Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Baji Family

Keluarga Baji. Keluarga adem ayem tapi sekalinya gaduh satu kota pun pindah ke planet lain. Masalahnya, bapaknya absurt, suka bakar mobil kalo laper, nonjok orang kalo ngantuk. Emaknya juga absurt, kalo lagi gabut, temennya jadi korban, entah di iket terus di gantung di tiang bendera, maupun diem diem foto muka jelek orang-orang terus di jadiin wallpaper di hp orang itu.

Kalo anaknya? Untungnya anaknya agak kalem, gak kaya bapak emaknya yang kalo ngebar-bar nggak tau tempat dan waktu. Prinsip seorang Baji Lifina anak berumur 5 tahun dari Baji Keisuke dan Baji Olifia adalah:

"Cukup Mama dan Papa saja yang bar-bar, aku nggak perlu. Tapi sekali-kali boleh lah ya JIAHAHAHA ASIMILIKITIW AW AW"

Yup, intinya jangan terlalu percaya sama Lifina. Kalem sih kalem, sekalinya bar-bar orang tuanya pun jadi korban. Mari kita lihat kegiatan Keluarga Baji di kediaman Baji ini.

"Uwaah, Mama cantik" seru Lifina setelah menguncir-nguncir rambut Olifia. Kuncirannya sangat bagus, seperti kedebong pisang versi dark.

Soalnya rambut Olifia item, otomatis kedebong pisangnya juga item, seperti ketekmu AHAHAHAHHA!

"Iya bagus" ucap Olifia tersenyum, padahal dalamnya meronta-ronta kesakitan karna kuciran yang terlalu kuat.

"Pfft- BWAHAHAHA! APA ITU?! WAHAHAHA- OHOK UHUK UHUK!" Keisuke yang baru datang tertawa kencang melihat penampilan Olifia, sampe keselek, terus mokad. Nggak nggak nggak. Kasian Olifia, menduda.

"Keisuke, berisik" ucap Olifia dengan senyuman mencekam, membuat Keisuke membungkam dan mati-matian menahan batuk, lalu berakhir kentut.

"Iih, Papa joroook!" Lifina menjauh dari Keisuke, padahal mah nggak ada bau sama sekali, kecuali kalo cium pantatnya secara langsung.

"Lifina, Papa kan rambutnya juga panjang, ayo kita kuncir sama sama" Olifia tersenyum, dan di jawab anggukan oleh Lifina. Di dalam hati tertawa jahat karna sebentar lagi akan melakukan KDRT ala keluarga Baji. Menyiksa dengan senyuman.

Keisuke mundur alon-alon, sadar kalau dirinya dalam bahaya, dirinya hendak pergi menjauh.

"Kalo kabur aku botakkin" ucap Olifia dengan senyuman, Keisuke membeku, lalu menoleh patah-patah ke arah Olifia. Melihat wajah tersenyumnya yang di bayangan Keisuke ada tanduk dan ekor iblis.

"Bebeb jahat banget..." ucap Keisuke dengan wajah memelas.

"Demi anak kita, beb" ucap Olifia masih dengan senyuman yang sama.

"Mama bertelur?"

"Hah?" beo Keisuke dan Olifia, secara tiba-tiba di tanyain pertanyaan absurt, gimana gak ngelag coba.

"Iya, kan tadi Papa manggil Mama bebep, sementara bebeb kan bertelur" lanjut Lifina dengan wajah polos.

"Itu bebek sayang" ucap Olifia dengan senyum tertekan.

"Plis lah, cukup Papa mu aja yang bodoh, jangan nurun ke kamu juga" lanjut Olifia terjatuh secara dramatis dari sofa ke lantai.

"Hehe, bercanda ma. Tadi Lifina cuma ngetes Papa, liat noh, masih ngeloading dia" ucap Lifina menunjuk Keisuke yang bengong di tempat.

"Keisuke?" panggil Olifia, Keisuke pun tersadar.

"OOOOH MAKSUDNYA BEBEEEK!" seru Keisuke semangat akhirnya mengetahui apa maksud Lifina, sementara itu istri dan anaknya hanya bisa memasang wajah datar.

"Udah sini sini!" Olifia menarik Keisuke untuk duduk di depan sofa, Olifia dan Lifina pun duduk di sofa tepat belakang Keisuke.

"Waktunya menyiksa oraang" ucap Olifia dan Lifina bersamaan, membuat Keisuke merinding, dan berdo'a dalam hati biar selamat.

Olifia dan Lifina pun menata rambut Keisuke. Olifia menguncir sebelah kiri, dan Lifina sebelah kanan. Saat sudah jadi, kunciran sebelah kanan di tengah, sementara yang kiri di atas. Yup, miring, kek otaknya-.

"Udah belum?.. Kepalaku sakit nih.." ucap Keisuke yang sudah pasrah dengan keadaan.

"Bentar-bentar, pake ini dulu" Olifia memakaikan jepit rambut pink ke rambut Keisuke, dan taraaa, mengcangtip ala Baji Keisuke.

"Avv cangtipnyaa, kaya popo" ujar Olifia kesenangan sembari bertos ria dengan Lifina.

"Popo itu botak, sayang" lirih Keisuke, Olifia menoleh, dan tersenyum membuat Keisuke ketar ketir.

"K-kamu gak akan botakkin aku kan?.." lirih Keisuke.

"Enggak kok, kamu kalo di botakkin jadi kaya pentol nanti" jawab Olifia melepas kunciran.

"Udah sana, kan Lifina mau ke TK, anterin gih" lanjut Olifia lalu berdiri dari sofa, merapihkan seragam sekolah Lifina, lalu mengecup pipinya.

Keisuke mangambil kunci motornya, dan menghampiri Olifia, hanya menatapnya.

"Apa?.." ucap Olifia yang kebingungan, nih anak dugong kenapa lagi? Itu pikirnya, mungkin.

Keisuke mendekatkan pipinya ke Olifia sembari menutup mata, Olifia menatap heran, lalu mengangguk mengerti. Tiba-tiba dia menyeringai, mempunyai ide laknat.

Keisuke merasa sesuatu menyentuh pipinya, dikira pipinya di kecup, ternyata setelah membuka mata justru melihat boneka babi di depan muka.

"Ciee di cium babii~" ledek Olifia, Keisuke menatapnya malas, lalu mengangkat kedua tangannya dan menggerakkan jari seakan-akan siap menggelitiki sang istri.

Olifia yang melihat itu pun tertawa lalu berlari, Keisuke mengejarnya, dan sekarang mereka kejar-kejaran kaya anak kecil. Pada akhirnya, Keisuke bisa meraih Olifia, dia melingkarkan tangannya di pinggang Olifia, dan memeluknya dari belakang.

Mengangkat lalu membawanya berputar putar dengan gelak tawa yang terdengar dari keduanya. Keisuke berhenti berputar, namun masih memeluk Olifia dari belakang dengan nafas memburu karna kelelahan.

Olifia terkekeh pelan lalu menoleh ke belakang, melihat Keisuke yang wajahnya sangat dekat. Saling menatap seakan-akan terhisap kedalam netra indah satu sama lain.

Semakin mendekatkan wajah, dan perlahan mata mulai menutup, merasakan hembusan nafas hingga-.

"IIIH AKU NUNGGUIN MALAH MESUM-MESUMAN DISINI" Lifina mengganggu dengan tidak estetiknya. Olifia mendorong Keisuke manjauh lalu berpura-pura bahwa tidak terjadi apa apa, sementara Keisuke mendecak sebal, padahal dikit lagi dapet morning kiss.

"Ck ck ck, haram bro, nggak boleh" ucap Lifina sembari menggoyangkan jari telunjuknya.

"Tapi kan Mama sama Papa udah nikah" jawab Olifia dengan wajah datar.

"Oh iya" Lifina pun memasang wajah polosnya, lebih kaya bodoh sih.

"Iya, bahkan Mama sama Papa juga boleh ngelakuin-" ucapan Keisuke terpotong karna mulutnya tertabok panci Olifia yang entah dari mana asalnya.

"Udah ya, berangkat, nanti telat" ucap Olifia masih dengan senyumannya. Lifina mengangguk, lalu menarik tangan Keisuke ke luar rumah, sementara Olifia hanya melambaikan tangannya. Setelah melihat keduanya sudah pergi, kaki Olifia pun melemas dan dia terjatuh ke lantai.

"DAMAGENYA NGGAK NGOTAK ANJIP!"

*•°•*•°•*

"Tadaima" Keisuke membuka pintu rumah, lalu mendengar jawaban Olifia dari dapur. Dia sedang memasak, masak peyoung yakisoba. Mantap, kesukaan Keisuke.

Olifia menuangkan mienya ke piring dan mengaduknya. Dia tersentak kala Keisuke memeluknya dari belakang sembari menggigit kecil telinga Olifia.

"Kaget anj-" Olifia hendak nabok Keisuke, sayangnya udah di tahan duluan. Keisuke menyeringai menahan tangan Olifia lalu menariknya hingga kepelukkan dan menggendongnya.

"Kita lanjutkan yang tadi di kamar"

*•°•Bersambung•°•*

*•°•Baji Lifina•°•*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro