Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Selfharm

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Cousin!Riou x Cousin!Saburo
Genre: Hurt,Comfort,Bromance
Warn: OOC,Typo and others

Saburo duduk dibawah shower air dingin yang sedari tadi menyala tanpa henti,ia tengah menangis sembari menggores-goreskan lengan dan kakinya menggunakan pisau cukur yang ia beli sepulang sekolah. Darah kembali menetes di ubin putih kamar mandi. Tak lama berselang,suara pintu depan terbuka ia dengar,"Tadaima..."

Riou berjalan masuk sembari menenteng ranselnya yang entah apa isinya itu,saat ia mendengar suara isakan dari kamar mandi kamar mereka,ia segera menjatuhkan tasnya dan berlari ke kamar mandi dan menggedornya dari luar,"Saburo!! Saburo!! Buka!!"namun Saburo tak mengindahkan panggilannya dan kembali menggoreskan pisau cukur itu ke lengan putihnya hingga darah membanjiri lantainya dan ia merasa mulai pusing dan kedinginan. Riou yang panik,langsung mendobrak pintunya hingga engselnya lepas dan menatap tubuh babak belur Saburo yang membelakanginya,serta darah. Saburo menunduk,ia menangis dengan mata yang tertutup poninya, Riou segera mematikan shower itu dan meraih handuk,ia segera menyelimuti punggung sempit Saburo dengan handuk dan menggendong anak itu ala bridal,ia lalu mendudukkan Saburo diatas kasur mereka dan memakaikannya mantel mandi serta bokser. Ia lalu mengambil P3K yang tergeletak diatas nakas Saburo lalu menuangkan sedikit alkohol di kapas. Ia dengan hati-hati mengoleskan alkohol itu pada luka dilengan Saburo,yang mengerang pelan tanda ia kesakitan.

Riou kemudian memotong perban dan ia mulai mengobati satu demi satu luka di tubuh mungil Saburo-nya dengan perlahan. Ia menatap Saburo yang tertunduk,dengan hati-hati ia menaikkan dagu anak itu dan menatap wajah Saburo yang dipenuhi luka lebam. Lagi,Riou mengobati wajah anaknitu dan memastikan hidungnya tidak patah,ia kemudian menatap Saburo sendu,"Apa yang terjadi?"ia bertanya lembut,tanpa memerdulikan lukanya,Saburo langsung menghambur dan memeluk Riou dengan sangat erat,"Mereka membullyku lagi! Aku tak tahu apa kesalahanku pada mereka hingga mereka melakukan ini denganku! Aku muak!! Muak!! Aku hanya ingin..."

Riou membalas pelukan Saburo dengan hati-hati dan bertanya,"Ingin?"Saburo menarik napasnya lalu berteriak di pelukan Riou,"I JUST WANNA DIE!! I'M TIRED!! I... I JUST WANNA DIE!!"Riou menghela napas kasar,ia kembali memeluk Saburo dengan lembut dan hati-hati,ia berkata,"Lalu menyia-nyiakan perjuanganmu selama ini? Kau sudah berjuang sejauh ini dan ingin menyerah begitu saja?"

Saburo menggeleng kecil,"Iyada..."ia menggumam sebagai jawaban. Riou mengelus surai hitamnya dengan lembut,"Kalau begitu,"ia tersenyum,"Jangan menyerah."

Saburo kembali menunduk,"...baiklah."sahutnya dengan nada rendah,Riou kembali memeluk Saburo dan membiarkan Saburo tertidur dipelukannya yang hangat. Selama seminggu lebih Saburo tak dapat masuk ke sekolahnya karena luka yang ia alami cukup parah,namun terror dari para siswa yang membullynya tak berhenti. Mereka mulai menerror Saburo lewat spam email,chat dan lainnya. Yang hanya ditanggapi Saburo dengan datar tanpa terlalu peduli.

Terror itu semakin parah saja,dan ia tetap tersenyum dihadapan Riou seolah tak ada masalah apapun namun Riou tahu yang sebenarnya,ia sengaja tak memaksa Saburo menceritakannya karena ia tahu itu bisa berakibat fatal pada mental Saburo yang hancur. Sampai suatu ketika saat Saburo tengah duduk merenung di jendela besar apartemen mereka,Riou menatap Saburo sendu lalu bertanya lembut,"Saburo,kau tak apa-apa?"

Saburo menoleh dan melemparkan senyum manis khasnya,"Aku gak apa-apa kok... hanya sedikit merenung saja!"Riou yang paham akan keadaan Saburo hanya diam,ia menatap sorot mata Saburo yang terlihat terluka dan kesepian serta merasa sangat sedih akan nasibnya,ia berjalan mendekati Saburo yang kini hampir seluruh tubuhnya sudah tertutupi perban tebal,ia lalu duduk disamping Saburo dan menyandarkan kepala anak itu ke bahu lebarnya,"Menangislah,tak apa."

Saburo meronta pelan,"Aku gak sedih kok! Aku gak apa-apa!"Riou segera menyahut,"Ayolah... kau manusia, ingat itu. Kau tak bisa selamanya bertindak baik-baik saja dan menyembunyikan semuanya,Yamada Saburo."Saburo terdiam,ia menunduk menatap kedua kakinya,ia lalu menghela napasnya kasar saat ia rasakan matanya mulai memanas.

Saburo menundukkan wajahnya hingga kedua matanya tertutup poninya yang mulai memanjang,ia meneteskan air matanya diatas celana hitam selutut yang ia pakai,"Aku lelah dengan semuanya... aku... aku capek... terror itu tak kunjung selesai walau aku akhirnya keluar dari sekolah itu. Aku lelah sekali membohongi diri sendiri dan bertindak seolah semuanya baik-baik saja. Lelah sekali rasanya..."kata Saburo disela isakan kecilnya,Riou segera memeluk bahu anak itu dan tersenyum teduh,"Kau boleh saja lelah,dan ingin menghentikan semuanya. Tapi kau harus ingat,kau tak boleh menyerah,ok?"Saburo hanya mengangguk,"Oh ayolah, jangan terlalu dipikirkan dulu saat ini, hei adik sepupuku yang paling manis kawaii ini,jangan sedih terus dong. Nanti kawaiinya ilang ga ada yang suka lho."bujuk Riou diselipkan sedikit gurauan ringan.

Memang ia dan Saburo sebenarnya hanya sepupu,jadi sekalipun ia ingin menjadikan Saburo sebagai miliknya, itu tak bisa ia lakukan karena ia dan Saburo adalah sepupu dekat.

Kedua sudut bibir Saburo naik 10 derajat,senyum tipis ia keluarkan menanggapi gurauan ringan Riou. Riou ikut tersenyum saat ia melihat senyum Saburo,dengan gemas,ia mengusak surai hitam sepupunya itu dan kembali memeluknya,"Better?"ia bertanya pada Saburo,yang hanya diangguki singkat oleh Saburo.

Riou dengan sengaja membiarkan Saburo tidur dipundaknya,ia tahu kalau sang adik kelelahan dengan semuanya,ia hanya tersenyum saat ia menatap wajah damai Saburo.

Pagi pun tiba,Saburo terlihat pucat pasi didepan pintu apartemen mereka berdua,"KYAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"ia berteriak senyaring mungkin hingga akhirnya Riou datang,Riou menatap Saburo lalu bertanya,"Ada apa sih? Masih pagi udah teriak-teriak aja kamu."Saburo bergeser dari depan pintu dan memperlihatkan sebuah organ manusia yaitu jantung yang tergeletak tertusuk pisau.

Saburo akhirnya kembali masuk karena ketakutan dan membiarkan Riou menangani organ itu. Riou segera memasukkannya ke kantung ziplock lalu membakarnya di basement apartemen,tak lama ia kembali dan mencuci tangannya terlebih dahulu saat ia menatap Saburo yang meringkuk dengan tatapan kosong dan dingin. Ia dengan hati-hati mendekati Saburo dan saat ia sudah cukup dekat,Saburo tiba-tiba mengancungkan sebuah gunting yang sangat tajam,"Mundur!!"teriak Saburo lirih,"Atau... atau aku akan membunuhmu disini!"tanpa memerdulikan peringatan Saburo, Riou dengan nekat mendekati Saburo saat Saburo semakin menodongkannya.

Saburo akhirnya membalik arah mata guntingnya,ia membaliknya ke arah leher putihnya,dengan tatapan gila dan kosong,ia menghujamkan gunting itu dengan sangat cepat hingga tak seorangpun bisa menahannya,tak seorangpun kecuali Riou. Riou berhasil menghentikan Saburo tepat ketika gunting itu akan menusuk leher putihnya,"ARE YOU INSANE HUH?"bentaknya saat ia berusaha merebut gunting itu,Saburo mengangguk,"YES! I'M INSANE! WHY?!"ia membalas bentakan Riou dengan bentakan lainnya,"CAUSE I'M NOT LONGER HUMAN!"

Riou segera menatap kedua manik hetero yang sedari tadi menatapnya dingin dan tajam,"Kenapa... kau lakukan itu?"tanyanya hati-hati,"Kenapa kau ingin menyerah sekarang?"ia kembali melembutkan kata-katanya pada Saburo,manik hetero itu berubah menyendu,Saburo menunduk dalam,"Cause... i'm not longer human. Aku bukan manusia lagi. Aku nggak waras,sinting,dan lemah."

Tamat

[A/N]
Wihiii~

Jan lupa voment

Regards
Ark

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro