Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Autumn Story

Warna-warni musim gugur selalu mempesona. Satu momen yang wajib dinikmati saat musim gugur adalah menyaksikan keindahan warna-warni daun maple yang seringkali disebut momiji. Campuran warna kuning, merah, kecoklatan, oranye bersatu sehingga menghasilkan komposisi pemandangan alami yang luar biasa indah.

Daun kekuningan dan suhu yang mulai merendah ini adalah saat-saat favorit Sakura. Gadis bersurai merah muda itu memang sangat menyukai musim gugur dibandingkan musim-musim lainnya.

Dengan riang, Sakura terus mengayuh sepeda putih gading nya. Celana sepan selutut berwarna biru muda, sneaker berwarna putih, kaos biru tua dan sweater putih membungkus tubuh indah nya bersama sebuah senyuman tersungging yang membuat orang lain ikut tersenyum memandangnya. Rambutnya yang diikat ekor kuda itu melambai-lambai tertiup angin kala sepedanya melewati turunan yang begitu panjang.

Setelah sekian lama berkendara, akhirnya Sakura tiba ditempat yang ia tuju. Gadis itu pun memarkirkan sepedanya dihalaman dan melangkah menuju rumah minimalis didepan nya.

.
.
.

Langit musim gugur tampak cerah meski dengan kesan sendu yang kentara. Udara pagi yang sejuk membuat Sasuke betah berlama-lama berdiam diri dibawah selimut. Ini akhir pekan, itu artinya sekolah nya libur dan ia tidak akan di sibukkan dengan tugas-tugas yang membuat otak nya mulas berkepanjangan. Hari ini ia juga tidak memiliki janji dengan siapa pun selain dengan kasur tercintanya ini.

Ah, bahagia itu memang sederhana. Membayangkan tidur seharian saja membuat Sasuke bahagia tiada tara. Uchiha bungsu itu semakin melesakkan kepalanya pada bantal putih dan meringkuk dibalik selimut nya yang hangat. Suasana yang sepi dan damai membuat Sasuke kembali terbuai. Pemuda berzodiak Leo itu pun kembali menjelajahi dunia mimpi jika saja seseorang tidak mendobrak pintu kamarnya yang tak berdosa.

'Brak'

"Sasuke-kun!!!"

Lengkingan suara itu menggema di setiap sudut kamar nya. Ah, Sasuke kenal suara cempreng ini. Pemuda itu pun memilih mengabaikan 'penyusup' itu dan menarik selimut hingga menutupi kepala nya.

Kelakuan Sasuke membuat 'penyusup' itu berdecak dan menarik selimut yang membungkus tubuh Sasuke bagaikan kepompong.

"Sasuke-kun ..."

'Puk puk puk'

"Sasuke-kun bangun!!"

Sasuke masih bergeming.

"Kalau kau tidak bangun, akan ku cabut bulu kaki mu." ancam nya seraya duduk disisi tempat tidur.
"Akan kuhitung sampai tiga. Jika kau tidak bangun juga, jangan salahkan aku jika bulu kakimu berguguran seperti daun maple yang berserakan dihalaman rumahmu."

Sasuke masih belum membuka matanya, namun kening nya kini tampak mengkerut.

"Satu..."

"...."

"Dua..."

"...."

"Ti..."

Sesaat sebelum hitungan ketiga, Sasuke membuka matanya dan terduduk dikasur dengan tatapan mengarah pada sosok didepan nya dengan tajam. "Apa?!" dengus Sasuke seraya mengusak rambut nya dengan kesal.

"Ini masih terlalu pagi untuk merusuh di rumahku, Sakura."

Gadis berambut merah muda itu pun mengangkat bahu dan tersenyum tanpa dosa. "Kau janji akan mengantarku ke perpustakaan kota hari ini."

Sasuke kembali mendengus seperti banteng mendengar jawaban kekasih cerewet nya itu. Hah, dia lupa ada janji dengan Sakura hari ini. Sepertinya ia harus meng-cancel kencannya dengan sang kasur tercinta. Sasuke menghela nafas, kemudian keluar dari selimut dan melangkah dengan malas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Jangan lama-lama." Suara cempreng Sakura kembali mengudara.

"Cerewet."

.
.
.

Dark blue dan merah muda berjalan beriringan menelusuri jalan setapak, melewati taman yang biasa nya penuh dengan bunga dimusim semi. Sakura melarang Sasuke untuk menggunakan kendaraan dalam perjalanan mereka ini. Gadis itu bilang, suasana indah seperti ini tidak boleh diabaikan begitu saja. Sepanjang langkah menuju perpustakaan kota, Sakura terus berceloteh dan Sasuke akan menanggapi nya dengan singkat serta mendengus geli saat melihat Sakura takjub pada pemandangan disekeliling nya.

Sakura memang menyukai musim gugur. Ah, gadis cerewet itu memang menyukai semua musim. Sakura suka musim gugur karena ia bisa menyaksikan pohon-pohon meranggas habis daun- daun nya tanpa memperhatikan betapa cantik nya saat daun-daun memerah sebelum gugur.

Musim dingin ... karena Sakura bisa membuat boneka salju dan bermain lempar bola salju. Sasuke mendengus saat mendengar alasan gadis merah muda itu. Dasar bocah.

Musim semi ...

Pada musim ini terdapat banyak hal menarik seperti bunga sakura dan banyak tumbuhan lainnya yang mulai bersemi serta makanan yang lezat. Selain itu, karena aktifitas sekolah dan perkantoran dimulai pada bulan April, musim semi juga menjadi awal yang baru untuk bertemu dengan orang baru. Bagi Sakura, musim semi memberikan energi tersendiri untuk memulai sesuatu yang baru.

Dan yang terakhir... musim panas.

Berbicara tentang musim panas, yang akan terbayang dibenak Sakura adalah awan putih yang terbentang di langit biru, suara jangkrik, kerumunan orang yang mengenakan yukata, kibasan dari uchiwa (kipas dari plastik, bambu dan kertas yang biasa dipakai saat musim panas), dan tentu saja festival dan kembang api.

Jejak langkah Sakura terhenti ketika selembar maple rontok dan terbang perlahan kemudian jatuh tepat di hadapan lusuh ujung sepatu putih nya. Lentik kurus jemari Sakura memungut daun maple itu. Sejenak ia hirup aromanya yang bercampur dengan aroma lembab tanah. Kebiasaan yang tidak pernah kikis oleh waktu. Dulu Sakura kerap menghirup aroma daun jati kering atau daun randu di belakang rumah ketika musim kemarau menjelang sambil sesekali menengadah dan menatap luasnya langit, dan kebiasaan itu masih kerap Sakura lakukan meski bukan daun jati kering yang ia temukan.

Maple sangat identik dengan musim gugur atau autumn. Musim yang penuh dengan suasana coklat dan terlihat kelabu. Ketika musim gugur tiba, daun hijaunya akan berubah menjadi berwarna orange hingga merah, dia akan berguguran dan menutupi sekitarnya layaknya hamparan permadani alami yang indah, masih tetap berbentuk daun bintang, yang selalu indah dan meneduhkan. Daun yang memberikan pengaruh dan keteduhan ketika dia ada di pohonnya hingga dia akan berguguran di atas tanah.

"Kau tau Sasuke-kun, Maple memiliki 5 sudut yang memiliki arti kekuatan, kesederhanaan, kehangatan, keromantisan, dan kesetiaan." Sakura berkata seraya menatap Sasuke yang ikut berhenti disampingnya.
"Tapi selain itu, daun maple juga menggambarkan kesedihan, air mata, rasa sakit, sekarat, gloomy, dingin, ketenangan, kedamaian, nyaman, dan kenangan. Bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kau menemukan daun maple Jepang dengan sisi delapan, kau akan menemukan cinta yang abadi."

Warna daun maple pun selalu berubah sesuai musim seolah dia itu cerminan dari sikap manusia yang juga selalu berubah.

Sebelah alis Sasuke terangkat.
"Kau percaya?" tanya nya sangsi.

"Tentu saja aku percaya." jawab Sakura yakin. Harusnya Sasuke sudah bisa menebak, gadisnya ini memang mempercayai hal-hal seperti itu.

"Terkadang aku ingin menjadi pohon maple. Pohon yang melambangkan sebuah kesetiaan. Kelak ketika aku jatuh cinta suatu hari nanti, aku pun tidak akan mudah berpindah ke lain hati meski dia yang aku cintai pergi entah tidak perduli seberapa lama namun aku tetap akan menjadi sebatang pohon yang tegak berdiri menunggunya di tempat yang sama dan dengan perasaan yang sama."

Sasuke mendengus. "Dia yang kau maksud itu siapa?!" tanyanya ketus. Mungkin ia jengkel karena Sakura berkata seolah gadis itu tidak memiliki kekasih.

Sakura terkikik sebelum merangkul lengan Sasuke kemudian mendekap nya. "Tentu saja Uchiha Sasuke. Siluman ayam yang yang tampan, menyebalkan, tukang ngambek, tukang perintah dan juga manja."

Sasuke melotot mendengar kalimat gadis merah muda nya itu. "Aku ti-dak manja." elaknya seraya menghindari tatapan Sakura. Sasuke yakin, pasti kini wajahnya terlihat konyol dengan rona merah menyebalkan.

"Oh, benarkah?" goda Sakura. Manik hijau nya tampak geli melihat Sasuke yang tengah dalam mode tsundere nya.

"Diamlah, Sakura." Sasuke mendesis jengkel. Ia menoleh dan menatap gadis itu dengan tajam. Namun bukan nya takut mendapat tatapan setajam silet darinya, Sakura malah tertawa dengan nada yang terdengar menyebalkan ditelinga nya.

Kesal karena Sakura masih saja menertawakan nya, Sasuke pun mengambil tindakan.

'Cup'

Tawa Sakura tertahan oleh material lembut yang menyentuh bibirnya. Gadis musim semi itu membeku menatap Sasuke yang kini tengah mencium nya dengan lembut.

"Ternyata ciumanku selalu bisa membuatmu diam." Sasuke menyeringai tampan melihat wajah kekasihnya yang kini memerah bak tomat kesukaan nya saat pagutan mereka terlepas.

Sakura menundukkan kepala dan diam seribu bahasa. Wajah nya terasa panas dan terbakar. Mungkin terbakar oleh api cinta mereka sendiri.

Tangan Sasuke meraih bahu Sakura dan merangkul nya untuk melanjutkan langkah mereka yang terhenti. Guguran daun kering mengiringi langkah kedua nya menuju tujuan awal mereka. Sejenak Sasuke berhenti saat sehelai daun mapel hinggap di atas kepala merah muda gadis nya.

"Kalau kau bisa menangkap daun maple, kau akan jatuh cinta dengan orang yang berjalan bersamamu." ucap Sakura polos saat Sasuke menangkap daun di atas kepala nya. "Itu sama artinya dengan kau akan menikahi cinta pertamamu jika bisa menangkap daunnya."

Sasuke tersenyum tipis dan kembali mendekatkan wajah nya pada sang kekasih. "Aku memang sudah jatuh cinta pada orang itu dan akan menikahi nya suatu hari nanti." senyum nya berubah menjadi sebuah seringai yang mampu membuat semua gadis merona dan menjerit karena terpesona. Dan bibir tipis Uchiha bungsu itu kembali memagut bibir lembut sang kekasih dibawah guguran daun maple yang menghujani tubuh keduanya.

Selesai

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro