Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 27

Pagi telah menyapa bumi. Sinar manisnya membuat siapapun terpana.

Namun tidak untuk (Name). Ia masih pulas dalam tidurnya hingga ia bangun pada pukul sepuluh pagi. Awal yang ia rasakan saat bangun ialah, rasa pusing dan pegal karena ia menangis semalam.

Ia pun membersihkan dirinya dan turun dari kamarnya. Seperti biasa, yang ia lihat hanyalah para maid yang mondar-mandir membersihkan rumah ini.

"Ah, Nana, apakah kau melihat suamiku?" tanya (Name) yang menghentikan salah satu maid. "Maaf nyonya, tuan sudah berangkat," jawab maid itu sembari menundukkan kepalanya.

"Apakah mereka sarapan?" tanya (Name) dan dijawab jika para suami (Name) melewatkan sarapan. Tentu saja (Name) khawatir, karena tak biasanya mereka tidak sarapan. Selain itu, semarah-marahnya seorang istri pada suaminya, ia tetap peduli dan sayang pada suaminya.

Dan dengan segera, (Name) pun menuju dapur lalu memerintahkan para maid nya untuk membuatkan bekal makan siang. Sementara (Name), ia memilih pakaian yang bagus yang akan ia gunakan untuk ke kantor suaminya.

(Name) sangat bingung memilih baju yang bagus, karena ia merasa jika bajunya sudah habis. Padahal, di lemari masih banyak baju bagus yang bisa ia gunakan. Dan pada akhirnya, (Name) pun memutuskan untuk memakai gaun biru tua agar perutnya tidak tertekan lalu ia pun kembali dengan para maid.

"Apa sudah selesai?" tanya (Name) pada maid yang tampak mengemas satu-persatu kotak bekal yang telah terisi makanan serta botol minum. "Sudah, nyonya," jawab maid tersebut. Lalu (Name) meminta maid untuk memasukkan bekal tersebut dalam mobil agar ia bisa mengantarkannya ke kantor suaminya.

*****

Kini disimpan (Name) berada. Sebuah gedung bercorak silver dan biru muda dengan logo 'ES'.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis dengan amat ramah. "Saya ingin mengantarkan ini pada suami saya," jawab (Name) yang kemudian dipersilahkan masuk oleh resepsionis tersebut.

Dan tujuan awal (Name) ialah Starmaker Production yang berada di lantai dua. Di sana telah dihuni oleh Fine, Trickstars dan Ryuseitai.

"(Name)-chan!" Tori pun teriak ketika melihat istrinya hadir kemari dengan beberapa maid yang membawa tas dibelakangnya.

"Ojou-sama, apa ada yang bisa dibantu?" tanya Yuzuru.

(Name) tak menjawab, melainkan memasang wajah marah.

"(Name)-chan, apa ada sesuatu yang kau inginkan?" tanya Subaru dengan polosnya.

"Mengapa kalian tidak sarapan! Kalian tahu jika sarapan itu penting, tetapi kalian malah melewatkannya. Ayo, maid, bantu aku membagikannya pada mereka," omel (Name) sambil mengeluarkan kotak bekal satu-persatu untuk mereka yang ada di ruangan ini.

Tentunya hal itu membuat unit baru di agensi ini kebingungan. Siapa lagi kalau bukan Alkaloid yang baru-baru ini bergabung dalam naungan Ensemble Square.

"(Name) memang baik ya," puji Eichi dengan senyum manisnya.

"Ya sudah, aku pamit ke tempat lainnya," ucap (Name) dengan langkah terburu-buru yang membuat suaminya yang ditinggalkannya tersenyum bahkan tersentuh.

Baru semalam (Name) meracau, sekarang ia bisa kembali seperti semula. Seorang (Name) yang manis, perhatian, cerewet, dan pendiam di saat bersamaan.

(Name) terus mengunjungi agensi yang berada di lantai kedua hingga agensi terakhir yang berada di lantai ke empat, New Dimension. Namun saat berada di New Dimension, ia dikejutkan oleh seorang gadis yang tak asing di matanya.

"Anzu!" Gadis yang bersangkutan pun menoleh dengan senyuman lalu berkata, "Hisashiburi, (Name)-san."

Kedua wanita itupun berpelukan dengan bahagia. Dan saat itu pula, Anzu merasa ada yang ganjal atau istilahnya sedikit berbeda dari diri rekannya.

"(Name)-san, sudah berapa bulan kehamilan mu?" tanya Anzu dengan riang. (Name) baru saja membuka mulutnya namun dipotong oleh suara yang berkata, "Sudah empat bulan."

"Ekh!? Sudah selama itu kalian menikah!?" Anzu pun terkejut atas pernyataan Madara. Sementara (Name) tersenyum kaku mendengarnya lalu berkata, "T-tidak, masih usia satu bulan ini."

"Begitu ya ...," gumam Anzu yang memberikan senyum terbaiknya. "Ada apa?" tanya (Name).

"Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya rasanya lucu saja melihatmu menjadi gemuk, kemana tubuh rampingmu yang membuat semua wanita iri?" ucap Anzu lalu ia pun tertawa yang membuat (Name) menggembungkan pipinya dan berkata, "Demi anak, aku rela gendut."

"Hihi~♪ (Name)-san memang wanita yang langka," sambung Sora yang turut bergerombol diantara istrinya dan Anzu. Sementara suami (Name) di New Dimension ini beberapa masih sibuk denga urusannya. "Dan kalian beruntung memilikinya," sambung Anzu dengan riang.

"Senpai!"

Suara itu membuat orang-orang yang ada di agensi ini berhenti lalu memandang seorang gadis dengan surai hitam. Dan juga, satu gadis yang tak (Name) sukai.

"Oah, jadi kau mengenalnya, Ruri?" tanya Leo yang muncul dibelakang sang gadis.

"Um!" Ruri pun menjawab pertanyaan itu dengan riang. Tentu saja (Name) langsung buang muka secara tak langsung.

Puk~

"Koneko-chan, mari kita kemari sejenak," ucap Natsume yang telah merangkul dan membawa (Name) ke gerombolan suaminya yang ada di sana. (Name) pun menurut apa yang dilakukan Natsume, karena ia tahu jika Natsume melakukan ini demi kebaikannya.

"Kurasa ... (Name)-san dan aku sedikit sibuk sekarang, jadi ... kurang ada waktu untuk mengobrol," ucap Anzu yang berniat untuk menghindari pertanyaan yang tak ingin ia jawab.

"Begitu ya. Dan, apa (Name)-san masih menjadi produser disini?" Pertanyaan Ruri membuat (Name) sedikit tersinggung. Aoba yang mengetahuinya pun langsung menggenggam tangan (Name) dan tersenyum, seolah-olah semua akan baik-baik saja.

"Ya, (Name) masih produser disini. Dia dan Anzu memang tak terpisahkan, bukan?" jawab Madara.

"Hnh, rasanya aneh jika menganggapnya sebagai seorang produser," ucap Leo yang langsung mendapat teguran dari Suou. Leo pun hanya melirik dengan malas lalu menghela nafas dan meninggalkan tempat ini dengan meninggalkan Ruri.

"Aku tidak mengerti, mengapa Tsukinaga-senpai hingga saat ini sangat sulit ku mengerti. Awalnya dia bersikap sewajarnya, namun sekarang ia sangat-sangat berbeda," protes Suou yang sudah tak tahan lagi.

Mendengar ucapan Suou membuat dua wanita ini teringat kejadian sebuah pertentangan antara unit ini dengan unit baru. Tiada lain tiada bukan, Knights vs Knights Killer.

"Tenanglah, Suou-chan. Sejauh apapun seorang pria melangkahkan, pasti ia takkan lepas dari wanita yang menemaninya dari nol," ucap Ritsu dengan nada mengantuk.

"Ada saatnya seorang pria yang beristri bisa terbuai akan rayu wanita lain," sambung Arashi yang sama sekali tak menaruh minat untuk membela mantan ketua unit ini.

Anzu pun mendengarkan percakapan mereka dengan tatapan sendu. Ia sangat sedih atas kejadian yang dialami oleh sahabat seperjuangannya. Ia baru tahu jika apa yang dialami (Name) lebih sulit dari kehidupan rumah tangga lainnya.

Ruri yang kebingungan pun tampak tak menaruh minat untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan karena itulah, ia berniat pergi untuk menyusul Leo.

Greb~

Plak!

Seluruh manusia yang berada dalam ruangan ini terkejut. Iya, terkejut. Karena Anzu menampar Ruri begitu saja.

Ruri yang tertampar pun langsung menatap Anzu dengan menuntut alasan. Namun, Anzu enggan menjawab tatapan itu dan memilih memeluk (Name).

"Apakah itu sakit?" tanya Ritsu dengan santainya. Dan Ruri pun menjawab dengan anggukan.

"Kalau begitu, kau boleh pergi," ucap Ritsu yang membuat Ruri pergi sembari menangis.

"Itu tadi sangat mengejutkan," ucap Sora. "Ma, setidaknya dia pantas menerimanya," sambung Natsume.

"Ritsu-senpai?" tanya Tsukasa.

"Kurasa, adik Rei benar," jawab Madara dengan senyuman. Namun lama-kelamaan, Suou pun mengerti maksudnya dan ia pun tersenyum.

"Tapi ingat, kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan," ucap Aoba.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro