꒰𖠔꒱ Memeriksa Keadaan Sang Kaisar
"Boleh aku memeriksa keadaanmu, Kalyan?" tanya Chloe. Ia menatap Kalyan dengan mata biru yang tampak bersinar.
"Boleh." Kalyan memajukan tubuh, makin menghimpit gadis itu. "Apa aku perlu membuka bajuku?"
Chloe menggeleng. Dia dengan hati-hati mendorong tubuh pria itu yang anehnya menurut. "Aku ... mau memeriksa tanganmu dulu."
Kalyan menghela napas. Ia jadi sedikit kecewa. "Baiklah." Dia menjulurkan tangan kanannya dan langsung ditangkup kedua tangan kecil Chloe.
Chloe fokus untuk merasakan sisa sihir gelap terang, tapi tidak ada. Tangan Kalyan bersih. Ia menghela napas. Jika di dada dan tangan tidak ada maka tinggal bagian kepala. "Kalyan, boleh aku menyentuh wajahmu?"
Kalyan mengerjap. Sedikit membungkuk dan maju mendekati Chloe. Kalyan agak curiga dengan apa yang Chloe cari dan khawatirkan. Jika bersangkutan dengan sihir yang Caterina berikan padanya, bukankah dia sudah 'bersih'? Namun, sepertinya tidak menurut Chloe yang merupakan penyihir. Yah, Kalyan tidak masalah karena dia suka sentuhan canggung Chloe. "Kau boleh menyentuhku di mana pun yang kau mau, Chloe."
Chloe mengedipkan mata beberapa kali. "Apa kau selalu seperti ini pada wanita? Godaanmu lancar sekali."
"Tidak." Kalyan bungkam. Dia tidak bisa mengatakan jika dulu, setelah kematian sang ibu, Kalyan sering kali memanggil wanita ke istananya. Namun, dia tak pernah sekali pun menyentuh para wanita itu dengan tangannya, tidak pernah berciuman dengan mereka. Ia menjaga beberapa batasan dengan mereka. Para wanita itu yang selalu menyentuhnya.
Chloe tersentak. "Benarkah?" Ia pernah mendengar rumor dari Lili yang mengatakan Kalyan sering memanggil beberapa wanita ke istana. Apakah rumor itu tidak benar? Apakah ia bisa memercayai jawaban Kalyan? Ah, baiknya lupakan soal ini untuk sekarang.
Kalyan berdeham panjang. "Kau terlihat sangat cantik di bawah sinar matahari dan senyumanmu sangat manis."
Apa-apaan? batin Chloe heran. Ia menggeleng. Dia jadi tidak fokus. "Aku akan mulai memeriksamu lagi." Dia menyentuh sisi kepala Kalyan dan memfokuskan diri untuk menemukan sisa sihir gelap terang. Chloe tersentak saat merasakan energi kuat di dalam kepala Kalyan. Ia langsung menutup mata, lalu mengeluarkan kemampuan penyembuhan. Keringat mulai menghias wajah putih Chloe dan kepalanya mulai terasa sakit.
Kalyan mengangkat sebelah alis. "Hei? Chloe, ada apa denganmu?" Dia kembali menyentuh pinggang Chloe dan mengelusnya lembut.
Kemampuan penyembuhanku belum sempurna untuk kugunakan pada orang lain karena kupikir aku tidak perlu melakukan itu karena keberadaan para healer. Aku cukup menyembuhkan diriku sendiri saja, tapi tidak kusangka aku akan melakukan ini pada Kalyan, batin Chloe. Ia membuka mata dan menemukan Kalyan menatapnya khawatir. Kepala Chloe makin sakit dan perasaannya mulai tidak enak, rasanya ingin muntah. Namun, ia harus bertahan sedikit lagi. Pembersihan sisa sihir gelap terang di dalam diri Kalyan hampir berhasil.
Chloe tahu jika menggunakan sihir penyembuhan pada orang lain, dia bisa saja pingsan karena ia tidak tahu cara menghemat energi saat menggunakan sihir penyembuhan. Ia bukan healer yang mengetahui teknik itu. Energi yang Chloe keluarkan sekarang cukup boros, butuh waktu satu hari untuk pulih.
"Chloe, hentikan." Kalyan menyentuh tangan sang gadis yang menyentuh kepalanya. "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi wajahmu sudah sangat pucat."
"Sedikit lagi. Biarkan aku menyelesaikan penyembuhanmu, Kalyan." Kedua tangan Chloe kini menyentuh kepala Kalyan. Menangkupnya dan menyalurkan energi pembersih.
Penyembuhan apa? Apa maksudnya aku belum bebas dari sihir hitam? batin Kalyan. Bukankah teknik penyembuhan hanya bisa dilakukan para healer? Bukankah Chloe seorang wizard yang tidak bisa melakukan itu? Ia jadi makin bertanya-tanya siapa Chloe sebenarnya. Apakah benar dia penyihir kelas Wizard, seorang healer, atau penyihir lain.
Chloe dapat merasakan sisa sihir gelap terang di dalam kepala Kalyan telah pecah. Ia melihat sisa sihir itu melayang di udara dan akhirnya menghilang. Ia bernapas lega dengan keringat bercucuran di wajah. Penyembuhannya berhasil. Dia tersenyum puas dan menatap Kalyan yang sedang mengernyit. "Bagaimana keadaanmu, Kalyan?" tanyanya dengan nada lembut.
"... Lebih baik," jawab Kalyan datar. Dia menutup mata. Kepalaku entah kenapa terasa sangat ringan, batinnya. Ia menarik diri lalu mengusap surai putihnya.
"Syukurlah ...." Kepala Chloe makin terasa berat, perasaannya pun tambah tidak enak.
"Sekarang jawab pertanyaanku, Chloe." Kalyan menghela napas. Ia mengernyit. Sedikit merasa marah dengan tindakan aneh Chloe. Dia khawatir melihat wajah cantik gadisnya pucat dan berkeringat. "Sebenarnya, apa yang kau—" Kalyan membelalak saat tubuh Chloe terhuyung ke arahnya. Gadis itu jatuh dalam dekapannya.
"Chloe?" panggil Kalyan dengan nada khawatir. Dia makin membulatkan mata saat menyadari Chloe tidak sadarkan diri. "CHLOE?!"
Kalyan menepuk-nepuk pipi Chloe dengan pelan sambil memperbaiki posisi gadis itu agar nyaman di pelukannya. Ia memanggil sang gadis berkali-kali dengan nada yang sangat khawatir. "Hei, Sweetie, bangun. Apa yang terjadi dengan—" Kalyan membeku saat merasakan tubuh Chloe makin dingin dan mendengar detak jantung Chloe melemah, bahkan terdengar akan berhenti.
"DAX! PANGGIL PARA HEALER SEKARANG!"
°˖ ⊹ ꒰𖠔꒱ ♡
Dax menatap khawatir pada Chloe yang saat ini terbaring lemah di tempat tidur Kalyan. Dia juga sedang sibuk menahan Kalyan yang saat ini mengamuk dan tampak ingin membunuh para healer yang tidak bisa membuat Chloe sadar.
"Yang Mulia, Nona itu perlu waktu satu hari untuk memulihkan diri karena energinya terkuras banyak. Saya tidak bisa melakukan apa pun untuk membuatnya segera sadar," kata salah satu healer dengan nada takut. Mereka bersujud di hadapan sang kaisar.
"Hanya itu yang bisa kau periksa pada dirinya? Dia sekarat! Kau tidak lihat wajahnya yang pucat itu, huh?" balas Kalyan dengan nada menahan amarah. "Apa kau tidak mendengar detak jantungnya? Dia hampir mati, sialan!"
"Hei, Lian! Berhentilah!" Dax menarik kedua tangan Kalyan. "Mereka sudah berusaha semampunya."
"Itu artinya para healer ini lemah. Mereka tidak bisa menjalankan tugas dengan baik." Kalyan melepaskan diri dari Dax. "Bawa mereka semua keluar dari ruanganku. Setelah pulang di benua Sorcery, aku akan memberi hukuman pada para orang tidak becus ini."
Dax mengangguk. Ia memberi tatapan pada para healer untuk keluar dari ruangan Kalyan segera sebelum orang itu mengamuk. Syukurlah Kalyan bisa menahan diri untuk tidak berbuat lebih. Dax berkata, "Aku akan membawa mereka keluar dan mencari orang yang bisa memeriksa keadaan Nona Chloe."
"Pergilah." Kalyan duduk di tepi ranjang Chloe. Menatap wajah sang gadis yang makin pucat. Bibir pink-nya sudah memudar. Itu membuat Kalyan berdecak dan mengepalkan tangan erat. Sebenarnya, kenapa dengan Chloe?
"Energinya pasti terkuras karena menyembuhkanku," gumam Kalyan. "Apa gunanya kalau dia terbaring lemah seperti itu?"
Kalyan menghela napas. Ia harus tenang. Menyelesaikan masalah dengan emosi bisa berakhir tidak baik. Ia percaya Chloe memikirkan risiko menggunakan kekuatannya dan sudah memperkirakan ini terjadi. Sesuai perkataan para healer tadi, Kalyan akan menunggu selama satu hari untuk menunggu Chloe sadar.
°˖ ⊹ ꒰𖠔꒱ ♡
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro