New Teacher
Yosh, proyek saya bersama beberapa author untuk mengisi perlahan Assclass fandom dengan HumanKoro!AU. Dan untuk cerita saya ini, sekalian saya mau ngelampiasin gimana saya sedikit bosan dengan cerita yang hampir selalu mempairingkan Karma dengan OC. Apakah tidak ada yang lain? Itulah yang mendasari saya mau bikin ffic Reader yang dipairingkan dengan dua orang yang... sedikit langka untuk dipairingkan. #...
Dan om-om di assclass butuh tjintah juga, jadi saya bikin aja deh OC dewasa yang bakal dipairingin sama Human Korosensei dan Gakuhou. (Karena aku sudah siap menjadi mama baru Shuu *chuu* #ditendang)
.
.
Start
.
.
"Membantumu mengajar bersama dengan pembunuh bayaran yang menjadi guru?" Gadis berambut (H/C) (H/L) itu tampak menatap kearah pemuda berambut jabrik yang ada dihadapannya. Menyerahkan semangkuk nasi padanya, gadis itu tampak mendengarkan perkataan dari pemuda itu sejak awal, "aneh?"
"Ia adalah penjahat yang paling dicari oleh pemerintah. Semua pihak mencoba untuk menangkapnya dengan cara apapun, namun selalu gagal dimata kekuatannya," menerima mangkuk berisi nasi itu, mereka berdua tampak menghabiskan waktu sarapan berdua di ruang makan sebuah rumah yang cukup sederhana, "bahkan FBI dan juga CIA juga menetapkannya menjadi buronan."
"Dan?"
"Beberapa minggu yang lalu ia bertemu dengan pihak pemerintah dan ia mengatakan kalau ia akan menyerahkan diri begitu saja tanpa perlawanan seperti selama ini ia lakukan. Yang ia inginkan, hanyalah menjadi guru di kelas 3-E SMP Kunugigaoka.
"Dan pihak pemerintah sepertinya memintamu untuk mengawasinya Tadaomi-nii?"
"Begitulah, kalau hanya mengawasi mungkin tidak akan menjadi masalah, namun minggu depan aku harus menjadi salah satu pengajar disana karena pihak pemerintah tidak ingin pembunuh sepertinya mengajarkan pelajaran yang berhubungan dengan fisik. Aku tidak biasa berhadapan dengan anak-anak, dan kurasa kau bisa membantuku menjadi asistenku," gadis itu mengangguk-angguk, masih mencoba untuk mencerna cerita itu, "lagipula, tidak mungkin target pembunuhan bisa mengajarkan calon pembunuhnya untuk membunuh bukan?"
Dan gadis itu tersedak mendengar perkataan dari pria itu.
"Pembunuhan... membunuh... siapa?"
"Yang kumaksud dengan menyerahkan diri, adalah ia harus dibunuh (Y/N). Ia sendiri yang mengatakan kalau ia tidak akan mau ditangkap dan dipenjara. Kalau memang ia harus ditangkap, orang yang menangkapnya harus membunuhnya," Karasuma meminum minumannya, "—dan percayalah, ia lebih susah untuk dibunuh daripada seekor kecoa. Namun pria itu memberikan pengecualian untuk anak-anak kelas itu untuk membunuhnya dalam jangka waktu 1 tahun ini. Ia tidak akan melukai mereka, namun beban yang diemban oleh mereka tentu saja lebih berat."
"Menyuruh anak-anak membunuh seseorang? Bagaimana mungkin kalian menyetujuinya?"
"Kau tidak mengerti (Y/N), orang itu sangat berbahaya. Dan jika kami kehilangan jejaknya lagi, entah apa yang akan terjadi."
...
"Lagipula, kalau kau berpikir jika yang akan kita hadapi adalah seorang manusia biasa, kau salah," Karasuma menatap kearah perempuan itu yang mengerutkan dahinya, "—ia adalah monster berwujud manusia."
"Kalau hanya karena perbuatannya, itu bukan sepertimu yang mengatakan orang lain adalah monster Tadaomi-nii-san..."
"Bukan karena itu," Karasuma menghela napas dan menatap kearahnya, "—ia muncul setelah insiden ledakan yang terjadi di salah satu pusat penelitian di Jepang."
"Ah, aku pernah mendengarnya."
"Sepertinya orang-orang itu melakukan sesuatu pada tubuhnya hingga ia memiliki keanehan pada tubuhnya."
"Keanehan?"
"...kau akan melihatnya jika bertemu. Kau akan ikut bukan?" Karasuma berdiri dan bersiap untuk berangkat bertugas.
"Tentu saja, walaupun tidak setujupun aku akan menjadi guru di Kunugigaoka," Karasuma menatap heran pada gadis dihadapannya yang segera mengeluarkan sebuah surat dari tasnya, "—aku baru saja diterima menjadi salah satu guru disana!"
.
.
Only Belong to Me
Rated : T
Genre : Romance/Drama
Pairing : Human!Korosensei x Teacher!Reader x Gakuhou
#ProyekHumanKoro!AU
.
.
Karasuma (Y/N), adik bungsu dari Karasuma Tadaomi yang berusia 24 tahun dan baru saja pindah dari Kyoto untuk melamar menjadi seorang guru di SMP yang terkenal di Jepang—SMP Kunugigaoka sekaligus tinggal dengan kakak kandung dan keluarga satu-satunya itu.
Ia baru saja akan memberitahu tentang diterimanya dia di SMP Kunugigaoka, saat kakaknya malah menceritakan tentang tugasnya sebagai anggota pertahanan pemerintah yang harus mengawasi pembunuh paling kejam yang dijuluki Shinigami yang akan menjadi salah satu pengajar di SMP Kunugigaoka.
"Oke, aku tersesat—" gadis itu tampak menoleh kearah sekelilingnya, mencoba untuk melihat lorong sekolah yang masih sepi dengan murid-murid ataupun guru yang datang. Namun, karena terlalu bersemangat, tentu saja itu membuat (Y/N) datang terlalu pagi.
Walaupun yang ia dengar, sepertinya kepala sekolah sudah datang sejak pagi hari.
"Ah maaf," saat ia akan berjalan kembali, perempuan itu menghentikan seorang murid yang tampak mengenakan tanda Student Council di lengannya. Rambut peachnya tampak mencolok, dan ia yakin kalau ia tidak akan mungkin bisa melupakan warna rambut itu.
"Ada apa?"
"Maaf, aku sedang mencari ruang kepala yayasan?" (Y/N) tertawa sambil menggaruk dagunya, menunggu jawaban dari siswa itu namun tampaknya siswa itu terdiam beberapa saat dengan mata membulat, "—err... Halo?"
"Oh ya," siswa itu tampaknya tersadar saat (Y/N) memanggilnya. Namun (Y/N) tidak bisa tidak melihat raut wajah kaget yang tersirat dan ia sama sekali tidak mengerti kenapa, "aku akan mengantarkan anda. Apakah anda guru baru disini?"
"Ya, hari ini adalah hari pertamaku disini. Jadi, aku masih belum tahu tempat-tempat di sekolah ini... Maaf merepotkan," (Y/N) membungkuk dan membiarkan siswa itu untuk mengantarkannya ke tempat yang ia inginkan, "ngomong-ngomong, siapa namamu?"
"Huh? Oh, Asano—Gakushuu," Asano tampak menoleh kearah (Y/N) yang menanyakan namanya.
"Asano-kun kalau begitu. Terima kasih sudah membantuku."
"Sudah kubilang tidak apa-apa," Asano tampak menghela napas, dan tanpa disadari mereka tampak sudah sampai di depan sebuah ruangan milik kepala sekolah SMP Kunugigaoka itu. Tanpa ragu, Asano mengetuknya, dan segera membukanya.
"Kukira seharusnya kau menungguku menjawab Asano-kun," pria berambut cokelat yang tampak disisir ke belakang itu tampak menatap kearah siswa yang mengantarkannya ke ruangan ini.
"Kau tidak mungkin sedang sibuk saat pagi hari seperti ini. Aku mengantarkan guru baru kemari, Asano-san."
(Y/N) tampaknya cukup gugup untuk baru saja menyadari jika mereka memanggil nama mereka dengan nama yang sama. Asano. (Y/N) bergantian menatap mereka berdua, yang mengeluarkan aura tidak enak disekitar mereka.
'Mereka... ayah dan anak?'
"Ah nona Karasuma? Terima kasih sudah datang tepat waktu," yang lebih tua tampak tersenyum dan menyambutnya, namun siswa berambut peach yang bernama Asano Gakushuu tadi tampak begitu saja pergi, "—namaku adalah Asano Gakuhou, selamat datang di SMP Kunugigaoka."
'Namanya juga sama—tetapi sepertinya aku tidak usah menanyakan hal itu dulu. Aku tidak ingin dipecat di hari pertamaku bekerja,' gadis itu tampak dengan segera membungkuk didepan Gakuhou, "terima kasih sudah menerimaku bekerja disini Asano-san. Aku akan bekerja sebaik mungkin."
"Bagus," Gakuhou tampak tersenyum, namun (Y/N) tidak bisa tidak merasakan ada yang aneh dengan senyuman itu, "kuharap permintaan kakakmu untukmu membantu di bangunan 3-E tidak akan membuat pekerjaanmu di bangunan utama terganggu."
"Bangunan utama?"
"Ya, karena kelas 3-E bukan berada di bangunan ini. Kurasa kau harus berjalan cukup jauh untuk sampai kesana nona (Y/N)," Gakuhou menatap kearah bukit yang masih terlihat di jendela tempat mereka berada. Sebuah bangunan kecil dan tua tampak juga berada disana, "disanalah kelas 3-E berada."
"Kenapa dipisahkan?"
...
"Errr, kurasa aku tidak boleh bertanya itu?" (Y/N) menggaruk dagunya, menatap tatapan tajam dari Gakuhou yang ada didepannya.
"Tidak, karena kau juga akan mengajar disana kurasa aku harus memberitahumu. Kelas E juga biasa disebut sebagai kelas End dimana anak-anak yang bermasalah berakhir disana. Masa depan mereka sama sekali tidak cerah, sama seperti bangunan tua tempat mereka belajar," (Y/N) tersentak. Ia benar-benar kaget bahwa ada staf pengajar yang mengatakan hal seperti itu terutama seorang kepala sekolah.
"Pelajaranmu akan dimulai hari ini di kelas 3-A, kelas Asano-kun. CVmu terlihat mengesankan dengan nilai cumlaude pada bidang Fisika dan Matematika di Universitas Kyoto. Bahkan kau juga sempat diterima di Universitas Todai di jurusan yang sama," (Y/N) cukup terkejut bagaimana sang kepala sekolah bisa menghapal CVnya dengan baik diantara ratusan pelamar yang ingin mengajar disini.
"Baiklah, 10 menit lagi kelas akan dimulai. Kebetulan guru Matematika kami berhenti, dan setelah bel masuk berbunyi itulah jadwalmu satu-satunya untuk hari ini," (Y/N) mengangguk, ingin bertanya lebih banyak namun memutuskan untuk tidak menanyakannya dan akan berbalik.
"Ah Nona (Y/N)," (Y/N) menoleh saat dipanggil kembali, "suaramu entah kenapa sangat familiar. Jangan heran jika beberapa siswa siswi akan menatapmu kaget."
(Y/N) mengerutkan dahinya bingung dengan apa yang dikatakan oleh Gakuhou namun segera meninggalkan tempat itu menuju ke ruang guru.
.
.
"Selamat pagi," (Y/N) tampak tersenyum lebar mencoba untuk memberikan kesan yang terbaik dihari pertamanya mengajar disini. Ruangan kelas 3-A benar-benar bagus dan tampak mewah dengan penghangat dan pendingin serta kursi dan meja yang tampak selalu baru dan juga bersih, "—mulai sekarang, aku akan mengajarkan pelajaran Matematika menggantikan guru kalian yang dulu. Namaku adalah Karasuma (Y/N), Yoroshiku!"
Seperti yang dikatakan oleh Gakuhou, tampaknya beberapa anak tampak berbisik saat mendengarnya berbicara. Ia bisa melihat Asano yang duduk di depan dekat dengan meja guru saat itu.
"Sebelum kita memulai pelajaran, apakah ada yang ingin ditanyakan?"
...
Dan semuanya tampak hening. Tidak ada satupun yang berbincang dan juga tidak ada satupun yang membuat keributan lagi sedikitpun. Benar-benar tipikal dari kelas unggulan di SMP Kunugigaoka ini. Tetapi jujur, (Y/N) sama sekali tidak terbiasa dengan keadaan yang canggung ataupun terlalu serius seperti ini.
"Ba—baiklah, kalau begitu kita akan memulai pelajaran hari ini!"
.
.
(Y/N) berjalan pulang saat sore menjelang dan waktu pulang sekolah sudah tiba. Gadis itu tampak menghela napas beberapa kali, berjalan sendirian melewati gerbang utama dari SMP Kunugigaoka.
"Menyeramkan, mereka bahkan sudah mempelajari pelajaran anak SMA. Pantas saja seleksinya ketat saat aku mendaftar," (Y/N) harus menguasai materi minimal hingga kelas 2 SMA. Beruntung ia orang yang cukup mudah menghapal lagipula ia menyukai pelajaran Matematika.
DUK
(Y/N) menyenggol bahu seorang siswa yang tampak baru saja akan masuk. Menoleh kearah siswa itu untuk meminta maaf, warna rambut kini mencolok kembali dengan warna merah dan iris mercury itu, "Maafkan aku."
"Ah," jawabnya singkat dan kembali berjalan kearah gedung bersama dengan beberapa orang berpakaian serba hitam yang mengingatkannya pada kakaknya.
Sementara (Y/N) tampak keluar dari sekolah itu, siswa berambut merah itu menoleh kembali mencari sosok (Y/N) yang tadi menabraknya seolah ia baru menyadari sesuatu.
"Akabane-kun?"
'Rasanya, suaranya sama...' pemuda itu tidak menemukan kembali sosok (Y/N) dan hanya mengangkat bahu sebelum berbalik dan masuk ke bangunan bersama dengan dua orang dari pihak pemerintah itu.
.
.
"Oh ini..."
(Y/N) tidak sadar sudah berjalan cukup jauh hingga sampai ke kaki bukit tempat dimana kelas 3-E berada. Ia akan memulai membantu kakaknya besok. Jadi, mungkin ia akan melihat tempat ini dulu untuk mengamatinya.
"Mungkin aku akan menjemput onii-san," ia berbelok, memutuskan untuk mendaki tempat itu menuju ke kelas 3-E yang ada disana sambil memikirkan bagaimana anak-anak kelas 3-E yang tampaknya terlalu parah masalahnya hingga diasingkan dari gedung utama.
"(Y/N)?" Suara itu terdengar saat (Y/N) sudah setengah jalan menuju ke gedung 3-E. (Y/N) menoleh dan yang ditemukan adalah sosok Karasuma yang tampak menghampirinya, "kenapa kau ada disini?"
"Oh, hanya sedang melihat tempat yang akan kuajari juga sekalian menjemputmu pulang," (Y/N) tersenyum sambil menunggu Karasuma menghampirinya, "kenapa kau baru menuju kemari? Bukankah jam pulang sudah berbunyi?"
"Murid-murid kelas 3-E tidak akan pulang cepat seperti murid lainnya. Mereka memanfaatkan waktu untuk mencoba membunuh guru mereka," (Y/N) menghela napas. Bagaimanapun cara ia mengartikannya, apa yang dikatakan oleh Karasuma benar-benar bukan hal yang wajar, "oh, apakah itu salah satu murid kelas 3-E?"
Karasuma menoleh dan menemukan siswi berambut hijau diikat dua keatas tampak membawa balok kayu.
'Entah kenapa hari ini aku bertemu dengan anak-anak berwarna rambut aneh,' (Y/N) tampak tidak berpikir apapun lagi dan berjalan mengikuti Karasuma yang menghampiri siswi itu.
"Ah halo Karasuma-san!"
"Ya, Kayano-san. Ngomong-ngomong mulai besok aku akan menjadi guru P.E. di kelas ini. Mohon bantuannya," (Y/N) tampak hanya bisa menatap kakaknya dengan tatapan aneh. Oke, beruntung Karasuma memintanya untuk menjadi asisten. Apa yang ditunjukkan oleh Karasuma pada murid-murid ini terlalu kaku.
"Kalau begitu aku akan memanggil anda Karasuma-sensei mulai sekarang," kakinya jalan di tempat, dan tampak matanya menatap kearah (Y/N) sambil memiringkan kepalanya, "lalu anda?"
"Ini adalah adikku, dia akan menjadi asistenku dalam mengajar."
"Halo, uh... Kayano-san?" (Y/N) mencoba mengingat nama yang disebutkan Karasuma tadi, "namaku adalah Karasuma (Y/N), aku juga pengajar di gedung utama, tetapi aku juga akan membantu kakakku untuk mengajarkan kalian."
...
BRAK
Balok-balok itu begitu saja jatuh dari pegangan Kayano. Sekali lagi, sebuah reaksi yang aneh setiap kali ia berbicara. Namun ini adalah reaksi yang paling aneh yang ia lihat, reaksi terang-terangan seolah jika (Y/N) sedang berbicara, itu adalah sesuatu yang salah.
"...n..."
"Etto... apakah aku berbuat salah?" (Y/N) menggaruk dagunya dan menatap Kayano yang menatapnya seolah akan menangis, "Ta—Tadaomi-nii-san, bantu aku!"
"Apa yang bisa kubantu? Aku bahkan tidak tahu kenapa ia menangis (Y/N)," Karasuma tampak menatap kearah (Y/N) sebelum menoleh pada Kayano yang tampak menunduk sebentar sebelum mendongak dan tersenyum seperti biasa.
"Maaf, suaramu mirip dengan orang yang kukenal," Kayano menggaruk pipinya canggung sebelum membungkuk dan mengambil balok-balok kayu itu, "aku akan memanggil anda (Y/N)-sensei untuk membedakan dengan Karasuma-sensei kalau tidak keberatan?"
"Tentu," (Y/N) tersenyum dan tampak sedikit lega karena sifat Kayano yang tidak dingin seperti murid-murid kelas 3-A. Suara-suara ribut terdengar di halaman depan bangunan, dimana semua murid tampak mencoba melemparkan pisau dan juga menembak seseorang yang duduk santai di salah satu kursi pantai yang entah kenapa ada disana.
"Koro-sensei bilang kalau ia akan tetap diam di tempatnya untuk menebus kesalahan karena merusak bunga lili di halaman sekolah. Tetapi," Kayano menghentikan perkataannya saat mereka melihat beberapa peluru yang mengarah pada orang itu, namun ia segera menangkisnya dengan buku absen yang ada di tangannya, "ia terlalu cepat, bahkan dengan orang sebanyak ini ia masih punya cara untuk menghindar."
"Korosensei kau bilang kau tidak akan bergerak kan?!"
"Aku bilang aku tidak akan bergerak dari tempatku, bukan berarti tanganku tidak akan bergerak Okajima-kun, kalau aku hanya diam itu artinya aku sudah menyerahkan diri," senyuman pria itu tampak terlihat sangat ramah. Namun, entah bagaimana (Y/N) bisa merasakan kalau senyuman itu aneh. Bahkan lebih aneh daripada senyuman Gakuhou beberapa saat yang lalu, "oh, Karasuma-san."
"Kau terlihat hanya sedang bermain-main dengan mereka. Seriuslah sedikit," Karasuma menggeram kesal, menatap tajam kearah pria berambut hitam sedikit panjang itu. Seolah tidak peduli dengan perkataan Karasuma, kali ini pria itu menggeser pandangannya dan melihat (Y/N).
"Tidak biasanya kau membawa perempuan?"
"Dia adalah adikku, jangan macam-macam," Karasuma tampak berdiri di depanmu untuk menghalangi pria itu mendekatinya lagi. Namun (Y/N) tampak sedikit ragu, ingin menyapa sebagai sesama pengajar.
Pengalamannya berbicara pertama kali di depan orang lain tidaklah menyenangkan.
"Orang-orang di daerah asalku dan di dunia menyebutku Shinigami. Tetapi Kayano-san dan yang lainnya disini memanggilku dengan nama Koro-sensei. Salam kenal," senyuman ramah itu masih terlihat, namun (Y/N) merasa tidak sopan jika tidak membalasnya. Berpikir sejenak, ia bergeser agar semua murid yang berhenti karena kedatangan Karasuma dan (Y/N) bisa melihat mereka berdua.
"Namaku adalah Karasuma (Y/N), dan aku akan membantu Tadaomi-nii-san untuk mengajar P.E disini," (Y/N) membungkuk 90 derajat dan tampak bangkit lagi untuk menemukan Korosensei yang terdiam—bahkan senyuman itu tidak ada lagi di wajahnya. Hanya wajah datar, sebelum kakinya melangkah.
Dan sebelum (Y/N) bisa menyadarinya, Korosensei sudah ada dihadapannya dan menatapnya dengan mata onyxnya.
"...Aguri..."
Hanya satu nama yang terucap, namun (Y/N) tidak mengenal nama itu. Tetapi satu hal yang pasti, seluruh anak kelas 3-E sepertinya mengenalnya dan membulatkan mata mereka saat melihat dan mendengar (Y/N) berbicara.
—karena suaranya sangat mirip dengan gadis itu. Yukimura Aguri.
...Tsuzuru...
Ngomong-ngomong, Human Korosensei ini masih punya kecepatan 20 Marc, dan sebenarnya dia ada tentakel, karena dia itu seperti Itona. Eksperimen yang masih berwujud manusia tetapi memiliki tentakel. Letak tentakel sama dengan Kayano di leher belakang :)
Nah, kalau ada yang mau ditanya mungkin? Dan iya, nanti gape age antara Gakuhou sama Reader mayan jauh kok. #... orang sama Shuu aja cuma beda 10 tahun '3'
Oh, untuk info Reader, semuanya terserah pada anda bagaimana bentuk wajah dari reader. Tetapi satu hal yang pasti, suara dia itu sama dengan suara Aguri. Yang bakal jadi alasan untuk dia dekat dengan Korosensei :p
.
.
BTW, RnR ya~ ;)
si'_uM
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro