Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 12

Saat mentari mulai terbit, (name) dan Kaoru mulai membersihkan diri. Namun, Kaoru mengajaknya untuk membersihkan diri bersama hingga mau tak mau (name) harus menuruti keinginan Kaoru.

Setelahnya, mereka pun berjalan-jalan santai di pagi hari sambil mencari makanan ringan untuk sarapan. Karena (name) akan protes jika mereka tidak sarapan. Ditambah dengan, hal ini bisa menambah kesehatan (name) diusianya yang sedang hamil muda.

Kaoru merangkul mesra (name) sehingga membuat tiap pasangan yang tak sengaja melihat nya merasa amat cemburu berat hingga merasa iri. Walaupun (name) terkadang merasa tak nyaman, namun Kaoru selalu bicara bahwa hal itu tidak masalah. Karena (name) berjalan dengan suaminya dan bukan menduakan suaminya yang lain.

Tak lama kemudian mereka pun mampir pada restoran sederhana. (Name) memesan bubur, sementara Kaoru memesan Tamago kake Gohan.

Setelah sarapan, barulah mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang.

*****

Sesampainya di rumah, mereka disambut oleh tiga orang yang masih berada di rumah.

"Sepertinya kau sudah menculik dan bersenang-senang dengan ojou-chan" ucap Rei yang sudah memperhatikan ekspresi (name) yang lebih ceria ketimbang saat Kaoru lepas darinya. "Tentu saja. Aku kan selalu ingin menculik Tanpopo-chan" ucap Kaoru yang kemudian mengelus surai (name) yang membuat (name) merasa canggung. Karena ia mendapat perlakuan seperti itu dihadapan suaminya yang lain. "Kalau begitu sekarang saatnya ku menculik mu, Kaoru" ucap Rei tegas yang kemudian menarik Kaoru untuk berangkat kerja.

"Ha ha ha !!!! Semangat membara di pagi hari !!!" Ucap Chiaki yang berada di belakang Rei. "Dan syukurlah jika mood mu sudah membaik, (name)" sambungnya yang sempat mengacak surai (name) kemudian ia pun mengikuti kemana Rei dan Kaoru pergi. Dan (name) langsung menatap Mao di depannya, namun Mao segera membuang muka.

"Mao" panggil (name) yang membuatnya melirik (name).

(Name) yang merasa jika Mao tidak baik-baik saja langsung meraih dan memeluk Mao. Ia tak peduli lagi jika para maid nya sedang mondar-mandir untuk membersihkan mansion ini.

"Mao, katakan... Kau kenapa ? Apa yang bisa ku bantu ?" Tanya (name) setelah melepas pelukannya dan menggenggam tangannya. "Apa ada sesuatu yang membuatmu bimbang ?" Sambung (name).

"(Name), aku..." ucap Mao pelan. Gotcha, ia berhasil membuat Mao bicara. (Name) menghentikan Mao bicara sebentar dan menariknya ke taman.

Sesampainya disana, (name) langsung membiarkan Mao bercerita sesuka hatinya. Mao menceritakan jika ia mendengar kabar dari teman masa kecil (name), Kuroko Tetsuya jika orang yang gagal bertunangan dengan (name) tidak akan pernah berhenti untuk mengejar (name) sampai ia berhasil mendapatkan (name) dalam pelukannya.

Jujur, mendengar pernyataan itu, (name) sedikit tersentak. Ia teringat jika ia belum memutuskan hal yang harus ia pilih atau katakan pada Seijuuro saat itu.

(Name) pun menggenggam tangan Mao dan menatap Mao dengan penuh keyakinan. "Tenanglah, mau seberapa lama ia mengejarku maka ia takkan berhasil. Karena aku yakin dan aku percaya jika kalian yang akan mencegah hal itu terjadi lagi. Terdengar seperti ku terlalu menggantungkan diri pada kalian, namun hanya kalianlah yang mampu melindungi ku. Dan hanya kalianlah yang ku cintai" jelas (name) dengan sungguh-sungguh.

Mao pun merasa kekhawatirannya sedikit menghilang dan ia bisa kembali tersenyum walaupun hanya sedikit. "Sekarang, kau ingin makan atau minum sesuatu ? Kurasa aku bisa buatkan sesuatu agar mood mu kembali" tanya (name) dengan ekspresi memohon. "Tidak perlu, ku sudah sarapan. Apa kau juga sudah ?" Balik Mao dan (name) mengangguk dengan kecewa.

Mao yang tidak enak melihat ekspresi (name) pun langsung menyebutkan apa yang ia ingin coba tanpa berpikir panjang. Dan (name) langsung pergi begitu saja, saat Mao telah menyebutkannya.

*****

Tak butuh waktu lama bagi (name) untuk memasak ataupun membuat sesuatu. Karena ia telah terbiasa melakukan hal ini, walaupun ia tinggal di mansion. Bahkan ia pun melakukannya sambil bersendau-gurau bersama maid yang menemaninya.

Kini (name) dan Mao menikmati secangkir teh serta pancake yang telah (name) buat. "Kau tahu, taman ini adalah tempat favoritku. Tempat ini punya desain yang sama seperti saat ku dan Tomoe masih bermain bersama waktu usiaku masih enam tahun" ucap (name) yang tiba-tiba membuka suara. "Kalian sudah lama kenal, ya ?" Tanya Mao yang mulai tertarik dengan apa yang (name) katakan. "Um. Tak hanya itu, Nagisa pun sudah ku kenal sedari kecil. Itulah mengapa saat berhadapan dengan Nagisa, ku tak pernah takut ataupun tertekan sepertimu" ucap (name) yang terdengar seperti sebuah ejekan dan Mao hanya sweatdrop.

"Tapi ku selalu bersyukur karena kau selalu berusaha yang terbaik untuk trickstar, um.... Kurasa sekarang untuk kami. Dan jangan pernah bimbang pada suatu masalah serta mulailah berani untuk memutuskannya sendiri tepat saat kau akan dipecah oleh Nagisa. Karena ku selalu mendukung pilihanmu selama kau ada di arah yang benar" sambung (name). Tangan Mao pun terulur serta melingkar pada bahu (name) yang membuat (name) menyenderkan kepalanya pada bahunya.

Rasa bangga menyelimuti lubuk hati Mao. Ia bangga karena memiliki istri yang selalu pengertian padanya dan juga pada suami (name) yang lain. Bahkan masih ia ingat saat (name) berusaha meyakinkan adik perempuannya agar ia bisa menikah. Cukup sulit, namun bukan (name) jika tidak bisa menangani seorang anak. (Name) meyakinkan serta berjanji bahwa ia tidak akan memisahkan serta melarang Mao untuk mengunjungi dirinya saat ia butuhkan.

*****

Disaat malam tiba, (name) hanya ingin di kamar. Meskipun suaminya ingin ia keluar, ia hanya menjawab jika ia ingin tidur awal. Bahkan ia sempat mengancam untuk tidak menyalahkan Mao, karena Mao tidak berbuat apapun.

Ya, tidak untuk tadi, melainkan sekarang. Sekarang adalah giliran Mao untuk bermalam disini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro