Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

page 4

Kau terkejut. Benar-benar terkejut ketika mendapati sosok pemuda tak memakai baju sehelai benang pun di sampingmu. Untunglah, sosok itu memakai selimut yang sama denganmu.

Wajah yang sangat familiar, deru nafasnya yang teratur, kulit putih pucat. Seakan menarikmu langsung dari dunia mimpi.

"R, Ritsu-kun?!" serumu sedikit tertahan.

Dengan cepat, kau menepuk pipimu. "Ayo bangun. Jangan terlarut dan kau harus bisa maju. Ini pasti mimpi, diriku."

Berulang kali kau mencubit, menepuk dan segala kekerasan kecil lainnya kau lakukan. Tapi, nihil. Tak ada perubahan sama sekali. Ditambah saat iris merah itu menampakkan dirinya, senyum manis diulas.

"Hoahm ... Ohayou, [Nickname]-chan."

Gasp!

"Ini ... bohong, kan?" tanyamu dengan air mata yang berlinang. Kau tak peduli apabila dirimu terlihat buruk di hadapannya. Sekarang ini yang lebih penting adalah, Ritsu.

Suaranya terasa benar-benar nyata. Apa yang kau lihat, segalanya. Benar, ini bukan mimpi. Tapi, bagaimana bisa? Ah ya, kucingmu juga menghilang. Jangan-jangan, itu benar dirinya?

"[Nickname]-chan, apa kau punya baju, hm ...?" tanya Ritsu memecah suasana.

Sadar, rona merah memenuhi pipimu. Lantas kau turun dan sedikit menutupi wajahmu. "Ritsu-kun jangan kemana-mana dan tetap pakai selimutku, yah. A, aku akan diam-diam mengambil baju Tsukasa-kun."

"Itterashai ...."

"Hm, ittekimasu."

Senyummu mengembang. Langkah kakimu terasa ringan. Ini benar-benar dirinya! Itu benar-benar Ritsu! Segala bebanmu terasa terangkat semua. Memang terasa tak masuk akal, tapi sepertinya kucingmu adalah Ritsu, Sakuma Ritsu―kekasihmu.

Pagi yang cerah dan pada saat ini pula, Tsukasa pergi latihan. Anak itu terlalu rajin. Kesempatan untuk mengambil bajunya pun tak kau sia-siakan.

Kau pun kembali ke kamarmu, menguncinya agar tidak ada orang yang bisa masuk. Sangat mengkhawatirkan apabila putri keluarga Suou kedapatan orang asing terutama lelaki di dalam kamarnya. Jendela pun kau tutup dengan rapat.

Di kasurmu, pemuda itu masih terlelap dengan damai. Menatap wajahnya, kekosongan dalam hatimu perlahan berangsur memudar.

"Ritsu-kun, aku akan ke kamar mandi kalau kau mau ganti baju. Tentu saja, aku tidak akan mengintip."

Ritsu membuka sebelah matanya. "Hm, terimakasih, [Nickname]-chan. Hoam ... kalau kau mau mengintip, tak apa juga, sih. Hehe."

Kau terkekeh begitu pula dengan dia. Kebiasaan dasar. Dengan sedikit merutuk dalam hati, kau mengibaskan tanganmu sembari berjalan pelan ke kamar mandi.

"Tidak, tidak, terimakasih, Ritsu-kun. Take your time!" Pintu pun kau tutup, meninggalkan Ritsu seorang di dalam kamarmu.

Dan kau tidak menyadari, bahwa sosok itu tengah menatap dengan sangat tidak enak, senyum miris terpampang jelas. Taring juga iris merah darahnya mengkilat. Suhu dingin musim gugur tak mempengaruhi dirinya yang tak berbusana.

"Hah ..., aku ingin jiwa [Nickname]-chan sekarang juga."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro