Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Asal Kau Bahagia

Sasuke tidak buta, juga tidak tuli. Ia hanya mencoba untuk mempertahankan apa yang menjadi milik nya, meski itu artinya ia harus menutup mata dan telinga atas kenyataan yang terpampang jelas di depannya.

Salahkah Sasuke jika ia mempertahankan miliknya? cintanya? hidupnya? Sasuke rasa tidak. Setiap orang berhak bahagia bukan? Ia juga manusia biasa yang ingin merasakan kebahagiaan, meskipun akan ada hati yang terluka nanti nya. Egoiskah? tapi Sasuke tidak peduli. Lagipula, cinta bisa membuat seseorang menjadi begitu egois bukan?

Sasuke tersenyum miris. Cinta ya? apa benar cinta itu ada? cinta yang tulus tanpa kebohongan? adakah?

"Sasuke-kun..."

Suara selembut beludu itu mengalihkan atensi Sasuke dari gelap nya langit malam, onyx pemuda itu menangkap siluet seorang gadis berambut merah muda tengah menatap lembut padanya.

Tatapan itu... benarkah itu ditujukan untuknya? senyum itu ... apakah hanya diberikan padanya?

"Sakura."

Sakura... gadis musim seminya, cintanya, kebahagiaannya, separuh jiwanya, dan juga hidupnya.

"Kau sedang apa?" tanya gadis itu cemas, "Kau sedang sakit. Udara malam tidak baik untuk tubuhmu, Sasuke-kun."

Sasuke diam tak menjawab. Netra sekelam malamnya yang kini tampak redup menatap emerald gadis didepannya. Sepasang zamrud yang selalu bisa memberi ketenangan pada dirinya, namun tidak kali ini. Entah kenapa saat menatap manik hijau daun Sakura hatinya merasa sesak, seolah jantungnya berhenti berdetak.

Kejadian tempo hari selalu berputar diotak nya. Kejadian yang sekuat tenaga ia enyahkan dari pikiran nya. Namun tidak bisa, karena itu menyangkut orang paling berharga dalam hidup nya.

-flashback-

Sasuke berdecak dan menghentikan laju mobil nya kala mendapati rambu lalu lintas berwarna merah. Uchiha muda itu seolah tengah dikejar waktu. Oh, salahkan saja lelaki pirang disamping nya ini. Sepertinya kata ceroboh akan selalu melekat dalam diri sahabat kuning nya itu.

"Santailah teme, kau bertingkah seolah kiamat akan datang besok saja."

Sasuke mendelik dengan tatapan tajamnya, sejenak Naruto mengkeret mendapat tatapan setajam silet dari sahabatnya itu. "Hn, besok adalah kiamat bagimu jika kita gagal dalam kerjasama kali ini."

Naruto meneguk ludah nya dengan susah payah mendengar kalimat bernada tajam itu. Naruto akui, ini memang salahnya. Dirinya lagi-lagi bersikap ceroboh. Tadi saat ia dan Sasuke hendak berangkat menemui klien ditempat yang sudah ditentukan, ia baru sadar bahwa berkas nya tertinggal di apartemen nya. Kalian bisa bayangkan betapa murkanya Sasuke kala itu. Umpatan dan sumpah serapah Sasuke layangkan pada Naruto yang hanya bisa pasrah saat mereka menuju apartemen Naruto untuk mengambil berkas penting itu.

Naruto tidak berani menyahut. Dalam hati pemuda pirang itu berdoa, semoga saja klien nya kali ini mempunyai kebaikan hati layaknya ibu peri. Manik shafire Naruto pun mengerling pada jendela mobil disamping nya kala melihat siluet yang tak asing dimata nya. itu kan...

"Teme, bukankah itu Sakura-chan?"

Sasuke menoleh begitu Naruto menyebut nama kekasihnya. Onyx hitam Sasuke pun mengikuti arah pandang sahabat pirang nya itu. Disana, ia memang melihat Sakura .... tengah tertawa bersama seorang laki-laki di sebuah kafe di seberang jalan sana.

"Sakura-chan bersama siapa, teme?"

"Sabaku No Gaara." gumam Sasuke setelah beberapa saat terdiam. Onyx nya tak lepas dari dua sejoli yang tampak bahagia dimata nya itu.

"Gaara? bukankah dia ..." Naruto tidak melanjutkan kalimat nya. Ia bisa melihat tatapan Sasuke menggelap dan rahang pemuda itu mengeras. Naruto tau, sahabat nya ini tengah menahan emosi nya yang mungkin siap meledak kapan saja. Dan setahu Naruto, bukankah Gaara adalah mantan kekasih Sakura?

Suara klakson yang saling bersahutan membuat keduanya tersadar dari keterpakuan mereka. Naruto baru akan membuka suara, namun ia urungkan saat melihat Sasuke kembali melajukan mobil nya dalam diam.

-flashback end-

Sasuke merasakan tangan hangat dan lembut Sakura menyentuh pipinya yang dingin. Sasuke memejamkan mata, meresapi kehangatan yang disalurkan sepasang tangan gadis nya itu. Namun kehangatan itu tak mencapai hatinya yang kini terasa kebas.

"Apa kau merasa sakit?" suara lembut Sakura membuat Sasuke membuka matanya.

Sakit?

"Ya, aku sakit." Sasuke menjawab tanpa melepaskan pandangannya dari sepasang zamrud Sakura.

"Bagian mana?" Sakura memeriksa tubuh Sasuke. Wajah, tangan dan luka-luka yang pemuda itu dapatkan akibat kecelakaan tempo hari.

"Disini." Sasuke membimbing tangan Sakura menyentuh dada kirinya, tempat dimana jantung pemuda itu berdetak.
"Rasanya sakit, hingga aku mau mati saja rasanya."

Sakura terpaku. Terpaku karena nada suara Sasuke yang begitu lemah dan terdengar menyedihkan di telinganya. Apa yang terjadi pada kekasih nya ini? kenapa Sasuke yang biasanya tampak berkuasa kini terlihat begitu rapuh?

"Kalau begitu aku akan menelpon Tsunade-shisou dan menyuruhnya datang kemari untuk memeriksamu." gerak tangan Sakura yang ingin meraih ponselnya tertahan oleh tangan besar Sasuke. Gadis merah muda itu menoleh pada Sasuke.

"Tidak perlu. Bahkan seorang dokter tidak akan mampu menghilangkan sakitnya."

Sakura yang mendengarnya pun mengerang frustasi. "Lalu apa yang harus kulakukan?"  Tidakkah pemuda itu mengerti bahwa ia sangat cemas saat ini?

Sasuke terdiam dan membalik tubuhnya membelakangi Sakura. "Berhenti berbohong." lirihnya.

"A-apa?"

"Berhenti bohongi dirimu sendiri."

"Apa maksudmu, Sasuke-kun?" Sakura yang tidak mengerti melangkah dan berdiri didepan kekasih raven nya itu.

"Kau tidak mengerti maksudku?" tanya Sasuke seraya menatap manik hijau Sakura. "Maksudku adalah, jangan bohongi dirimu sendiri. Jangan bersikap seolah-olah kau bahagia bersamaku disaat hatimu menangisi pria lain."

Sakura mencelos mendengar penuturan Sasuke. Apa pemuda itu ....

"Sasuke-kun, kau ..."

"Ya, aku tahu." Sasuke tersenyum miris. "Aku tahu kau diam-diam masih menemuinya. Aku tau kau selalu memikirkannya. Dan aku tau kau masih menginginkannya bukan?"

"Sasuke-kun, aku ..."

Sasuke menggeleng menyuruh Sakura untuk mendengarkannya kali ini.

"Kau adalah segalanya untukku, Sakura. Akan kuberikan apapun untukmu, meski nyawaku sekalipun. Aku punya segalanya. Harta, kekuasaan, ditambah kau yang hadir dalam hidupku. Aku merasa sempurna. Aku merasa Tuhan begitu baik padaku. Tapi aku salah, manusia memang tidak ada yang sempurna. Aku memang memilki dirimu yang melengkapi hidupku. Hanya dirimu, ragamu, tapi tidak dengan hatimu."

Entah sejak kapan airmata sudah membanjiri pipi Sakura. Gadis merah muda itu menangis dalam diam. Jadi Sasuke sudah tau? sejak kapan? apa sejak kecelakaan itu? sejak saat itu sikap Sasuke memang agak berubah. Kekasih nya itu jadi lebih diam dari biasanya.

"Kau tau Sakura?" suara serak Sasuke kembali terdengar, "Jika kau jujur dari awal, sakit nya mungkin tidak akan separah ini." Sungguh, Sasuke adalah orang yang keras dan tak kenal ampun. Namun kini pemuda itu tampak hancur hanya karena seorang wanita.

Sakura semakin menundukkan kepala. Airmata semakin deras keluar dari pelupuk matanya.

"Jika kau jujur dari awal, kau mungkin tidak akan tersiksa dalam hubungan ini."

Sakura menggeleng. Tidak, ia tidak tersiksa dalam hubungannya dengan Sasuke. Mungkin diawal iya, karena Sakura merasa mempunyai hutang budi pada Sasuke karena pemuda itu telah menyelamatkan nyawa ayahnya. Tapi seiring berjalannya waktu, Sakura mulai bisa menerima kehadiran Sasuke. Sikap lembut pria itu, perhatiannya, kasih sayangnya, cintanya. Semua sifat itu Sasuke tunjukkan hanya untuknya.

Sakura mendongak begitu merasakan sepasang tangan menghapus airmata yang menganak sungai dipipi nya.

"Jangan menangis, kumohon." lirih Sasuke. "Aku akan melakukan apapun untukmu. Apapun, Sakura. Meskipun harus melepasmu, akan kulakukan. Asal kau bahagia."

Sakura tidak bisa untuk tidak memeluk Sasuke dan terisak didada pria itu. Cukup, ia tidak ingin mendengar kata-kata pria itu lagi. Kata-kata yang begitu menyayat hatinya.

"Jangan tinggalkan aku Sasuke-kun, kumohon." pinta Sakura seraya mengeratkan pelukan nya. "Aku salah, aku tidak jujur padamu, maafkan aku. Aku sudah mengakhiri urusanku dengannya, dan aku ingin mengawali semua dari awal bersamamu Sasuke-kun. Aku mohon jangan tinggalkan aku."

Sasuke membalas pelukan Sakura yang kini semakin terisak di dadanya. "Kau tau aku selalu memaafkanmu, Sakura."

Ya, Sasuke akan selalu memaafkan bunga musim seminya itu. Selalu.

Selesai

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro