Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Book

"Eh?"

(Y/N) tidak begitu paham dengan situasi yang ia hadapi, namun yang lebih tidak paham adalah bagaimana pria ini memanggilnya dengan nama yang bahkan tidak ia ketahui siapa. Siapa tadi? Aguri? Dan sepertinya hanya (Y/N) dan Karasuma yang tidak mengerti karena semua anak kelas 3-E tampak terdiam.

"Ma...af? Koro-sensei?" (Y/N) menatap kearah pria yang ada dihadapannya yang masih terdiam tidak bergerak. Mendengar (Y/N) berbicara, ia tersentak namun segera tersenyum padanya, "kau tidak apa-apa?"

"Ah begitulah, jadi nona (Y/N) bukan? Bagaimana kalau perkenalkan dirimu pada anak-anak kelas 3-E? Besok kau akan mengajar mereka kan?" Korosensei tampak menepuk punggung (Y/N) meninggalkan Karasuma yang tampak tersentak karena adiknya dipegang-pegang oleh makhluk tidak jelas ini.

"Baiklah... namaku adalah Karasuma (Y/N), kalian bisa memanggilku (Y/N)-sensei untuk membedakanku dengan Tadaomi-nii-san. Mulai besok aku akan menjadi asisten guru dari kakakku dan akan mengajari P.E untuk kalian," sebenarnya (Y/N) masih terbayang dengan respon dingin dan aneh dari anak-anak kelas 3-A, dan ia hanya menutup mata erat sambil menunduk, "u-uh, kalau ada yang ingin ditanyakan..."

...

"(Y/N)-sensei kenapa harus sambil menunduk begitu?"

"Bukankah itu karena (Y/N)-sensei gugup? Atau karena terlalu bersemangat?"

"(Y/N)-sensei, berapa ukuran-" dan sebuah sikutan dari Megu kearah Okajima menghentikan perkataannya dan membuat Okajima menyadari kalau Karasuma menatapnya tajam. Sementara (Y/N) tampak menatap kearah semua murid kelas 3-E yang tersenyum padanya.

'Mereka, berbeda...' Matanya membulat, namun segera tersenyum kearah mereka. Yah, ia lebih menyukai keadaan seperti ini. Pandangannya terhadap kelas 3-E sepertinya akan cukup baik minimal pada saat pertama bertemu.

"(Y/N)-sensei sudah punya pacar?"

"...eh?" (Y/N) segera membatu mendengar itu, menatap kearah Maehara Hiroto yang bertanya padanya.

"Pasti sudah!"

"Bagaimana kalau sensei cerita lebih banyak soal sensei?"

Dan beberapa pertanyaan memberondongnya dan membuatnya terkejut tanpa sadar melangkah ke belakang sebelum punggungnya menabrak seseorang yang segera memegang kedua bahunya. Menoleh ke belakang, tampak Korosensei yang entah sejak kapan berada di belakangnya.

"Hati-hati (Y/N)-sensei kau akan jatuh kalau melangkah lebih ke belakang lagi," (Y/N) tampak terdiam dengan wajahnya yang memerah. Siapa yang tidak akan memerah kalau jaraknya dan juga Korosensei sangat dekat. Dan ia menoleh untuk melihat jalanan turunan yang ada di belakangnya.

"A-ah terima kasih Korosensei..."

Karasuma tampak menghela napas, sebelum melihat kearah Koro-sensei yang masih memegang (Y/N) sebelum menyadari dimana tangan Koro-sensei terlihat menyentuh (Y/N). Dan dengan segera Karasuma mengeluarkan pisau anti-senseinya dan tersenyum kesal dengan guratan urat di dahinya.

"Kau menyentuhnya di bagian mana brengsek," Karasuma sudah siap untuk membunuh Koro-sensei kapanpun. Namun, bukannya takut dengan aura membunuh Karasuma, pria berjulukan Shinigami itu tampak tertawa sambil meletakkan tangannya di depan dada.

"Aku tidak sengaja memegangnya Karasuma-sensei, jangan terlalu serius seperti itu," (Y/N) yang tampak membatu seolah mencoba mencerna perkataan kakaknya tampak menoleh kearah tubuhnya, bagian yang disentuh oleh Korosensei tadi.

Bagian dadanya.

...

BLUSH

"Koro-sensei, menurutmu berapa ukuran (Y/N)-sensei?" Okajima, Sugaya, dan juga beberapa siswa laki-laki tampak berbisik pada pria berambut hitam itu yang meletakkan tangannya di dagu seolah berpikir.

"Kurasa C-Cup..."

"Tu-tunggu, apa yang kalian bicarakan?!"

.

.

Only Belong to Me

Rated : T

Genre : Romance/Drama

Pairing : Human!Korosensei x Teacher!Reader x Gakuhou

#ProyekHumanKoro!AU

.

.

"Aku tidak menyangka kalau ia adalah orang yang mesum," (Y/N) tampak menggerutu kesal sambil berjalan dan mengambil beberapa buku yang ada di perpustakaan SMP Kunugigaoka. (Y/N) adalah orang yang cukup kutu buku dan ia bisa menghabiskan waktu bersama dengan tumpukan buku-buku di perpustakaan daripada harus berkencan atau mencari pacar.

"Padahal ia lumayan keren, wajahnya juga tampan dan-" ia terdiam saat menyadari apa yang ia pikirkan, sebelum menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran itu. Bagaimanapun juga, yang ia pikirkan adalah seorang pria yang dijuluki Shinigami. Seorang pembunuh bayaran yang paling dicari oleh pemerintah, "-sadarlah (Y/N)..."

Tanpa (Y/N) pedulikan, tatapan beberapa orang di perpustakaan tertuju padanya saat tumpukan buku setinggi hampir 1 meter tampak dipegang olehnya dengan santai tanpa kewalahan ataupun sadar jumlah buku yang ia pinjam.

"Gawat... perpustakaan ini sudah seperti surga untukku. Bagaimanapun juga buku disini terlalu lengkap hingga aku tidak bisa menahan diri," (Y/N) menatap kearah tumpukan buku itu, sebelum akhirnya berhenti dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Perpustakaan Kunugigaoka memang terkenal sangat lengkap dalam seluruh genre buku.

Itulah mungkin kenapa banyak siswa-siswi yang datang kemari.

"Aku tidak pernah melihat guru seantusiasmu (Y/N)-sensei," suara itu membuatnya menoleh dan menemukan Asano Gakuhou yang tampak tersenyum seperti biasa dan menyapanya dengan sebuah buku tebal yang ada di tangan kanannya.

"O-oh, Asano-san selamat siang," (Y/N) tampak membungkuk dengan terburu-buru hingga membuat tumpukan buku yang ada di depannya tersenggol dan jatuh mengeluarkan bunyi yang keras hingga semua murid disana menoleh kearahnya, "-ah maaf!"

"Sebaiknya anda berhati-hati (Y/N)-sensei, perpustakaan disini benar-benar diisi orang yang ingin mencari ketenangan. Kalau suara buku sebanyak itu jatuh, tentu saja akan mengundang perhatian," (Y/N) tampak duduk dan menundukkan kepalanya dalam-dalam mendengar perkataan dari sang kepala sekolah. Ia melirik kearah para murid yang masih menatap kearah mereka.

"Etto... Asano-san, apakah sudah biasa kau berada di perpustakaan seperti ini?"

"Tentu, terkadang perpustakaan mini lengkap di perpustakaan pribadiku yang punya ribuan buku terasa cukup membosankan untuk ditempati," Gakuhou tampak tersenyum seperti biasa, walaupun perkataannya membuat (Y/N) merasa kalau kepala sekolahnya ini 'cukup' narsis, "anda sendiri, apakah bisa menyelesaikan buku sebanyak itu dalam sehari?"

"Eh, apakah tidak boleh meminjam buku sebanyak ini?"

"Ada batasan buku yang bisa dipinjam, karena banyak juga yang ingin meminjam (Y/N)-sensei," Gakuhou tampak menatap datar (Y/N) yang tampak membulatkan matanya.

"E-eeeh?! Tetapi kalau begitu," ia tampak melihat seluruh buku, dan menyebarkannya di meja yang ada diantara dirinya dan juga Gakuhou, "-semua bukunya ingin kubaca..."

Matanya berkaca-kaca, menatap kearah Gakuhou, "tidak ada kompensasi untuk para guru. Lagipula buku yang kau ambil cukup sering dipinjam oleh para murid, jadi aku tidak ingin para muridku menjadi tertinggal karena satu buku yang dipinjam."

'Seperti mereka akan bodoh saja dengan satu buku menghilang...'

"Tetapi tentu saja ada cara lain untukmu membawa pulang buku yang ada disini," Gakuhou tampak tersenyum penuh arti sambil menyilangkan kedua tangannya dan memangku kakinya di atas kaki lain dalam posisi duduk.

"Eh?"

.

.

"Perpustakaan pribadi anda," (Y/N) hanya bisa terdiam melihat kearah tumpukan buku yang ada di dua rak seukuran dinding yang ada dihadapannya. Tanpa meminta izin pada Gakuhou, perhatiannya segera terdistract dengan buku-buku yang ada dihadapannya, "-ya, kurasa semua buku yang ingin kubaca tadi ada disini..."

"Baguslah, tidak ada yang pernah meminjam dari ruangan ini, jadi aku tidak perlu ragu untuk meminjamkannya padamu karena semua buku disini sudah kubaca," Gakuhou tampak menghampiri dan melihat buku-buku yang sudah diambil oleh (Y/N). Namun, pergerakan (Y/N) segera terhenti saat menyadari perkataan dari pria itu.

"Kalau tidak ada yang meminjam kenapa kau meminjamkannya padaku?" (Y/N) memiringkan kepalanya dan tampak menatap Gakuhou yang tampak terdiam dan berpikir sejenak.

"Sudah kukatakan kalau tidak ada guru seantusiasmu, lagipula walaupun aku bilang tidak ada yang pernah meminjam dari ruangan ini bukan berarti aku tidak memperbolehkan mereka," Gakuhou mengangkat bahunya dan tersenyum kembali. (Y/N) yakin kalau ia melihat bayangan lipan yang ada di belakang Gakuhou, "-kalau saja mereka seantusias ini, bukankah lebih bagus karena tidak akan ada lagi murid-murid gagal yang disebut sebagai murid End."

...

Sekali lagi (Y/N) tampak terdiam tidak bergerak.

"Aku ingin bertanya sesuatu, tetapi aku tidak ingin dipecat sih," (Y/N) tampak bergumam tidak menatap kearah Gakuhou.

"Hm? Tanyakan saja?"

'Bagaimana mau bertanya kalau aku takut dengan bayangan lipan yang seolah akan melilit dan masuk ke dalam mulutku? Orang ini benar-benar aneh dan menyeramkan,' (Y/N) memucat, namun segera menghela napas dan menatap kearah Gakuhou, "-saya baru kemarin dan hari ini melihat anda, tetapi anda adalah orang yang tidak menyukai kegagalan Asano-san..."

"Kurasa itu bukan sebuah kalimat tanya."

"Kenapa kau begitu terobsesi dengan kemenangan dan juga kesempurnaan?" Pertanyaan itu tidak segera terjawab. Oke, benar-benar tidak terjawab saat suasana sunyi yang ia dapatkan dari Asano Gakuhou. Dan ia segera sadar, jika itu bukanlah pertanyaan yang diperbolehkan untuk ia tanyakan, "ma-maafkan aku! Sepertinya aku malah membuat anda kesal..."

"Memang, jadi-sudah dapat buku yang kau inginkan?" Gakuhou tampak tersenyum melihat buku yang sudah ditumpuk oleh (Y/N) dan tampaknya belum bertambah lagi.

"Ah belum, tinggal buku ini-dan juga ini," (Y/N) mengambil buku-buku yang ada di rak sana, sebelum matanya berhenti saat melihat sebuah novel yang diletakkan pada sebuah lemari kaca seolah berbeda sendiri.

"Emiliy's Picks, A Tale of Tub, The Phenomenology of The Spirit, Virginia Woolf-" matanya mendadak tampak berbinar melihat buku yang ada disana, "anda membaca buku sesusah ini?! Dan lagipula, buku-buku ini susah untuk dicari! Boleh aku meminjamnya?"

"Tidak," (Y/N) baru saja akan protes saat Gakuhou melanjutkan, "-aku belum selesai membacanya. Lagipula hanya novel itu yang kupunya. Kalau kau mau meminjam semuanya aku tidak akan mengizinkan."

"Kalau begitu aku bisa meminjamnya satu per satu?" (Y/N) menatap kearah Gakuhou yang tampak balas menatapnya. Mata berbinar itu, entah kenapa susah sekali untuk ditolak. Menghela napas panjang, sebelum Gakuhou mengangguk.

"Baiklah, tetapi kalau sampai buku itu rusak sedikit saja, kurasa kau tahu apa yang akan terjadi," (Y/N) memucat, menatap kearah Gakuhou yang tampak tersenyum dingin dan bayangan lipan itu kembali muncul siap untuk menyerangnya. Ia segera mengangguk sebelum pria itu berubah pikiran, "dan kalau kulihat kau tidak fokus pada pekerjaanmu, maka hukumannya akan sama dengan kau merusak buku itu."

"Tenang saja-ah, aku harus ke kelas E untuk mengajar! Terima kasih Asano-san!" (Y/N) membungkuk dan tampak segera membawa buku-buku itu dengan mudah. Tentu saja, bersama dengan Karasuma Tadaomi dan dua orang tuanya yang merupakan polisi dan tentara tentu saja walaupun hanya ia sendiri yang tidak menggeluti bidang itu ia masih mendapatkan pelajaran untuk bela diri dan semacamnya.

Karasuma sering menjadikannya lawan latihan, makanya stamina dan kekuatannya cukup bisa diandalkan meskipun tubuhnya tidak berotot. Lagipula, siapa yang mau melihat perempuan yang berotot kan?

.

.

"Pasti nii-san akan benar-benar marah..."

(Y/N) tampak berlari secepat yang ia bisa sambil membawa tumpukan buku itu dengan kedua tangannya. Tentu saja itu membuatnya berjalan cukup lamban. Dan saat ia melangkah menaiki jalanan yang menanjak itu, mata (E/C)nya menangkap seseorang berambut merah yang naik menuju ke gedung 3-E.

"Murid? Tetapi ini sudah jam masuk kan, mungkin terlambat..."

"Halo (Y/N)-sensei-"

"AH!" suara yang tiba-tiba terdengar dari belakangnya tampak membuatnya terlonjak dan melemparkan buku yang dibawa olehnya. Menoleh dengan cepat, ia menemukan Korosensei yang sudah bergerak cepat menangkap buku yang terjatuh itu, "ka-kau mengagetkanku!"

"Maaf, aku melihatmu dari lapangan tempat yang lainnya sedang berlatih dengan Karasuma-sensei. Sepertinya kau kewalahan, makanya aku turun kemari dan ingin membantu," Korosensei dengan santai membawanya dan berjalan sebelum (Y/N) bisa protes dengan itu.

"Tidak berat?"

"Sedikit, tapi tidak masalah," Korosensei masih tersenyum dan pada akhirnya (Y/N) membiarkannya untuk membawakan buku-buku itu, "kulihat tadi kau memiliki A Tale of Tub, kau suka membaca novel serumit itu?"

'Seberapa cepat ia sampai bisa mengetahui buku itu...'

"Begitulah, aku suka semua jenis buku. Dari yang paling berat hingga yang paling ringan. Aku sering lupa diri dengan waktu karena buku-buku itu," (Y/N) menggaruk dagunya dan tertawa canggung, "bagaimana denganmu Korosensei?"

"Saat aku masih menjadi Shinigami, mungkin menghabiskan buku-buku di hampir semua perpustakaan yang harus kulakukan. Tetapi, semenjak 1 tahun yang lalu-" pembicaraan mereka tampak berhenti sampai disana, dan (Y/N) tampaknya cukup penasaran kenapa tiba-tiba pemuda itu berhenti, "apakah kau benar-benar penasaran denganku (Y/N)-sensei?"

"H-huh? Aku hanya ingin bertanya saja, lagipula kau yang pertama kali bertanya padaku kan?!"

"Baik-baik, satu tahun yang lalu-membaca buku adalah satu-satunya yang bisa kulakukan di pusat penelitian itu," Korosensei mengangkat bahunya tidak acuh.

"Ngomong-ngomong kau tidak membantu nii-san mengajarkan mereka?"

"Kau pikir kenapa mereka butuh seorang guru normal untuk mengajarkan P.E? Mereka tidak bisa menyamakan kecepatan denganku."

'Ah, tentu-siapa yang bisa menyamai kecepatan 20 Marc...' (Y/N) hanya mengangguk-angguk. Mereka sudah hampir sampai ke depan gedung kelas 3-E.

"Kakakmu malah menyuruhku untuk membuat istana pasir di depan lapangan untuk mengalihkan perhatianku dari pelatihan mereka," Korosensei tampak menghela napas berat dan (Y/N) hanya tertawa, "memangnya aku anak kecil apa..."

"Nii-san memang selalu serius dengan pekerjaannya."

"Tetapi walaupun aku melihat latihan mereka, aku masih bisa menghindar dari mereka tanpa melukai mereka."

"Hei, kau seperti meremehkan kakakku saja!" (Y/N) menatap kesal kearah Korosensei yang tertawa santai menghadapi percakapan mereka. (Y/N) sendiri hanya melihat Korosensei yang tertawa itu, berbicara dengannya, seolah siapa yang ada di depannya ini hanyalah pria biasa, seorang guru biasa yang ingin menjadikan murid-murid ini menjadi lebih baik, "aneh ya..."

"Hm?"

"Selain kecepatanmu, kau sama saja seperti orang-orang normal pada umumnya," Korosensei menatap kearah (Y/N) yang tampak tertawa sambil memainkan rambutnya, "kukira pembunuh yang dikatakan oleh kakakku akan kutemukan seperti psikopat yang ada di buku-buku novel. Senyumannya akan terlihat mengerikan dan sikapnya akan benar-benar terlihat berbeda dari orang-orang lain."

"Berbeda seperti?"

"Menarik diri, diam, tidak ramah, dingin..."

"Cara membunuhku berbeda," Korosensei tampak tersenyum dan menunjuk kearah bibirnya, "kau tidak akan tahu kapan ucapanku itu hanyalah untuk senjata sebelum aku membunuh seseorang. Dan senyuman yang kau lihat, bisa saja aku menggunakannya untuk memanfaatkanmu dalam usaha untuk membunuhmu atau membunuh seseorang..."

(Y/N) tidak akan bohong jika ia tidak merasa kalau sekilas ia merasakan kenapa pria dihadapannya saat ini disebut sebagai pembunuh yang paling keji. Ucapan yang kejam seperti itu diucapkan begitu saja dengan nada tenang dan juga senyuman ramah yang sama.

"Tetapi," (Y/N) memikirkan sesuatu, memiringkan kepalanya untuk melihat Korosensei dengan jelas, "-saat kau sedang bersama dengan anak-anak itu kemarin, aku yakin kalau senyuman dan kata-kata itu benar-benar tulus dari hatimu."

...

"Yah walaupun aku sedikit ragu karena aku baru mengenalmu kemarin, hahaha..." (Y/N) menggaruk dagunya gugup dan baru saja akan berjalan lagi saat Korosensei berhenti dihadapannya dan menatapnya dengan tatapan datar. Tidak ada senyuman yang biasa diberikan oleh pemuda itu, hanya ada tatapan kosong kearahnya, "Koro...sensei?"

"(Y/N)-sensei, kau-" tangan pria itu bergerak, mencoba untuk mendekatkannya pada pipi dari (Y/N). Wajah mereka semakin dekat, namun entah kenapa (Y/N) sama sekali tidak bisa bergerak dari tempatnya dan hanya mematung dengan wajah memerah.

'Tu-tunggu apa yang akan ia lakukan? Wa-wajahnya terlalu dekat, dan ia tidak mungkin akan menciumku kan?!' (Y/N) menutup matanya dengan erat, menunggu apa yang dilakukan oleh Korosensei sebelum sebuah tangan tampak menyentuh kepalanya. Sebuah daun maple kering dipegang oleh Korosensei.

"Ada daun kering di kepalamu, dan aku sudah membenahi rambutmu menjadi lebih bagus," Korosensei tampak tersenyum, dan (Y/N) yang masih mencerna apa yang terjadi tampak terdiam sebelum melihat kearah kaca kecil yang ia bawa di dalam saku. Benar juga, Korosensei sudah membenahi rambutnya yang tadi sedikit kusut menjadi lebih rapi.

"Te-tetapi kenapa kau tiba-tiba-"

"Aku akan membawa buku ini ke atas, aku duluan (Y/N)-sensei," dan dengan segera Korosensei bergerak cepat meninggalkan (Y/N) begitu saja yang terdiam melihat sosok Korosensei yang menghilang dalam kecepatan 20 Marc.

"Ja-jangan tinggalkan aku Korosensei!"

.

.

"Ugh, benar-benar-aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang itu tadi," (Y/N) berjalan hingga depan gedung kelas 3-E dan langsung menuju ke lapangan dimana para murid sudah berada disana. Tidak sedang berlatih, namun mereka lebih mengerumuni satu tempat dimana ada Karasuma juga disana.

"Hm?" (Y/N) juga melihat murid berambut merah yang tampak tadi ia lihat baru saja menuju kearah gedung kelas 3-E. Namun, yang membuatnya membulatkan mata begitu saja adalah saat melihat sosok Korosensei yang terduduk, dengan luka di dadanya yang mengeluarkan darah begitu saja.

"Korosensei!" (Y/N) segera menghampiri dan tampak melihat keadaan pria itu yang tampak tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak apa-apa, lagipula pisau yang kedua tadi ada di 5 cm didepan jantungku, aku hanya perlu istirahat untuk memulihkan diri," (Y/N) mengerutkan dahinya, dilihat dari manapun tampaknya Korosensei tidak dalam keadaan yang baik. Orang biasa akan terbunuh jika terkena tusukan seperti yang ia lihat sekarang.

"Heee, kudengar kau dinamakan Korosensei karena kau tidak terkalahkan," murid berambut merah itu tampak berjalan menghampiri Korosensei dihadapannya, "tetapi apa ini? Sensei, jangan-jangan kau itu sebenarnya sangat lemah ya?"

...Tsuzuru...

Terima kasih untuk para reader yang sudah voting dan comment di cerita ini ^^ saya akan mengupdatenya dengan cepat (kalau tidak webe) jadi, tetap ditunggu ya ;)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro