Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1: AtsuShiMi?

“Atsumi, jadi ini script chapter 1 nya,” aku nyodorin seratus lembar kertas (atau mungkin lebih) ke Atsumi.
Dia baca baca sambil angguk angguk. Semoga otaknya lebih baik daripada otaknya kakaknya.
Dan ternyata dia emang lebih pinter dari kakaknya, Atsushi.

“Oke. Oiya, ini serius di alpamaret take nya? Endorse dong?”
“Ho’o, soalnya paling deket di alpamaret.”
“Tapi kan indomerot lebih murah”
“Yaudah, nanti abis dari alpamaret ke indomerot juga boleh.”

“Oke, oke. Semuanya! Oniichan: Murasakibara Atsushi x Murasakibara Atsumi Chapter 1, start! Voice recorder!”
“Rolling!” ucap bapak bapak voice recordernya.
“Camera!”
“Rolling!” bapak bapak kameramennya juga udah siap.
“Action!”

©Gachan
~don’t forget to vote and comment~
[Fanfict Collab 03 @Kurobas_Is_Life]
🌌

“Kriiing!”
Hanya lonceng penanda dimulainya ekstrakulikaler yang dapat menyudahi acara makan besar Murasakibara Atsumi, adik kembar kesayangan Atsushi.

Beberapa bungkus maiubo yang masih utuh dimasukkannya ke tas besar Atsumi yang berisi air minum, seragam basket, dan makanan ringannya.

“Meiou, fight!” teriakan kencang Atsumi menandai dimulainya latihan keras tim basket putri SMA Meiou untuk menyambut Turnamen Women Interhigh.

Sepatu Nike Zoom Kobe VIII milik Atsumi tak kenal lelah menemaninya berlari, push up, sit up, back up, plank, side jump, dan berbagai pemanasan lainnya, meskipun Atsumi sendiri selalu merasa kelelahan.

“Hari ini, kita uji coba tim inti melawan tim cadangan. Tim ini yang bermain adalah Adagaki Hime, Sakura Shuzui, Nakamura Michiyo, Cardia Risha, dan kapten, Murasakibara Atsumi,” coach Ichiro memanggil nama pemain inti yang akan bertanding.

Disusul dengan nama-nama pemain tim lapis dua SMA Meiou, “Untuk tim cadangan, yang akan bermain adalah Takahashi Ayame, Furukawa Chizue, Maeda Emiko, Okazaki Makoto, dan kapten, Nakagawa Hikaru.”

“Yang saya panggil adalah line-up women interhigh tahun ini. Silahkan persiapkan jersey tanding baru kalian!”

Kesepuluh orang yang telah dipilih coach Ichiro mulai berlari menuju ruang ganti dan mengambil jersey baru mereka.

Cardia Risha, nomor 5. Point guard handal yang lincah dan akurasi operan terbaik di liga perempuan Jepang.
Merupakan pacar dari Mayuzumi Chihiro, pemain dari SMA Rakuzan. Dan karena Chihiro pula lah Risha memilih angka 5.
8,7/10

Nakamura Michiyo, nomor 14. Pemain all around yang kini berada di posisi small foward SMA Meiou ini dapat dikatakan sebagai salah satu pemain tercepat di liga basket wanita Jepang.
8,5/10

Sakura Shuzui, nomor 8. Power foward yang menghantarkan SMP-nya menjadi juara liga di masanya ini merupakan ace dari SMA Meiou.
Meskipun baru kelas 1, kemampuannya mampu menggusur senpai-senpainya dari posisi mereka.
8,7/10

Adagaki Hime, nomor 9. Tsundere pirang ini memiliki kemampuan shooting yang unik, yang menghantarkannya menjadi shooting guard utama SMA Meiou.
Tak heran, yang melatihnya untuk melakukan shooting adalah shooter terbaik dalam dunia basket Jepang, Midorima Shintaro, yang sekaligus menjabat sebagai kekasihnya.

“Aku pilih angka 9 karena Shintaro memakai angka 6. Kalau digabung akan jadi 69.”
-Adagaki Hime, 2018-

8,6/10

Murasakibara Atsumi, nomor 4. Seringkali tertutup bayang-bayang kakak kembarnya sebagai center berbakat di Akita dan Jepang, ia ingin menunjukkan bahwa ia juga bisa menjadi center hebat.
Nomor 4 menunjukkannya sebagai kapten terhormat dari SMA Meiou. Tak mengherankan, bakatnya memang yang terbaik diantara teman-teman se-timnya.
8,8/10

Takahashi Ayame, 6, shooting guard, 8,3/10
Furukawa Chizue, 7, center, 8,5/10
Maeda Emiko, 11, small foward, 8,4/10
Okazaki Makoto, 12, power foward, 8,3/10
Nakagawa Hikaru, 15, point guard, 8/10

***

“Latihan selesaaii!! Tim utama menang dengan skor 54-48!”

Semua gadis yang di GOR itu segera keluar, menuju masa depan mereka masing-masing.

Atsumi yang masih memakai jersey basketnya berlari dengan badan besarnya menuju ke alpamaret.

Ia menyusuri setiap bagian dari minimarket bertajuk alpamaret itu, sampai akhirnya ia menemukan tempat maiubo kesayangannya dan kakaknya.

Tapi sayangnya di indomerot lebih murah. Jadi Atsumi pindah ke indomerot.
Dan ternyata maiubo di indomerot udah habis, jadi Atsumi pindah ke alpamiti.

Di alpamiti ada, tapi ternyata lebih mahal daripada di indomerot dan alpamaret. Tapi karena males balik lagi, jadi mau gak mau Atsumi mengeluarkan banyak uang demi satu kardus maiubo berisi 30 batang maiubo.

Ngomong ngomong, karena Gachan gatau maiubo itu kaya gimana, Gachan mau tanya mbah gugel dulu.

“Oke gugel, maiubo itu kaya gimana?”
“Maiubo itu kayak maiubo.”

Sungguh quotes yang bagus. Makasih. Sama sama. //abaikan

Atsumi pulang sambil memeluk satu kardus maiubo.

Sampai di depan rumah, sudah ada seorang titan berambut ungu-lavender yang sedang menyiram tanaman.

Rajin amat ya bang Atsushi, biasanya males malesan.
“Tsushi-nii! Aku beli maiubo!”

Atsushi mematikan keran, melempar selang, dan menuju ke Atsumi, lalu membelai rambut amethyst milik adiknya perlahan.

"Berat, Tsushi-nii!” Atsumi menepis tangan Atsushi perlahan.
“Ayo masuk ke rumah,” lanjut Atsumi.
“Hmm.. iya.”

Atsushi mengambil alih maiubo di tangan Atsumi dan membawanya naik ke kamar Atsushi.

Sedangkan, Atsumi meluncur ke kamar mandinya, mandi dan berganti baju, merubahnya menjadi adik termanis Murasakibara Atsushi.

“Tsumi-chin, aku makan maiubonya~”
“Tunggu bentaarr! Aku juga mauu!”

Tapi seperti biasa. Soal makanan Atsushi tak bisa diganggu. Suara ‘krunyus krunyus’ sudah terdengar dari mulur Atsushi.

*
A few minutes later
*

“Tsushi-niii!!! Kenapa maiuboku dihabiskaann!”
“Tsumi-chin terlalu lama, jadi sudah kumakan.”
“Heee?! Yang beli kan akuuu!” Atsumi mulai menggebuki (?) kakaknya dengan bantal di sampingnya.

Perang bantal mulai terjadi. Seketika, kamar Atsushi berubah menjadi kapal pecah.

Tentu saja sang tuan rumah memiliki lebih banyak kesempatan untuk menang. Atsushi tahu jelas dimana saja bantal bantal miliknya bersembunyi karena itu adalah kamarnya.

Atsumi sendiri tak mau mengalah. Apalagi karena uangnya telah habis untuk membeli maiubo di alpamiti.

Dibukanya lemari Atsushi dan mulai melemparkan isi-isinya –termasuk sempak-sempak pink kembang kembang kesayangan Atsushi– ke arah Atsushi.

Dan sayangnya salah satu lemparan sempak itu mengarah pada Gachan.

“Cut!” gue otomatis teriak dong.
“Gausah kebanyakan pake sempak, udah molor lagi sempaknya!”

“Take lagi, cepetan! Udah dikejar deadline tau gak!?”
“Hyaaattt!!!!” Atsumi nge-smash sebuah cawet (bikaus sempak sudah dilarang, jadi ganti jadi cawet:v) dan tepat mengenai anunya Atsushi.

“HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Kalau anda laki-laki, pasti tahu rasanya:v

“TSUMI-CHIN KAMPRET!!” jarang-jarang Atsushi teriak. Sekali teriak langsung medheni.

Jadi Atsumi keluar kamar dengan perasaan campur aduk.

Kasian sama kakaknya
Sedih dimarahin kakaknya
Marah maiubonya dihabisin kakaknya
Lucu soalnya yaa~ gitu

Tapi tak ada yang menyangka, teriakan usiran dari Atsushi tidak berlaku untuk hari ini saja.

Sudah tiga hari sejak hari itu dan Atsushi tak berbicara satu katapun pada Atsumi. Bahkan ketika Atsumi yang memulai obrolan.
Atsushi akan langsung memalingkan muka dan pergi entah kemana.

***

“Murasakibara! Defend macam apa itu?! Rendahkan lagi pinggangmu!”

“Fokus ke lawan di depanmu! Berkali-kali matamu pergi ke mana-mana. Apa yang kau pikirkan sih?!”

“Lose ball tadi itu ada di kananmu, Murasakibara, kau pikir tangan kirimu sampai ke sana?!”

“Kau bisa melompat kan? Bahkan anak kecil umur 3 tahun sudah bisa melompat, tahu!”

Berkali kali coach Ichiro meneriaki Atsumi yang tentu saja tak bisa fokus ke latihan tambahan menuju Inter High-nya.

Atsumi tak seperti Atsumi. Ia seorang center, namun tak bisa bertahan dengan baik.

Tim utama kalah dari tim cadangan, 63-54. Perbedaan poin yang sangat jauh.

Dan kau tahu, tak ada satupun orang yang tak kesal apabila timnya kalah karena kapten timnya bermain buruk. Tak hanya kesal, siapapun pasti akan memarahi kaptennya.

Tapi sepertinya hal itu tak berlaku pada Nakamura Michiyo, sahabatnya.

“Atsumi, kau kenapa?” ia bertanya.
“E, etto, aku enggak apa-apa kok,” Atsumi tak ingin menjawab.

“Bohong. Dengan permainan seperti itu pasti kau ada sesuatu.”

“Mmm, yah, kau tahu? Kakakku entah kenapa menjauhiku.”

“Kakak? Ace SMA Yosen itu?”

“Hmm,” Atsumi mengiyakan.

“Memangnya ada apa dengan kalian berdua?”

“Aku sendiri tak begitu tahu, tapi aku mau ia kembali seperti biasanya. Kau tahu, kami berdua sering disebut duo Atsushimi. Tapi, apakah benar kami bisa dipanggil Atsushimi jika begini?”

“Tidak, tidak bisa. Mungkin kau harus tanya sesuatu padanya.”

“Iya, aku sudah bertanya. Tapi dia tak menjawabnya.”
Atsumi menghela nafas.

“Aku pasti akan membuat Atsushimi kembali akur lagi.”

Yosh. Dou datta? Ambradul desu yo ne.. Huwahaha~ maapkeun yak:3
Hmm.. Kayaknya aku masih bingung cara nulisku. Kadang kadang “ringan” banget kayak cuma nulis chattingan di line atau WA. Tapi kadang agak berat gitu.. Kalau kalian suka yang mana? Atau kucampur kaya gini? Agak aneh gak?

Dan aku tahu keluhan kalian dimana. Cerita monoton dan awalnya agak mbosenin. Iya gak? Iya kan? Aku enggak edit sama sekali sih.. soalnya pengen aja pure murni dari hasil nulisku. Jadi kalian bisa lihat apa aku ada perkembangan atau tidak. Semoga dimaklumi.
Okei, nantikan next update, secepatnya!

Yoroshiku onegai!
Vomment jan lupa:3

2nd chapter: Selasa, 3 juli 2018, 08.30 WIB (semoga bisa ngahaha~ doain yaa)
P.S: karena ada kesalahan teknik, update diundur menjadi pukul 16.00 WIB😌💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro