memasang wajah datar kala melihat kedua orangtuanya masih tidur berpelukan dengan posisi Melani diatas Izana. Mereka bangun kesiangan, saat ini jam 8 pagi tapi mereka belum bangun, pada akhirnya Zael yang harus bangun sendiri untuk membangunkan kedua orangtuanya.

Zael menarik selimut yang menutupi keduanya, lalu menarik Melani agar menyingkir dari atas Izana.

"Mama, ini udah siang loh, katanya Mama mau ketemuan sama tante Olifia dan tante Agistha" Zael mengguncang badan Melani, namun sang Ibu tak kunjung bangun. Pada akhirnya Zael harus menggunakan trik ini agar membuat Mamanya terbangun dari mimpi indah bersama para husbu.

"Papa selingkuh sama om Kakucho tuh" dalam sekejap, mata Melani melotot dan dia langsung terduduk. Menoleh kesamping dimana suaminya berada.

Saat melihat atensi sang suami yang masih tertidur pulas dengan baju atasan yang sudah tak ada, Melani kembali tiduran di atas Izana dan menyembunyikan wajahnya di cekuk leher Izana.

Zael mengkesal, karna Melani yang tak kunjung bangun, padahal perut sudah meronta-ronta kelaparan. Kali ini dia akan menggunakan trik kedua, membangunkan sang Papa.

"Papa... Bangun, Zael laper" Zael menusuk-nusuk pipi Izana dengan jarinya, tapi Izana justru memeluk Melani dan mengubah posisi mereka jadi miring memunggungi Zael.

Zael lelah, letih, lesu, loyo, letoy karna kelakuan orangtuanya, dia pun masuk ke kamar mandi dan menitikan setetes air di kedua mata lalu kembali ke kamar kedua orang tuanya.

Zael menarik nafas, lalu menghembuskannya, memasang ekspresi sedih, dengan lirihan tangisan kecil.

"Hiks.... Mama..." lirih Zael, Izana dengan insting kebapakan nya terbangun, menoleh ke Zael yang wajah basah penuh air mata, padahal air biasa.

"Kamu kenapa nangis?.." dengan suara lembut Izana mengelus kepala Zael, dan dijawab telunjuk yang menunjuk ke arah Melani.

"Mama nggak bangun-bangun hiks... Zael takut.." ucap Zael dengan suara yang sengaja di getarkan agar menambah kesan semakin sedih. Izana menatap Melani, mengelus pipinya dengan lembut.

"Sayang... Ayo bangun" ucap Izana, namun Melani masih tak menunjukan bahwa dia sudah kembali dari alam mimpi. Izana panik, kali ini dia menggunakan cara lain, membanjiri wajah Melani dengan kecupan.

Zael yang di belakangnya hanya bisa memasang wajah jengkel, masih pagi dah uwu uwu an, capek Zael tuh.

Melani yang merasa tidurnya terganggu pun mengerang pelan dan membuka mata. Terdiam sebentar menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra coklatnya.

"Ohayou" ucap Melani dengan senyuman di wajah saat melihat wajah tampan sang suami yang terkena cahaya cahaya pagi melalui jendela tengah menatapnya khawatir.

Dia mendudukan dirinya, lalu menatap Izana heran.

"Ada apa?" tanya Melani.

"Pagi pagi wajah udah kusut begitu, nanti gantengnya ilang loh, eh, tetep ganteng deh" lanjutnya dengan cengiran khas. Ya, khas bangun tidur, kuning.

"Zael nangis karna kamu nggak bangun-bangun, aku kira kamu kenapa-napa" Izana menghela nafas, lalu memeluk Melani. Melani ingin memeluknya kembali, tapi harus di batalkan karna perut Zael yang berbunyi kencang.

"Zael mau di adopsi tante Agistha yang perhatian ke anaknya aja deh" Zael membalikan badannya hendak melangkahkan kaki, namun Melani terlebih dahulu melompat dari kasur dan memeluk Zael.

"Jangan dong! Nanti kalo Papa ninggalin Mama, kan Mama nggak punya cogan lagiiii!" ucap Melani yang memeluk Zael dari belakang.

"Kan Mama bilang mau selingkuh sama om Kakucho" ucap Zael dengan wajah polos nan datar. Melani tersentak, menoleh patah-patah ke belakang dimana Izana berada.

Izana berwajah datar, namun dari manik matanya tersirat kemarahan. Izana menyisir rambutnya dengan jari kebelakang, membuat jiwa Melani meronta-ronta melihat ketampanan yang luar biasa.

"Kayanya harus culik Agistha deh" ucap Izana mengelus tekuknya.

"Untuk apa?.." tanya Melani dengan raut kebingungan.

"Buat ngancem Mikey dan buat dia bunuh Kakucho" jawab Izana dengan senyuman mautnya membuat Melani terdiam.

"Kamu di hasut Kisaki lagi? Kan kamu bisa bunuh pake tangan sendiri..." ucap Melani. Izana bangun, lalu menghampiri Melani yang duduk di lantai, berjongkok di depannya dan menangkup pipi Melani.

"Kalau begitu kamu ingin aku membunuhnya sendiri, hm?" tanya Izana dengan suara berat dan seringaian. Melani terdiam, bukan karna ketakutan melainkan mengagumi wajah tampan sang suami. Setelah tersadar dari lamunannya, Melani pun menggelengkan kepala.

"Kalau begitu dengarkan baik-baik perintahku dengan telinga manismu itu. Jangan dekat-dekat dengan Kakucho" Izana menajamkan penglihatannya, menatap Melani yang masih terdiam memandangi dengan rona merah di pipi.

"B-baiklah..." jawab Melani dengan sedikit gugup karna wajah Izana yang mendekat. Izana diam, lalu tersenyum lebar sambil mengelus kepala Melani dengan lembut.

"Good girl" Izana mencubit hidung Melani pelan.

"Ah, you're not a girl anymore. You're a woman. My woman" Izana mengecup dahi Melani lalu berdiri dan pergi masuk ke kamar mandi, meninggalkan Melani yang jantungnya sedang berdisko ria.

"Mama, Zael laper" ucap Zael, melihat wajah Melani dan terdiam.

"Yah... Eror lagi dah" lanjutnya setelah melihat wajah Melani yang sepenuhnya merah.

"Dah lah, minta tante Agistha masakin telor" Zael pun ngacir keluar dan mengetuk kamar Agistha dan Mikey.

Ah, kalian belum tau ya? Keluarga Sano dan Kurokawa itu satu rumah, bahkan diam diam Izana dan Melani melihat interaksi Mikey dan Agistha di chapter sebelumnya.

"Mama aja yang masakin" Melani bangun dan langsung menggendong Zael. Berjalan ke dapur, menurunkan Zael di meja makan, dan mulai memasak.

Saat sedang memasukan bumbu sup yang dia buat, Izana memeluknya dari belakang dengan kondisi rambut yang basah. Setetes demi setetes airnya mengalih ke tekuk Melani, membuatnya merinding karna air yang cukup dingin.

"Masak apa?" tanya Izana, Melani meneruskan pekerjaannya dan tersenyum kecil.

"Masak sup dengan rasa cintaku padamu" ujar Melani dengan cengirannya, Izana terkekeh pelan dan mengecup pipi Melani.

"Hm, banyakin rasa cintanya ya, biar aku puas" ucap Izana dengan senyum kecil.

"Percuma, kamu kan haus akan cintaku hehe" Melani mengaduk-aduk sup yang ia buat dengan kekehan.

"Haha, iya iyaa, kamu luar biasa banget sampe aku nggak pernah bosen ngerasain cinta kamu" jawab Izana memeluk Melani dari belakang.
Sementara itu, sang anak yang melihat interaksi mereka berdua hanya bisa datar.

"Gini amat punya ortu"

*•°•Bersambung•°•*

*•°•Kurokawa Zael•°•*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro