Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰𖠔꒱ Pasangan Sang Kaisar

"Nak, ada satu hal yang perlu kamu tahu mengenai klan Sage. Dengarkan baik-baik." Saviero menatap Chloe dengan tatapan serius. Hal yang akan dia katakan ini tak pernah ia beri tahu baik pada Gavin ataupun Chloe. "Sebenarnya, kita sebagai penyihir klan Sage, tidak dapat merasakan tanda-tanda kehadiran mate seperti pada umumnya."

Chloe membelalak, lalu mengernyit. "Kenapa?"

"Itu karena ... salah satu pendahulu kita pernah dikutuk oleh seorang penyihir hitam. Penyihir itu memberi kutukan untuk klan Sage berupa tak bisa merasakan kehadiran mate-nya. Kita tidak dapat merasakan kehadiran mate jika bukan mereka yang mendekati duluan."

Itulah kenapa aku tidak merasakan apa pun pada Kalyan, tapi mengapa pendahulu diberi kutukan seperti itu? batin Chloe. Ia menggigit bibir bawah. Fakta ini baru dia tahu sekarang. "Ayah mengatakan ini padaku setelah aku kehilangan Kalyan?"

"Putriku, Ayah tidak bermaksud begitu." Saviero menghela napas. "Memang salah Ayah karena baru memberi tahumu tentang ini karena Ayah takut kalau mate-mu adalah seseorang dari benua Sorcery. Jika itu terjadi, kamu harus ikut dengan dia, menetap di tempat para monster tinggal." Saviero mengepalkan tangan.

Chloe bergeming. Dia paham dengan ketidaksukaan sang ayah pada daratan itu. Ia mengerti bahwa Beliau khawatir Chloe bisa saja dikejar dan berakhir mati karena darah yang mengalir di tubuh. Namun, bukankah mate Chloe adalah seorang kaisar? Kalyan adalah penguasa, memang tidak menutup kemungkinan Chloe akan diserang, tapi Kalyan pasti bisa melindunginya pun Chloe bisa menjaga diri.

"Aku paham dengan kekhawatiran Ayah, tapi ... bagaimanapun juga dia mate-ku." Chloe menatap ayahnya sedih. "Aku tidak mungkin berpisah dengannya karena masalah seperti ini, bahkan aku pun tidak sempat berdiskusi dahulu dengan Kalyan."

"Ayah tahu. Ayah memang tidak ada niat untuk memisahkan kalian. Tak ada yang bisa melawan takdir. Ayah percaya pada Kaisar Gavier setelah bicara dengannya. Dia pasti bisa menjagamu." Saviero tersenyum. "Pergilah. Temui Yang Mulia Kaisar. Dia pasti menunggumu."

Chloe menunduk, lalu tersenyum sedih. "Dia sudah berangkat ke benua seberang, Ayah. Jika aku ingin mengejarnya sekarang. Aku perlu izin dari para petinggi dan itu memerlukan waktu yang agak lama."

"Tidak, Chloe. Baginda Kaisar masih ada di bandara. Pesawat pribadi yang Baginda naiki belum lepas landas karena Beliau menunggumu."

Chloe mendongak, menatap ayahnya kaget. "Apa? Lili dapat pesan kalau Kalyan sudah pergi?"

Saviero mengangkat bahu. "Entahlah, mungkin ini rencananya untuk menyadarkanmu. Menurut Chloe, kenapa Ayah masih bersantai di rumah sekarang? Ada banyak pasien di rumah sakit dan ayah tetap di sini untuk menjelaskan ini padamu."

Maksudnya ... Kalyan menyuruh Ayah untuk tetap tinggal di rumah agar dapat membicarakan ini denganku?  batin Chloe membelalak, lantas tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia memeluk ayahnya dan mengucapkan terima kasih, lalu berlari keluar. Dia akan ke bandara sekarang, menemui pria itu.

Saviero menatap kepergian sang putri. "Lavierna, aku mengirim anak kita ke benua tempatmu mati dengan tidak hormat," ucap Saviero. Pandangannya tampak sendu. "Aku harap Kaisar Gavier bukan orang lemah sepertiku yang tak bisa melindungi mate-nya." Ia terkekeh. "Yah ... tentu saja, bahkan Beliau dengan mudah bisa membantai enam orang pembunuhmu itu ... diusia yang cukup muda."

Chloe, masih ada satu fakta yang belum kamu ketahui mengenai kutukan kita ini, tapi Ayah sudah memberi tahu pada Baginda Kaisar. Dia pasti akan mengatakannya. Cara agar kau dapat terbebas dari kutukan sementara ini, batin Saviero.

Di sisi lain, Chloe keluar dari rumah tanpa memakai alas kaki. Dia berlari ke tempat parkir. Membuka pintu mobil SUV putih. Mengendarainya menuju bandara. Memerlukan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke bandara jika tidak macet—Chloe tidak teleportasi karena tempatnya agak jauh. Chloe mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata, mengelabui pengendara lain, bahkan tidak memperhatikan genangan air di jalanan hingga terciprat ke mana-mana. Yang ia pikirkan hanya Kalyan, dia ingin menemui pria itu sekarang juga.

Satu jam berlalu. Chloe sampai di bandara kota Melanger yang tampak kosong entah kenapa, bahkan para petugas pun tidak ada. Namun, Chloe tidak terlalu memikirkan itu karena dia buru-buru. Rambut dan gaun santai yang dia pakai agak basah, juga kakinya sedikit kotor dan lecet. Ia mulai merasa kedinginan karena suhu yang rendah. Dia melewati beberapa lorong, menuruni tangga hingga sampai di lapangan dan berhenti berjalan. Chloe mengatur napas, telinganya mendengar suara hujan yang menghantam lapangan. Dapat Chloe lihat jet berwarna silver dengan lambang kekaisaran Nuance di tengah lapangan, bersama beberapa pria bersetelan jas berwarna gelap sambil memegang payung hitam berdiri berjejer ke arahnya di sekitar pesawat.

Chloe membelalak saat melihat Kalyan maju membelah beberapa orang yang berjejer itu. Sang pria memegang payung berwarna putih. Chloe menahan napas saat melihat lelaki itu mengangguk, memanggilnya kemari. "Kalyan ...." Chloe mengangkat gaunnya sedikit, lantas melangkah mendekat. Chloe meringis. Menatap kaki yang lecet. Ia baru merasa sakit. Chloe menunduk untuk memeriksa, entah apa yang dia injak hingga tidak dapat berlari sekarang.

Kalyan menggenggam erat pegangan payung. Ia sangat tidak sabar. Dia hendak menunggu Chloe datang kepadanya, tapi melihat gadis itu kesusahan dan berantakan, membuat Kalyan berdecak dan langsung membuang payung hingga para bawahannya berteriak khawatir. Lalu berlari ke arah sang gadis.

Chloe berhenti melangkah saat melihat sepasang sepatu hitam berhenti di depannya. Ia mendongak dan membelalak melihat Kalyan berdiri di hadapan, diguyur hujan hingga rambut dan jas biru gelap pria itu basah. "Kalyan ...," panggil Chloe pelan.

Kalyan tersenyum miring. Lalu agak mengernyit saat sadar pakaian Chloe cukup transparan dan terbuka di bagian atas. "Kau sudah bicara dengan ayahmu?"

"Sudah." Chloe mengangguk. "Aku datang mengejarmu."

"Chloe, ulangi pertanyaanmu yang di rooftop waktu itu," kata Kalyan. Tangannya gatal ingin menyentuh Chloe sekarang, tapi dia harus sabar. Ia sangat menikmati momen ini.

Chloe mengerjap sambil menggigit bibir bawah. "Apa aku mate-mu?"

"Ya, kau mate-ku. Satu-satunya milikku."

Chloe langsung memeluk leher Kalyan hingga pria itu agak membungkuk. Dia menenggelamkan wajahnya di kerah baju Kalyan dan menghirup aroma rosewood yang tiba-tiba muncul di tubuh sang pria. Aroma yang menenangkan. Tubuh Chloe menegang ketika Kalyan mengusap pinggangnya lembut kemudian mencengkeram. Chloe seketika merasakan suatu gelenyar ketika Kalyan menyentuh tubuhnya.

Chloe mengerjap bingung, tapi dia menyimpan pertanyaannya itu nanti karena sedang menikmati rasa nyaman ini. Selama beberapa detik dalam posisi itu hingga hawa dingin mulai menusuk kulit Chloe. "Kalyan," panggilnya pelan.

"Hm? Kenapa, Sweetie?"

"Aku kedinginan." Chloe mengeratkan pelukan.

Kalyan mengerjap, lantas terkekeh. Ia menggendong Chloe. Melesat ke dalam pesawat. Lalu melangkah menuju kabin mewah untuk kaisar ada di dalam jet ini. Kalyan meletakkan Chloe di sofa dan berlutut memeriksa kakinya. Ia melihat dua pramugari datang membawa handuk dan paperbag berisi pakaian, lalu menyuruh mereka untuk meletakkan paperbag dan handuk di atas meja, kemudian meminta keduanya segera keluar. "Pakaianmu basah dan kakimu juga lecet, Chloe." Kalyan menghela napas.

"Maaf, aku akan menyembuhkannya." Chloe mengeluarkan sedikit energinya hingga luka lecet di kakinya hilang semua.

Kalyan mengangkat sebelah alis. "Apa kau khawatir aku akan meminum darahmu?"

Chloe menggeleng dan tersenyum. "Aku tidak mau melihatmu tersiksa karena menahan diri." Ia mengangkat kedua tangan, lalu memeluk Kalyan. "Maaf, ya, kau pasti tersiksa karena aku tidak dapat merasakan ikatan kita."

Kalyan menutup mata, meresapi pelukan yang Chloe berikan. "Tidak masalah, bahkan saat kau tidak sadar pun, aku masih bisa menyentuhmu."

"Ah." Chloe menurunkan tangannya. "Aku harus membersihkan diri."

Kalyan mengangguk, lalu berdiri dan mengusap kepala Chloe. "Bersihkan dirimu, aku akan menunggu di luar."


Maaf, update-nya lambat karena baru ada waktu buat revisi 🥲

Ann White Flo.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro