
Chapter 16
Pagi sebelum matahari menyapa umatnya, (name) telah selesai memasak. Seperti biasa, ia selalu dihentikan oleh maid saat hendak melakukan pekerjaan itu, namun bukan (name) namanya jika ia tidak bisa membujuk maid untuk membiarkannya memasak.
Dan tepat pukul enam pagi, seluruh penghuni rumah inipun bangkit dengan kondisi sudah bersih dan berkumpul di meja makan untuk sesuap energi di pagi hari. Awalnya, ibu Tori sangat bingung jika (name) dan maid menyiapkan semua di meja makan.
"Sudah kubilang kan, ma. Jika (name) bisa memasak" ucap Tori yang disusul dengan kehadiran (name) di meja makan yang telah selesai mengatur segalanya. Senyuman pun (name) sunggingkan pada orang yang berada di meja makan. "Memang, Tori tidak salah pilih istri" puji sang ayah yang telah mencicipi makanan yang (name) buat dan Tori hanya tersenyum puas atas pujian ayahnya itu pada istrinya.
Ibu Tori pun menyusul untuk mencicipi makanan yang (name) buat, "Enak sekali" ucapnya.
*****
Setelah puas berada di rumah Tori, mereka pun langsung menuju ke Ensemble square, tempat dimana para suami (name) bekerja. Selama dalam perjalanan, Tori menceritakan bagaimana ia benar-benar diawasi dan dijaga oleh Yuzuru.
Bahkan Tori pun sempat bilang pada istrinya jika ia ingin sekali mengucapkan terima kasih pada Yuzuru, namun ia tidak pernah bisa mengucapkannya. Dengan tenang dan pengertian, (name) pun mengatakan jika Yuzuru mengerti semua gerak-gerik yang Tori berikan padanya. Dan (name) pun yakin jika tanpa mengucapkan rasa terima kasih, Yuzuru pun mengerti.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah gedung pencakar langit yang bertulisan 'Ensemble Square'. Mereka pun keluar dari mobil dan segera memasuki gedung berlantai tujuh itu.
(Name) sempat kagum beberapa saat pada desain gedung ini. Elegan, itulah kesan yang diberikan pada gedung ini.
Tori pun menggandeng (name) untuk memasuki lift dan mengajaknya pada lantai 3. Setibanya di lantai 3, mereka pun tiba pada ruangan yang bertuliskan 'Starmaker Production'.
"Tadaima !!! KAICHOU !!!" Teriak Tori yang kemudian menghampiri pria bersurai blonde pucat. "Ya ! Okaeri. Bagaimana malamnya ? Menyenangkan ?" Tanya Eichi dengan senyuman seperti biasa, namun (name) yang mendengarnya hanya bisa blushing.
"Kuharap tuan muda tidak merepotkan mu, (name)" ucap Yuzuru dengan senyuman lembutnya. "T tentu tidak" jawab (name). Kemudian Yuzuru pun mendekat dan berbisik pada (name) yang membuat (name) semakin blushing.
"AMAZINGGU !!!! Hime-sama sekarang ada disini dan inilah saatnya untuk Hibiki Wataru mu memberikan sebuah hadiah istimewa" ucap Wataru yang tiba-tiba muncul tanpa diundang dan memberikan (name) setangkai mawar merah yang masih segar. "Terimakasih" ucap (name) ramah.
"Yuzuru, kau boleh beristirahat untuk hari ini. Temani (name) kemanapun ia pergi" ucap Eichi. "Tapi tuan..."
"Ayo, Yuzuru. Banyak hal yang harus kita lakukan" potong (name) yang tidak ingin perdebatan terjadi antara Eichi dan Yuzuru, walaupun itu tak akan pernah terjadi.
*****
"Jadi... (Name), hal apa yang ingin kau lakukan hari ini ?" Tanya Yuzuru yang senantiasa berjalan dibelakang (name). Dan (name) yang sadar dengan posisi Yuzuru pun langsung memeluk lengan Yuzuru agar langkah mereka sama. "Aku ingin lebih mengetahui tentang mu, Yuzuru. Bahkan, aku tidak tahu sama sekali tentang latar belakang atau masa kecilmu" ucap (name) yang mengecilkan suaranya di akhir kata.
Yuzuru tersenyum ramah mendengar pengakuan (name). Mau tak mau, suka tak suka, ia harus menceritakan hal itu pada (name). Karena adanya rahasia diantara suami istri tetaplah tidak baik, apalagi menyangkut latar belakang mereka yang tidak bisa mereka pungkiri lagi.
Kini mereka berada di suatu tempat yang tak asing. Bahkan, tempat ini pun menjadi awal dimana (name) pertama kali mendapat tugas menjadi seorang produser.
Yumenosaki gakuen, itulah tepatnya. Setelah meminta izin pada dua guru mereka, akhirnya merekapun bebas memakai ruang manapun untuk privasi mereka. Namun, pada akhirnya Yuzuru memilih taman belakang yang biasa dipakai Ritsu untuk tidur.
Sesampainya disana, Yuzuru meminta (name) untuk menunggunya sebentar. Dan tak lama kemudian, ia pun kembali dengan teh lengkap dengan teko nya seperti biasa. Setelahnya, ia pun mulai menceritakan masa lalunya. Mulai dari kehilangan orang tuanya, lalu bertemu Ibara di panti hingga berlatih militer, serta bagaimana ia bertemu dengan keluarga Himemiya.
*****
Karena terlalu senang bercerita, mereka pun tak sadar jika mereka telah menghabiskan waktu cukup lama untuk berada di tempat penuh kenangan ini. Ya, tempat ini memang sudah ditinggalkan dan sebagai gantinya adalah perusahaan yang dinaungi oleh para suaminya itu. Namun tempat ini masih terjaga bahkan terawat seakan-akan masih digunakan.
Dengan berat hati, Yuzuru mengajak (name) meninggalkan tempat itu dan kembali ke mansion.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di mansion tempat mereka tinggal. Bahkan (name) langsung kembali ke kamarnya. Nito yang telah pulang duluan pun menanyakan apakah (name) terluka atau merasa tersakiti saat bersama Yuzuru, namun Yuzuru hanya menjelaskan jika ia dan (name) telah bernostalgia tentang masa lalu mereka.
Nito yang mendengar penjelasan Yuzuru pun menjadi sedikit tidak khawatir, hanya ia berpikir jika (name) belum siap menerima latar belakang mereka. Namun mau tak mau, mereka pun tetap harus mengatakannya perlahan. Nito pun sempat berpesan pada Yuzuru agar tidak terlalu mengekang maupun membatasi pergerakan (name) seperti apa yang dilakukan Yuzuru pada Tori dan Yuzuru pun berterima kasih atas saran yang telah diberikan oleh kakak kelasnya ini.
Setelahnya, Yuzuru pun menyusul (name) dan mengatakan pada (name) jika ia bisa kembali ke tempat itu kapanpun yang ia inginkan. Namun, (name) hanya menjawab jika ia bisa mengulang waktu, maka yang ia ingin lakukan adalah berfokus pada Yuzuru. Karena selama ini (name) tak merasa jika beban Yuzuru tidak berat, namun sebaliknya. (Name) merasa bersalah atas apa yang ia ingat sewaktu SMP dulu.
Perlahan namun pasti, Yuzuru mengerti jika ini akibat dari hormon (name) yang perlahan mulai berubah. Ia pun meyakinkan (name) jika beban yang ia pikul itu tidak seberat yang (name) bayangkan dan ia pun masih kuat untuk menanggungnya.
Yuzuru pun mulai memberikan ciuman lembut pada bibir mungil (name).
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro