Chapter 17
Pagi hari, (name) telah memiliki mood yang sangat buruk. Saat sarapan, suaminya sempat menanyakan perihal moodnya dan (name) pun hanya menjawab pertanyaan itu seperti wanita biasanya. Bahkan (name) berulang kali mendengus kesal.
Hari ini yang memiliki tugas untuk menjaga (name) adalah Natsume Sakasaki. Ia sedari tadi sibuk di ruang rahasia yang memang sengaja ia desain di mansion ini agar ia bisa bereksperimen seperti biasanya. Namun kali ini ia tidak bisa bereksperimen dengan tenang saat kondisi (name) seperti ini, akhirnya ia pun mengamati ataupun mencoba meramal apa yang terjadi pada istrinya ini.
Saat (name) sedang merebahkan dirinya di ruang keluarga, ia pun menghampirinya dan mendapati ponsel (name) yang menampilkan layar permainan yang bertuliskan 'You're Dead'. "Koneko-chan, apa hanya permainan ini kau merasa badmood ?" Tanya Natsume yang telah mengambil ponsel itu dan duduk di sebelah (name).
(Name) pun langsung bangkit dari rebahan nya dan memindahkan kepalanya untuk berpangku pada suaminya. "Habis, itu zombie terlalu sulit dikalahkan. Aku kesal" jawab (name) dengan raut kesalnya. Mendengar jawaban (name) pun, Natsume hanya bisa tertawa hingga membuat (name) bangkit dari posisinya. "Tidak ada yang lucu" ucap (name) sambil memanyunkan bibirnya dan membuat Natsume pun berhenti tertawa. "Baiklah. Kemari dan perhatikan caranya bermain" ucap Natsume sambil menekan tombol 'reply'.
*****
Tiga jam telah berlalu dan tentu saja Natsume sudah membuat permainan milik (name) maju hingga level yang sangat tinggi dari sebelumnya. Bahkan (name) pun sangat kagum pada suaminya ini, pasalnya ia tidak pernah bisa menyelesaikan misi dalam permainan ini dalam waktu yang sangat singkat. Disinilah letak pemain profesional dengan pemula.
"Natsume aku bosan, kita main yang lain yuk" ajak (name) di saat suaminya telah selesai bermain di ponselnya. "Mau main apa, koneko-chan ?" Tanya Natsume sambil menatap lembut istrinya. "Hmmm, kira-kira yang bisa dibuat main berdua" jawab (name). "Mau melakukan itu sekarang, hm ?" Tanya Natsume yang dibalas dengan (name) yang memerah. "T ti tidak !!! Jangan mesum kau !!!" Ucap (name) sambil memukul Natsume dengan bantal yang ada di sofa itu.
"Baiklah, kebetulan ku baru saja membeli PS 4. Mau mencoba ?" Tawar Natsume dan dijawab dengan anggukan oleh (name).
Setelah mendapat jawaban darinya, Natsume pun segera kembali ke kamarnya untuk mengambil kardus kecil yang bertuliskan PS 4 dan membawanya ke ruang keluarga. Sesampainya disana, ia langsung memasang segala perlengkapan itu seorang diri karena (name) sama sekali tidak tahu cara memasang permainan itu. "Kapan kau membelinya ?" Tanya (name) yang penasaran. "Sebelum kita menikah. Aslinya, ini akan ku berikan pada Sora. Namun ia sekarang lumayan sibuk, jadinya ku simpan saja" jelas Natsume. "Baiklah, sudah siap. Mari main" ajak Natsume yang telah selesai menyiapkan segalanya.
*****
Perkataan orang tua memanglah benar, jika seorang anak dibiarkan bermain PS maka ia akan lupa waktu. Hal itupun berlaku untuk pasutri satu ini, mereka sibuk bermain PS hingga lupa jika waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.
Natsume yang sadar pun akhirnya mengajak (name) untuk menyudahinya dan melanjutkan lain waktu. Lalu ia mulai mengemasi semua peralatan yang telah mereka gunakan.
"Um... Natsume, bolehkah aku bermain permainan ini lagi ?" Tanya (name) ragu dan Natsume pun sejenak tersenyum mendengar apa yang dikatakan (name). "Baiklah, datang saja kapanpun ke kamarku saat kau ingin memainkannya. Karena tidak mungkin jika ku memasangnya di kamarmu. Bisa-bisa permainan ini tidak terjaga" jelas Natsume.
"Hmmm, kau bahkan tak berubah setelah mengajakku berpacaran walaupun hanya sehari" ucap (name) santai yang membuat Natsume sedikit mengeluarkan semburat merah. "Jangan bahas itu lagi, koneko-chan" balas Natsume, namun (name) tak menjawab apapun. "Aku... Duluan ya" ucap (name) yang kemudian berjalan menuju kamarnya.
*****
Tak lama kemudian malam pun tiba, kini keluarga besar ini akhirnya bisa menikmati makan malam secara lengkap. Tidak seperti hari sebelumnya, dimana beberapa dari suami (name) tidak bisa hadir di meja ini karena urusan pekerjaan.
"Jadi, mood (name) sudah baik ?" Tanya Tenma dengan khawatir. "Tentu saja. Dengan kekuatan sihir, apapun bisa diselesaikan" jawab Natsume yang dibalas anggukan oleh (name). "Gokijin memang hebat ya" puji Eichi, namun Natsume sama sekali tidak ingin merespon pujian itu. "Adikku memang hebat !!!" Puji Wataru dengan tawa khasnya. "Haha~♪ guru memanglah hebat, dan (name) sekarang lebih ceria dari biasanya" ucap Sora bahagia. "Bagaimana kau bisa tahu ?" Tanya Subaru dengan penasaran. "Yang jelas, itu diluar nalar kita. Lebih baik tidak usah dijawab" jawab Hokuto.
Dan makan malam ini menjadi sangat rame dari sebelumnya, terutama saat awal mereka menikah. Setelah mereka menikah, rasa canggung yang amat kuat masih menyelimuti mansion ini. Namun lama-kelamaan, waktu menghapus semua rasa canggung yang ada di mansion ini.
Setelah makan malam selesai, kini giliran Natsume untuk menghabiskan malam bersama (name). Sebelum jam tidur tiba, (name) selalu bertanya cara untuk menamatkan permainan dengan mudah hingga trik yang bisa diandalkan. Namun, Natsume menjawabnya dengan memakai sihir. Dan pada akhirnya Natsume pun mengajari (name) tentang sihir.
Meskipun sulit, Natsume tetap bersabar seperti saat ia mengajarkan tentang sihir pertama kali pada (name) waktu di sekolah dulu. Bahkan (name) sangat polos dan sangat mudah percaya tentang apa itu sihir sebenarnya.
Hingga akhirnya, Natsume rasa cukup untuk menjelaskan segalanya yang ia pelajari dan walaupun (name) sedikit mengerti tentang materi itu. "Natsume... jika kelak aku tak ada, apa yang akan kau lakukan ?" Tanya (name) serius. "Aku belum bisa menjawabnya sekarang, koneko-chan. Tapi yang jelas, apapun itu ku akan berusaha menetap disini walaupun tidak ada kau di sisiku" jelasnya dan membuat (name) tersenyum.
Disisi lain, Natsume mulai merasa curiga akan perasaannya saat ini. Ia harus mulai mendiskusikannya dengan Rei dan Sora, karena hanya mereka yang mampu membaca situasi yang terjadi pada (name). Tak lupa, ia harus mempelajari lebih banyak sihir lagi agar ia dapat lebih melindungi(name) dari hal yang tidak diinginkan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro