Paris i'm in you(?)
Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Fluff and others
Warn: OOC,Typo,Kesalahan tulisan dan kesalahan tempat
Enjoy
Entah bagaimana ceritanya,semua line ketiga masing-masing divisi diwajibkan tinggal bersama oleh Ichijiku. Jadilah mereka berenam menyewa sebuah apartemen besar di tengah distrik Ikebukuro,saat memilih kamar yang hanya ada tiga,Riou dapat kamar yang cukup besar untuk ditempati sendiri,dan ia memilih Saburo sebagai teman sekamarnya. Begitu pula Dice,ia memilih Doppo sebagai teman sekamar dan Rei memilih Hitoya sebagai teman sekamar.
Pada mulanya,Saburo ingin tidur diatas tapi ditolak Riou dengan alasan,"Nanti kamu jatuh."padahal alasan sebenarnya adalah,'Kamu uke-ku.'ehm,mari lanjutkan. Dan jadilah Saburo tidur di ranjang bawah karena keduanya sepakat memakai ranjang bertingkat untuk menghemat tempat.
Saburo dan Riou,kesehariannya cukup normal,kecuali saat semua anak line ketiga heboh menghadang Riou yang ingin memakai dapur. Sedikit berbeda dengan Dice dan Doppo yang seperti simbiose parasitisme dimana Dice sering memakai uang dan Doppo yang berjuang mengumpulkannya,jadilah Dice seringkali dirantai di apartemen agar tidak pergi ke tempat pachinko. Kejam ya? Ya kejam,supaya pengeluaran tak terlalu membengkak. Lain Dice-Doppo,lain lagi Rei-Hito. Rei dan Hitoya sama-sama pekerja keras, sama-sama kaya raya,dan banyak lagi kesamaan mereka berdua,mereka tidur di ranjang masing-masing yang berukuran queen size,hamdalah kamarnya paling besar,jadi kedua ranjang itu muat di kamar mereka.
Kalau soal sarapan pagi,biasanya secara bergantian,senin Amayado Rei, selasa Hitoya Amaguni,rabu Kanonnzaka Doppo,kamis Arisugawa Dice,jumat Riou Mason Busujima, sabtu Yamada Saburo,akhir minggu kalau tidak masak bareng ya pesan antar. Sasuga line ketiga.
Setiap hari mereka berenam akur-akur saja dan tidak seperti line lainnya yang hobi sekali berkelahi,dan suatu ketika,Dice masuk dengan wajah bahagia,"Gue menang tiket ke Eropa!!"katanya dengan mimik bahagia,wah hebat sekali Dadu kita ini ya. Doppo hanya menaikkan kepalanya sedikit dan menatap Dice jengah,"Aku gak bisa pergi, pekerjaan milikku sangatlah banyak."Rei menaikkan kacamata hitamnya,"Wow, anak muda,kau menang berapa tiket?"tanya Rei penasaran,Hitoya yang baru saja pulang langsung dihadiahi kecupan singkat dari Rei. Dice hanya tersenyum tipis,"Dua tiket."Riou yang sedari tadi menyimak hanya menyahut,"Aku dan Saburo punya dua tiket. Rei-san dan Hitoya-san bagaimana?"tanya Riou sembari menggedikkan bahunya,"Ah... aku juga baru saja diberi bonus oleh kantorku,satu tiket ke Eropa juga."sahut Hitoya,Rei hanya tersenyum miring,"Aku baru saja membeli tiketnya,"
"Ini kita kok bisa samaan gini sih hadiahnya?"tanya Saburo sembari mengibas-ngibaskan kausnya hingga perut mulusnya terekspose sempurna, Riou yang melihatnya langsung membuang muka,"Hei."gumamnya pelan,ia mengambil jaketnya dan memakaikannya di pinggang Saburo agar tak ada yang melihat perut mulus Saburo,"Seperti biasa eh,"Rei tertawa ringan,"Posesif."tawanya semakin keras saat Riou membuang mukanya yang sedikit memerah,"Hei!" Hitoya ngambek tidak jelas,"Ini liburannya gimana? Bukannya Saburo gak bisa karena masih sekolah dan Doppo masih sibuk bekerja?"Saburo menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum nyaris menyerigai,"Tidak apa,aku mendapat libur karena aku menang olimpiade dan liburnya itu cukup lama,kira-kira dua minggu."
Doppo yang mendengar namanya dibawa-bawa langsung menoleh,"Maaf maafkan aku,maaf maaf maaf aku mengacaukan liburan kalian,maaf maaf."Rei langsung menepuk pundak sang budak korporat,ia tersenyum kebapakan,"Tak apa,nanti kami-"
"NANTI KAMI BANTUIN KELARIN TUGAS LO!! BIAR SEMUANYA BISA LIBURAN BARENG,DOP!"teriak Dice semangat sembari mengepalkan tangannya semangat,keempat orang lainnya hanya bisa mengangguk dan secara bergantian menyelesaikan tugas Doppo. Setelah semua tugas Doppo selesai,mereka berenam segera pergi ke kamarnya masing-masing untuk segera mempacking barang bawaannya,"Riou-san,"panggil Saburo pada teman sekamarnya,"Hm?"Riou menggunakan dehaman sebagai sahutan,"Jangan bawa yang aneh-aneh."perintah Saburo,"Aneh-aneh?"Riou membeo bingung,"Pisau lipat,tenda,apalah itu."Riou hanya ber-oh-ria,ia mengusak surai hitam Saburo hingga acak-acakan dan menatapnya seolah Saburo adalah mangsa,"Kalau bawa kamu,boleh gak?"ia menggendong Saburo dengan sebelah lengannya dan semakin menyerigai ketika Saburo menatapnya sedikit ketakutan,"Ugh... tentu saja!"serigai Riou semakin melebar ketika ia mendekatkan wajahnya pada wajah Saburo, mengecup bibir manis itu lembut,dan menurunkan Saburo. Pipi Saburo memerah,ia memukuli punggung Riou sembari mengomeli pria itu yang hanya disambut dengan tawaan ringan.
Keduanya segera mengepak isi tas mereka agar besok pagi mereka hanya tinggal bersantai menunggu jam keberangkatan,setelah mengepak isi tas mereka yang hanya sebuah koper dan sebuah ransel,Saburo menatap ransel milik Riou lalu membukanya,"Lah ini buat apaan?"tanyanya ketika ia mendapatkan sebuah benda yang ia sendiri tak tahu itu apa,namun terlihat seperti balon,"Eh itu..."
"Kalau ga penting ya ditinggal aja."dengan cuek,Saburo mengeluarkan 'balon' itu dan meletakkannya kembali di laci milik Riou,saat Saburo sedang memasukkan 'balon' itu,tiba-tiba Rei masuk,ia menatap Saburo yang sedang memegang 'balon' itu dan ganti menatap Riou,yang ditatap hanya bisa cengengesan,belum saja tertampol sama bapak Rei.
BLETAKKK!!!
Benar saja,dengan galak,Rei menjitak kepala Riou yang sudah menodai kepolosan anak bungsunya,Riou hanya memasang wajah cemberut dan mengusap kepalanya yang habis dipukuli oleh sang calon mertua. Sementara itu,Saburo terkekeh geli menatap interaksi teman sekamarnya dengan sang ayah,oke,setidaknya Saburo mau menganggap Rei sebegai ayahnya. Riou memanyunkan bibirnya yang justru mengundang Rei untuk menaboknya sekali lagi.
Esok hari pun tiba,semua line ketiga yang tinggal di apartemen itu kini sedang bersantai di bandara, menunggu jam keberangkatan mereka. Cukup damai sih,tidak ada pertarungan tak penting dari mereka yang justru sekarang sedang sibuk dengan teman sekamarnya masing-masing. Riou sibuk mengelapi bibir Saburo yang berlepotan cairan cokelat,sementara Rei sibuk memakani jatah roti milik Hitoya dan Dice sedang menyuapi Doppo karena baginya Doppo makan terlalu lama. Terlihat menggemaskan sekali, maklum saja karena mereka sebenarnya tak ada alasan untuk bertarung diluar panggung rap battle.
Saburo mengulum senyum,sebelum senyum itu digantikan rona merah pekat karena Riou menjilat sudut bibirnya lalu menciumnya didepan ayahnya. Benar saja,Rei yang melihatnya kontan menggebrak meja sebelum Hitoya harus turun tangan untuk menenangkan Rei dengan mengijinkan pria itu mengecup bibirnya didepan umum. Riou hanya terkekeh geli saat Saburo menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa malu. Tak lama, keenamnya pun menaiki pesawat keberangkatan ke Paris. Dice sibuk memakan cemilannya sebelum ia dihadiahi pukulan gratis dari Doppo yang sebal karena tak bisa tidur. Sementara itu Riou sedang mengelus surai hitam Saburo yang sudah tertidur di bahunya.
Sesampainya mereka di Paris,dan kini mereka sudah di hotel. Masing-masing mendapatkan satu kamar termewah di hotel termahal di Paris, Saburo menatap kamarnya yang kelewat mewah dengan mata yang sedikit berbinar senang sementara Riou memeluknya erat dari belakang, ia mengendus aroma lime dari ceruk leher Saburo dan menjilatnya karena usil,"Emh..."Saburo segera membekap mulutnya saat ia tanpa sengaja mengeluarkan desahan manis itu dari bibir cherrynya,Riou semakin menyerigai,ia membuat sebuah kissmark di ceruk leher Saburo, membalik tubuh anak itu dan mencium bibirnya lembut tanpa memerdulikan penolakan Saburo yang berakhir pasrah saat ia dicium seperti itu,tangan besar Riou secara perlahan masuk ke kaus yang dipakai Saburo,mengelus perut rata Saburo dan berakhir di dada Saburo,"Engh... damare..."pinta Saburo diantara erangannya,Riou segera melepas ciumannya dan mengeluarkan tangannya,"Ma-maaf berlebihan."kata Riou canggung,Saburo kembali memeluk teman sekamarnya,"Gak apa."sahutnya lalu membereskan isi kopernya untuk disusun rapi. Riou kembali tersenyum penuh arti saat ia melihat kegesitan Saburo,pikirannya memutar ingatan ketika Saburo tanpa sengaja mendesah karena ciumannya, ia bergumam,"Entah kenapa aku ingin menyentuhnya lebih jauh."namun segera ia tepis pikiran itu,ia tak ingin membuat pandangan Rei kepadanya semakin memburuk. Saburo yang sudah selesai membereskan isi kopernya pun mandi,ia berendam nyaman di bath-up berisi air hangat saat Dice dan Doppo tiba-tiba datang ke kamarnya,yang ia tempati bersama Riou. Saburo hanya mendengar sayup percakapan keduanya,ia selesai tak lama setelahnya dan keluar hanya memakai kaus tanpa lengan dan celana sepaha,sungguh mengundang nafsu Riou yang seperti singa liar. Riou,Dice,dan Doppo yang melihat pemandangan 'indah' itu seketika membuang mukanya yang memerah, lalu Riou memakaian Saburo kemejanya untuk menutupi bahu Saburo,dan mengikatkan kemeja cadangannya di pinggang Saburo guna menutupi paha mulus tanpa cela milik Saburo. Mereka bertiga sepakat untuk pergi ke Passerelle des Arts, atau lebih populer sebagai jembatan gembok cinta,Dice mengacungkan gembok yang sudah ia beli,begitu pula Riou yang mengacungkan gembok yang ia titipkan pada Dice,Saburo hanya menaikkan kedua alisnya,lalu mengganti pakaiannya dan setuju untuk pergi ke jembatan itu.
Sesampainya mereka di jembatan itu, Riou menatap gembok yang berukirkan namanya dan nama Saburo,
Riou Mason Busujima
♡
Yamada Saburo
Ia ganti menatap Saburo yang sedang menatap sungai Seine dalam diam, tersenyum tipis setelahnya,Riou menggantungkan gembok itu lalu melemparkan kuncinya jauh-jauh ke sungai Seine, menyegel hubungan mereka dalam cinta. Ia memang belum memiliki hubungan apapun dengan Saburo lebih dari teman sekamar,tapi ia yakin ia bisa mendapatkan hati Saburo. Ia kemudian menepuk bahu Saburo, ikut menatap arah pandang sang bocah dan tersenyum bersama,ia mengeluarkan kamera yang kebetulan ia bawa dan mengabadikan moment itu bersama Saburo yang tersenyum manis. Sementara itu Dice yang sedang melempar kunci itu,pinggang rampingnya dipeluk Doppo dari belakang,merebut kunci itu sebelum melemparkannya sejauh mungkin, walau tak bisa sejauh Riou.
Setelah puas berjalan-jalan di Passerelle des Arts, mereka berempat memutuskan untuk pergi ke Tuileries Gardens dan berfoto ria disana,Dice dengan segala kerecehan yang ia miliki,berpura-pura melamar Doppo di taman itu dan dihadiahi tendangan maut dari Doppo sementara Riou dan Saburo hanya tertawa puas melihat interaksi keduanya. Mereka berempat pun berfoto disana,tanpa memerdulikan tatapan orang disekeliling mereka,puas dengan berjalan-jalan di Tuileries gardens, rasa lapar pun menghampiri,mereka memutuskan untuk makan di Cafè de flore, cafe terkenal dan tertua di Paris.
Makan disana tidaklah semulus yang mereka bayangkan,Dice dengan sejuta kerecehan yang ia bawa kemanapun justru membawa masalah kecil pada mereka berempat karena tawanya yang cukup keras. Mereka pun pulang setelah puas berjalan-jalan mengelilingi kota Paris dan membeli cukup banyak oleh-oleh dan cemilan disepanjang jalan.
Riou merebahkan tubuh besarnya di tempat tidur,ia menoleh dan menatap wajah damai Saburo yang sudah tertidur lelap,dengan senyum menghiasi wajah shota-nya yang menggemaskan. Riou mendekatkan wajahnya dengan wajah shota Saburo, tersenyum tipis sebelum mencium bibir cherrynya lembut, mengulum bibir dan memainkan lidah Saburo menggunakan lidahnya, melakukan French kiss. Ia kemudian ikut terlelap setelah memeluk Saburo dengan erat,seolah takut kehilangan.
Keesokan harinya,mereka berenam sepakat untuk pergi ke menara Eiffel, hanya untuk menikmati pemandangan kota Paris dari atas. Saburo tak henti berdecak kagum, mengundang senyum dari Riou sebelum senyum itu tergantikan oleh tatapan tak suka karena Saburo digoda oleh para pria lain yang tidak lebih tinggi darinya. Ia menarik lengan Saburo dan memeluk anak itu posesif sebelum berbicara dalam bahasa Prancis,"Dia milikku, jangan berani menyentuhnya!" Saburo hanya memiringkan kepalanya karena ia tak mengerti maksud ucapan Riou,namun para penggoda rendahan itu tak semudah itu menyerah,"Kenapa kau berani sekali mengklaimnya sebagai milikmu?" tanya merek dengan nada menantang,"Karena," Riou menjeda ucapannya,"Dia istriku-"
"Dan juga putraku." sahut Rei tajam,ia tak suka saat putranya diganggu oleh pria lain. Riou menoleh,menatap Rei yang sudah melepas kacamatanya dan merenggangkan otot tangannya, bersiap memukul sebelum,
Bugh!
Riou sudah terlebih dahulu menekan tengkuk salah satu pria itu hingga pingsan dengan Saburo yang masih berada dalam pelukannya. Saburo yang tidak mengerti hanya mengedipkan kedua matanya polos ketika Riou dan Rei saling melemparkan tatapan bersahabat.
Sore menjelang malam,mereka pulang ke hotel karena kelelahan, Saburo duduk di tepi ranjangnya, menatap keluar jendela dan tersenyum,ia lalu menyandarkan kepalanya ke bahu lebar Riou dan memejamkan kedua manik heteronya,"Terima kasih untuk hari yang indah ini."katanya sembari menyentuh lengan Riou yang melingkar manis di pinggang rampingnya,Riou tersenyum ia menatap Saburo yang menatapnya dalam,ia menarik Saburo untuk duduk di pangkuannya,menangkup pipi putih Saburo yang menatapnya polos,namun ia tahu kalau diantara binar polos Saburo,terselip binar nakal yang lucu baginya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Saburo yang mulai memerah, kemudian memejamkan matanya, mengecup bibir Saburo yang juga memejamkan matanya,merubah kecupan itu menjadi ciuman manis yang tak memiliki kesan dominasi dan nafsu didalamnya,memperdalam ciuman itubdengan cara melilitkan lidahnya pada lidah Saburo,lalu mengabsen rongga mulut Saburo.
Saburo memukul-mukul bahunya pelan,kehabisan oksigen. Riou segera melepas ciumannya dan menatap Saburo lembut,menatap kedua manik hetero yang memancarkan binar bahagia walau wajahnya sudah memerah pekat. Ia kembali mencium Saburo dengan latar belakang malam yang indah di Paris.
Keesokan malamnya,ia mengajak Saburo untuk makan malam di Cafè di hotel yang mereka tempati, tempat dimana Riou berencana melamar Saburo denfan latar belakang menara Eiffel. Ia menatap Saburo yang duduk dihadapannya sembari memakan hidangan yang mereka pesan,yaitu, Carpaccio de st.Jacaues dan lainnya, ia tersenyum menatap Saburo,yang sedang mengelap bibirnya menggunakan saputangan.
Riou meminta piring mereka dibereskan dan hidangan penutup,ia lalu menggenggam tangan Saburo dengan lembut,mengeluarkan sebuah kotak beludru hitam,khas Riou sekali. Ia berkata lembut pada Saburo,"Maukah kau menjadi milikku selamanya walaupun maut memisahkan?"Saburo menatap Riou dengan binar terharu,"Ya,aku mau."ia menjawab pertanyaan Riou bersamaan dengan letusan kembang api karena kebetulan sedang ada festival di menara Eiffel.
Riou tersenyum lembut ketika memakaikan cincin yang sudah ia persiapkan pada jari manis Saburo,ia lalu berkata pada dirinya sendiri,"Tinggal bagaimana caranya agar Rei-san menyetujui dan merestui hubunganku dengan Saburo." Ia kemudian mengelus surai hitam Saburo yang sedang menangis terharu,"Saburo,c'est la vie. Aishiteiru."
Tamat
[A/N]
This is so fucking fluff!!! (0////0)
Jan lupa vote dan komen
Regards
Ark
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro