Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰𖠔꒱ Kunjungan Dan Merah Apel

Chloe masuk ke kamarnya lalu menutup pintu. Ia berjalan mondar-mandir. Dia hendak mengunjungi Kalyan sekarang, tapi Chloe baru sadar bahwa hari sudah sangat gelap. Namun, ia khawatir sekali. Bagaimana jika Kalyan tidak bisa lagi menahan rasa sakit dari efek sihir gelap terang? Sudah tiga minggu sejak pria itu terkena sihir dan itu bukan waktu yang sebentar, walaupun pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun.

"Apa aku memeriksa keadaannya besok saja? Ayah pasti tidak akan mengizinkanku keluar malam begini," gumam Chloe. Dia duduk di tepi ranjang. Ia sudah mulai merasa tenang. Namun, pikiran lain merasuki kepalanya lagi. Bagaimana jika dia mendapat kabar besok bahwa Sang Kaisar jatuh sakit? Jika benar begitu maka sulit bagi Chloe untuk memeriksa keadaan Kalyan karena pasti penjagaan ketat untuk melindungi kaisar.

Chloe berdiri. Ia sudah memutuskan. Tidak masalah keluar malam yang penuh bahaya ini daripada diam di rumah padahal sudah tahu jawabannya. Ia tidak mau menyesal esok hari hanya karena sudah malam dan larangan sang ayah. Chloe selama ini sudah jadi anak penurut, untuk kali ini, dia akan melanggar. "Kaisar tinggal di hotel dekat sekolah, bukan?" gumam Chloe. Dia berjalan ke lemari untuk mengambil mantel berwarna cream. Baju yang dia kenakan begitu mencetak lekuk tubuhnya dan memperlihatkan bahu, tulang selangka, dan sedikit dadanya. "Jaraknya tidak jauh dari sini. Aku bisa teleportasi."

Chloe menjentikkan jari, merapal mantra singkat, dan kelopak bunga cherry blossoms mengelilingi tubuhnya. Ia teleportasi ke hotel tempat Kalyan berada. Dia muncul di parkiran. Tidak banyak orang dan Chloe bersyukur. Ia segera menuju lift, menekan tombol lantai di mana resepsionis berada. Beberapa detik, Chloe keluar dari lift dan langsung disambut Dax Maxim.

"Tuan Dax?" Chloe terkesiap. Ia kaget melihat Dax berdiri di hadapan sambil tersenyum ceria-juga agak terkejut.

"Wah, aku tidak menyangka bisa bertemu Nona Chloe di sini," balas Dax ramah. "Nona Chloe pasti datang ke sini mencari Yang Mulia, bukan?"

Chloe mengangguk meski bingung bagaimana Dax tahu maksud kedatangannya. "Kalyan, maksudku, Yang Mulia ada di kamarnya?"

Dax makin tersenyum lebar. Chloe memanggil nama Kalyan? Wah, itu berarti ini adalah kemajuan yang bagus. Dari dulu, Kalyan tidak mau dipanggil dengan nama depannya karena nama itu digunakan untuk orang yang paling dekat dengan Kalyan. Sekarang orang dekat Kalyan yang tersisa adalah Dax dan sang penyihir kerajaan. Namun, kini bertambah Chloe. Kalyan dipanggil Pangeran Arsen-nama tengah-saat masih menjadi putra mahkota.

"Dia ada di kamar. Aku akan mengantar Nona Chloe. Ayo gunakan lift lain," kata Dax ramah. Ia senang sekali.

"Apa tidak masalah bagi Anda? Saya yakin Anda mau pergi ke suatu tempat karena berdiri di depan lift." Chloe merasa tidak enak. Dia berjalan tepat di belakang Dax, tapi tampaknya pria itu memelankan langkah hingga berdampingan dengan Chloe, entah kenapa.

"Tidak masalah! Mengantar Nona Chloe ke Yang Mulia lebih penting dari apa pun!" balas Dax ceria. "Ah, setelah ini aku akan pergi. Silakan kalian menikmati waktu berdua! Omong-omong, Nona Chloe tidak perlu formal padaku meski di depan orang lain. Bersikap biasa saja dan panggil aku Dax."

Chloe mengerjap. Ia terkekeh. Wah, kaisar dan bawahannya sama saja. Entah kenapa mereka baik sekali pada sang gadis. "Baiklah, Dax."

"Waah!" Dax makin berseri-seri. "Lian sedang beristirahat di kamar. Dia tidak sibuk dan tidak sedang mengerjakan sesuatu jadi Nona Chloe tidak perlu takut mengganggu waktunya. Ah, bahkan saat dia sibuk pun aku yakin dia tidak masalah meluangkan waktu untuk Nona Chloe."

Dax memanggil Kalyan dengan panggilan Lian, berarti mereka teman dekat dari kecil, ya, batin Chloe. Ia tersenyum menanggapi cerita Dax. Namun, bingung dengan ucapan pria itu. Apakah Chloe orang penting sampai Kalyan seperti itu?

"Nah, sampai." Dax mempersilakan Chloe setelah menekan sandi kamar. "Nona Chloe, Lian ada di dalam. Silakan masuk."

"Terima kasih, ya, Dax." Chloe tersenyum ramah, lalu menarik napas saat pintu terbuka. Menampilkan suasana kamar yang mewah dan luas. Hotel ini memang dikenal dengan fasilitas yang bagus, bahkan masuk jajaran hotel terbaik di benua Homme.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, ya!" Dax segera menghilang dalam pandangan Chloe. Kecepatan vampire dalam berlari tidak bisa dipandang remeh.

Chloe menghela napas, lantas masuk ke dalam kamar dengan hati-hati dan pintu langsung tertutup. Ia mengedarkan pandangan sambil mencari-cari Kalyan. Rasanya canggung sekali berdiri di tengah kamar mewah yang luas dengan perabotan lengkap, apalagi tempat ini dihuni seorang pria. Chloe sedikit terkejut ketika mendengar suara pintu dibuka dari arah belakang di salah satu ruangan. Ia berbalik dan membelalak kala mendapati Kalyan keluar hanya dengan celana training abu-abu tanpa memakai baju.

"Chloe?" Kalyan mengangkat satu alis. Pantas saja dia menghirup aroma manis vanila milik Chloe di ruang ganti, ternyata gadisnya berkunjung ke sini.

Wajah Chloe memerah dan ia langsung menutup mata. "Maaf, aku datang tiba-tiba tanpa memberi kabar." Ia berusaha setenang mungkin dan tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Namun, bayangan tubuh atletis Kalyan sangat mengganggu pikiran. Bagaimana bisa tubuh yang selalu terbalut jas itu ternyata begitu indah?

"Hmm." Kalyan tersenyum miring. Ia melangkah mendekati Chloe yang berdiri canggung. Lalu membungkuk mensejajarkan tinggi mereka. Ia mengikis jarak wajah mereka sambil merengkuh pinggang ramping Chloe. Menggesekkan hidungnya di pipi sang gadis dan menikmati aroma vanila.

Chloe tidak berani membuka mata. Dia juga tidak berani mengangkat tangan untuk mendorong tubuh Kalyan. Ia takut salah sentuh. "Kalyan, tolong lepaskan aku," bisik Chloe. Ia sejenak lupa bahwa Kalyan suka menyentuhnya. Dia tiba-tiba merasa sedikit menyesal datang ke sini melihat Kalyan masih sehat dan bugar.

"Chloe datang ke sini untuk apa, hm?" tanya Kalyan tepat di telinga sang gadis. Dia sangat menahan diri untuk tidak mencium dan menghirup leher Chloe hingga meninggalkan tanda di sana. "Sangat berbahaya kau datang ke sini saat waktu istirahatku."

"Maaf, aku datang karena khawatir padamu," jawab Chloe tidak sadar.

"Khawatir?" Kalyan menarik diri. Namun, tidak melepas sentuhannya di pinggang Chloe. Tangannya bergerak mengelus punggung gadis itu. "Kenapa kau khawatir?"

"Pakai dulu bajumu, lalu aku akan menjelaskannya," kata Chloe. Wajahnya makin memerah bagai buah apel. Dia juga lelah menutup mata.

Kalyan terkekeh. "Kenapa? Kau takut melihat tubuhku?"

"Saya tidak pantas melihat tubuh seorang Kaisar. Jadi, Yang Mulia, saya mohon pakai baju Anda." Chloe menghela napas. Ia dengan sabar menghadapi perkataan Kalyan.

Kalyan berdecak. "Apa? Ah, baiklah, baiklah. Jangan formal padaku, Chloe. Aku tidak suka itu." Ia berjalan menuju lemari. Mengambil kaus hitam lengan panjang dan memakainya. Baju yang sangat longgar hingga bisa membuat orang-orang berpikir dia tidak punya tubuh atletis. Kalyan memasukkan kedua tangan ke saku, lalu menatap Chloe sambil berjalan mendekat. "Sekarang, buka matamu."

Chloe membuka mata dan langsung melihat Kalyan. Ia tersenyum lega karena pandangannya tidak ternodai lagi. "Terima kasih."

Kalyan menghela napas, lalu berjalan ke arah sofa panjang di dekat kaca jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Melanger. "Jadi? Chloe datang ke sini karena khawatir tentang apa?" Ia menyuruh Chloe duduk di sampingnya dengan kode mata.

Chloe segera menyusul. Ia tahu maksud kode Kalyan, tapi Chloe tidak mau menurutinya. Bahaya. Jadi, dia memutuskan untuk duduk berhadapan dengan Kalyan hingga membuat pria itu berdecak jengkel.

Kenapa emosinya jadi tidak stabil begini? batin Chloe sambil menghela napas. "Ini tentang kecurigaanku mengenai keadaanmu, Kalyan ...." Chloe menatap pria itu berdiri, lalu melangkahi meja di depannya, lantas duduk di samping Chloe. Menjepit gadis itu.

"Kecurigaan mengenai sihir hitam?" tanya Kalyan. Kini dia tersenyum lebar.

Chloe diam sebentar. Mencerna perubahan emosi Kalyan yang tiba-tiba. Lantas mengangguk. "Aku sudah mendapatkan jawabannya. Apa boleh aku memeriksa keadaanmu?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro